Professional Documents
Culture Documents
RENNY SUWARNIATY
BATASAN
Gagal jantung akut adalah suatu sindroma klinis yang disebabkan : Ketidakmampuan miokard untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan tubuh
PATOFISIOLOGI / ETIOLOGI
Gagal jantung dapat terjadi karena: - Faktor mekanis : defek struktural yang memberi beban berlebih pada miokard
ETIOLOGI
1. PJB terutama : - Kelainan dng pirau kiri ke kanan (L - R shunt) yang besar - Kelainan obstruksi VKi maupun VKa 2. Kelainan jantung yang didapat : - Miokarditis - Penyakit jantung reumatik - Endokarditis infektif
3. Aritmia : - Paroxysmal atrial tachycardia (PAT) - Fibrilasi / flutter atrium - AV block total 4. Iatrogenik : - Pasca operasi jantung terbuka (VSD) - Overload cairan - Terapi adriamycin
5.Non kardiak : - Tirotoksikosis - Fistula arterio-vena sistemik - Penyakit paru-paru akut dan kronis - Penyakit kolagen atau neuromuskuler
Perubahan susunan gas darah / pH: Asfiksia neonatorum iskemia miokard disfungsi otot papiler curah jantung menurun Obstruksi jalan nafas atas / bawah : - Pembesaran adenoid-tonsil - Laringomalasia (PaO2) pH mempengaruhi miokard dan pembuluh darah paru / sistemik
Penyebab gagal jantung dapat dibagi menurut gangguan daya kerja (performance) miokard.
Beban volume (volume overload) ventrikel :
High output stage (anemia) - Pirau kiri ke kanan - Insufisiensi (regurgitasi) katup mitral - Fistula arteri-sistemik
--
MANIFESTASI KLINIS
Dibagi dalam 3 kategori :
Tanda-tanda daya kerja miokard yang terganggu: Gangguan pertumbuhan, berkeringat, kardiomegali, takikardia, irama gallop, perubahan pada pulsus perifer termasuk pulsus paradoksus dan alternans
DIAGNOSIS
Anamnesis Pemeriksaan fisis
Pemeriksaan penunjang
Diagnosis gagal jantung dibuat berdasarkan anamnesis, gejala klinis, pemeriksaan fisik, dan foto torak.
Pemeriksaan EKG membantu untuk mendiagnosis etiologi (misalnya disritmia).
Tanda gagal jantung yang paling sering ditemukan adalah: takikardia, irama gallop, kardiomegali, gagal tumbuh, berkeringat, takipnu, hepatomegali, dan edema palpebra
DIAGNOSIS BANDING 1. Efusi perikardial: CTR besar, vaskularisasi paru sepi. 2. Pada bayi dengan infeksi saluran pernafasan bagian bawah : (bronkiolitis, pneumonia).
Bila terdapat bising, kardiomegali, atau sianosis hebat, kemungkinan besar adalah kelainan jantung.
PENATALAKSANAAN
1. Eliminasi penyebab dasar : operasi koreksi untuk penyakit jantung bawaan.
TATALAKSANA UMUM
1. Beri O2 40-50% dengan pelembab 2. Sedasi dengan morphin 0,1-0,2 mg/kg/dosis s.c. kalau perlu tiap 4 jam, atau Phenobarbital 2-3 mg/kg/dosis p.o/i.m. setiap 8 jam selama 1-2 hari 3.Eliminasi faktor pencetus : demam diberi antipiretik, anemia diberi transfusi PRC sampai PCV > 35%. 4. Atasi penyakit dasar seperti hipertensi, aritmia, atau tirotoksikosis
- Diberikan 1/3 dosis ; sisanya dibagi 2 dengan interval 8-12 jam. Bila diberikan secara intravena dosis harus dikurangi 25% - Dosis digitalisasi rumatan: Prematur : 0,005 mg/kg/hari < 2 th : 0,01 -0,01 mg/kg/hari > 2 th : 0,005-0,01 mg/kg/hari - Interaksi dapat terjadi dengan : quinidine, verapamil, amiodarone shg memerlukan reduksi digitalis 25%
Bila gagal jantung disertai hipotensi, gagal ginjal, sepsis atau refrakter terhadap terapi lain dapat dipakai support yaitu dengan :
I. Dopamine: 5-10 g/kg/menit infus secara kontinyu dengan pemantauan yang ketat. dosis 5g/kg/min vasodilatasi renal. dosis > 10 g/min meningkatkan resisten perifer dan denyut jantung, vasokonstriksi ginjal.
b. Reduksi
afterload / preload dengan vasodilator : - Obat-obatan vasodilator kadang-kadang diperlukan - Pemilihan jenis obat bergantung apa yang akan diturunkan, preload atau afterload - Perlu pemantauan : * Tekanan pengisian * Tekanan darah arteri Bila keduanya menurun, curah jantung akan menurun
Obat :
- Hydralazine : dosis 1 mg/kg - 5 mg/kg/hr oral dalam 3-4x dilatasi arteriolar perifer, curah jantung
- Captopril : Neonatus Bayi Anak besar
: 0,1-0,4 mg/kg/dose, 1- x/hr : 0,5-6,0 mg/kg/hr, tiap 6-24 jm : 12,5 mg/dose oral tiap12-24 jm
c. Diuretika:
Thiazide : chlorothiazide : 20-30 mg/kg/hr oral. Hydrochlorothiazide 2-3 mg/kg/hr (2 x). Furosemide : 1-3 mg/kg/dosis intravena, 2-5 mg/hr oral.
- Pada bayi yang sakit keras : beri dextrose 10 % intravena - Bila PaCO2 > 50 mmHg, beri ventilator - Edema paru : sedatif, morfin sulfat 0,05 mg/kg subkutan
DAFTAR PUSTAKA
1. Nelson. Congestive Heart Failure. In : Behrman RE, Vaughan VC, eds Nelson Textbook of Pediatrics. 1983. 12th. Tokyo : Igaku Shoin/WB Saunders, Co. h.1187 2. Park Mk, Troxler RG. Pediatric Cardiology for Practitioners. Edisi ke 4. St Louis: Mosby, 2002. h.339407 3. Gessner IH. Congestive Heart Failure. Dalam : Gessner IH, Victoria BE. Pdiatric cardiology a Problem Oriented approach. Philadelphia : WB Saunders Company, 1993. h. 117-129 4. Jordan SL, Scoot O. Heart Disease in Pediatrics. Edisi ke 3. London : Butterworth & Co.Ltd. 1989. h 234-39, 24953.