You are on page 1of 4

Kecemasan/Gangguan Kecemasan Dr.Oong Djunaidi.SpKj Cemas: Terjadi di alam perasaan.

aan. Perasaan tidak menentu/tidak menyenangkan yang difus dan samar. Umumnya bersifat kronis. Disertai gejala-gejala otonomik: palpitasi,keringat,gejala kdg2 sakit kepala. sal pencernaan

Kecemasan kastrasi Kecemasan super ego

Kecemburuan. Rasa bersalah. Kekosongan

Teori belajar: konditioning/pembiasaan. Meniru yang lainya.

Sensations: Kelaparan Ketegangan Perasaan yang menyenangkan.

Biologik: Neurobiologi: Fungsi CAN(central amygdala)terganggu. Serotonin,noradrenalin. HPA(hypothalamus-pituitarytraumatic sekresi corticotropin nucleus

Reflexes: Peritiwa yang mengejutkan.

Hasil penelitian berkaitan kematian pada kasus kardiovaskuler. Jarang yang mencari pengobatan.

Ekspresi tidak terkontrol Situasi malu Melihat horror

Axis adrenaL):

Penyebab: Genetik:(pada kel.yang salah satu mengalami kecemasan) Apakah ada faktor gen tertentu.? Pada perkembangannya umumnya pada: individu pemalu,adanya inhibisi perilaku,disertai aktivitas otonomik yg berlebih. Psikoanalitik: Kecemasan terpuaskan. Kecemasan sayang. Id.:dorongan2 yang tak kasih

PTSD(post disorder):penurun kortisolsekresi releasing factor.

Ekpresi yang terkontrol Pada saat marah. Tertawa berlebihan

Aspek psikopatologi/psikodinamik: Faktor inhibisi. Konflik internal. Proses belajar klasik.

klinis: 1. Cemas non patologik: Perpisahan. Pertumbuhan. Perubahan situasi. Intensitas ringan berlangsung tidak lama.

Terganggunnya neuromodulator. Cemas berkaitan dengan emosi: (respon emosi) perpisahan/kehilangan Conception: Kasih sayang orang tua

2. Cemas Patologik: Respons tidak sesuai dengan stimulus.

Intensitas lebih berat. Berlangsung relatif lama.

Kecemasan akan masa depan. Adanya ketegangan motorik(sakit kepala,tidak dapat santai tremor dan sebagainya). Overaktivitas otonomik(kepala terasa ringan,berkeringat,takhikardia,takhipnea,mulut kering,keluhan epigastrium dan sebagainya).

Onset: Pada :15- to 24 th Terulang kembali 45- to 54 th.

3. Cemas Primer, biasanya terjadi spontan tanpa adanya gangguan yang mendasarinya. 4. Kecemasan sekunder:umumnya disertai ggn psikiatri lainnya: seperti depresi,fobia tertentu,obsesi. Gangguan Kecemasan Epidemiologi ggn kecemasan: Prevalensi 2-4,7 % Lebih banyak wanita. Usia 16-40 th

Komorbiditas: Episode depresi dan agora fobia.

Serangan Panik. Batasan: terjadi ada 3 x atau lebih serangan panik dalam 3 minggu,terutama disertai gejala-gejala fisik yang menonjol Gambaran klinik: dyspnea, palpitations, nyeri dada, pusing,dsbnya. Merasa tidak realitas, paresthesia Rasa panas atau dingin, berkeringat, kelelahan, tremor Setelah mengalami panik: Adanya ketakutan kena serangan lagi. Takut akan akibatnya. Bisa terjadi primer atau sekunder akibat agora fobia.

Agora fobia: Ketakutan atau menghindari suatu situasi; dimana dalam situasi tersebut sulit untuk menghindar atau tidak memungkinkan adanya pertolongan saat terjadi suatu kesulitan. Prevalensi: 2,9 s/d 6,7 per 100 penduduk.

Gambaran klinis ggn kecemasan: ini adanya anxietas yang menyeluruh dan bertahan lama. dijumpai gejala fisik : tegang berkepanjangan, gemetaran, ketegangan otot, berkeringat,kepala terasa ringan, palpitasi dan keluhan epigastrik.

Faktor resiko: Wanita > laki-laki. Ras Negro africa> dibandingkan kulit putih. Umumnya berkaitan dengan ekonomi yang rendah dan pendidikan kurang.

Fobia sosial. Batasan: Perasaan takut yang persisten serta irrasional terhadap situasi atau mahluk hidup, cenderung menghindar dari hal-hal tersebut. misalnya: takut bicara,makan,atau b.a.k ditempat umum,bahkan melakukan suatu pekerjaan bila dilihat orang lain.

Pedoman diagnostik ggn kecemasan: anxietas primer,berlangsung hampir setiap hari dan berlangsung beberapa minggu bahkan bulan.

Prevalensi: Wanita lebih banyak dari laki-laki. 2,6 % dari populasi.

Laki-laki dan wanita hampir sama banyaknya.

Kecenderungan menjadi stress: Mengingat masa lalu buruk. Membayangkan situasi yang mengancam. Membayangkan masa depan suram.

Onset: Pada masa anak-anak dan dewasa muda.

Onset dan komorbiditas: Pada umur belasan tahun s/d 20 th. Adanya gangguan psikiatri lainnya.

Pedoman diagnostik: 1. Adanya pikiran-pikiran yang timbul berulangulang dan 2. Tidak bisa dilawan/diilangkan. 3. Tindakan pelaksanaan pikiran tersebut tidak memberikan kepuasan pada yang bersangkutan. Stress: Batasan: Ketegangan fisik,fisiologik terjadi pada setiap organ. Psikologik,

Melakukan sebaliknya akan menimbulkan rasa nyaman,menambah semangat.

Faktor risiko: Pendidikan yang kurang. Penghasilan relatif kurang.

Risiko tinggi mengalami stress: Kepribadian immatur: Kepribadian ciri-ciri dependen. Kepribadian Paranoid. Kepribadian skizoid. Kepribadian hysterical.

Gangguan obsesi kompulsi. Batasan: Ketegangan(distress) akibat, Pikiran obsesi dan Tindakan kompulsi.

Mereka yang pernah mengalami trauma yang terakumulasi.

Penyebab(stresor): Internal/eksternal Fisik: eksternal:polusi udara,suara dsbnya Psikologik;Internal:konlik eksternal:tekanan,situasi dsbnya. internal,

Gambaran klinik stress: I. Tahap pertama:

Pikiran Obsesi: 1. Gagasan dan pikiran yang timbul secara berulang-ulang. 2. Menimbulkan distress. Kompulsi: Tindakan yang berulang-ulang, Tidak bermakna.

Merasakan kemampuan yang meningkat: pemikiran maupun tindakan, lebih brsemangat. II. Tahap kedua:

Patogenesa: Stresor Pancaindera Respons. Eustres: proses mental bisa mengatasinya. Semuanya proses psikis: Tubuh tak bisa bisa membedakan apakah itu situasi kenyataan atau imaginasi.

Enersi mulai menurun,perasaan letih,lesu dan semangat kurang. III. Tahap ke tiga:

Prevalensi: 2,2-2,3 %

Mulai adanya keluhan somatik: Otot-otot menegang,ggn tractus urinarius maupun digestivus

IV.

Tahap keempat:

Bercerai. Janda. Mengalami gangguan ekonomis. Menarik diri secara sosial.

Kemampuan lebih buruk lagi:kegiatan terasa sulit untuk dilakukan;tidur lebih sulit,kemampuan interaksi mulai terganggu. V. Tahap selanjutnya:

Kemampuan mensitesakan macam2 ilmu pengetahuan Kreatif. Mampu berpikir diluar formulasi. Respek terhadap sesuatu yang berbeda dgn kemampuan diri sendiri. Interaksi mempunyai etika.

Pedoman diagnostik: Dihadapkan kejadian traumatik: Mengalami,meyaksikan kejadian. Respon ketakutan.

Derajat gangguan menjadi lebih berat. Gangguan yang terkait dengan stres: Ggn Stress Pasca traumatik. Ggn stress Akut. Ggn penyesuaian

Kejadian traumatik secara menetap dialami kembali: Rekoleksi bayangan/pikiran. Mimpi berulang. Berperilaku seakan-akan kejadian traumatik berulang kembali. Penderitaan psikologis yang kuat.

Gangguan stress pasca traumatik. Etiologi: Peperangan. Bencana alam. Pemerkosaan. Kecelakaan serius.

Ggn stress Akut: Gejala-gejala klinik hampir serupa. Onset kurang 3 bulan

Epidemiologi: 1-3 % populasi umum./5-15% subklinis. Dewasa muda. Laki:Pengalaman perang. Wanita:penyerangan/pemerkosaan.

Ggn penyesuaian: Pencegahan: Minimal satu/>disiplin ilmu/keterampilan. etiologi: Onset bisa akut/subakut/kronis

Risiko tinggi : Hidup sendirian.

You might also like