You are on page 1of 17

KAYU Sifat dan Propertinya

Oleh: Sucmana Wijaya K. (09.51.10806)

Pengenalan sifat kayu


Kayu merupakan hasil hutan yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai dengan kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain. Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan pemakaian, memerlukan pengetahuan tentang sifat-sifat kayu. Sifat-sifat ini penting sekali dalam industri pengolahan kayu, sebab dari pengetahuan sifat tersebut tidak saja dapat dipilih jenis kayu yang tepat serta macam penggunaan yang memungkinkan, akan tetapi juga dapat dipilih kemungkinan pengantian oleh jenis kayu lainnya apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat secara kontinyu atau terlalu mahal. Kayu berasal dari berbagai jenis pohon yang memiliki sifat-sifat yang berbeda. Bahkan dalam satu pohon, kayu mempunyai sifat yang berbeda.

Sifat fisik kayu


Berat jenis
berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif didalamnya. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya. Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai 1,28 (kayu nani). Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan kuat pula. Keawetan Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yng merupakan unsur racun bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras shg pada umumnya kayu teras lebih awet. Warna Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda2.

Tekstur tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan kedalam kayu berstektur halus (ex: giam, kulim dll), kayu berstektur sedang (ex: jati, sonokeling dll), kayu berstektur kasar (meranti, kempas dll) Arah serat arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang. Kesan raba kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll). Bau dan rasa kayu Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.

Nilai Dekoratif Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu. Higroskopis Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Daya hantar panas Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas. Daya hantar listrik Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik.

Sifat mekanik kayu


Keteguhan tarik Adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu Keteguhan tekan/kompresi adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan/beban Keteguhan geser Adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang membuat suatu bagian kayu tersebut bergeser dari bagian lain didekatnya Keteguhan lengkung kekuatan untuk menahan gaya2 yang berusaha melengkungkan kayu/ untuk menahan beban mati atau hidup selain beban pukulan. Kekakuan kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau lengkungan, dinyatakan dalam modulus elastisitas.

Keuletan kemampuan kayu untuk menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar/ tahan terhadap kejutan/ tegangan yang berulang2. Kekerasan Kemampuan kayu untuk menahan gaya menbuat takik/ lekukan/ kikisan (abrasi).

Keteguhan belah
kemampuan kayu untuk menahan gaya2 yang berusaha membelah kayu

Kelemahan Kayu
Kayu memiliki berbagai kelebihan dibanding dengan material lain seperti besi, plastik atau rotan. Kelebihan pada sifat mekanis salah satunya adalah ketahanan kayu terhadap tekanan dan lenturan. Dari segi estetika kayu memiliki tekstur yang baik dan indah karena berbagai macam jenisnya. Dan dari segi sifat fisik kayu memiliki berat jenis yang cukup ringan sehingga bisa mengapung dan sifat resonansinya. Dari beberapa kelebihan tersebut kayu juga memiliki kelemahan, antara lain: 1. Kayu mudah diserang oleh serangga pemakan kayu seperti Rayap atau serangga lainnya. Dengan adanya kelemahan inilah maka kayu perlu diawetkan dengan bahan kimia tertentu untuk membunuh dan mencegah serangga memasuki kayu kembali. Terutama kelemahan ini diserang pada saat kayu berada pada kelembaban tinggi atau bahkan ketika kayu masih berdiri tegak sebagai pohon. Mengandung air dan berpengaruh besar terhadap bentuk kayu oleh karena itu kayu harus dikeringkan sebelum diproses selanjutnya. Dan kayu mudah menjadi lunak dan busuk apabila terendam air dalam waktu lama.

2.

3.
4.

Limbah bahan yang besar. Tidak bisa memanfaatkan seluruh bahan baku (tidak 100%) untuk dipakai.
Terbatasnya diameter kayu menjadikan sulit untuk mendapatkan bahan baku yang lebar. Untuk menutupi kelemahan ini kayu harus disambung (pelebaran papan). Kayu mudah terbakar terutama dalam keadaan kering. Dan selanjutnya rusak tidak dapat dipakai lagi. Karena sifat kelemahan ini kayu tidak digunakan pada konstruksi yang memerlukan bahan tahan panas dan tahan api akan tetapi digunakan pada konstruksi penunjang saja.

5.

Pengawetan Kayu
Beberapa jenis kayu tertentu harus diawetkan untuk mencegah serangan serangga/organisme maupun jamur perusak kayu. Yang dimaksudkan dengan pengawetan yaitu memasukkan bahan kimia ke dalam (pori-pori) kayu sehingga menembus permukaan kayu setebal beberapa mm ke dalam daging kayu. Pengawetan bertujuan untuk menambah umur pakai kayu lebih lama terutama kayu yang dipakai untuk bahan bangunan ataupun untuk perabot di luar ruangan. Kayu dikategorikan ke dalam beberapa kelas awet. 1. Kelas awet I (sangat awet), misal: kayu Jati, Sonokeling 2. Kelas awet II (awet), misal: kayu Merbau, Mahoni 3. Kelas awet III (kurang awet), misal: kayu Karet, Pinus 4. Kelas awet IV (tidak awet), misal: kayu Albasia 5. Kelas awet V (sangat tidak awet)

Kayu Sebagai Bahan Bangunan


Pembangunan perumahan, perkantoran dan sebagainya menunjukkan perkembangan yang pesat. Komponen bangunan terutama perumahan masih sangat tergantung dari kayu, terutama dari bentuk kayu gergajian spesifikasi khusus, baik berfungsi sebagai komponen struktural (memerlukan perhitungan beban) maupun non struktural (tidak memerlukan perhitungan beban). Beberapa komponen konstruksi bangunan perumahan yang dapat menggunakan kayu gergajian sebagai bahan, antara lain : 1. Tiang pancang pada tanah di bawah muka air atau tanah terkena pengaruh air asin. 2. Tiang pancang pada tanah di atas muka air dan kayu harus diawetkan secara khusus. 3. Rangka, gording, usuk (kaso), tiang, balok, papan, kuda- kuda, balok plafon atau reng. 4. Papan cucuran, papan lis atau papan atap lainnya. 5. Kusen pintu dan jendela, daun pintu dan jendela, ambang atau bentuk sambungan lainnya. 6. Konstruksi tangga (pegangan dan injakan tangga). 7. Lantai biasa

8. Lantai keras
9. Papan dinding 10. Kayu profil (moulding)

Ukuran Kayu Untuk Bangunan (SNI 03-24451991)


Kayu bangunan adalah kayu olahan yang diperoleh dengan jalan mengkonversikan kayu bulat menjadi kayu berbentuk balok, papan atau bentuk-bentuk yang sesuai dengan tujuan penggunaannya. Ukuran nominal kayu untuk bangunan, tebal dan lebar minimal (10x10) mm, (10x30) mm, (20x30) mm, sampai (120x120) mm, (25x30) mm, (30x30) nm, (30x50) mm, (60x80) mm, (60x100) mm, 60x120)mm, (80x80) mm, (80x100) mm, 120x120) mm. Ukuran kayu berdasarkan penggunaan (Tabel): Ukuran panjang nominal (m): 1; 1.5; 2; 2.5; 3; 3.5; dst 5.5 Ukuran untuk bangunan rumah dan gedung: 1. Kusen pintu dan jendela (mm): 60 (100, 120, 130, 150) ; 80 (100, 120, 150). 2. Kuda-kuda (mm): 80 (80, 100, 120, 150, 180), 100 (100, 120, 150, 180). 3. Kaso (mm) : 40x60; 40x80; 50x70. 4. Tiang balok (mm) :80 (80, 100, 120); 100 (100, 120; 120 (120, 150). 5. Balok antar tiang (mm): 40 (60, 80); 60 (80, 120, 150); 80 (120, 150, 180), 100 (120, 150). 6. Balok langit (mm): 80 (120, 150, 180, 200); 100 (150, 180, 200).

Material Kayu dan Persyaratannya Di Dalam Pembangunan Gedung


a. Bahan dinding Bahan dinding terdiri atas bahan untuk dinding pengisi atau partisi, dengan ketentuan sebagai berikut:

Bahan dinding partisi : papan kayu, kayu lapis, kaca, calsium board, particle board, dan/atau gypsum-board dengan rangka kayu kelas kuat II atau rangka lainnya, yang dicat tembok atau bahan finishing lainnya, sesuai dengan fungsi ruang dan klasifikasi bangunannya;
b Bahan langit-langit Bahan langit-langit terdiri atas rangka langitlangit dan penutup langit-langit: Bahan kerangka langit-langit: digunakan bahan yangmemenuhi standar teknis, untuk penutup langit-langit kayu lapis atau yang setara, digunakan rangka kayu klas kuat II dengan ukuran minimum: - 4/6 cm untuk balok pembagi dan balok penggantung; - 6/12 cm untuk balok rangka utama; dan - 5/10 cm untuk balok tepi;

Bahan penutup atap Bahan kerangka penutup atap: digunakan bahan yang memenuhi Standar Nasional Indonesia. Untuk penutup atap genteng digunakan rangka kayu kelas kuat II dengan ukuran: - 2/3 cm untuk reng atau 3/4 cm untuk reng genteng beton;

- 4/6 cm atau 5/7 cm untuk kaso, dengan jarak antar kaso disesuaikan ukuran penampang kaso

d Bahan kosen dan daun pintu/jendela Bahan kosen dan daun pintu/jendela mengikuti ketentuan sebagai berikut: 1. Digunakan kayu kelas kuat/kelas awet II dengan ukuran jadi minimum 5,5 cm x 11 cm dan dicat kayu atau dipelitur sesuai persyaratan standar yang berlaku; Rangka daun pintu untuk pintu yang dilapis kayu lapis/teakwood digunakan kayu kelas kuat II dengan ukuran minimum 3,5 cm x 10 cm, khusus untuk ambang bawah minimum 3,5 cm x 20 cm. Daun pintu dilapis dengan kayu lapis yang dicat atau dipelitur; Daun pintu panil kayu digunakan kayu kelas kuat/kelas awet II, dicat kayu atau dipelitur; Daun jendela kayu, digunakan kayu kelas kuat/kelas awet II, dengan ukuran rangka minimum 3,5 cm x 8 cm, dicat kayu atau dipelitur;

2.

3.

4.

e Struktur lantai Bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan sebagai berikut: Struktur lantai kayu - Dalam hal digunakan lantai papan setebal 2 cm,maka jarak antara balok-balok anak tidak boleh lebih dari 60 cm, ukuran balok minimum 6/12 cm; - Balok-balok lantai yang masuk ke dalam pasangan dinding harus dilapis bahan pengawet terlebih dahulu; - Bahan-bahan dan tegangan serta lendutan maksimum yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan SNI yang dipersyaratkan. f Struktur Kolom Struktur kolom kayu - Dimensi kolom bebas diambil minimum 20 cm x 20 cm; - Mutu Bahan dan kekuatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan SNI yang dipersyaratkan.

You might also like