You are on page 1of 4

Hemoglobin adalah protein tetramer yang terdiri dari 2 pasang subunit polipeptida yang berbeda (, , , , S).

Struktur tetramer Hb yang umum dijumpai: Hb A (dewasa normal) Hb F (janin) Hb S (sabit) Hb A2 (dewasa minor) : 2 , 2 : 2 , 2 : 2 , 2S : 2 , 2

Sumber: Murray 2003 tapi gatau nama bukunya zhan

Gejala Anemia Defisiensi Besi 1. Gejala umum anemia: Dijumpai apabila kadar Hb<7 gr/dl. Berupa letih, lesu, dan telingga mendenggung. 2. Gejala khas akibat defisiensi besi: Kolinychia (kuku seperti sendok) Atrofi papil lidah Stomatitis angularis (peradangan pada mulut, bercak putih) Disfagia (nyeri menelan) 3. Gejala penyakit dasar: Merupakan gejala yang menjadi penyebab anemia defisiensi besi tersebut, contohnya terdapatnya infeksi cacing tambang. Sumber: Hematologi Klinik Ringkas, I Made Bakta, EGC, 2006

Pemeriksaan Laboratorium Anemia Defisiensi Besi: 1. Kadar Hb dan indeks eritrosit: Anemia hipokromik mikrositer MCV, MCH, dan MCHC menurun Anisositosis Poikilositosis, sel pensil, sel target Leukosit dan trombosit normal 2. Kadar besi serum menurun <50 mg/dl, TIBC >350 mg/dl,saturasi transferrin <15% 3. Kadar serum ferritin <20 mg/dl 4. Pada sumsum tulang terdapat hyperplasia normoblastik, pengecatan biru Prussia pada sumsum tulang belakang negative. Sumber: Hematologi Klinik Ringkas, I Made Bakta, EGC, 2006

Manifestasi Klinis Anemia : Bukan def besi 1. Gejala umum anemia: menurut organ yang terkena, Sistem kardiovaskular: lesu, cepat lelah, taikardi Sistem saraf : pusing, mata berkunang Sistem Urogenital : gangguan haid dan libido menurun Epitel : warna pucat pada mukosa, kulit dan rambut tipis dan halus. 2. Gejala klinis masing-masing anemia: Anemia defisiensi besi : disfagia, atrofi papil lidah Anemia defisiensi asam folat : buffy tongue Anemia hemolitik : icterus dan hepatomegaly dan spleenomegali Anemia aplastic : perdarahan kulit atau mukosa 3. Gejala akibat penyakit dasar : Gejala ini timbul karena penyakit yang medasari anemia tersebut. Sumber: Hematologi Klinik Ringkas, I Made Bakta, EGC, 2006

Diagnosis dan Diagnosis Banding Anemia : Bukan def besi Strategi Diagnosis Kasus Anemia: 1. Membuktikan adanya anemia 2. Menetapkan jenis anemia yang dijumpai 3. Menetapkan penyebab anemia tersebut Diagnosis: 1. Anamnesis: digunakan untuk mengeksplorasi; Riwayat penyakit Riwayat gizi Riwayat keluarga atau keturunan Anamnesis mengenai lingkungan, pemakaian obat, dan pemaparan bahan kimia. 2. Pemeriksaan Fisik: Warna kulit : pucat, sianosis, icterus Purpura : ptechie, ecyhymosis Kuku : koilonychias Mata : konjungtiva pucat, icterus Mulut : atrofi papil lidah, perdarahan dan ulkus. Organomegali

3. Pemeriksaan Laboratorium Hematologik: Tes Penyaring: tahap awal meliputi: Kadar Hb Indeks eritrosit (MCV,MCH, dan MCHC) Apusan darah tepi Pemeriksaan rutin: LED Hitung Differensial Hitung retikulosit Pemeriksaan sumsum tulang Pemeriksaan atas indikasi khusus: Anemia defisiensi besi: serum iron, TIBC, ferritin serum Anemia megaloblastik: asam folat dan vitamin B12 Anemia hemolitik: retikulosit, test coombs Anemia pada leukemia: pemeriksaan sitokimia 4. Pemeriksaan Laboratorium Non-hematologik: Faal ginjal Faal hati Faal endokrin, dsb 5. Pemeriksaan Penunjang Lain: Biopsi kelenjar: pemeriksaan histopatologi Radiologi : toraks, bone survey, USG Pemeriksaan sitogenik Pemeriksaan biologi molekuler: PCR, FISH , dsb

Sumber: Hematologi Klinik Ringkas, I Made Bakta, EGC, 2006

Perubahan struktur eritrosit akan mengakibatkan kelainan: Kelainan yang timbul akibat kelainan membrane disebut membranopati. Kelainan yang timbul akibat gangguan sisem enzim disebut ensimopati Kelainan yang timbul akibat gangguan struktur hemoglobin disebut hemoglobinopati. Sumber: Hematologi Klinik Ringkas, I Made Bakta, EGC, 2006 Rspons terhadap terapi anemia defisiensi besi: Dalam pengobatan dengan preparat besi seseorang dinyatakan memberikan respon baik bila: retikulosit naik pada minggu pertama, menjadi normal pada hari ke 10-14, diikuti kenaikan Hb 0,15 gr/hr atau 2 gr/dl setelah 4 minggu.

Hemoglobin menjadi normal dalam 4-10 minggu. Jika respons terhadap terapi tidak baik, perlu difikirkan: 1. Pasien tidak patuh sehingga obat tidak diminum 2. Dosis besi kurang 3. Masih ada perdarahan 4. Adanya penyakit lain, seperti penyakit kronik atau perdarahan menahun 5. Diagnosis salah Pencegahan Menginggat tingginya prevelensi anemia defisiensi besi di masyarakat maka diperlukan tindakan terpadu, pencegahan dapat dilakukan dengan: Pendidikan kesehatan: Kesehatan lingkungan: pemakaian jamban, pemakaian alas kaki Penyuluhan gizi : mendorong konsumsi makanan yang membantu absorbsi besi. Pemberantasan infeksi cacing tambang sebagai sumber perdarahan kronik paling sering di daerah tropic Suplementasi besi Fortifikasi bahan makanan dengan besi

Sumber: Hematologi Klinik Ringkas, I Made Bakta, EGC, 2006

You might also like