You are on page 1of 16

TUGAS SGD LBM 1 MODUL ENTEROHPATIK

Oleh : BAHTIAR NIM : 012054950 SGD : 16

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

LEMBAR BELAJAR MAHASISWA 1 FISIOLOGI SISTEM ENTEROHEPATIK STEP 1 Sistem enterohepatik Kesatuan fungsi dari organ hepar dan organ lain yang memiliki hubungan dengan hepar (pancreas, lien, vesica fellea) yang mendukung dari sistem pencernaan. STEP 2 1. Bagaimana anatomi dari organ tersebut? 2. Bagaimana histologi dari organ tersebut? 3. Bagaimana fisiologi dari organ tersebut? 4. Apa hubungan ke-4 organ tersebut (hepar, vesica fellea, lien, dan pancreas)? STEP 3 A. HEPAR 1. Anatomi a. Letak : hypochondriaca dextra epigastraium kadang hypochondriaca sinistra b. Morfologi : - 2 facies (diaphragmatica dan visceralis) c. Pembagian lobus - Secara Anatomis : Fissura Sagitalis Sinistra lobus caudatus dan lobus quadratus ikut lobus dextra. - Secara Fisiologis : Fossa Sagitalis Dextra lobus caudatus dan lobus quadratus ikut lobus sinistra. d. Penggantung - Lig. Teres hepatis oblitersai v. umbilicalis - Lig. Falciforme - Lig. Venosum Arantii obliterasi ductus venosus arantii - Lig. Coronarium - Lig. Triangulare dextra - Lig. Hepatorenalis e. Vaskularisasi - A. hepatica propria - V. porta hepatis f. Innervasi - Simpatis : Nn. Spinals segmen T. 6 10 - Parasimpatis : N. vagus (N. X) 2. Histologi Unit fungsional dasar : lobulus hati, ditengahnya terdapat vena centralis.

Setiap lobulus hati terdiri dari : - Vena centralis - Sinusosid (mendapat aliran darah dari v. porta hepatis dan a. hepatica propria) - Sel hepatosit - Ruang Disse - Sel Kuffer (RES) - Canaliculi Biliaris ductus hepaticus (dextra-sinistra) 3. Fisiologi a. Fungsi 1) Pembentukan dan ekskresi empedu Empedu dihasilkan sel hepatosit canaliculi biliaris ductus hepaticus ductus cysticus dipekatkan di VF ada lemak (hormon CCK) kontraksi VF, dan relaksasi sphinter Oddi bersama enzim pancreas duodenum. Sekresi cairan empedu per hari 600 1000 ml. 2) Metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak 3) Faktor koagulasi darah (fungsi heparnya Lho!) 4) Detosifikasi Adanya sel Kuffer 5) Penimbunan vitamin dan mineral B. VESICA FELLEA 1. Anatomi a. Letak : Hypochondriaca dextra (barsyntopi dengan hepar di facies visceralnya) b. Morfologi : seperti buah peer, panjangnya 9 cm, kapasitas 50cc. Memiliki fundus, copus, collum. c. Vaskularisasi : vasa cysticus. d. Innervasi : - Simpatis : Nn. Spinals segmen T. 6 10 - Parasimpatis : N. vagus (N. X) 2. Histologi Lapisan dari luar ke dalam : - Tunica serosa - Tunica subserosa - Tunica muscularis

3.

Tunica mukosa reabsorpsi cairan empedu

Fisiologi Memekatkan, menyimpan, dan mengeluarkan cairan empedu

C. LIEN 1. Anatomi a. Letak : region hypochondriaca sinistra, skeletopi setinggi costa IX, X, XI. b. Morfologi : - punya 2 ekstremitas (anterior dan posterior) - Punya 2 margo (inferior dan superior) - Punya 2 facies (diaphragm cembung, visceralis datar) c. Penggantung : - Lig. Gastrolienalis - Lig. Lienorenalis d. Vaskularisasi : - Vasa lienalis end artery (satu-satunya yang mendarahi lien) e. Innervasi : - Simpatis : Nn. Spinals segmen T. 6 10 - Parasimpatis : N. vagus (N. X) 2. Histologi 3. Fisiologi - Merupakan pembentukan sel darah (organ hematopoiesis) - Organ lymphoid yang terbesar - Retikuloendothelial system menghancurkan eritrosit yang tua (120 hari) - Penyimpanan darah di sinus venosus dan pulpa. D. PANCREAS 1. Anatomi a. Letak : ragio epigastrium hypochondriaca sinistra b. Merupakan organ ekstraperitonel sekunder, kecuali bagian cauda pancreas (intraperitonal) c. Morfologi : berbentuk seperti huruf J tengkurap, arah cauda sedikit naik, panjangnya 12 15 cm, berat 170 gr. Bagian-bagiannya : caput, collum, corpus, cauda. d. Vaskularisasi : - A. pancraticoduodenalis superior et inferior - R. pancratici a. lienalis e. Innervasi : Simpatis : Nn. Spinals segmen T. 6 10

Parasimpatis : N. vagus (N. X) 2. Histologi Merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin. Endokrin sel langerhans (alfa glucagon, beta insulin, somatostatin inhibisi alfa dan beta, F peptida pancreas) 3. Fisiologi a. Metabolisme protein b. Menghasilkan insulin, glucagon pengaturan glukosa darah E. SIRKULASI ENTEROHEPATIK (Metabolisme Bilirubin) Eritrosit tua (120 hari) dipecah di lien Hb Heme dan globin. Heme 4 inti pyrol dan Fe2+ 4 inti pyrol biliverdin B1 + albumin transport plasma ke hepar B1 + protein Y bilirubin glikoronida + protein z B2 ke usus halus (dibantu kerja bakteri) urobilinogen 1) ke usus besar 2) ke ginjal Ke usus besar sterkobilonogen oksidasi sterkobilin mewarnai feses. Ke ginjal urobilin mewarnai urin. Fe2+ dibawa transferin sistemik heme baru Globin sintesis asam amino. F. GANGGUAN SIRKULASI ENTEROHEPATIK Ikterus : hemolitik, obstructive. Hemolitik fungsi ekskresi hati terganggu seditik, penghancuran sel darah merah cepat, tapi ekskresinya lama.Gangguan pada UCB/B1nya. Obstruktive fungsi ekskresi terganggu, tapi penghancuran sel darah merah normal, disebabkan oleh sumbatan (batu empedu, tumor, dan kanker).Gangguan pada CB/B2nya.

STEP 7 G. HEPAR 4. Anatomi g. Letak : hypochondriaca dextra epigastraium kadang hypochondriaca sinistra

h. Morfologi : - 2 facies (diaphragmatica dan visceralis) i. Pembagian lobus - Secara Anatomis : Fissura Sagitalis Sinistra lobus caudatus dan lobus quadratus ikut lobus dextra. - Secara Fisiologis : Fossa Sagitalis Dextra lobus caudatus dan lobus quadratus ikut lobus sinistra. j. Penggantung - Lig. Teres hepatis oblitersai v. umbilicalis - Lig. Falciforme - Lig. Venosum Arantii obliterasi ductus venosus arantii - Lig. Coronarium - Lig. Triangulare dextra - Lig. Hepatorenalis k. Vaskularisasi - A. hepatica propria - V. porta hepatis l. Innervasi - Simpatis : Nn. Spinals segmen T. 6 10 - Parasimpatis : N. vagus (N. X) 5. Histologi Unit fungsional dasar : lobulus hati, ditengahnya terdapat vena centralis. Setiap lobulus hati terdiri dari : - Vena centralis - Sinusosid (mendapat aliran darah dari v. porta hepatis dan a. hepatica propria) - Sel hepatosit - Ruang Disse - Sel Kuffer (RES) - Canaliculi Biliaris ductus hepaticus (dextra-sinistra) 6. Histologi

o Hati dibungkus oleh simpai tipis jaringan ikat (kapsula Glisson) yg menebal di hilum tempat vena porta dan a. hepatica memasuki hati dan duktus hepatikus kanan dan kiri serta tempat keluarnya pembuluh limfe o Lobulus Hati

Komponen structural utama dari hati adalah sel hati (hepatosit) diantara lobulus terdapat penyekat yang disebut septum interlobularis, disini juga terdapat celah portal atau portal triad atau trigonum Kiernan yang terletak pada sudut lobulus yang berisi vasa interlobularis, duktus biliaris dan pembuluh limfe celah diantara hepatosit dsbt sinusoid yg merupakan pembuluh darah yang melebar secara tidak teratur, terdiri atas sel-sel endotel sel-sel endotel dipisahkan dari hepatosit dibawahnya oleh celah subendotelial yg dikenal sebagai celah Disse, yg mengandung mikrovili dari hepatosit, hal ini yg memungkinkan pertukaran makromolekul dg mudah dari limen sinusoid ke sel hati dan sebaliknya sinusoid juga mengandung sel fagosit yaitu sel kupffer yg berfungsi memetabolisir eritrosit tua, pada celah disse terdapat sel penimbun lemak (sel ito ) yaitu sel stelata

( Histologi Dasar edisi ke-8 & Atlas Histologi di Fiore )

Hepar terdiri atas satuan heksagonal disebut lobulus.Di pusat setiap lobulus terdapat vena centralis yg dikelilingi lempeng lempeng sel hati yaitu hepatosit dan sinusoid secara radial.Jaringan ikat disini membentuk TRIAD PORTA.Darah arteri dan vena mula mula bercampur di sinusoid hepar saat mengalir ke arah vena central.Dari sini darah memasuki sirkulasi umum mll vena hepatica. Hepatosit menyekresi empedu ke dalam saluran saluran halus disebut kanalikuli biliaris yg terletak di antara hepatosit. Sebagai sel eksokrin, hepatosit menyintesis dan membebaskan empedu ke dalam sistem duktus aksretorius, yaitu kanalikuli biliaris.Hepatosit juga merupakan sel endokrin. Sel ini membebaskan bnayak produk lagsug ke dlm aliran darah saat darah mengalir mll sinusoid dan berkontak langsung dg hepatosit.Jadi, hepatosit melaksanakan fungsi eksokrin dan endokrin spt albumin, faktor pembekuan darah protrombin dan fibrinogen.

(Atlas Histologi di Fiore, edisi 9) (L.Carlos junqueira, Jose carneiro,Robert O; histologi dasar,edisi ke 8)

7. Fisiologi b. Fungsi 6) Pembentukan dan ekskresi empedu Empedu dihasilkan sel hepatosit canaliculi biliaris ductus hepaticus ductus cysticus dipekatkan di VF ada lemak (hormon CCK) kontraksi VF, dan relaksasi sphinter Oddi bersama enzim pancreas duodenum. Sekresi cairan empedu per hari 600 1000 ml. 7) Metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak 8) Faktor koagulasi darah (fungsi heparnya Lho!) 9) Detosifikasi Adanya sel Kuffer 10) Penimbunan vitamin dan mineral FISIOLOGI HEPAR 1. Sebagai penyimpan darah Sejumlah besar darah disimpan dalam pembuluh darah hati (volume normal : 450 ml). hati merupakan organ besar, dapat meluas dan organ venosa yang mampu bekerja sebagai tempat penampungan darah yang dapat menampung darah saat volume darah berlebihan dan dapat menyuplai darah ekstra saat kekurangan volume darah. 2. System makrofag hepatic sebagai pembersih darah Darah yang melalui kapiler usus mengangkut banyak bakteri dari usus.Darah yang dari vena porta sebelum masuk hati hamper selalu menumbuhkan kuman basilus kolon bila dibiakkan, sedangkan pertumbuhan kuman basilus kolon dari darah di dalam sirkulasi sistemik sangat jarang sekali. Film berkecepatan tinggi yang khusus mengenai kerja sel kupffer, makrofag fagositik besar yang membatasi sinus venosus hati menunjukkan sel-sel ini efisien membersihkan darah sewaktu darah melewati sinus. 3. Metabolisme hati - Metabolisme karbohidrat

Hati melakukan fungsi : Menyimpan glikogen dalam jumlah besar Konversi galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa Glukoneogenesis untuk mempertahankan konsentrasi normal glukosa darah, glukoneogenesis terjadi jika konsentrasi glukosa darah mulai menurun. Maka, sejumlah besar as.amino dan gliserol dari TG diubah jadi glukosa, dapat mempertahankan konsentrasi glukosa darah yang relative normal. Pembentukan banyak senyawa kimia dari produk antara metabolisme karbohidrat Hati penting untuk mempertahankan konsentrasi glukosa darah normal.Penyimpanan glikogen memungkinkan hati mengambil kelebihan glukosa darai darah disimpan dikembalikan lagi ke darah bila konsentrasi glukosa darah menurun terlalu rendah. Metabolisme lemak Oksidasi as.lemak untuk menyuplai energy bagi fungsi tubuh yang lain. Sintesis kolesterol, fosfolipid, dan sebagian besar lipoprotein. Sintesis lemak dari protein dan karbohidrat. lemak dipecah menjadi gliserol dan as.lemak as.lemak dipecah oleh oksidasi beta jadi radikal asetil berkarbon 2 yang membentuk asetil Ko-A asetil Ko-A masuk ke siklus asam sitrat dan dioksidasi membebaskan sejumlah energy 80% kolesterol yang disintesis di dalam hati menjadi garam empedu diekskresikan lagi ke empedu. Sisanya diangkut dalam lipoprotein dan dibawa oleh darah ke semua sel jaringan tubuh. Metabolisme protein Deaminasi as.amino, dibutuhkan sebelum as.amino dapat digunakan untuk energy atau diubah menjadi karbohidrat atau lemak. Pembentukan ureum untuk mengeluarkan ammonia dari cairan tubuh. Sejumlah besar ammonia dibentuk melalui proses deaminasi dan jumlahnya masih ditambah pembentukan bakteri di usus secara kontinu kemudian diabsorbsi ke darah. Pembentukan protein plasma Interkonversi beberapa as.amino dan sintesis senyawa lain dari as.amino Dwarala Repya K. Sumber : fisiologi Guyton

H. VESICA FELLEA 4. Anatomi e. Letak : Hypochondriaca dextra (barsyntopi dengan hepar di facies visceralnya)

f. Morfologi : seperti buah peer, panjangnya 9 cm, kapasitas 50cc. Memiliki fundus, copus, collum. g. Vaskularisasi : vasa cysticus. h. Innervasi : - Simpatis : Nn. Spinals segmen T. 6 10 - Parasimpatis : N. vagus (N. X) 5. Histologi Lapisan dari luar ke dalam : - Tunica serosa - Tunica subserosa - Tunica muscularis - Tunica mukosa reabsorpsi cairan empedu

Dinding kandung empedu terdiri dari mukosa, lapisan fibromuskular, lapisan jaringan ikat perimuskular, dan serosa pada semua permukaannya kecuali hepatik dengan adventisia yang melekatnya pada hepar. Mucosa menampakkan lipatan2 temporeryang menghilang saat kandung empedu diregangkan oleh empedu. Kripti / divertikulum diantara lipatan sering membentuk indentasi yg dlam di mukosa. Epitel pelapisnya adalah epitel selapis silindris tinggi dengan sitoplasma terpulas pucat dan basal. Lamina propria mengandung jar ikat longgar dan beberapa jaringan limfoid difus. Serat otot polos di dalam lap fibromuskular berbaur dengan lapisan2 jaringan ikat longgar yang kaya serat elastin. (Atlas Histologi di Fiore, edisi 9)

Fisiologi Memekatkan, menyimpan, dan mengeluarkan cairan empedu Fungsinya untuk menyimpan empedu dan memekatkannya akibat absorbsi air Empedu hati terdiri atas 97% air sedangkan empedu kantung empedu 89% air Apabila duktus cysticus & ductus choleducus dijepit maka tekanan intrabiliaris meningkat sampai sekitar 320 mm empedu dlm 30 menit & sekresi empedu berhenti. Namun bila duktus choledocus dijepit dan ductus cysticus dibiarkan terbuka, maka air akan diserap dalam kandung empedu & tekanan intrabiliaris hanya 100 mm empedu dlm beberapa jam (Buku Ajar Fisiologi Kedokteran) 1. Mekanisme kontraksi empedu Makanan berlemak masuk ke duodenum kemudian lemak menstimulasi sel2 dinding yang ada di dinding duodenum, sel dinding duodenum mengeluarkan hormone kolesistokinin dari tunica mukosa, kemudian di absorbs ke dalam darah kemudian

6.

menstimulir kontraksi dari vesica biliaris yang mana bersamaan ductus choledocus dan ampula vetri relaksasi dan cairan masuk ke duodenum. (Fisiologi Guyton And Hall, Edisi 7)

I. LIEN 1. Anatomi f. Letak : region hypochondriaca sinistra, skeletopi setinggi costa IX, X, XI. g. Morfologi : - punya 2 ekstremitas (anterior dan posterior) - Punya 2 margo (inferior dan superior) - Punya 2 facies (diaphragm cembung, visceralis datar) h. Penggantung : - Lig. Gastrolienalis - Lig. Lienorenalis i. Vaskularisasi : - Vasa lienalis end artery (satu-satunya yang mendarahi lien) j. Innervasi : - Simpatis : Nn. Spinals segmen T. 6 10 - Parasimpatis : N. vagus (N. X) 2. Histologi Limpa dibungkus sebuah simpai jaringan ikat padat yang menjulurkan trabekula jaringan ikat ke bagian dalam limpa.Trabekula utama memasuki limpa di hilus dan bercabang - cabang menyusup seluruh organ.PAda trabekula, terdapat di arteri trabekularis dan vena trabekularis.Trabekula yang terpotong melintang tampak bulat atau nodular. Limpa ditandai dengan sejumlah agregat limfonodulus; noduli ini membentuk pulpa alba organ. Limfonoduli mengandung pusat germinal, jumlahnya secara progresif berkurang bersama dengan penambahn umur.Arteri sentralis melewati setiap limfonodulus; namun arteri ini umumnya tidak terletak di pusat.Arteri sentralis adalah cabang dari arteri trabekularis yang mendapat selubung jaringan limfatik saat meninggalkan trabekula. Selubung ini juga membentuk limfonodulus yang kemudian membentuk pulpa alba limpa. Di sekitar limfonodulus dan trabekula terdapat anyaman sel merata yang membentuk bagian terbesar organ dan secara kolektif membentuk pulpa rubra atau pulpa limpa. Sediaan segar pulpa rubra tampak merah karena jarinngan vaskularnya, PUlpa rubra juga mengandung arteri pulpa, sinus venosus dan korda limpa (Billroth); hal ini tampak sebagai untaian difusi jaringan limfatik di antara sinus venosus. Korda limpa membentuk anyaman longgar jaringan ikat reticular yang biasanya tertutup jaringan padat lain Dwarala Repya K. Sumber :Atlas Histologi de Fiore.

Fisiologi - Merupakan pembentukan sel darah waktu fetus 2-7 bln(organ hematopoiesis) - Organ lymphoid yang terbesar - Retikuloendothelial system menghancurkan eritrosit yang tua (120 hari) - Penyimpanan darah di sinus venosus dan pulpa. J. PANCREAS 1. Anatomi a. Letak : ragio epigastrium hypochondriaca sinistra b. Merupakan organ ekstraperitonel sekunder, kecuali bagian cauda pancreas (intraperitonal) c. Morfologi : berbentuk seperti huruf J tengkurap, arah cauda sedikit naik, panjangnya 12 15 cm, berat 170 gr. Bagian-bagiannya : caput, collum, corpus, cauda. d. Vaskularisasi : - A. pancraticoduodenalis superior et inferior - R. pancratici a. lienalis f. Innervasi : Simpatis : Nn. Spinals segmen T. 6 10 Parasimpatis : N. vagus (N. X) 2. Histologi Merupakan kelenjar eksokrin dan endokrin. Endokrin sel langerhans (alfa glucagon, beta insulin, somatostatin inhibisi alfa dan beta, F peptida pancreas)

Pulau langerhans terdiri atas sel alfa, beta dan delta Pulau langerhans sebagai endokrin Sel asini sebagai eksokrin Sel asini sebagai penghasil ion natrium bikarbonat , lipase dan enzim lain Sel asini sekretori centrum asinar ductus interkalaris duktus interlobularis duktus pancreaticus Histologi dasar junqueira

3. Fisiologi a. Membatu proses metabolisme protein b. Menghasilkan insulin, glucagon pengaturan glukosa darah

K. SIRKULASI ENTEROHEPATIK (Metabolisme Bilirubin) Eritrosit tua (120 hari) dipecah di lien Hb Heme dan globin. Heme 4 inti pyrol dan Fe2+ 4 inti pyrol biliverdin B1 + albumin transport plasma ke hepar B1 + protein Y bilirubin glikoronida + protein z B2 ke usus halus (dibantu kerja bakteri) urobilinogen 1) ke usus besar 2) ke ginjal Ke usus besar sterkobilonogen oksidasi sterkobilin mewarnai feses. Ke ginjal urobilin mewarnai urin. Fe2+ dibawa transferin sistemik heme baru Globin sintesis asam amino.

Di R. E. S

Eritrosit Tua Umur 120 hari Hemoglobin

Heme Okigenase Heme Heme Oksigenase 4 inti pyrol Biliverdin reduktase Biliverdin dibawa transferrin u/ sintesis protein Fe Asam Amino Globin

B1

+ Albumin Transport Plasma Ke Sel Hepar B1 B 1 tidak larut air butuh kendaraan u/ menuju ke Hepatosit melalui aliran darah + Albumin

Di Hepar
Ke Sel Hepar

B1 Glukoronil Transferase

+ Protein Y

Bilirubin Glukoronida B2 Di Usus Halus dibantu kerja bakteri Mewarnai Feces Oksidasi Urobilinogen Usus Besar Sterkobilinogen

+ Protein Z

Ikut sirkulasi darah direabsorbsi di mukosa usus Ginjal Oksidasi Urobilin

sterkobilin

Mewarnai Urin

L. GANGGUAN SIRKULASI ENTEROHEPATIK Ikterus : hemolitik, obstructive. Hemolitik fungsi ekskresi hati terganggu seditik, penghancuran sel darah merah cepat, tapi ekskresinya lama.Gangguan pada UCB/B1nya. Obstruktive fungsi ekskresi terganggu, tapi penghancuran sel darah merah normal, disebabkan oleh sumbatan (batu empedu, tumor, dan kanker).Gangguan pada CB/B2nya. Penyakit hemolitik atau peningkatan laju destruksi ertrosit merupakan penyebab tersering dari pembentukan bilirubin yang berlebihan.Ikterus yang timbul sering disebut sebagai ikterus hemolitik.Konjugasi dan transfer pigmen empedu berlangsung normal,tetapi suplai bilirubin tak terkonjugasi melampaui kemampuan hati.Hal ini mengakibatkan peningkatan kadar bilirubin tak terkonjugasi dalam darah.Meskipun demikian,pada penderita hemolitik berat,kadar bilirubin serum jarang melebihi 5 mg/dl dan ikterus yang timbul bersifat ringan serta berwarna kuning pucat.Bilirubin tak terkonjugasi tidak larut dalm air,sehingga tidak dapat diekskresi dalam urine dan tidak terjadi bilirubinuria.Namun demikian terjadi peningkatan pembentukan urobilinogen (akibat peningkatan beban bilirubin terhadap hati dan peningkatan konjugasi serta ekskresi),yang selanjutnya mengakibatkan peningkatan ekskresi dalam feses dan urine.urine dan feses berwarna lebih gelap.

Pada orang dewasa, pembentukan bilirubin berlebihan yang berlangsung kronis dapat menyebabkan terbentuknya batu empedu yang mengandung sejumlah besar bilirubin; di luar itu,hiperbilirubinemia ringan umumnya tidak membahayakan.pengobatan langsung ditujukan untuk memperbaiki penyakit hemolitik.Akan tetapi,kadar bilirubin tak terkonjugasi yang melebihi 20 mg/dl pada bayi dapat menyebabkan terjadinya kernikterus. Kadar bilirubin plasma yang normal adalah 0,3 1 mg/dl. Pada konsentrasi diatas 1,8 mg/dl jaundice ( Ikterus ); mula2 seluruh sklera dan kulit berwarna kuning. Macam macam ikterus : a. Ikterus prehepatik Pembentukan bilirubin di tingkatkan (misalnya, dengan peningkatan hemolisis peningkatan bilirubin konjugasi berlebihan kemacetan adanya glukoronil transferase ikterus. b. Ikterus intrahepatik Akibat dari : a) Kerusakan sel hati ( racun, peradangan ) transport dan konjugasi bilirubin terganggu.

b) Tidak tersianya ( syndroma Crigler-Najjar) atau Defisiensi glukoronil transferase( syndrome Gilbert) atau imaturitas glukoronilisasi pd waktu lahir yang diperburuk oleh ikterus ( disebabkan oleh peningkatan hemolisis ). c) Penghambat glukoronil transferase ( steroid ) d) Suatu gangguan bawaan sejak lahir (Syndrome Dubin-Johnson) atau penghambatan ( misalnya obat obatan atau steroid ) dan sekresi bilirubin ke dalam kanalikuli empedu. c. Ikterus pascahepatik Sumbatan ductus choledocus oleh batu atau tumor mengakibatkan refluk bilirubin konjugasi ke dalam aliran darah ( sumber : ATLAS FISIOLOGI oleh Agamemnon Despopoulos dan Stefan Silbernagl ) Ikterus a) Definisi Ikterus adalah perubahan warna kulit / sclera mata (normal beerwarna putih) menjadi kuning karena peningkatan kadar bilirubin dalam darah. Ikterus pada bayi yang baru lahir dapat merupakan suatu hal yang fisiologis (normal), terdapat pada 25% 50% pada bayi yang lahir cukup bulan.Tapi juga bisa merupakan hal yang patologis (tidak normal) misalnya akibat berlawanannya Rhesus darah bayi dan ibunya, sepsis (infeksi berat), penyumbatan saluran empedu, dan lain-lain. b) Macam Gejala kuning pada yang dikenal sebagai ikterus dibagi 3 golongan berdasarkan penyebab kuningnya tersebut. (1) Ikterus hemolitik, ikterus yang timbul karena meningkatnya penghancuran sel darah merah. Misal pada keadaan infeksi (sepsis), ketidak cocokan gol darah ibu dengan golongan darah bayi, bayi yang baru lahir (ikterus fisiologik) dsb. (2) Ikterus hepatoselluler, ikterus yang terjadi akibat kerusakan atau peradangan jaringan hati, misal pada penyakit hepatitis. (3) Ikterus obstruktif, ikterus yang timbul akibat adanya bendungan yang mengganggu aliran empedu. Misal pada tumor, kelainan bawaan (atresia bilier), batu pada kandung empedu dsb.

You might also like