You are on page 1of 16

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN KELOPAK ROSELLA ( Hibiscus sabdariffa ) DOSIS BERTINGKAT SELAMA 30 HARI TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIK GASTER

TIKUS WISTAR
THE EFEECTS OF ROSELLE ( Hibiscus sabdariffa ) CALYCES STEEPINGS IN VARIOUS DOSES FOR 3 DAYS TO THE HYSTOLOGIC FEATURES OF GASTER!S "ISTAR RATS

ARTIKEL HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

Disusun untuk m m nu!i s "#$i#n % &s'#&#t#n $un# m n(#%#i ) &#*#t s#&*#n# st&#t#+, k )-kt &#n umum

Y ni L#&#s#ti G.A 00/ .00

PROGRAM PENDIDIKAN SAR0ANA KEDOKTERAN 1AKULTAS KEDOKTERAN UNI2ERSITAS DIPONEGORO TAHUN .0,0

P n$#&u! P m" &i#n S )u!#n K 3-%#k Bun$# R-s 33# ( Hibiscus sabdariffa ) D-sis B &tin$k#t S 3#m# 30 H#&i T &!#)#% G#m"#&#n Hist-3-$ik G#st & Tikus Wist#& Y#$i Larasa%i&)' A()*ad Is*ai+,) ABSTRAK L#t#& B 3#k#n$ 4 Penggunaan seduhan kelopak bunga rosella ( Hibiscus sabdariffa ) sebagai minuman berkhasiat obat saat ini sangat populer. Beberapa zat aktif yang dapat ditemukan dalam seduhan kelopak bunga rosella salah satunya adalah antosianin. Antosianin merupakan pigmen warna merah alami yang bersifat asam. Makin pekat warna merah pada seduhan kelopak bunga rosella ini maka akan semakin asam. Sifat asam ini diduga dapat menyebabkan kerusakan epitel mukosa lambung. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya pengaruh pemberian seduhan kelopak bunga rosella ( Hibiscus sabdariffa) per oral dosis bertingkat selama ! hari terhadap gambaran histologik lambung tikus wistar. M t-) 4 Serangkaian penelitian dengan desain the post test only "ontrol group design. Sampel terdiri dari #! ekor tikus wistar jantan yang dibagi ke dalam $ kelompok se"ara random% yaitu kelompok & merupakan kontrol yang hanya diberi a'uadest dan pakan standar%kelompok P( diberi seduhan kelopak bunga rosella per oral dengan sonde $! mg)hari dan pakan standar% kelompok P# dengan dosis *!mg)hari dan kelompok P dengan dosis +! mg)hari. Setelah ! hari tikus kemudian diterminasi dan bagian lambung diambil untuk dibuat preparat dan diba"a dibawah mikroskop. H#si3 4 ,ilai rerata skor tertinggi ditemukan pada kelompok P . Skor dinilai berdasarkan kerusakan epitel mukasa lambung yang meliputi deskuamasi% erosi sampai dengan ulserasi. -ji dengan -rus(a+ "a++is ditemukan perbedaan yang bermakna (p . !.!!(). -ji .a$$ ")i%$#/0U didapatkan perbedaan bermakna pada &/P( (P.!%!!0)% &/P# (p.!%!!0)% &/P (p.!%!!0)% P(/P ( p.!%!!0)% dan P#/P ( p.!%!$$) serta tidak ditemukan per1edaan bermakna pada P(/P# ( p.!%!+!). K sim%u3#n 4 Pemberian seduhan kelopak bunga rosella ( Hibiscus sabdariffa ) pada tikus wistar menyebabkan terjadinya perubahan struktur histologik epitel mukosa lambung tikus wistar berupa deskuamasi% erosi% sampai dengan ulserasi sesuai dengan tingkatan dosis. K#t# kun(i 4 rosella ( Hibiscus sabdariffa )% 2ambaran histologik lambung
() #)

Mahasiswa 3akultas &edokteran -ni1ersitas 4iponegoro Semarang Staf Pengajar Bagian 5istologi 3akultas &edokteran -ni1ersitas 4iponegoro Semarang

The Effects of Roselle ( Hibiscus sabdariffa ) Calyces Steepings in Gradual Doses For 3 Days To The Histologic !ppearances of Gaster"s #istar Rats Y#$i Larasa%i&)' A()*ad Is*ai+,) !$STR!CT

$ac%ground & N12ada/s' *1s% 3#13+# c1**1$+/ us# r1s#++# (Hibiscus sabdariffa) ca+/c#s s%##3i$4s as )#a+%)/ dri$(5 O$# 1f a$ ac%i6# subs%a$c#s 2)ic) ca$ b# f1u$d is a$%1sia$i$5 A$%1sia$i$ is $a%ura+ r#d 3i4*#$ 2)ic) )as c)arac%#ris%ic acid5 T)# *1r# r#d c1+1ur 1f r1s#++# ca+/c#s s%##3i$4s *us% b# *1r# acid5 T)a% acid is 3r16#$ ca$ caus# #3)i%#+ia+ *uc1us 4as%#r irri%a%i1$ 2)ic) ca$ fa++ i$%1 3#3%ic u+c#rs c1$di%i1$5 T)# ai*s 1f %)is s%ud/ is %1 ($12 %)# #ff#c%s 1f r1s#++# ca+/c#s s%##3i$4s %1 %)# )is%1+14ic a33#ara$c#s 1f 4as%#r!s 2is%ar ra%s5 'ethods & T)# r#s#arc)!s d#si4$ us#d P1s% T#s% O$+/ C1$%r1+ 4r1u3 2i%) , 2is%ar *a+# ra%s 2)ic) ar# ra$d1*+/ d#6id#d i$%1 7 4r1u3s5 - 4r1u3 2as c1$%r1+ 2)ic) 2as 4i6#$ a8uad#s% a$d s%a$dard *#a+s' P& 4ru13 2as 4i6#$ r1s#++# ca+/c#s s%##3i$4s 3#r 1ra+ 2i%) s1$d# 7 *49da/ a$d s%a$dard *#a+s' P, 4r1u3 2as 4i6#$ : *49da/' P3 4r1u3 2as 4i6#$ ; *49da/5 Af%#r 3 da/s %)# ra%s 2#r# d#%#r*i$a%#d a$d 4as%#r 2as #<a*i$#d *icr1sc13ica++/5 Result& T)# )i4)#s% 4as%#r )is%1+14ica+ d#4#$a%i1$ sc1r# 2as i$ P3 4r1u35 T)# sc1r# is #6a+ua%#d bas#d 1$ #3)i%#+ia+ d#s8ua*a%i1$' #r1si1$ 1f #3)i%#+ia+ surfac# u$%i+ fa++ i$%1 u+c#ra%i1$5 T)# -rus(a+ "a++is %#s% s)12#d si4$ifica$% diff#r#$c# (3= &)5T)#$' T)# .a$$ ")i%$#/>U %#s% s)12#d si4$ifica$% diff#r#$c# i$ -0P& (3= ' ?)' -0P, (3= ' ?)' -0P3 (3= ' ?)' P&0P3 (3= ' ?)' a$d P,0P3 (3= ' 77) 2)i+# %)#r# is $1 diff#r#$c# b#%2##$ P&0P, (3= ' ; )5 Conclution & R1s#++# ( Hibiscus sabdariffa) ca+/c#s s%##3i$4s caus# c)a$4#s 1$ 4as%#r )is%1+14ica+ a33#ara$c#s 1f 2is%ar ra%s as #3)i%#+ia+ d#s8ua*a%i1$' #r1si1$ 1f #3)i%#+ia+ surfac# a$d u+c#ra%i1$ acc1rdi$4 %1 4radua+ d1s#s5

(ey)ord @ r1s#++# ( Hibiscus sabdariffa )' )is%1+14ic a33#ara$c#s 1f 4as%#r


() #)

Student of Medi"al 3a"ulty 4iponegoro -ni1ersity 6e"turer of 4epartement of 5istology% Medi"al 3a"ulty diponegoro -ni1ersity

PENDAHULUAN Penggunaan obat tradisional di kalangan masyarakat pada saat ini "ukup tinggi. Salah satu diantaranya adalah penggunaan tanaman rosella yang mulai popular dikonsumsi masyarakat sebagai tanaman yang berkhasiat obat. 7osella (Hibiscus sabdariffa) yang merupakan anggota family .a+6ac#a#. 8anaman perdu ini tingginya dapat men"apai /9 meter. :ika telah dewasa% tanaman ini mengeluarkan bunga yang berwarna merah.( Menurut 4;P.&;S.7<.,o.SPP.(!*9) 9.(9)!9% setiap (!! gr rosella mengandung #*!/#0! mg 1itamin =% 1itamin 4% B( dan B#% beberapa kandungan lainya seperti kalsium $0* mg% omega % magnesium% beta karotin serta beberapa asam amino esensial.# Penelitian/penelitian terdahulu menyatakan bahwa kelopak bunga rosella merupakan bagian yang paling banyak dimanfaatkan. 3la1onoid dalam kelopak bunga tersebut sangat bermanfaat untuk men"egah kanker. 5al ini terjadi karena kandungan 1itamin = rosella yang diper"aya mampu menangkal radikal bebas penyebab kanker. 4alam sebuah penelitian yang dipublikasikan di P)/%1*#dici$# tahun #!!$% penderita hipertensi minum (! gram kelopak bunga rosella setiap hari% hasilnya menunjukkan bahwa seduhan ini mampu mengontrol hipertensi jenis ringan maupun sedang seefektif "aptopril. 7osella juga mempunyai potensi dalam mengurangi kadar kolesterol dalam darah dan men"egah oksidasi dari +120d#$si%/ +i313r1%#i$s (646). 5al ini dapat menekan lemak dalam darah termasuk trigliserid dan kolesterol total.(%# Beberapa zat aktif yang paling berperan yang dapat ditemukan dalam kelopak bunga rosella meliputi 41ss/3#%i$' a$%1sia$i$% dan 4+uc1sid# )ibisci$. Antosianin merupakan pigmen alami yang dapat memberikan warna merah pada seduhan kelopak bunga rosella% dan bersifat antioksidan. Perbandingan kadar antosianin yang bersifat antioksidan dapat dilihat dari kepekatan warna merah pada rosella. Semakin pekat warna merah pada bunga rosella% rasanya akan semakin asam%dan kandungan antosianinnya semakin banyak.$

&hasiat dari seduhan kelopak bunga rosella ini sangat beraneka ragam. 5al ini terjadi karena efek terapeutik dari seduhan kelopak bunga rosella tidak se"ara khusus tertuju dalam pengobatan salah satu organ tertentu. ,amun% penelitian tentang efek terapeutik ini tidak diimbangi dengan penelitian mengenai efek samping penggunaannya. Beberapa kasus yang menunjukkan efek samping dari penggunaan seduhan kelopak rosella antara lain sering ditemukan nausea dan nyeri perut. Adanya efek samping dari nyeri perut dan nausea ini diduga terjadi karena seduhan kelopak bunga rosella yang berp5 rendah dan bersifat asam ini mampu mengiritasi mukosa lambung. Sifat asam yang dimilki kelopak bunga rosella ini akibat adanya kandungan antosianin yang "ukup tinggi. Mukosa lambung merupakan suatu proteksi utama bagi dinding lambung. Apabila mukosa ini sering dirusak atau diiritasi akibat mengkonsumsi zat yang bersifat asam maka sangat dimungkinkan terjadinya erosi dan ulkus peptikum. -lkus peptikum dan gastritis saat ini masih merupakan gangguan kesehatan dengan angka kejadian yang "ukup tinggi. >bat/obatan seperti obat anti inflamasi non steroid ( >A<,S )% alkohol% dan zat/zat yang bersifat iritatif seperti asam terbukti dapat meningkatkan sekresi asam lambung yang kemudian dapat mengerosi mukosa lambung dan menimbulkan defek lapisan mukus. Berawal dari permasalahan ini% peneliti bermaksud untuk menganalisa menngenai pengaruh pemberian seduhan kelopak bunga rosella dosis bertingkat peroral terhadap gambaran histologik gaster tikus wistar. Perumusan masalah yaitu apakah ada perbedaan gambaran histologik gaster tikus wistar yang diberi seduhan kelopak bunga rosella dosis bertingkat selama ! hari dengan kontrol ? 8ujuan Penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian seduhan kelopak bunga rosella dosis bertingkat selama histologik gaster tikus wistar. ! hari terhadap gambaran

Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi baik kepada diri sendiri% masyarakat% dan kalangan medis mengenai pengaruh pemberian seduhan kelopak bunga rosella dosis bertingkat terhadap gambaran histologik gaster. Sehingga dalam penggunaannya% seduhan kelopak bunga rosella ini dapat digunakan sebagai terapi yang lebih tepat% efektif dan tanpa menimbulkan efek samping yang merugikan. Pada akhirnya diharapkan dapat memberi masukan bagi penelitian/penelitian selanjutnya berupa penelitian yang mengkaji lebih dalam mengenai efek penggunaan seduhan kelopak bunga rosella yang digunakan dalam jangka waktu lama ( penggunaan kronis ). METODA PENELITIAN Penelitian ini meliputi bidang 5istologi% Patologi Anatomi dan 3armakologi yang dilaksanakan di 6aboratorium 5istologi 3akultas &edokteran -ni1ersitas 4iponegoro Semarang. :enis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental laboratorik dengan ran"angan T)# 31s%0%#s% 1$+/ c1$%r1+ 4r1u3 d#si4$ dengan menggunakan tikus wistar jantan sebagai subjek penelitian. Besar sampel penelitian ditentukan menurut rumus kriteria @5> yaitu minimal 9 ekor untuk setiap kelompok perlakuan. Pada penelitian ini terdapat $ kelompok perlakuan% sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan sebanyak #! ekor tikus wistar.#! &riteria inklusi sampel pada penelitian ini antara lain tikus wistar jantan% umur #/ bulan% sehat% berat A #!! gram% tidak terdapat "a"at anatomi% selama obser1asi B hari sebelum perlakuan tidak sakit. Sedanglan kriteria eksklusinya apabila tikus sakit saat penelitian ( gerakan tidak aktif ). &elompok kontrol ( & ) diberi padan standar dan air putih tanpa seduhan kelopak bunga rosella ( Hibiscus sabdariffa )' P( adalah kelopok perlakuan ( diberi pakan standar% air putih%dan seduhan teh rosella ( Hibiscus sabdariffa ) $!

mg (C)hari. P# adalah kelompok perlakuan # diberi pakan standar% air putih% dan seduhan kelopak rosella ( Hibiscus sabdariffa ) *! mg (C)hari. P ( Hibiscus sabdariffa ) +! mg (C)hari. Sebelum penelitian dilakukan% tikus diadaptasikan terlebih dahulu dalam lingkungan 6aroratorium 5istologi 3akultas &edokteran -ni1ersitas 4iponegoro selama B hari. Selama masa adaptasi tersebut tikus wistar diberi pakan standard dan minum air putih. Seluruh pemberian seduhan kelopak rosella ( Hibiscus sabdariffa ) ini dilakukan melalui saluran "erna dengan metode sonde lambung. Setelah ! hari pemberian seduhan kelopak rosella ( Hibiscus sabdariffa )' $ kelompok perlakuan dideterminasi untuk diambil lambungnya kemudian difiksasi dengan buffer formalin (!D% kemudian dilakukan pemotongan preparat menggunakan mikrotom dengan tebal 9Em% selanjutnya sesuai metode baku histologik dilakukan penge"atan dengan menggunakan 5; lalu dianalisa se"ara mikroskopik.#( 4ari setiap tikus akan dibuat preparat organ lambung #/ preparat pada setiap obje"tglass% Setiap preparat akan diba"a dalam 9 lapangan pandang dengan pembesaran $!!C. Sasaran yang akan diamati pada organ lambung tikus ini adalah intergritas epitel mukosa lambung yang diamati dalam setiap lapangan pandang dengan penilaian berdasarkan Skor Aar%)#+ .a$Ba.(+ T#" 3 ,. Skor <ntegritas ;pitel Mukosa(+ ,o. Skor (. #. . $. ! ( # <ntegritas ;pitel Mukosa tidak ada perubahan patologis deskuamasi epitel erosi permukaan epitel ( gap (/(! sel epitel)lesi) ulserasi epitel ( gap F (! sel epitel ) adalah kelompok perlakuan # diberi pakan standar% air putih% dan seduhan kelopak rosella

4ata hasil pengamatan dan penilaian integritas epitel mukosa lambung ini akan diolah dengan program komputer SPSS (9.!! dengan pG !%!9. HASIL PENELITIAN Sampel pada penelitian ini membutuhkan #! ekor tikus wistar jantan dengan penambahan "adangan sebanyak ( ekor pada tiap/tiap kelompok sehingga jumlah tikus keseluruhan yang dipelihara sebanyak #$ ekor. Selama berlangsungnya penelitian terdapat dua ekor tikus yang dr1301u% karena mati akibat trauma fisik pada minggu ke pertama dan kedua per"obaan% namun diganti dengan sampel "adangan% sehingga jumlah tikus tetap memenuhi syarat yang ditetapkan yaitu sebanyak #! ekor. 4ata penelitian dianalisis se"ara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel dan b1<03+1%. Pada hasil penelitian didapatkan perubahan struktur histologik gaster berupa deskuamasi% erosi% dan ulserasi. Penelitian ini diperoleh data rerata dan nilai median perubahan struktur histologi pada kelompok kontrol dan perlakuan ditampilkan pada data tabel. T#" 3 .. 7erata skor integritas epitel pada kelompok kontrol (n.9)% perlakuan ( (n.9)% perlakuan # (n.9)% dan perlakuan &elompok &ontrol Perlakuan ( Perlakuan # Perlakuan Mean !%9* (% * (%B* #% # (n.9). S4 !%## !%#* !% 0 !% ! -rus(a+0"a++is !%!!( H

Median !%$! (%$! (%0! #%$!

5asil uji -rus(a+0"a++is signifikan jika p G !%!9 (H) 8abel $ menunjukkan nilai derajat perubahan stuktur histologi mukosa lambung. 7erata skor integritas epitel dari kelima kelompok bermakna (p . !%!!(). 7erata skor integritas epitel kelompok kontrol adalah yang paling ke"il pada setiap

lapangan pandang besar% yaitu !%9* A !%##. Sedangkan rerata skor integritas epitel yang paling besar adalah P % yaitu #% # A !% !.

3.00

2.50

Integritas epitel

2.00

1.50

1.00

0.50

0.00 Kontrol Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3

Kelompok

G#m"#& ,. 2rafik boC/plot skor integritas epitel lambung tikus kemopok &% P(% P#% dan P ,ilai median pada kelompok kontrol bernilai sama dengan nilai minimumnya yaitu !%$!. Pada kelompok perlakuan ( didapat nilai median sebesar (%$! dan pada kelompok perlakuan # didapatkan nilai median sebesar (%0!. Median terbesar terdapat pada perlakuan terdapat pada perlakuan kelompok kontrol. -ji normalitas pada penelitian ini menggunakan S)a3ir10"i+( didapatkan distribusi data yang tidak normal% kemudian dilanjutkan uji hipotesa dengan menggunakan statistik non parametrik yaitu -rus(a+ "a++is. Pada uji tersebut menunjukan adanya perbedaan yang bermakna pada rerata nilai derajat kerusakan mukosa lambung pada empat kelompok yang diuji (p.!%!!()% sehingga dapat dilanjutkan dengan uji .a$$0")i%$#/ U. yaitu #%$! sedangkan yang terke"il

T#" 3 35 5asil uji statistik perbandingan antar kelompok ( .a$$0")i%$#/ U ) &elompok &ontrol Perlakuan ( Perlakuan # Perlakuan &ontrol / !%!!0H !%!!0H !%!!0H Perlakuan( !%!!0H / !%!+! !%!!0H Perlakuan # !%!!0H !%!+! / !%!$$H Perlakuan !%!!0H !%!!0H !%!$$H /

7erata skor integritas epitel antara kontrol dibanding perlakuan ( didapatkan bermakna dimana p G !%!9 dengan nilai p.!%!!0% kontrol dengan perlakuan # bermakna dengan niali p.!%!!0% kontrol dengan perlakuan !%!9 dengan nilai p. !%!+!% perlakuan ( dengan perlakuan dengan nilai p.!%!!0 serta perlakuan # dengan perlakuan nilai p.!%!$$. PEMBAHASAN &erusakan integritas epitel mukosa lambung ini dapat didahului dengan ditemukannya deskuamasi epitel sampai terjadinya ulserasi epitel. Patogenesis terbanyak dapat berupa iritasi mukosa% dimana hal ini dpat terjadi akibat paparan dari zat/zat yang memiliki efek iritasi. + Bahan iritan ini dapat menyebabkan defek barier mukosa yang merupakan barier ptotektif terhadap serangan asam% serta dapat juga terjadi difusi balik ion 5I yang akan meningkatkan produsi asam lambung akibatnya asam yang terbentuk akan memi"u pengeluaran histamin yang sebenarnya juga merupakan suatu stimulan asam kuat yang diproduksi dan disimpan di submukosa% sehingga histamin yang dikeluarkan juga akan merangsang sekresi asam lambung lebih banyak yang mengakibatkan terjadi kerusakan sawar mukosa lambung yang lebih luas.(!%(( 7erata skor integritas epitel mukosa lambung dapat digunakan untuk mengetahui adanya iritasi mukosa lambung sesuai dengan penelitan sebelumnya. (+ didapatkan bermakna didapatkan bermakna juga bermakna dengan dengan nilai p.!%!!0% perlakuan ( dengan perlakuan # tidak bermakna dimana p F

Penelitian ini menghasilkan rerata skor integritas epitel mukosa lambung masing/ masing kelompok antara lain kelompok kontrol ( !%9* )% perlakuan ( ( (% * )% perlakuan # ( (%B* )% dan perlakuan ( #% # ). &erusakan integritas epitel mukosa lambung yang dilihat dari nilai rerata masing/masing kelompok yang dapat terjadi akibat reaksi dari penggunaan obat atau zat/zat tertentu yaitu berdasarkan dosis ( dapat diduga ) atau dapat terjadi reaksi idiosinkrasi. 7eaksi idiosinkrasi ini dapat disebabkan oleh metabolisme tubuh yang tidak diinginkan atau akibat respon imunologik terhadap penggunaan zat tertentu dan tidak ada hubungannya dengan dosis zat/zat yang diberikan. 5asil penelitian ini% yaitu rerata skor integritas epitel mukosa lambung dari keempat kelompok perlakuan ( p.!%!!( )% menunjukan bahwa terjadi perubahan gambaran histologik lambung tikus wistar jantan yang bermakna pada kelompok kontrol% perlakuan (% perlakuan # dan perlakuan . 5al ini dapat terjadi akibat seduhan kelopak bunga rosella ini memiliki beberapa zat aktif yang bersifat iritan% salah satunya adalah antosianin yang merupakan pigmen alami yang memberikan warna merah pada seduhan kelopak bunga rosella dan bersifat asam. $ Selain kandungan zat aktif berupa antosianin% kelopak bunga rosella juga memiliki kandungan 1itamin = yang tinggi.(%$ Maka semua hal ini dapat menyebabkan iritasi pada epitel mukosa lambung sehingga dapat menyebabakan eksfoliasi sel epitel permukaan lambung. 4erajat perubahan struktur histologik epitel mukosa lambung yang terberat ditemukan pada kelompok P . &elompok P# memilki derajat kerusakan yang lebih berat dibandingkan dengan kelompok P( namun lebih ringan dibandingkan dengan kelompok P . 5asil uji beda antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan menunjukkan perbedaan yang bermakna yaitu pada kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan dengan P( yang diberi dosis $! mg)hari seduhan kelopak bunga rosella% antara kelompok kontrol dengan P# yang diberi seduhan kelopak bunga rosella dengan dosis *! mg)hari% serta antara kelompok kontrol dengan P yang diberi seduhan kelopak bunga rosella dengan dosis +! mg)hari. 5asil penelitian ini menunjukkan bahwa jika seduhan kelopak bunga rosella

digunakan sesuai dosis lazim sampai dosis tinggi yang dikonsumsi setiap harinya selama ! hari akan menunjukkan perubahan struktur histologik epitel mukosa lambung. 5asil uji beda antar kelompok perlakuan menunjukkan perbedaan bermakna antara P( dengan P dan P# dengan P . Sedangkan% hasil uji beda antar kelompok P( dengan P# tidak didapatkan perbedaan bermakna. 5al ini menunjukkan bahwa pada dosis yang diberikan pada P# yaitu *! mg)hari tidak memiliki perubahan gambaran histologik epitel mukosa lambung yang bermakna dibandingkan dengan dosis pada P# yaitu $! mg)hari. 4itemukannya perbedaan bermakna integritas epitel mukosa lambung antar kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan maupun antar kelompok perlakuan menunjukan adanya kerusakan epitel mukosa lambung yang mungkin disebabkan oleh proses peradangan akibat mukosa lambung yang terpapar bahan/ bahan iritan seperti antosianin dan 1itamin = dosis tinggi yang mampu mengiitasi lapisan epitel mukosa lambung tersebut mulai dari kondisi deskuamasi epitel% erosi permukaan epitel sampai jatuh pada kondisi ul"erasi epitel. ,amun% perlu dikaji lebih lanjut bahwa kerusakan epitel mukosa yang terjadi pada penelitian ini juga tidak hanya disebabkan oleh bahan iritan yang terkangdung di dalam seduhan kelopak bunga rosella%hal ini dapat juga timbul akibat kesalahan dari teknik prosedur penelitian meliputi penggunaan sonde yang kurang steril% pengambilan serta pembuatan preparat jaringan yang kurang terstandar% serta pengambilan sampel yang kurang mewakili populasi sehingga dapat menyebabkan kesalahan dalam menginterpretasikan hasilnya. SIMPULAN DAN SARAN 8erdapat perbedaan gambaran histologik gaster tikus wistar yang diberi seduhan kelopak bunga rosella ( Hibiscus sabdariffa ) selama yang diberi dosis yang berbeda. ! hari antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan dan antar kelompok perlakuan

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pemberian seduhan kelopak bunga rosella ( Hibiscus sabdariffa ) terhadap gambaran histologik gaster dalam jangka waktu yang lebih lama dan dengan dosis yang lebih tinggi% serta penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh kandungan aktif a$%1sia$i$ yang diperoleh dari ekstrak kelopak bunga rosella ( Hibiscus sabdariffa). Selain itu% pada penelitian / penelitian selanjunya diharapkan dapat dilakukan dengan teknik prosedur penelitian yang lebih baik meliputi penggunaan sonde yang steril% pengambilan serta pembuatan preparat jaringan yang terstandar% serta pengambilan sampel yang lebih banyak sehingga dapat mewakili populasi dan pada akhirnya dapat meminimalkan kesalahan dalam menginterpretasikan hasilnya. U6APAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini penulis menyampaikan u"apan terima kasih kepada J (. &edua orang tua dan keluarga atas "inta% semangat serta dukungan selama ini #. dr. Akhmad <smail%Msi%Med atas bimbingan% koreksi% dan saran yang telah diberikan ini selama ini selaku dosen pembimbing . dr. -dadi Sadhana%M.&es%Sp.PA dan dr. Budhi Surastri%Msi.Med% selaku re1iewer proposal penelitian $. 4r.dr.Andrew :ohan%Msi dan Prof.4r.dr.Sarjadi%Sp.PA(&) selaku penguji artikel ini 9. dr. &asno%Sp.PA selaku konsultan dalam pemba"aan preparat *. Seluruh dosen Bagian 5istologi 3& -,4<P beserta staf B. Staf Bagian 5istologi dan 3armakologi 3& -,4<P 0. 7ekan/rekan tim penelitian% serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian artikel karya tulis ilmiah ini

DA1TAR PUSTAKA
1. 8eh Merah Bunga 7osella. #!!0 K"ited #!!+ August (# L.A1ailable from -76 J

httpJ))"arahidup.um.a".id).
2. &lasifikasi 8umbuhanFF5ibis"us sabdariffa. #!!0 K"ited #!!+ >"tober (*L.

A1ailable

from

-76

httpJ))www.sith.itb.a".id)herbarium)indeC.php?

".herbsM1iew.detailMspid.#. 3. 8eh Bunga 7osella. #!!+ K "ited #!!+ August (# L. A1ailable from -76 J

httpJ))delthahealth.blogspot."om).
4. &ristiana 6% 5erti M. &hasiat dan Manfaat 7osela. :akartaJ P8. AgroMedia

PustakaN #!!0.p. /(9% #9/ !9.


5. Manfaat 8eh 7osella Merah O 8he 7osella -ngu. #!!+ K"ited #!!+ August

(#

L.A1ailable

from

-76J

httpJ))kesehatan/

kebugaran.iklanmaC."om)#!!+)! ) !)manfaat/teh/rosella.html.
6. &hasiat Bunga 7osella.#!!0 K"ited #!!+ September 0L. A1ailable from -76 J

httpJ))id.sh1oong."om).
7. 7osella begitu mengggoda. #!!+ K "ited #!!+ September #9 L.A1ailable from

-76 J httpJ))www.med"enter."om)medi"al:ournal)7>S;66A)indeC.php.htmP. 0. 6. Moore &eith% Anne M.7.Agur. Anatomi &linis 4asar. ;ditor Bahasa

<ndonesia J Qi1i Sadikin. :akarta J 5ipokratesN#!!#.


9. ;ros"henko Qi"tor .P. Atlas 5istologi di 3iore dengan &orelasi 3ungsional.

;d.+. ;ditor Bahasa <ndonesia J 4ewi Anggraini% 8iara M.,. Sikumbang. :akarta J ;2=N #!! .p.(0 /(0+.
10. &orelasi Antara 4erajat 2astritis dan 7asio Pepsinigen <)<< pada Penderita

2astritis &ronis. #!!0 K"ited #!!+ August ( L. A1ailable from -76 J httpJ))www.akademik.unsri.a".id)download)journal)files)udejournal)#dr D#!darya.pdf.

11. 2uyton A.= % 5all :.;. Buku Ajar 3isiologi &edokteran. ;d.+. ;ditor

Bahasa <ndonesia J <rawati Setiawan. :akarta J ;2=N (++B.p.(!# /(!99


12. :ungeria =% =arnerio :% &elley 74. Basi" 5ystology. 0 th ed. Pre"enti"e/

5all <nternational% <n"N (++9. p.#B+/#0*


14. := Mekenzie% &lein 7M. Basis "on"epts in "ell Byology anf 5istologyJ A

StudengtRs sur1i1al 2uide. ,ew Sork% S8. 6ouis J M"2raw/hillN (+++.p.#+#


15. 3aw"ett% 4on @. Buku Ajar 5istologi. ;disi (#. ;ditor Bahasa <ndonesia

,ita <ndriati. :akarta J ;2=N #!!#.p.9$0/99!


16. 7obbin S% &umar Q. Buku Ajar Patologi << ( Basi" Pathology ) J Alih

bahasa J Staf Pengajar 6aboratorium Patologi Anatomi 3akultas &edokteran -ni1ersitas Airlangga. :akarta J ;2=N (++9. p.#$ /#$+
17. -nderwood :.;.=.;disi #. ;ditor bahasa <ndonesia J Sarjadi. :akarta J

;2=N (+++. p. $ !/$ 9


18. Snell 7S. Anatomi &linik untuk Mahasiswa &edokteran. ;disi *. ;ditor

Bahasa <ndonesia J Adji 4harma. :akarta J ;2=N #!!*. p. (99/(*9%#(B/##( (+. ,urdjaman% Soejoto% M Sultana% @itjahyo Bambang% Susilaningsih ,eni% dkk. Petunjuk Praktikum 5istologi% :ilid <<. Semarang J Balai Penerbit 3& -,4<PJ #!!!
20. M Barhtel% 5apfelmeier S% Tuintanilla Martinez 6% &renner M% 7onde M%

5ogartd M% et al. Pretreatment of mi"e with Streptomy"inpro1idesa Salmonella enteri" reser1oir typhimurium "olitis model that allows analysis of both pathogen and host. #!!* K "ited #!(! :anuary ! L. A1ailable from -76 J httpJ))iai.asm.org)"gi)"ontent)full)B()9)#0 +. #(. @orld 5ealth >rganization. 7esear"h 2uidelines 3or ;1aluating 8he Safety And ;ffi"a"y >f 5erbal Medi"ine ManilaJ@orld 5ealth >rganization 7egional >ffi"e 3or 8he @estern PasifiN.(++ . p. 9

##. 8jarta A"hmad. Prosedur Baku Pemeriksaan Patologi Anatomi. :akarta J 2aya BaruJ (++#
23. =hin% 6.& . 3ood Qalue of 7oselle% 5ibis"us sabdariffa tea. #!!0 K"ited

#!!+

,o1ember

(9L.

A1ailable

from

-76

httpJ))www.suag"enter."om)do"uments)5ibis"us8ea.pdf.
24. @ibowo% 8rimanto. Pengaruh Pemberian &elopak 7osella 8erhadap

8erhadap &adar 8rigliserida 4arah 8ikus putih (ra%%us NORVEGICUS). #!!+ K"ited #!!+ September (#L. A1ailable from -76 J httpJ))www.akademik.uns.a".id)download)journal)files)udejournal)#dr D#!darya.pdf.
25. ,o1itawati 4iyah%AsRari ,awawi% Siti &usmardiyani. <solasi antosianin

dari kaliks rosel ( Hibiscus sabdariffa 6 ). #!!B K"ited #!!+ 4e"ember # L. A1ailable from -76 J httpJ))www.indonesiadln.org)

You might also like