You are on page 1of 4

1.

ASAM MEFENAMAT
Asam Mefenamat merupakan derivat asam antranilat dan termasuk kedalam golongan obat Anti Inflamasi Nonsteroid (AINS). Bekerja dengan cara menghambat sintesa prostaglandin dalam jaringan tubuh dengan menghambat enzim

siklooksigenase (COX) sehingga mempunyai efek analgesik, antiinflamasi dan antipiretik. Analgetik adalah adalah obat yang mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Antipiretik adalah obat yang menurunkan suhu tubuh yang tinggi. Jadi analgetik-antipiretik adalah obat yang mengurangi rasa nyeri dan serentak menurunkan suhu tubuh yang tinggi.

1.1 Farmakokinetik Tablet asam mefenamat diberikan secara oral. Diberikan melalui mulut dan diabsorbsi pertama kali dari lambung dan usus selanjutnya obat akan melalui hati diserap darah dan dibawa oleh darah sampai ke tempat kerjanya. Pemberian dosis tunggal secara oral sebesar 1000 mg memberikan konsentrasi puncak asam mefenamat dalam plasma tercapai dalam 2 sampai 4 jam. Pada manusia, sekitar 50% dosis asam mefenamat diekskresikan dalam urin dan 20% obat ini ditemukan dalam feses (Goodman, 2007).

1.2 Farmakodinamik Asam Mefenamat termasuk ke dalam golongan (NSAIDS), maka kerja utama kebanyakan nonsteroidal antiinflammatory drugs (NSAIDS) adalah sebagai penghambat sintesis prostaglandin.

1.3 Indikasi Meredakan nyeri ringan sampai sedang sehubungan dengan sakit kepala, sakit gigi, nyeri karena trauma, nyeri otot dan nyeri sehabis operasi.

1.4 Kontra indikasi


1. 2. 3. 4.

Pasien yang urtikaria dan hipersensitif terhadap Asam Mefenamat. Penderita asma Penderita dengan tukak lambung dan usus. Penderita dengan ganguan ginjal yang berat

1.5 Efek samping Efek samping dari asam mefenamat terhadap saluran cerna yang sering timbul adalah diare, diare sampai berdarah dan gejala iritasi terhadap mukosa lambung, selain itu dapat juga menyebabkan eritema kulit, memperhebat gejala asma dan kemungkinan gangguan ginjal.

1.6 Interaksi Obat Obat-obat anti koagulan oral seperti warfarin; asetosal (aspirin) dan insulin.

1.7 Penggunan Pada Kedokteran Gigi Asam mefenamat lebih sering diresepkan oleh dokter gigi untuk mengatasi rasa nyeri atau sakit gigi dan juga untuk sakit ketika haid. Asam mefenamat sebaiknya tidak diberikan pada anak-anak atau pasien usia lanjut, sebab dapat memberikan efek samping berupa diare terutama pada lansia.

1.8 Dosis Dewasa 500mg pemakaian 3x sehari. Nyeri akut dan demam bisa di atasi dengan 325 500 mg empat kali sehari.

2. PIROKSISAM

Piroksikam adalah anti inflamasi non steroid yang mempunyai aktifitas anti inflamasi , analgesik dan antipiretik.

2.1 Farmakokinetik Pada pemberian oral, piroksikam diabsorbsi dengan baik, berikatan dengan protein plasma sebanyak 99%. Konsentrasi puncak dalam plasma tercapai 3 - 5 jam setelah pemberian dan waktu paruh lebih kurang 50 jam. Metabolisme terjadi dalam hati dan diekskresi terutama melalui urin, 5% diantaranya dalam bentuk utuh dalam urin dan feses.

2.2 Farmakodinamik Obat ini bekerja dengan cara menghambat sintesis prostaglandin

dalam jaringan tubuh yaitu dengan menghambat isoenzim siklooksigenase yaitu siklooksigenase-1 (COX-1) dan siklooksigenase-2 (COX-2)
2.3 Indikasi Rematoid artritis, osteoartritis, ankilosing spondilitis, gangguan

muskuloskeletal akut dan gout akut.

2.4 Kontra indikasi Penderita asma yang mempunyai riwayat tukak lambung, perforasi atau perdarahan lambung. Penderita yang hipersensitif terhadap obat ini. Wanita hamil trisemester pertama. 2.5 Efek samping Gangguan saluran pencernaan, sakit kepala, iritasi & ulkus lambung (pada dosis lebih dari 20 mg/hari).

2.6 Interaksi Obat Pemberian piroksikam bersama antikoagulan oral, sulfonil urea atau salisilat harus hati-hati dan dipantau. Asetosal dan piroksikam tidak boleh diberikan secara bersama-sama. Piroksikam dilaporkan dapat meningkatkan kadar litium dalam darah.

2.7 Penggunaan Pada Kedokteran Gigi penggunaan diatas berarti terdapat lesi maka terapat radioopaque. dokter gigi bisa menggunakan obat ini. 2.8 Dosis Artritis reumatoid, osteoartritis, ankylosing spondylitis : 20 mg sekali sehari. Kelainan muskuloskeletal akut : 40 mg sehari selama 2 hari dalam dosis tunggal atau dalam dosis terbagi, kemudian 20 mg sehari selama 7-14 hari. Gout akut : diawali dengan 40 mg sehari sebagai dosis tunggal kemudian 40 mg dalam dosis tunggal atau dosis terbagi selama 4-6 hari.

You might also like