You are on page 1of 5

ADRIAL IKHWAN RRA1C411025

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekerja di laboratorium tidak sama dengan bekerja di tempat lain. Bekerja di laboratorium memerlukan keterampilan, kecermatan, dan kehatihatian yang cukup tinggi. Tanpa keterampilan dan kecermatan serta kehatihatian hanyalah mendatangkan kegagalan di dalam melaksanakan kegiatan laboratorium bahkan mungkin kecelakaan dapat terjadi. Kecelakaan yang terjadi di laboratorium terutama disebabkan karena faktor manusia, yaitu kecerobohan dan ketidaktahuan. Untuk menghindari kegagalan percobaan dan terutama kecelakaan maka semua pemakai laboratorium harus memiliki pengetahuan mengenai cara kerja di laboratorium. B. Rumusan Masalah Berkaitan dengan bahaya kecelakaan dalam pemakaian laboratorium dan ketidak hati-hatian dalam penggunaan bahan-bahan yang ada di lanoratorium. Untuk membatasi pembahasan masalah dalam makalah ini, penyusun hanya mengkaji pada hal-hal sebagai berikut : 1. Mengenal bahan yang ada di laboratorium ? 2. Bagaimana cara menuangkan bahan? 3. Bagaiaman cara menimbang dengan menggunakan neraca? 4. Bagaimana cara mengukur bahan cair? 5. Bagaimana cara Menyaring ( Memfilter ) ? 6. Bagaimana cara memanaskan bahan ? C. Sistematika pembahasan Pembahasan materi dalam makalah ini diuraikan dalam tiga bab, yakni pendahuluan dibahas pada bab I. sedangkan bab II diuraikan pembahasan materi pokok dan ulasan pembahasan diakhiri dengan kesimpulan pada bab III.

BAB II PEMBAHASAN
A. Mengenal Bahan Bahan kimia yang banyak digunakan di dalam praktikum dapat dikenali dengan berbagai cara, diantaranya melalui sifatnya dan fasanya ataupun melalui penginderaan seperti baunya. Setiap sifat yang paling umum adalah bersifat asam, basa dan bentuk garam. Setiap kelompok ini juga dapat dibagi lagi menjadi asam kuat, asam lemah, basa kuat, basa lemah dan garam netral, garam bersifat asam. Fasa bahan kimia dapat berbentuk padatan, cairan dan gas. Bahan kimia kimia berbentuk padatan dapat dibagi lagi menjadi bentuk serbuk dan kristal. Bentuk cairan misalnya semua pelarut organik, dan bentuk gas misalnya NH3, co2, dan h2s. Berikut adalah tabel contoh dari bahan kimia dengan fasa yang berbeda :

Padatan
Ammonium Asetat Ammonium Hidroksida Ammonium Karbonat Barium Klorida Kalium Karbonat Kalium Klorida Kupri Astetat Natrium Hidroksida Natrium Klorida

Cairan
Alkohol Asam Asetat Aseton Asam Fosfat Asam Klorida Asam Nitrat Asam Sulfat Benzen Karbondisulfid Karbontetraklorida

Gas
Ammoniak Fluor Formaldehid Hidrogen Hidrogen Disulfida Karbondioksida Khlor Nitrogen Dioksida Nitrogen Oksigen Oksigen

Selain dengan cara di atas bahan juga dapat dikenali dengan menggunakan indera, dengan cara melihat bentuknya atau mencium baunya, terbatas hanya pada sebagian kecil bahan dan hanya bagi orang yang sudah terbiasa. Sebelum mengenali bahan terlebih dahulu mengenal sifatnya dengan melihat simbol bahaya yang biasanya tercantum dalam label. B. Menuangkan Bahan Setiap akan mengambil bahan kimia, terlebih dahulu membaca label dengan teliti agar tidak terjadi kesalahan. Peganglah botol dengan baik, yaitu dengan label yang melekat pada bawah botol. Dengan cara ini tidak akan ada bahan yang menetes atau menempel pada label sehingga label tetap utuh. Mengambil dan Menuangkan Bahan padat Teknik mengambil bahan padat adalah sebagai berikut : 1. Peganglah botol bahan dengan label di bawah telapak tangan; 2. Miringkan botol sehingga sedikit bahan masuk ke dalam tutup botol, kemudian keluarkan tutup botol dengan hati-hati; 3. Ketuk-ketuk tutup botol dengan telunjukk atau batang pengaduk,

sehingga bahan pada tutup jatuh pada tempat yang diinginkan.

Adapun dengan cara lain yaitu : 1. Ambil bahan dengan spatula atau sendok yang sesuai; 2. Ketuk pelan-pelan spatula atau sendok dengan telunjuk atau gunakan batang pengaduk untuk memindahkan bahan, sehingga bahan jatuh ke tempat yang diinginkan; 3. Buka tutup botol, miringkan botol dan guncang pelan sehingga bahan jatuh ke tempat yang diinginkan. Mengambil dan Menuangkan Bahan Cair Untuk mengambil dan menuangkan zat cair di lakukan dengan cara berikut : 1. Baca label bahan pada botol dengan teliti agar kita yakin akan bahan yang di ambil 2. Peganglah botol sedemikian rupa sehingga label botol terletak pada telapak tangan. Hal ini mencegah terjadi penetesan bahan cair kepada label. 3. Basahi tutup botol dengan bahan di dalam botol dengan cara botol dimiringkan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan melepas tutup botol. 4. Jika akan menuangkan, buka botol dan jepitlah tutup botol diantara jari. 5. Tuangkan bahan cair dengan bantuan batang pengaduk. Bila menuangkan ke dalam gelas ukur, botol bahan dimiringkan secara langsung dengan tutup botol dijepit diantara jari atau dengan cara ditampung terlebih dahulu di dalam gelas kimia kemudian dituangkan ke dalam gelas ukur sesuai dengan volume yang di inginkan. C. Menimbang Menimbang dnegan cara sebagi berikut : 1. Bersihkan neraca terutama piring neraca harus bersih dari sisa bahan. 2. Setimbangkan neraca sehingga jarum menunjukkan skala nol dengan cara menggeserkan skrup pengatur. 3. Timbang tempat bahan, botol, kaca arloji atau als lainnya dengan cara meletakkan pada prim timbangan dan catat berat beban tersebut. 4. Masukkan bahan yang hendak ditimbang ke dalam tempat atau wadah yang sudah ditimbang tadi. Pasang beban timabangan seberat tempat atau wadah bahan di tambah berat beban yang diperlukan. Timbanglah sampai benar setimbang. 5. Jika selesai menimbang kembalikan semuanya pada posisi awal, yiatu skala beban pada skala nol dan penahan piring neraca dinaikkan agar piring neraca tidak bergoyang. Neraca memiliki beberapa tipe dan secara garis besar di bagi menjadi neraca halus (kapsitas kecil) dan neraca kasar (neraca besar). D. Mengukur Volume Bahan Cair Mengukur volume dpat dilakukan dengan menggunakan gelas ukru atau pipet ukur (pipet gondok). Mengukur volume bahan cair dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Gunakan gelas ukur yang ukurannya sesuai dengan volume bahan yang di ukur;

2. Bacalah skala pada gelas ukur dan tentukan harga setiap skala, misalnya setiap skala 0,1; 3. Isilah gelas ukur dengan bahan yang diukur volumenya; 4. Bacalah skalanya sesuai dengan yang di inginkan. Pembacaan skala harus lurus dengan mata. Perhatikan permukaan zat cair yang diukur. Bila permukaannya cekung di baca pada bagian terbawah permukaan dan bila permukaannya cembung bacalah pada permukaan paling atas. 5. Jika volume yang sudah di inginkan sudah tepat, tuangkan ke dalam wadah yang lain dan janganlupa bersihkan kembali gelas ukur bekas. Bila mengukur volume dengan menggunakan pipet ukur lakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Pilih pipet ukur yang sesuai volumenya; 2. Bilas dengan air suling kemudian dengan zat cair yang akan diukur volumenya; 3. Isaplah zat cair yang akan di ukur sampai di atas garis batas (ingat ! janganlah mengukur bahan berbahaya dengan cara ini tetapi gunakan pipet dengan penghisap karet/ball pipet) 4. Tutp ujung pipet dengan telunjuk, kemudian angkat keringkan ujung pipet dengan kertas saring dan turunkan permukaan zat cair dengan cara membuka ujung telunjuk secara hati-hati sampai tanda volume; 5. Masukan zat cair ke tempat yang disediakan. Jangan lupa mencuci kembali alat ukur yang digunakan. E. Menyaring ( Memfilter ) Untuk menyaring di lakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Gunakan kertas saring yang sesuai dengan yang diinginkan, misalnya kertas saring Whatman no.1; 2. Bentuklah kertas sedemikian rupa sehingga sesuai ukuran corong. Penyobekan bagian bawah kerats saring yang dilipat adalah untuk memberikan udara sehingga proses penyaringan berjalanlancar; 3. Tempatkan kertas saring pada corong dan basahilah kertas saring dengan air suling sehingga benar-benar melekat; 4. Pasanglah corong pada statif dan masukan ke dalam tempat penumpang filtrat; 5. Tuangkan campuran yang akan disaring ke atas corong, hati-hati jangan sampai melebihi kertas saring. F. Memanaskan Bahan Proses pemanasan dan penguapan bahan memerlukan keterampilan khus untuk keselamatan bekerja. Pengetahuan bahan kimia sangat diperlukan, misalnya jangan sekali-sekali memanaskan atau menguapkan bahan yang mudah terbakar di atas nyala api langsung, tetapi gunakanlah penangas air ata penangas uap. Untuk memanaskan bahan cair di dalam tabung reaksi lakukanlah langkah sebagai berikut : Menyalakan bunsen atau pemanas lain dengan baik; Jepitlah tabung reaksi dengan penjepit tabung reaksi; Panaskan tabung reaksi diatas nyala api, hadapkan arah tabung berlawanan dengan muka kita.

BAB III PENUTUP

Laboratorium kimia merupakan kelengkapan sebuah program studi yang digunakan untuk meningkatkan ketrampilan penggunaan dan pemakaian bahan kimia maupun peralatan analisis (instrumentasi). Dalam penggunaan lanjut, laboratorium merupakan sarana untuk melaksanakan kegiatan penelitian ilmiah. Laboratorium kimia dengan segala kelengkapan peralatan dan bahan kimia merupakan tempat berpotensi menimbulkan bahaya kepada para penggunanya jika para pekerja di dalamnya tidak dibekali dengan pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja. Oleh karena itu, untuk menanggulangi bahaya yang mungkin akan terjadi, maka setiap pengguna laboratorium baik mahasiswa, dosen, peneliti dan sebagainya harus melakukan pekerjaan menurut ketentuan praktek laboratoriun yang benar.

You might also like