You are on page 1of 19

Hasil dan pembahasan

1. Pengambilan spesimen Untuk mengambil spesimen dari serviks dan vagina, perlu menggunakan alat bantuan berupa spekulum. Spekulum hanya digunakan untuk mengambil spesimennya, tetapi dapat digunakan untuk inspeksi abnormalitas vagina, atau untuk langkah awal melakukan skrining kanker serviks, seperti IVA atau pap smear.
Mulut cocor bebek spekulum Pengunci mulut cocor spekulum bebek

Pengontrol (yang membuka/menutup) mulut cocor bebek.


Ekor speculum ( yang nanti diletakkan di bagian posterior vagina

Bila ini digunakan pada Pap Smears biasanya menggunakan spatula/cotton swab/ small brush untuk mengambil sel endoserviks kemudian diusapkan ke gelas obyek. Cara mengambil spesimen: Bersihkan bagian vulva dengan akuades atau NaCl fisiologis steril Pasang spekulum dengan hati-hati dan membersihkan sekret vagina yang berlebihan Usap vagina pada bagian forniks posterior atau endoserviks Usapan mengambilnya sebanyak 2 kali Kalau untuk anak-anak atau wanita yang belum pernah berhubungan seksual, usapan diambil dengan hati-hati pada vagina distal setelah membersihkan vulva Masukin spesimen hasil usapan ke medium transport : Stuart atau Amies Bawa ke laboratorim max. 24 jam pada suhu kamar

Chlamydia Trachomatis (CT) C. Trachomatis merupakan intraseluler, yang hanya dapat Nulipara terlihat bakteri ostium gram negatif obligat Multipara ostium berkembang serviksnya biak di dalam sel eukariot hidup dengan membentuk koloni atau mikrokoloni masih kecil. serviksnya lebih besar yang disebut dengan badan inklusi (BI). Dalam sikluskarena hidupnya, memiliki bentuk yang Karena belum pernah sudah pernah berbeda, yaitu berupa Badan Elementer (BE) dan Badan Retikulat (BR) atau Badan Inisial. melahirkan melahirkan BE ini ukurannya lebih kecil (300 nm) terletak ekstraseluler dan merupakan bentuk yang infeksius memiliki struktur yang mirip spora, BR lebih besar (1m), terletak intraseluler dan tidak infeksius. Morfologi inklusinya bulat dan terdapat glikogen di dalamnya. CT ini dapat dibiakkan dalam sel khusus yaitu Mc Coy atau Hela (human embryonic lung). Dinding luar menyerupai dinding bakteri gram (-) tanpa peptidoglikan. CT ini sering menginfeksi sel epitel skuamo kolumnar dan dapat menyebabkan PMS (penyakit menular seksual) karena transmisinya lewat kontak seksual. Penyakit-penyakit yang terjadi akibat infeksi bakteri ini antara lain: Pada Laki-laki : uretritis, proktitis, epididimitis, prostatitis, sindroma reiter (sindrom yang terdiri dari 3 gejala klasik yaitu artritis, uretritis, dan konjungtivitis) Pada perempuan : servisitis, endometritis, salfingitis (PID), perihepatitis.

Pemeriksaan mikroskopis CT sulit dilihat dengan mikroskop, sehingga metode mikroskopis ini hanya bisa melihat badan inklusinya / badan elementernya. CT ini harus hidup di sel hidup, jadi sebelum dilakukan pemeriksaan mikroskopis kita kultur terlebih dahulu di sel McCoy atau sel pengembang biak lainnya. Ternyata, kultur ini memberikan spesifitas yang sangat bagus (100%) untuk menegakkan diagnosis. Setelah di kultur, diberi pewarnaan Giemsa atau iodine atau pakai pewarnaan immunofluoroscent (apple green).

Badan

Badan inklusi warnanya lebih muda ( pewarnaan

Jadi : BE awalnya di luar sel masuk intrasel dan mencegah fusi fagosom-lisosom membentuk BR BR mensintesis DNA, RNA, protein (memerlukan energi ATP dari sel host) BR sudah menumpuk banyakdikeluarkan dari sel untuk menginfeksi sel lainnya. Bila menggunakan pewarnaan iodine. Badan inklusinya terlihat berwarna coklat tua. Bila menggunakan pewarnaan Giemsa,terlihat badan inklusinya yang berwarna lebih muda.

Haemophilus Ducreyi (HD) H. Ducreyi ini merupakan bakteri gram negatif, batang kecil, tidak bergerak, dan bersifat parasit pada media yang mengandung darah. Ia merupakan penyebab utama penyakit Chancroid. HD ini merupakan bakteri fakultatif anaerob, yang kadang-kadang memiliki kapsul tetapi juga terkadang tidak memiliki kapsul. Suhu optimum untuk tumbuhnya adalah 37C. Untuk bertumbuh memerlukan hemin (faktor X). Tapi tidak perlu nikotinamida-adenin difosfat (faktor V). Ada tiga jenis bakteri yang perlu dibedakan berdasarkan faktor untuk tumbunya yaitu:
Haemophilus influenza, Haemophilus ducreyi, dan Haemophilus sp.lainnya.

Bila H. Influenza butuh faktor X dan V untuk hidup H. ducreyi butuh faktor X saja untuk hidup (pakai media nutrien/ agar darah) Haemophilus sp. butuh faktor V saja untuk hidup

Candida Albicans (CA) Jamur ini tumbuh dengan baik dalam suasana asam (pH 5-6,5) yang mengandung glikogen, sehingga banyak sekali menginfeksi vagina wanita hamil karena pada saat hamil terjadi penimbunan glikogen dalam epitel vagina. Infeksi CA ini menyebabkan pada alat genital perempuan yang disebut candidiasis vulvavagina. Gejala umumnya ada fluor albus berwarna putih kekuningan disertai gumpalan putih susu yang berbentuk seperti keju (berasal dari massa yang terlepas dari dinding vulva atau vagina terdiri dari bahan nekrotik, sel-sel epitel dan jamur), keluhan gatal terutama di daerah vulva. Pemeriksaan candida albicans ini ada beberapa, di antaranya: Pemeriksaan gram Akan terlihat gambaran gram positif, blastopores berbentuk bulat.

Pewarnaan basah (wet mount) Akan tampak hifa, spora, dan jamur Kultur di Media Saboraud Tampak koloni jamur seperti krim, lembut (putih kekuningan)

Bakterial Vaginosis Clue Cells Clue cells ini merupakan salah satu ciri spesifik yang dapat ditemukan dalam menegakkan diagnosis Vaginosis Bakterialis (spesifisitas 95-100% dan sensitivitas 70-90%). Ia biasanya

ditemukan di sediaan basah sekret vagina bersamaan dengan leukosit (sedikit, bahkan kadang tidak ada) dan sel epitel. Clue cell ini merupakan sekelompok kokobasil kecil yang berkelompok yang nempel plus nutupin sel skuamosa epitel vagina sehingga batas sel jadi sehingga tidak terlihat jelas.

Sifilis Sifilis terbagi menjadi 2 jenis, yaitu : sifilis yang didapat dan sifilis kongenital. a. Sifilis yang didapat Biasanya seseorang terinfeksi melalui hubungan seksual. Lesi infeksinya terdapat di kulit dan membran mukosa genitalia, khususnya intrarectal, perianal, atau oral. Treponema pallidum bisa masuk melalui epidermis yang rusak atau mungkin yang masih intak sekalipun. Ketika ia masuk, ia akan segera bermultiplikasi kemudian beberapa akan menuju nodus limfa dan akhirnya masuk ke aliran darah. Berikut ini adalah perjalanan penyakitnya : 2 10 minggu setelah terinfeksi, akan muncul papula di sekitar daerah infeksi, kemudian papul itu pecah hingga terbentuk ulkus dengan dasar yang keras (hard canchre). Bila dilihat di mikroskop, akan tampak banyak sel radang, khususnya limfosit dan sel plasma. Masa ini disebut dengan lesi primer 2 10 minggu setelah lesi primer, akan muncul lesi sekunder. Pada masa ini, akan muncul ruam makulopapular yang merah di seluruh bagian tubuh, termasuk tangan, kaki, dan daerah-daerah yang lembap. Kemudian muncul pula papul yang pucat (kondiloma) di sekitar anogenital, aksila, dan mulut. Pada 30% kasus yang diobati, maka ia bisa sembuh. Tetapi untuk yang tidak ditangani dengan baik, ia akan memasuki masa laten (tidak menunjukkan tanda adanya penyakit sifilis, tetapi jika dilakukan tes serologi hasilnya positif). Kemudian ia akan berkembang menuju lesi tersier dengan berbagai komplikasi di organ lain, seperti lesi kardiovaskular (aneurisma, insufisiensi katup, aortitis), lesi SSP (meningovaskular sifilis, paresis). _ biasanya jarang ditemukan treponema (paling sering ditemukan treponema di mata dan SSP) *Lesi primer dan sekunder kaya akan spirochete, sehingga bersifat infeksius

b. Sifilis kongenital Ditularkan oleh ibu melalui plasenta pada masa gestasi 10 15 minggu. Beberapa fetus meniggal dan keguguran. Dan sisanya ada yang hidup, namun seringkali menunjukkan gejala sifilis kongenital : keratitis interstisial, Hutchinsons teeth, saddlenose,

periostitis, dan gangguan SSP. Bakteri yang menyebabkan Sifilis: Treponema pallidum

Melalui gambar di atas, kita bisa mengetahui ciri-ciri dari Treponema pallidum. 1. Berbentuk spiral / spirochete, bukan spiral biasa, karena disertai bentukan coiled 2. kayak pembuka sumbat botol 3. Panjang 6-15 m dan lebar 0,1-0,2 m 4. Memiliki endoflagella 5. Dia ini sangat kurus alias tipis. Sehingga tidak bisa dilihat dengan pewarnaan biasa. Ia dapat terlihat pada pewarnaan immunofluorescent atau dark field illumination 6. Treponema pallidum bisa terlihat di jaringan dengan pewarnaan silver impagnation / silver staining 7. Merupakan mikroorganisme mikroaerofilik mampu bertahan pada kadar oksigen 1 4% 8. Tidak bisa bertahan pada kekeringan atau suhu di atas 420C 9. Jarang dilakukan pemeriksaan mikroskopis, tetapi lebih sering dilakukan uji serologis. Untuk memastikan ada tidaknya infeksi Treponema pallidum, maka dilakukan : Ada dua jenis uji serologis yang dilakukan, yaitu uji non-treponema dan uji treponema a. Uji non-treponema

Uji Kardiolipin Uji ini mendeteksi lipoprotein dari sel yang rusak dan kardiolipin pada membran bakteri. Ia spesifik tapi tidak sensitif menunjukkan infeksi sifilis, lebih untuk screening atau kontrol penyakit. Bahan yang digunakan untuk uji kardiolipin adalah serum yang diambil 2 3 minggu setelah infeksi primer. Berikut ini adalah uji kardiolipin : 1. Uji Veneral Disease Research Laboratory (VDRL) _ Uji Kardiolipin mikroskopik Uji ini memakai serum yang sudah dipanaskan (560C), kemudian dilihat di bawah mikroskop denganperbesaran 10 x 100 2. Uji Kardiolipin makroskopik Pada uji ini akan diberikan zat tambahan sehingga terjadi aglutinasi dan terlihat dengan mata telanjang. Toluidine Red Unheated Serum Test (TRUST) _ ditambahkan pewarna merah toluidin Rapid Plasma Reagin (RPR) _ ditambahkan arang karbon Prinsip dasarnya adalah pemeriksaan antibodi treponema, yaitu reagin (Antibodi spesifik yang ada pada plasma individu yang terinfeksi sifilis). Reagin tampak dalam plasma mulai dari 2 minggu infeksi dan akan tetap berada pada kadar yang tinggi hingga penyakit tereradikasi. Dalam tes RPR, jika reagin berada di dalam darah, ia akan bereaksi dengan antigen terlarut yang terikat dengan partikel karbon sehingga memproduksi antigen yang tampak atau kompleks antibodikarbon. b. Uji Treponema Tes Treponema Pallidum Haemaglutination (TPHA) Prinsip kerjanya mendeteksi antibodi treponema. Dalam tes ini, kita menggunakan sel kontrol (sel darah merah tanpa antigen treponema) dan sel tes (sel darah merah dilapisi antigen treponema dibuat oleh pabrik). Cara kerja tes ini: kita mengambil serum pasien. Kemudian serumnya ditambahkan dengan sel kontrol, dan yang satunya ditambahkan dengan sel tes. Kemudian bandingkan hasilnya. Apabila serum pasien mengandung antibodi treponema, maka akan terjadi hemaglutinasi.

Untuk pembacaannya dilihat dari pengenceran yang terakhir. Misal : hemaglutinasi terakhir terjadi pada pengenceran 1/320 maka status antibodi 1/320. Jika hemaglutinasi baru menghilang setelah pengenceran yang semakin besar, maka ia menandakan bahwa penyakitnya semakin parah. Terlihat adanya gumpalan partikel antigen

Fluorescent Treponemal Antibody Absorption Test (FTA-Abs) FTA-Abs merupakan uji yang sensitif tetapi tidak spesifik. Ia menggunakan teknik fluoresensi tidak langsung. Tes ini menguji keberadaan antibodi terhadap bakteri sehingga tidak dapat digunakan untuk menguji keberhasilan terapi. Bahan yang digunakan adalah serum. Proses kerjanya Ia akan menunjukkan reaksi serum+antigen+antibodi

Akibat adanya reaksi anti bodi dan antigen ( gambarnya sama seperti immune fluorescence)

Human Papilloma Virus (HPV) HPV merupakan salah satu virus yang sering menginfeksi daerah genitalia. Ia merupakan penyebab tersering kanker serviks. Hingga saat ini belum ada uji serologi untuk mengidentifikasi ada tidaknya infeksi HPV. Selain itu, HPV tidak bisa dikultur. Kita dapat bisa menggunakan tes pap smear, IVA, dan kolposkopi. Dan sekarang juga sudah ada uji HPV DNA, sehingga bisa ditentukan tipe HPV yang menginfeksi. FYI, HPV bersifat low risk dan juga high risk. HPV yang high risk merupakan tipe yang dapat mengakibatkan kanker serviks. Mereka adalah HPV tipe 16 dan 18. Cara mereka menyebabkan mempunyai protein E6 dan E7 yang dapat menghambat kerja gen p53 dan pRb. p53 dan pRb sangat penting peranannya dalam mengatur pembelahan sel sehingga tidak terjadi pembelahan yang berlebihan. Apabila dihambat, maka pembelahan sel akan terjadi dan tak terkontrol. Hal inilah yang dapat menyebabkan terjadinya kanker. Gambarannya sama seperti immunofluorescent. Hal tersebut terjadi akibat adanya reaksi antara antibodi dengan antigen.

Adapun ciri-ciri dari HPV adalah : Virus dsDNA Berbentuk ikosahedral tanpa selubung

Biasanya untuk pemeriksaan PA, akan ditemukan sel koilositosis _ sel dengan vakuola jernih perinuklear serta nukleus yang atipik. Jadi, untuk pemeriksaan mikroskopis virus, dapat menggunakan pewarnaan negatif (pewarnaan terhadap background lapang pandang) koilosit. Neiserria gonorrhoeae Neiserria gonorrhoeae merupakan bakteri gram negatif intraseluler diplokokus yang menjadi penyebab penyakit Gonorrhoea. Masa inkubasi bakteri ini sekitar 1-10 hari dan lebih sering selama 2 hari. Pada wanita gejalanya lebih sering asymptomatic. Medium untuk Neiserria gonorrhoeae : 1. Medium transport Transport medium media semisolid yang mengandung bahan untuk mencegah pertumbuhan bakteri komensal dan memastikan bakteri pathogen aerob dan anaerob tetap hidup ketika spesimen tidak dapat dikultur segera. Medium transport untuk Neiserria gonorrhoeae menggunakan medium transport semisolid amies yang spesifik untuk bakteri ini dan beberapa patogen lain.

2. Candle jar Digunakan untuk menginkubasi organisme yang membutuhkan atmosfer yang kaya akan karbon dioksida (CO2 5-10 %). Berupa botol toples sederhana dengan lilin menyala di dalamnya. Setelah pembenihan awal, media diletakkan dalam candle jar kemudian lilin dinyalakan lalu jar ditutup untuk meningkatkan kadar CO2. Bisa digunakan untuk medium inkubasi bagi Neisseria dan Haemophilus

3. Medium Kultur Medium selektif untuk N. gonorrhoeae adalah menggunakan tayer martin. Pembenihan tayer martin terdiri atas agar coklat ditambah vankomisin, nistatin, dan trimetropin. Berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri kontaminan gram positif, gram negative, jamur, dan Proteus sp. Setelah bakteri diletakan pada tempat pembenihan tayer martin lalu diinkubasi pada atmosfer CO2 5-10% selama 24 jam pada suhu 370 C, maka akan muncul penampakan berupa koloni dengan diameter 1-2 mm, berbentuk convex, berwarna abu-abu dan translusen.

Prosedur kultur Neiserria gonorrhoeae 1. Usapkan specimen pada . bagian permukaan lempeng 2. Dengan menggunakan sengkelit steril, sebarkan inokulum ke semua bagian medium untuk pertumbuhan koloni-koloni kuman yang terpisah. 3. Medium kemudian di inkubasi dengan incubator CO2 yang megandung 3-7% CO2 atau dengan memakai candle jar yang dimasukan dalam incubator biasa pada suhu 3536 0C 4. Periksa adanya pertumbuhan bakteri setelah 18-24 jam dan laporkan negative jika tidak ada pertumbuhan setelah 48 jam. 5. Setelah 1 hari inkubasi, koloni yang khas akan terlihat dengan diameter 0,5-1 mm dengan warna bervariasi antara abu-abu sampai putih, transparan sampai opaque, cembung sampai rata. 6. Pada inkubasi lebih lanjut, koloni akan mencapai diameter 3 mm dan menjadi lebih kasar. 7. Sering kali terdapat campuran beberapa tipe koloni.

Uji-uji: 1. Tes Oksidase Tes ini digunakan untuk mendeteksi bakteri yang memiliki enzim sitokrom oksidase. Enzim oksidase berperan dalam transport electron selama respirasi aerob. Sitokrom oksidase mengkatalis proses oksidase sitokrom yang telah direduksi oleh O2, yang kemudian membentuk H2O dan H2O2. Tes untuk menguji produksi sitokrom oksidase oleh bakteri dilakukan dengan menggunakan reagen pewarna yang bersifat donor electron sehingga mampu bereaksi dengan enzim. Contoh regain pewarnanya berupa: a. tetrametil-p-fenilenediamin dihidroklorida, dilakukan dengan menuangkan satu tetes reagin ini langsung pada koloni bakteri. b. dimetil-p-fenilenediamin dihidroklorida, dilakukan dengan menggoreskan koloni menggunakan lidi pada cakram / strip oksidase yang mengandung reagin ini. c. p-aminodimetil-anilin oksalat, dilakukan dengan menggoreskan koloni pada kertas yang mengandung reagin ini. Hasil : Positif : terbentuk warna pink maroon biru tua/hitam/ungu kehitaman menunjukan adanya produksi sitokrom oksidase Contoh : Neisseria, Pseudomonas Negatif : tidak terdapat perubahan warna atau berwarna merah muda yang terang menunjukan absennya aktivitas oksidase Contoh : Enterobacteriae

Terlihat adanya perubahan warna menjadi biru yang menandakan hasil

2. Tes lactamase Ada beberapa cara untuk menentukan apakah bakteri menghasilkan -lactamase. Tes ini didasarkan pada penggunaan cephalosporin kromogenik nitrocefin. Komponen cakram

cephalosporin kromogenik nitrocefin ini awalnya berwarna kuning pucat, tetapi ketika ikatan amida dari cincin -lactam dipotong oleh enzim lactamase, maka akan terjadi perubahan konformasi dalam molekul yang menghasilkan warna merah. Cara lain dapat dilakukan dengan tes BBL Cefinase, yang terdiri dari cakram selulosa yang dilapisi dengan Nitrocefin. Tes dilakukan dengan mencelupkan sengkelit berisi koloni dan digosokkan ke cakram. Jika hasilnya positif maka akan terjadi perubahan warna menjadi merah. Hasil positif menunjukan bahwa bakteri sudah resistensi terhadap antibiotik lactam.

Warna merah menunjukkan positif lactamase

3. Tes Biokimia _ Cystein Tryptic Agar (CTA). Jika telah ditemukan tes oksidase positif dari semua isolate terutama isolate ekstragenital, maka diperlukan uji konfirmatif. Salah satu uji konfirmatif yang paling sering dilakukan adalah dengan uji berdasarkan degradasi karbohidrat. Metode pembenihan konvensional yang biasa dilakukan adalah dengan Cystein Tryptic Agar (CTA). Namun sekarang sudah tidak lagi dilakukan karena banyak metode lain yang lebih cepat dan lebih spesifik. Uji ini digunakan untuk membedakan Neiserria gonorrhoeae dengan jenis Neiserria lainnya. Warna merah menunjukan positif lactamase Terlihat adanya perubahan warna menjadi biru yang menunjukan hasil positif Kandungan yang terdapat pada CTA adalah kasein, cystine, garam inorganic, pewarnaan fenol merah (untuk mendeteksi fermentasi CHO yang akan mengubah warna menjadi kuning), dan penambahan CHO tertentu untuk melihat apakah bakteri mampu memanfaatkannya untuk tumbuh. Pada Neiserria gonorrhoeae hanya terjadi perubahan warna pada glukosa karena bakteri ini hanya mampu memfermentasi glukosa. Masalah yang sering terjadi pada semua uji karbohidrat adalah reaksi positif palsu karena kontaminasi mikroorganisme lain dan reaksi negative palsu karena penggunaan kultur lebih dari 24 jam sehingga terjadi autolysis.

*positif ditandai dengan perubahan warna agar dari merah menjadi kuning 4. Uji Mikroskopik (Pewarnaan Gram) Satu koloni diemulsikan dengan menggunakan 1 tetes NaCl fisiologis pada kaca objek, dikeringkan, lalu diwarnai dengan pewarnaan gram. Rubella Merupakan family Togaviridae dan anggota genus Rubivirus dengan genome single stranded RNA. Mengakibatkan penyakit campak pada anak-anak dan dewasa muda. Infeksi virus ini berbahaya jika terjadi selama kehamilan karena mengakibatkan kelainan serius pada janin berupa malformasi congenital dan keterbelakangan mental yang disebut Congenital rubella syndrome. Congenital rubella syndrome dapat berupa intrauterine growth restriction, kalsifikasi intracranial, mikrosefali, katarak, defek pada jantung (patent ductus arteriosus), penyakit neurologis, osteitis, dan hepatosplenomegaly.

Sediaan diambil dari kultur terlihat gram negative diplokokus (bentuk seperti biji kopi)

Rubella

Terdapat di sel epitel Penampakan dengan flouresensi

Merupakan family Togaviridae dan anggota genus Rubivirus dengan genome single stranded RNA. Mengakibatkan penyakit campak pada anak-anak dan dewasa muda. Infeksi virus ini

berbahaya jika terjadi selama kehamilan karena mengakibatkan kelainan serius pada janin berupa malformasi congenital dan keterbelakangan mental yang disebut Congenital rubella syndrome. Congenital rubella syndrome dapat berupa intrauterine growth restriction, kalsifikasi intracranial, mikrosefali, katarak, defek pada jantung (patent ductus arteriosus), penyakit neurologis, osteitis, dan hepatosplenomegaly.

You might also like