You are on page 1of 6

BAB I PENDAHULUAN

1.

Latar Belakang Pada saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengalami

kemajuan yang sangat pesat terutama di bidang pengendalian. Salah satunya yang banyak dibutuhkan dalam dunia industri adalah sistem pengendalian level air. Pengendalian ini digunakan untuk kelancaran proses produksi dan untuk mengoptimalkan daya kerja dari sarana dan prasarana yang ada, sehingga sarana dan prasarana ini dapat bekerja lebih baik, efektif dan efisien. Selama ini pengendalian level air dilakukan secara manual dimana untuk mengetahui level air pada waktu tertentu harus ada seseorang yang datang memantau. Pekerjaan ini sangat tidak efektif dan efisien serta dibutuhkan waktu yang tidak sedikit. Dewasa ini, terjadi banyak perubahan dalam bidang pengendalian yang semula dilakukan secara konvensional menjadi otomatis. Peranan pengaturan otomatis dalam berbagai bidang sangat berguna demi kemajuan manusia dan telah berkembang dengan pesat disertai teknologi rekayasa yang sudah canggih, manusia akan selalu berusaha agar segalanya lebih mudah dan efisien. Resiko dalam sistem kendali level sangat sering terjadi terutama pada aktuator pompa dimana ketika permintaan supply air yang berlebih dalam hal ini membuat pressure discharge valve yang berlebih dari set point yang telah ditentukan sehingga dapat merusak aktuator pompa, ini sangat erat kaitannya dengan kehandalan dari setiap fungsi keselamatan dalam pengoperasian sebuah sistem yang ada. Setiap sistem yang ada telah memiliki standar keselamatan yang berlaku, tetapi selama berjalannya waktu tingkat keselamatan kerja juga akan semakin menurun dan membutuhkan beberapa usaha yang dilakukan untuk tetap menjaga kestabilan dari setiap proses tersebut karena setiap komponen dan suatu sistem memiliki kehandalan dan MTTF (mean time to failure) yang . Adapun beberapa upaya yang dilakukan yaitu dengan meningkatkan perawatan terhadap alatalat tersebut atau menggantinya dengan komponen alat yang baru.

Keselamatan sendiri memiliki makna sebagai suatu keadaan yang pada suatu sistem yang akan membawa suatu proses tertentu ke keadaan yang aman ketika kondisi yang tidak diinginkan terjadi. Suatu proses keselamatan dalam sebuah sistem sangat bergantung kepada kehandalan dari setiap komponen dan peralatan yang digunakan. Ada beberapa standar internasional yang berkaitan dengan keamanan dan keselamatan mengenai instrumentasi kendali, salah satunya adalah ISA S84, IEC 61508 dan IEC 61511. Industri yang telah memiliki ISO 9001, ISO 14001, dan OHSAS 18001 harus memenuhi prasyarat tentang keamanan isntrumen tersebut. Dimana instrumen kendali memiliki beberapa kriteria untuk dinyatakan perlu atau tidaknya sistem pengaman atau protection layer dengan metode analisa Safety Instrumented System (SIS) dan Safety Integrity Level (SIF). Kecelakaan yang timbul akan mengakibatkan konsekuensi bagi pekerja, masyarakat sekitar, lingkungan atau peralatan proses yang ada. Untuk itu, sistem keselamatan yang telah ada di dunia industri, misalnya Safety Instrumented System diharapkan pada saat bahaya yang terjadi, tidak akan menghasilkan dampak yang sangat besar. Dengan adanya SIS bahaya tersebut langsung dapat dicegah dengan cara mematikan proses yang sedang berjalan. Sebuah sistem kendali level air yang mengatur presentase bukaan keran masukan dari sebuah tangki, dimana bukaan maksimum namun tidak diimbangi suplai air yang seimbang menyebabkan kekurangan pada sistem yang harus diatasi dengan penggunaan pompa yang dapat mesuplai air dengan intensitas laju aliran yang lebih tinggi. Namun hal tersebut menimbulkan masalah baru yaitu ketika bukaan keran yang dapat menimbulkan tekanan hidrostatik pada sistem pemipaan sehingga laju aliran air yang tertahan memberikan pembebanan yang berlebih pada pompa yang dapat berbahaya. Hal tersebut yang mendorong penulis untuk membuat rancang bangun sebuah sistem keamanan yang menerapkan Safety Instrumented System yang diterapkan pada sebuah kendali level air.

1.2 Perumusan Masalah Adapun permasalahan yang muncul dalam proses pembuatan alat ini adalah :

a. Bagaimana mengukur besar laju aliran air dan merubahnya dalam besaran listrik. b. Bagaimana membuat suatu perangkat lunak yang dapat mengukur besaran listrik. c. Bagaimana mengukur besar laju aliran air dan merubahnya dalam besaran listrik. d. Bagaimana penentuan set-point pada kondisi-kondisi yang dianggap berbahaya. e. Bagaimana suatu sistem dapat mengembalikan sebuah plant pada kondisi yang dianggap aman. f. Bagaimana pemilihan suatu kontroller yang tepat untuk digunakan pada alat yang akan dibuat. 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah pada proyek akhir ini adalah sebagai berikut: a. Sistem keamanan yang dibuat hanya mengamankan pada kondisi laju aliran yang tidak sesuai dan level ketinggian yang tidak sesuai. b. Emergency shutdown akan bekerja berdasarkan level ketinggian air yang melebihi kondisi high-high dari set-point. c. Penggunaan SIL pada tingkatan ke 2 dimana pemisahan kontrol antara kontrol proses dan kontrol sistem keamanan. d. Perhitungan level SIL dan SIS hanya berdasarkan penggunaan sebuah sample instrumen kendali. 1.5 Tujuan a) Tujuan Umum: Sebagai salah satu syarat menyelesaikan mata kuliah Proyek Akhir di semester VI dan kelulusan Program Diploma III di Politeknik Negeri Bandung. Mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama tiga tahun belajar di Politeknik Negeri Bandung. Sebagai wadah untuk mengimplementasikan ilmu yang di dapat selama perkuliahan, berdasarkan pengalaman sendiri dan kesulitan yang dialami.

b) Tujuan Khusus Merancang dan menerapkan Safety Instrumented System pada kendali level air PID yang memberikan aksi secara otomatis untuk mengamankan suatu kondisi agar tetap pada kondisi set-point yang ditentukan agar menjamin suatu proses pengendalian level air pada kondisi yang aman.

1.5 Metodelogi 1) Studi Literatur Pada tahap ini, penulis mencoba mencari literatur yang terkait dengan safety instrumented system, safety integrity level, emergency shutdown dan hal-hal yang terkait dengan sistem untuk mengukur laju aliran air dan level air. 2) Perancangan dan Realisasi Pada tahap ini dilakukan pendisainan keseluruhan sistem untuk mendapatkan spesifikasi sistem sehingga didapatkan spesifikasi kebutuhan setiap komponen yang akan digunakan. Setelah didapat perincian dari hal-hal yang diperlukan, penulis mulai menyediakan kebutuhan komponen yang diperlukan, dengan membuat daftar komponen dan biaya yang dibutuhkan, kemudian membelinya. Selanjutnya, penulis akan membuat layout PCB dan mencetaknya. Tahap ini diakhiri dengan perakitan komponen mekanik, penyolderan komponenkomponen ke dalam PCB, pengintegrasian sistem elektronik (PCB dan PLC), pengkabelan dari sistem elektronik pada sistem mekanik. 3) Pengukuran dan Pengujian Setelah perakitan keseluruhan sistem selesai, penulis mencoba melakukan pengukuran dan pengujian dengan multimeter dan osiloskop untuk mengetahui parameter-parameter penting yang dicoba kemudian didata dan direkam, apabila terdapat penyimpangan maka diuasahakan parameter tersebut dianalisa dan diperbaiki terutama dalam penentuan set-point dari laju aliran air dan level ketinggian air. 4) Analisa dan Evaluasi

Pada tahap ini diperlukan untuk mengevaluasi kinerja dan kehandalan alat yang dibuat. Penulis mencoba melakukan identifikasi kendala-kendala yang menjadi penyebab gagalnya dan terganggunya sistem. 5) Prototipe Pada tahap ini diperlukan untuk merampungkan dan mengemas sistem ke dalam bentuk yang lebih representatif. 6) Pembuatan Laporan Tahap ini dilakukan bersamaan dengan tahap-tahap yang lainnya. Pembuatan buku ini merupakan hasil laporan dari alat yang telah dibuat, dimana di dalamnya mengenai hasil perancangan dan analisa sistem.

1.6

Sistematika Laporan Sistematika penulisan laporan ini disusun dalam beberapa bab sebagai

berikut: 1.6.1 BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, tujuan, pembatasan masalah, metodologi, dan sistematika penulisan. 1.6.2 BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas tentang teori-teori pendukung yang digunakan dalam penyelesaian masalah dalam proyek akhir ini. Pembahasan meliputi tekanan hidrostatik, Safety Instrumented System, Safety Integrity Level, PLC, water flow meter sensor, ladder diagram, CX Programmer, Atmega16 dan BASCOM-AVR . 1.6.3 BAB III PERANCANGAN ALAT

Berisi uraian tentang perancangan alat secara keseluruhan mulai dari spesifikasi rancangan, perancangan setiap sistem, pemilihan komponen perancangan perangkat lunak. 1.6.4 BAB IV REALISASI, PENGUKURAN DAN ANALISIS

Berisi tentang tahapan realisasi, bahasan hasil rancangan, proses pengujian modul, hasil pengukuran dan analisanya. 1.6.5 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan dari hasil pembuatan Proyek Akhir dan saran untuk pengembangan lebih lanjut dari alat yang telah dibuat.

You might also like