You are on page 1of 22

ADVERSE DRUG REACTIONS

Adverse Drug Reactions (ADR)


Kerugian yang terkait dengan penggunaan obat yang diberikan atau Reaksi yang tidak diinginkan atau berbahaya yang dialami setelah pemberian obat atau kombinasi obat di bawah kondisi normal penggunaan

Adr = morbiditas signifikan kematian Berkisar dari reaksi ringan(kantuk, mual, gatal & ruam); menghilang setelah penghentian obat Atau Reaksi yang parah ( depresi pernapasan, neutorpenia, cedera hepatocellular, perdarahan, anafilaksis )

ADR paling sering dialami oleh : Wanita Orang tua (>60 tahun) Usia muda (1-4 tahun) Pasien yang meminum lebih dari 1 obat

Klasifikasi ADR
Klasifikasi Rawlin & Thompson ABCD Klasifikasi tradisional A & B hampir 80% ADR---- reaksi Tipe A

1) Reaksi tipe A
a) Berhubungan dengan aksi farmakologis obat Ekstensi dari aksi farmakologis utama obat

b) Dapat diprediksi
Relatif mudah diprediksi oleh riset farmakologi preklinis dan klinis

c) Umum
Reaksi tipe A tidak serius---umum

d) Tergantung dosis
Kebanyakan reaksi tergantung dosis

Reaksi Tipe A (klasifikasi)


i) Toksisitas overdosis(Drug overdose)
ADR yang terjadi karena dosis yang berlebihan

Contoh: gagal hepar karena dosis tinggi paracetamol, nyeri kepala karena antihipertensi, hipoglikemia karena sulfonilurea.

ii) efek samping Efek obat sekunder yang hampir tidak dapat dihindari pada dosis terapi Intensitasnya tergantung dosis Muncul segera setelah meminum obat atau tidak muncul sebelum beberapa minggu setelah pertama meminum obat Contoh: sedasi dengan antihistamin

iii) Secondary Effects Contoh : terjadinya diare dengan aterapi antibiotik karena perubahan flora GI tract Hipotensi ortostatik dengan phenothiazine

iv) Interaksi antar obat Saat dua obat dikonsumsi bersamaan & obat satu sama lain mempengaruhi respon secara farmakologi atau kinetik Contoh : obat 1 memperlambat metabolisme obat 2, konsentrasi obat 2 dalam darah = toksik

ToksisitasTheophylline dengan adanya erythromycin

2) Reaksi tipe B
Tidak berhubungan dengan aksi farmakologis yang diketahui dari obat Tidak terprediksi Seringkali disebabkan oleh mekanisme imunologis & farmakogenetik Tidak tergantung dosis Dibandingkan reaksi lain jarang terjadi & dapat menyebabkan penyakit yang serius atau kematian

Kejadian (seringkali) menyebabkan penarikan izin pemasaran obat Seringkali tidak diketahui hingga obat dipasarkan Baik faktor genetik dan lingkungan penting dalam terjadinya reaksi ini

Reaksi tipe B (klasifikasi)


i) Intoleransi obat Ambang batas yang lebih rendah terhadap reaksi farmakologis normal dari obat. Contoh : tinnitus ( dosis tunggal rata-rata dari aspirin) ii) Hypersensitivitas (reaksi immunologis) Respon terhadap suatu agen obat yang dimediasi oleh sistem imun pada pasien yang sudah tersensitisasi sebelumnya. Contoh : anafilaksis dengan penicillin

iii) Reaksi Pseudoallergik


Aktivasi dan degranulasi sel mast secara langsung oleh obat-obatan (opiat, vankomisin dan media radiokontras) Secara klinis tidak dapat dibedakan dengan hipersensitivitas tipe 1 namun IgE tidak ikut serta dalam reaksi ini ( reaksi non imunologis)

iv) Reaksi Idiosinkrasi


Respon yang abnormal dan tidak biasa terhadap suatu obat Umumnya disebabkan oleh abnormalitas genetik Mempengaruhi metabolisme dan sensitifitas reseptor suatu obat Sangat berbahaya, sudah timbul pada pemakaian dosis rendah Contohnya : anemia (hemolisis) karena obat obat antioxidant ( defisiensi G6PD), paralisis yang diakibatkan suksinilkolin ( defisiensi enzim)

3) Reaksi Tipe C (Chronic)


Berhgubungan dengan terapi obat jangka panjang Sangat dikenal dan dapat diantisipasi Terjadi adaptasi bila obat dihentikan abstinence syndrome Contoh : opioid, alkohol, barbiturat

4) Reaksi Type D (delayed=tertunda)


Efek kasinogenik dan teratogenik Onset tertunda setelah pemakaian obat Sangat jarang

Efek karsinogenik Obat obatan yang menyebabkan kanker; pembentukannya butuh >20 tahun
Efek teratogenik Defek pada kelahiran yang diinduksi obat

Tanda dan Gejala ADR


Ringan, sedang, berat atau lethal Tanda dan gejala bermanifestasi langsung setelah pemberian dosis pertama atau hanya setelah pemakaian kronik

Contoh : reaksi alergi yang terjadi langsung setelah pemberian obat kedua kalinya (gatal, ruam, erupsi, edema saluran nafas atas dan bawah dengan dipsneu dan hipotensi) Reaksi idiosinkrasi = beberapa gejala yang tidak terprediksi

Mekanisme dari ADR


Type A =non immunologis, reversibel dengan pengurangan dosis, tidak serius,perpanjangan dari efek farmakologis. Type B Mekanisme biokimiawi yang tidak berhubungan dengan imunologi farmakologis = hipersensitivitas (Tipe I, II, III, IV) atau Non imunologis (secara langsung)= Pseudoallergik, idiosinkrasi, intoleran.

Mekanisme Reaksi Type B


i) Sering diperantarai dengan metabolit kimia yang reaktif
Tidak terjadi detoksifikasi terhadap metabolit Citotoksisitas secara langsung Kerusakan jaringan secara langsung + nekrosis

ii) Terikat dengan DNA gen

perubahan produk

Terikat dengan makromolekul yang lebih besar yang menginduksi respon imun (memproduksi Ab dan terikat ke Ab)

Reaksi Hipersensitivitas (alergi) Obat


Bentuk yang umum dari respon yang tidak diharapkan dari penggunaan obat Klasifikasi menurut Gell & Coombs Reaksi Type I (dimediasi IgE) Reaksi Type II (cytotoxic) Reaksi Type III (kompleks imun ) Reaksi Type IV (delayed, cell mediated)

You might also like