You are on page 1of 2

KISAH KEBERHASILAN KIKI GUMELAR DALAM MENGEMBANGKAN CHOCODOT (Chocolate isi Dodol dari Garut) Awal (Rintisan) Terkini

(Perkembangan) Kiki Gumelar yang telah delapan tahun menggeluti dunia cokelat dengan bekerja sebagai Public Relation PT Ceres di Yogya, berkeinginan untuk mengembangkan cokelat dan pulang ke tempat asalnya (Garut). Chocodot masuk pada segmen yang tidak dimasuki oleh Industri-industri besar. Chocodot memposisikan dirinya sebagai produk oleh-oleh. Misalnya produk oleholeh dari Garut, Bogor, Yogja, Semarang, Batam, Bali, Jakarta dan sebagainya. Saat ini juga sedang dijajaki untuk memasuki Provinsi Sumatera Barat. Chocodot adalah inovasi Kiki Produk Kreasi Kiki Gumilar telah berinovasi Gumilar pada awal usahanya. dengan cepat. Cokelat tidak hanya Chocodot merupakan perpaduan dikombinasikan dengan dodol saja. Tetapi antara Cokelat dan Dodol. Dimana juga dengan cabai, buah nangka, dan Kiki mengkemas Cokelat sejumlah makanan tradisional dari daerah (compound) dengan isi dodol lainnya. sebagai makanan khas Garut. Brand yang diusung adalah Chocodot kini telah menjelma sebagai Chocodot, yaitu mengawinkan sebuah brand umbrella, yaitu merek yang istilah internasional cokelat dengan memayungi berbagai produk inovatif Kiki merek dagang yang sudah kuat di Gumelar. Kota Garut yaitu dodol. Sehingga Chocodot masih tidak mau Dalam perkembangannya Kiki Gumilar telah melepaskan identitas kegarutannya. merambah ke daerah-daerah lain. Namun demikian Kiki tidak memaksakan Merek Chocodotnya. Namun di daerah-daerah baru Kiki mengusung merek baru seperti: Jeng Choco (Jenang Chocolate di Jakarta), Bali Nice, Rain Choc (Chocolate dari Kota Hujan) dan sebagainya. Selain mengusung Brand bernuansa daerah, Kiki juga menciptakan Brand dengan nuansa kekinian. Misalnya: Cokelat Anti Galau, Cokelat Enteng Jodoh, Cokelat anti Alay, dan sebagainya. Kredit usaha dari Bank Jabar (setempat). Meskipun tidak memenuhi syarat administrasi Bank yang minimum harus sudah berusaha lebih dari 2 (dua) tahun, namun Kiki mampu menjual konsepnya kepada kreditor Bank di daerahnya. Karenanya Kiki berhasil mendapatkan Kredit Usaha Mikro dan Kini juga mampu akses Kredit Investasi.

Latar belakang

Positioning

Produk

Brand

Modal Awal

Kredit Tanpa Agunan (KTA/Kartu Kredit)

Aset Pemasaran

Awal (Rintisan) Rp. 17.000.000,Pemasaran dirintis dengan menaruh/ memasarkan produk ke toko-toko penjual oleh-oleh di Garut.

Terkini (Perkembangan) Dengan Gedung dan bangunan mencapai kisaran Lima Miliar. Dalam perkembangannya Kiki Kemudian membuka sejumlah Gerai Chocodot di Garut. Konsep yang sama dengan awal/rintisan juga diterapkan pada saat melakukan penetrasi di daerah lain. Saat ini Kiki memiliki kurang lebih 200 tenaga kerja

Tenaga kerja

Permasalahan

Kunci Sukses

Pada awal merintis semua masih dikerjakan oleh Kiki Gumilar. Baik untuk memasak hingga memasarkannya. 1. Sulit mencari tenaga kerja (baru) untuk makanan Cokelat 2. Sulit mencari alat-alat produksi. Bisa dibeli melalui internet dari luar negeri tetapi khawatir dengan keamanan transaksinya. 3. Dikhawatirkan Chocodot hanya akan booming pada awal-awal saja, karena pemakan dari chocodot lebih didorong konsumerisme dari masyarakat bukan kesadaran /awareness terhadap manfaat cokelat. 1. Tepat dalam melakukan positioning, sehingga Chocodot seolah tanpa pesaing yang sejenis; 2. Inovasi yang tiada henti, termasuk dalam pengemasannya; 3. Kombinasi Cokelat dengan makanan tradisional daerah. 4. Mampu mengakses modal Bank.

You might also like