You are on page 1of 20

BAB I PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiks vermiformis, dan merupakan penye a a domen akut yang paling sering. Pada masyarakat umum,sering juga dise ut dengan istilah radang usus untu. Akan tetapi, istilah usus untu yang selama ini dikenal dan digunakan di masyarakat kurang tepat, karena yang merupakan usus untu se enarnya adalah sekum !"ae"um#. $edangkan apendiks atau yang sering dise ut juga dengan um ai "a"ing adalah organ tam ahan pada usus untu. %m ai "a"ing atau dalam ahasa Inggris, vermiform appendi& !atau hanya appendi&# adalah ujung untu ta ung yang menyam ung dengan "ae"um.

'. ANAT()I %m ai "a"ing ter entuk dari "ae"um pada tahap em rio. Apendiks merupakan organ yang er entuk ta ung panjang dan sempit. Panjangnya kira* kira +,"m !kisaran -*+."m# dan pada orang de/asa um ai "a"ing erukuran sekitar +, "m. 0alaupun lokasi apendiks selalu tetap yaitu di pinggang !pelvis# yang pasti tetap terletak di peritoneum. Apendiks memiliki lumen sempit di agian pro&imal dan mele ar pada agian distal. $aat lahir, apendiks pendek dan mele ar dipersam ungan dengan sekum. $elama anak*anak, pertum uhannya iasanya erotasi ke dalam isa erguna dalam retro"ae"al tapi masih dalam intraperitoneal. Pada apendiks terdapat - tanea "oli yang menyatu dipersam ungan "ae"um dan menandakan tempat untuk mendeteksi apendiks. Posisi apendiks ter anyak
1

erpangkal di

sekum, lokasi ujung um ai "a"ing isa er eda* eda, yaitu di retro"ae"al atau

adalah Retro"ae"al !123# lalu menyusul Pelvi" !4+3#, Patileal!.3#, Para"ae"al !43#, su "ae"al!+,.3# dan preleal !+3#. Apendiks dialiri darah oleh arteri apendi"ular yang merupakan "a ang dari agian a/ah arteri ileo"oli"a. Arteri apendiks termasuk arteri akhir atau ujung. Apendiks memiliki le ih dari 5 saluran limfe melintangi mesoapendiks menuju ke nodus limfe ileo"ae"al.

6. 7%NG$I APEN8I9$ (rgan apendiks pada a/alnya dianggap se agai organ tam ahan yang tidak mempunyai fungsi. Tetapi saat ini diketahui adalah se agai organ imunologik dan se"ara aktif immunoglo ulin !suatu keke alan tu uh#. ah/a fungsi apendiks erperan dalam sekresi sekretoal

Immunoglo ulin

merupakan :at pelindung yang efektif terhadap infeksi ! erperan dalam sistem imun#. 8an immunoglo ulin yang anyak terdapat di dalam apendiks adalah Ig*A. Namun demikian, adanya pengangkatan terhadap apendiks tidak mempengaruhi sistem imun tu uh. Ini dikarenakan jumlah jaringan limfe yang terdapat pada apendiks ke"il sekali ila di andingkan dengan yang ada pada saluran "erna lain. $elain itu, apendiks menghasilkan lendir + ; 4 ml per hari. <endir itu se"ara normal di"urahkan ke dalam lumen dan selanjutnya dialirkan ke sekum. Adanya ham atan dalam pengaliran terse ut merupakan salah satu penye a tim ulnya appendisitis. 7ungsi appendiks masih mengalami anyak perde atan, namun para ahli meyakini antara lain se agai erikut = +. 'erkaitan dengan sistem keke alan tu uh

Antara lain menghasilkan Immunoglo ulin A !IgA# seperti halnya agian lain dari usus. IgA merupakan salah satu immunoglo ulin !anti odi# yang sangat efektif melindungi tu uh dari infeksi kuman penyakit. <oren G. )artin, professor fisiologi dari (klahoma $tate %niversity, erpendapat ah/a appendiks memiliki fungsi pada fetus dan de/asa. Telah ditemukan sel endokrinpada appendiks dari fetus umur ++ minggu yang erperanan dalam mekanisme kontrol iologis !homeostasis#. Pada de/asa, )artin erpendapat ah/a appendiks se agai organ limfatik. 8alam penelitiannya ter ukti appendiks kaya akan sel limfoid, yang menunjukkan ah/a appendiks mungkin memainkan peranan pada sistem imun. Pada dekade terakhir para ahli edah erhenti mengangkat appendiks saat melakukan prosedur pem edahan lainnya se agai suatu tindakan pen"egahan rutin, pengangkatan appendiks hanya dilakukan dengan indikasi yang kuat, oleh karena pada kelainan saluran ken"ing tertentu yang mem utuhkan kemampuan menahan ken"ing yang !kontinen#, apendiks telah ter ukti perut sehingga menghasilkan saluran ken"ing yang menghu ungkan saluran mengem alikan fungsional dari uli. 4. Apendiks dianggap se agai struktur vestigial (sisihan) yang tidak memiliki fungsi apapun bagi tubuh. 8alam teori evolusi, >oseph )"6a e mengatakan= The vermiform appendagein which some recent medical writers have vainly endeavoured to find a utilityis the shrunken remainder of a large and normal intestine of a remote ancestor. This interpretation of it would stand even if it were found to have a certain use in the human body. Vestigial organs are sometimes pressed into a secondary use when their original function has been lost. aik erhasil ditransplantasikan kedalam uli !kandung ken"ing# dengan yang kontinen dan dapat

)enurut 8ar/in, Appendiks dulunya

erguna dalam men"erna

dedaunan seperti halnya pada primata. $ejalan dengan /aktu, kita memakan le ih sedikit sayuran dan mulai mengalami evolusi, selama ratusan tahun, organ ini menjadi semakin ke"il untuk mem eri ruang agi perkem angan lam ung. appendiks kemungkinan merupakan organ vestigial dari manusia prasejarahyang mengalami degradasi dan hampir menghilang dalam evolusinya. 'ukti dapat ditemukan pada he/an her ivora seperti halnya 9oala. $ekum dari koala melekat pada per atasan antara usus esar dan halus seperti halnya manusia, namun sangat panjang, memungkinkan aginya untuk menjadi tempat agi akteria spesifik untuk peme"ahan selulosa. $ejalan dengan manusia yang semakin anyak memakan makanan yang mudah di"erna, mereka semakin sedikit memakan tanaman yang tinggi selulosa se agai energi. $ekum menjadi semakin tidak erguna agi pen"ernaan hal ini menye a kan se agian dari sekum semakin menge"il dan ter entuklah appendiks. Teori evolusi menjelaskan seleksi natural agi appendiks yang le ih esar oleh karena appendiks yang le ih ke"il dan tipis akan le ih aik agi inflamasi dan penyakit. -. )enjaga 7lora %sus 0illiam Parker, Randy 'ollinger, and "olleagues at 8uke %niversity mengajukan teori ah/a appendiks menjadi surga agi akteri yang erguna, saat penyakit menghilangkan semua akteria terse ut dari seluruh usus. Teori ini erdasarkan pada pemahaman aru agaimana sistem imun mendukung pertum uhan dari akteri usus yang erguna . Terdapat ukti ah/a appendiks se agai alat yang erfungsi dalam memulihkan akteri yang erguna setelah menderita diare. Pada akhirnya semua makhluk yang di"iptakan Allah adalah dengan maksud dan tujuan tertentu. 9ita harus menghargai setiap spesies dan

organ yang ada padanya se agai sesuatu yang memiliki fungsi dan kegunaannya masing*masing.

8. 9<A$I7I9A$I APEN8I$ITI$ 9lasifikasi Apendisitis ada 4, yaitu = +. Apendisitis Akut, di agi atas = a. Apendisitis akut fokalis atau segmentalis, yaitu setelah sem uh akan tim ul striktur lokal. . Appendisitis purulenta difusi, yaitu sudah ertumpuk nanah. Appendisitis akut dalam 2? jam dapat menjadi = a. $em uh . 9ronik ". Perforasi d. Infiltrat 4. Apendisitis 9ronis, di agi atas = a. Apendisitis kronis fokalis atau parsial, yaitu setelah sem uh akan tim ul striktur lokal.

. Apendisitis kronis o literitiva, yaitu appendiks miring dimana iasanya ditemukan pada usia tua.

BAB II PE BAHA!AN

A. PEN@E'A' 9ita sering mengasumsikan ah/a apendisitis erkaitan dengan makan iji "a ai. Aal ini tidak sepenuhnya salah. Namun yang mendasari terjadinya apendisitis adalah adanya sum atan pada saluran apendiks. @ang menjadi penye a tersering terjadinya sum atan terse ut adalah fekalit. 7ekalit ter entuk dari feses yang terperangkap di dalam saluran apendiks. $elain fekalit, yang dapat menye a kan terjadinya sum atan adalah "a"ing atau enda asing yang tertelan. 'e erapa penelitian menunjukkan peran ke iasaan makan makanan rendah serat terhadap tim ulnya apendisitis. 9e iasaan makan makanan rendah serat dapat mengaki atkan kesulitan dalam uang air esar, sehingga akan meningkatkan tekanan di dalam rongga usus yang pada akhirnya akan menye a kan sum atan pada saluran apendiks.

$elain penye a di atas apendisitis ini pada umumnya karena infeksi akteri atau kuman. Infeksi kuman dari "olon yang paling sering adalah E. Coli dan streptococcus. Penye a lain yang diduga menim ulkan apendisitis adalah ulserasi mukosa apendiks oleh parasit E. Histolytica. 'er agai hal erperan se agai faktor penye a terjadinya apendisitis.

8iantaranya adalah o struksi yang terjadi pada lumen apendiks. ( struksi ini iasanya dise a kan karena adanya tim unan tinja yang keras !fekalit#, hiperplasia jaringan limfoid, tumor apendiks, striktur, Apendisitis merupakan salah satu penyakit patologis. Patologi apendisitis era/al di jaringan mukosa dan kemudian menye ar ke seluruh lapisan dinding apendiks. >aringan mukosa pada apendiks menghasilkan mukus !lendir# setiap harinya. ertam ah Terjadinya o struksi menye a kan pengaliran mukus dari lumen apendiks ke sekum menjadi terham at. )akin lama mukus makin anyak dan kemudian ter entuklah endungan mukus di dalam lumen. Namun, karena keter atasan elastisitas dinding apendiks, sehingga hal terse ut menye a kan terjadinya peningkatan tekanan intralumen. Tekanan yang meningkat terse ut akan menye a kan terham atnya aliran limfe, sehingga mengaki atkan tim ulnya edema, diapedesis um ilikus. >ika sekresi mukus terus erlanjut, tekanan intralumen akan terus akteri, dan ulserasi mukosa. Pada saat inilah terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri di daerah epigastrium di sekitar enda asing dalam tu uh, dan "a"ing askaris dapat pula menye a kan terjadinya sum atan.

meningkat. Aal ini akan menye a kan terjadinya o struksi vena, edema ertam ah, dan akteri akan menem us dinding apendiks. Peradangan yang tim ul pun semakin meluas dan mengenai peritoneum setempat, sehingga menim ulkan nyeri di daerah perut kanan a/ah. 9eadaan ini dise ut dengan apendisitis supuratif akut. 'ila kemudian aliran arteri terganggu, maka akan terjadi infark dinding apendiks yang disusul dengan terjadinya gangren.

9eadaan ini dise ut dengan apendisitis ganggrenosa. >ika dinding apendiks yang telah mengalami ganggren ini pe"ah, itu erarti apendisitis erada dalam keadaan perforasi. $e enarnya tu uh juga melakukan usaha pertahanan untuk mem atasi proses peradangan ini. 6aranya adalah dengan menutup apendiks dengan omentum, dan usus halus, sehingga ter entuk massa periapendikuler yang se"ara salah dikenal dengan istilah infiltrat apendiks. 8i dalamnya dapat terjadi nekrosis jaringan erupa a ses yang dapat mengalami perforasi. Namun, jika tidak ter entuk a ses, apendisitis akan sem uh dan massa periapendikuler akan menjadi tenang dan selanjutnya akan mengurai diri se"ara lam at.

'. GE>A<A Gejala utama terjadinya apendisitis adalah adanya nyeri perut. Nyeri perut yang klasik pada apendisitis adalah nyeri yang dimulai dari ulu hati, lalu setelah 2*5 jam akan dirasakan erpindah ke daerah perut kanan a/ah !sesuai lokasi apendiks#. Namun pada e erapa keadaan tertentu ! entuk apendiks yang lainnya#, nyeri dapat dirasakan di daerah lain !sesuai posisi apendiks#. %jung apendiks yang panjang dapat erada pada daerah perut kiri a/ah, punggung, atau di a/ah pusar. Anoreksia !penurunan nafsu makan# iasanya selalu menyertai apendisitis. )ual dan muntah dapat terjadi, tetapi gejala ini tidak menonjol atau erlangsung "ukup lama, ke anyakan pasien hanya muntah satu atau dua kali. 8apat juga dirasakan keinginan untuk uang air esar atau uang angin. 8emam juga dapat tim ul, tetapi iasanya kenaikan suhu tu uh yang terjadi tidak le ih dari + , 6 !-1,? ; -?,? , 6#. >ika terjadi peningkatan suhu yang mele ihi -?,? , 6. )aka kemungkinan esar sudah terjadi peradangan yang le ih luas di daerah perut !peritonitis#. Pada ayi dan anak*anak, nyerinya ersifat menyeluruh, di semua agian perut. Pada orang

tua dan /anita hamil, nyerinya tidak terlalu

erat dan di daerah ini nyeri

tumpulnya tidak terlalu terasa. 'ila apendiks pe"ah, nyeri dan demam isa menjadi erat. Infeksi yang ertam ah uruk isa menye a kan syok. Ada e erapa hal yang penting dalam gejala penyakit apendisitis yaitu= +. Nyeri mula*mula di epigastrium !nyeri viseral# yang kemudian menjalar ke perut kanan a/ah. Nyeri e erapa /aktu

erhu ungan dengan

anatomi ureter yang erdekatan dengan apendiks oleh inflamasi. 4. )untah dan mual oleh karena nyeri viseral. Nutrisi kurang dan volume "airan yang kurang dari ke utuhan juga erpengaruh dengan terjadinya mual dan muntah. -. $uhu tu uh meningkat dan nadi "epat !karena kuman yang menetap di dinding usus#. 2. Rasa sakit hilang tim ul .. 8iare atau konstipasi 5. Tungkai kanan tidak dapat atau terasa sakit jika diluruskan 1. Perut kem ung ?. Aasil pemeriksaan leukosit meningkat +,.,,, * +4.,,, Bui dan +-.,,,Bui ila sudah terjadi perforasi C. Gejala lain adalah adan lemah dan kurang nafsu makan, penderita

nampak sakit, menghindarkan pergerakan. $elain gejala terse ut masih ada e erapa gejala lain yang dapat tim ul se agai aki at dari apendisitis. Tim ulnya gejala ini ergantung pada letak apendiks ketika meradang. 'erikut gejala yang tim ul terse ut.

+. 'ila letak apendiks retrosekal retroperitoneal, yaitu di

elakang sekum

!terlindung oleh sekum#. Tanda nyeri perut kanan a/ah tidak egitu jelas dan tidak ada tanda rangsangan peritoneal. Rasa nyeri le ih kearah perut kanan atau nyeri tim ul pada saat melakukan gerakan seperti kontraksi m.psoas mayor yang menegang dari dorsal. 4. 'ila apendiks terletak di rongga pelvis a. 'ila apendiks terletak di dekat atau menempel pada rektum, akan tim ul gejala dan rangsangan sigmoid atau rektum, sehingga peristalsis meningkat, pengosongan rektum akan menjadi le ih "epat dan erulang*ulang !diare#. . 'ila apendiks terletak di dekat atau menempel pada kandung kemih, dapat terjadi peningkatan frekuensi kemih, karena rangsangannya dindingnya. Gejala apendisitis terkadang tidak jelas dan tidak khas, sehingga sulit dilakukan diagnosis, dan aki atnya apendisitis tidak ditangani tepat pada /aktunya, sehingga iasanya aru diketahui setelah terjadi perforasi. 'erikut e erapa keadaan dimana gejala apendisitis tidak jelas dan tidak khas. +. Pada anak*anak Gejala a/alnya sering hanya menangis dan tidak mau makan. $eringkali anak tidak isa menjelaskan rasa nyerinya. 8an e erapa jam kemudian akan terjadi muntah*muntah dan anak menjadi lemah. 9arena ketidakjelasan gejala ini, sering apendisitis diketahui setelah perforasi. 'egitupun pada ayi, ?,*C, 3 apendisitis aru diketahui setelah terjadi perforasi. 4. Pada orang tua erusia lanjut erjalan, ernapas dalam, atuk, dan mengedan. Nyeri ini tim ul karena adanya

10

Gejala sering samar*samar saja dan tidak khas, sehingga le ih dari separuh penderita aru dapat didiagnosis setelah terjadi perforasi. -. Pada /anita Gejala apendisitis sering dika"aukan dengan adanya gangguan yang gejalanya serupa dengan apendisitis, yaitu mulai dari alat genital !proses ovulasi, menstruasi#, radang panggul, atau penyakit kandungan lainnya. Pada /anita hamil dengan usia kehamilan trimester, gejala apendisitis erupa nyeri perut, mual, dan muntah, dika"aukan dengan gejala serupa yang iasa tim ul pada kehamilan usia ini. $edangkan pada kehamilan lanjut, sekum dan apendiks terdorong ke kraniolateral, sehingga keluhan tidak dirasakan di perut kanan a/ah tetapi le ih ke regio lum al kanan.

6. PE)ERI9$AAN +. Pemeriksaan 7isik a. Inspeksi, pada apendisitis akut sering ditemukan adanya a dominal s/elling, sehingga pada pemeriksaan jenis ini iasa ditemukan distensi perut. . alpasi, pada daerah perut kanan a/ah apa ila ditekan akan terasa nyeri. 8an ila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri. Nyeri tekan perut kanan a/ah merupakan kun"i diagnosis dari apendisitis. Pada penekanan perut kiri a/ah akan dirasakan nyeri pada perut kanan a/ah. Ini dise ut tanda Rovsing !!ovsing "ign#. 8an apa ila tekanan di perut kiri a/ah dilepaskan juga akan terasa nyeri pada perut kanan a/ah.Ini dise ut tanda 'lum erg !#lumberg "ign#. ". emeriksaan u$i psoas dan u$i obturator, pemeriksaan ini juga dilakukan untuk mengetahui letak apendiks yang meradang. %ji psoas dilakukan dengan rangsangan otot psoas le/at hiperektensi sendi
11

panggul kanan atau fleksi aktif sendi panggul kanan, kemudian paha kanan ditahan. 'ila appendiks yang meradang menempel di m. psoas mayor, maka tindakan terse ut akan menim ulkan nyeri. $edangkan pada uji o turator dilakukan gerakan fleksi dan endorotasi sendi panggul pada posisi terlentang. 'ila apendiks yang meradang kontak dengan m.o turator internus yang merupakan dinding panggul ke"il, maka tindakan ini akan menim ulkan nyeri. Pemeriksaan ini dilakukan pada apendisitis pelvika. d. emeriksaan colok dubur, pemeriksaan ini dilakukan pada apendisitis, untuk menentukan letak apendiks, apa ila letaknya sulit diketahui. >ika saat dilakukan pemeriksaan ini dan terasa nyeri, maka kemungkinan apendiks yang meradang terletak didaerah pelvis. Pemeriksaan ini merupakan kun"i diagnosis pada apendisitis pelvika. 4. Pemeriksaan Penunjang a. %aboratorium, terdiri dari pemeriksaan darah lengkap dan test protein reaktif !6RP#. Pada pemeriksaan darah lengkap ditemukan jumlah leukosit antara +,.,,,*4,.,,,Bml !leukositosis# dan neutrofil diatas 1.3, sedangkan pada 6RP ditemukan jumlah serum yang meningkat. . !adiologi, terdiri dari pemeriksaan ultrasonografi dan 6T*s"an. Pada pemeriksaan ultrasonografi ditemukan agian memanjang pada tempat yang terjadi inflamasi pada apendiks. $edangkan pada pemeriksaan 6T*s"an ditemukan agian yang menyilang dengan apendikalit serta perluasan dari apendiks yang mengalami inflamasi serta adanya pele aran sekum.

8. 8IAGN($I$

12

)eskipun pemeriksaan dilakukan dengan "ermat dan teliti, diagnosis klinis apendisitis masih mungkin salah pada sekitar +.*4,3 kasus. 9esalahan diagnosis le ih sering terjadi ada perempuan di anding laki*laki. Aal ini dapat disadari mengingat pada perempuan terutama yang masih muda sering mengalami gangguan yang mirip apendisitis. 9eluhan itu erasal dari genitalia interna karena ovulasi, menstruasi, radang di pelvis, atau penyakit ginekologik lain.%ntuk menurunkan angka kesalahan diagnosis apendisitis meragukan, se aiknya dilakukan o servasi penderita di rumah sakit dengan pengamatan setiap +*4 jam. 7oto arium kurang dapat diper"aya. %ltrasonografi dan laparoskopi isa meningkatkan akurasi diagnosis pada kasus yang meragukan. 'ila dari hasil diagnosis positif apendisitis akut, maka tindakan yang paling tepat adalah segera dilakukan apendektomi. Apendektomi dapat dilakukan dalam dua "ara, yaitu "ara ter uka dan "ara laparoskopi. Apa ila apendisitis aru diketahui setelah ter entuk massa periapendikuler, maka tindakan yang pertama kali harus dilakukan adalah pem erianBterapi anti iotik kom inasi terhadap penderita. Anti iotik ini merupakan anti iotik yang aktif terhadap kuman aero dan anaero . $etelah gejala mem aik, yaitu sekitar 5*? minggu, arulah apendektomi dapat dilakukan. >ika gejala erlanjut, yang ditandai dengan ter entuknya a ses, maka dianjurkan melakukan drainase dan sekitar 5*? minggu kemudian dilakukan apendisektomi. Namun, apa ila ternyata tidak ada keluhan atau gejala apapun dan pemeriksaan klinis serta pemeriksaan la oratorium tidak menunjukkan tanda radang atau a ses setelah dilakukan terapi anti iotik, maka dapat dipertim angkan untuk mem atalkan tindakan edah.

E. PENATA<A9$ANAANBPENG('ATAN Penatalaksanaan standar untuk apendisitis adalah operasi. Pernah di"o a pengo atan dengan anti iotik, /alaupun sem uh namun tingkat kekam uhannya men"apai -. 3. Pem edahan dapat dilakukan se"ara ter uka

13

atau semi*tertutup !laparoskopi#. $etelah dilakukan pem edahan atau apendektomi, harus di erikan anti iotika selama 1 ; +, hari. Pem edahan segera dilakukan, untuk men"egah terjadinya ruptur !pe"ah#, ter entuknya abses atau peradangan pada selaput rongga perut !peritonitis#. Pada hampir +.3 pem edahan apendiks, apendiksnya ditemukan normal. Tetapi penundaan pem edahan sampai ditemukan penye a nyeri perutnya, dapat eraki at fatal. Apendiks yang terinfeksi isa pe"ah dalam /aktu kurang dari 42 jam setelah gejalanya tim ul. 'ahkan meskipun apendisitis penye a nya, apendiks tetap diangkat. <alu dokter perut dan men"o a menentukan penye a nyeri yang se enarnya. Pem edahan yang segera dilakukan isa mengurangi angka kematian pada apendisitis. Penderita dapat pulang dari rumah sakit dalam /aktu 4*- hari dan penyem uhan iasanya "epat dan sempurna. Apendiks yang pe"ah, prognosisnya le ih serius. ., tahun yang lalu, kasus yang ruptur sering erakhir fatal. 8engan pem erian anti iotik, angka kematian mendekati nol. 7. 9()P<I9A$I Pada ke anyakan kasus, peradangan dan infeksi apendiks mungkin didahului oleh adanya penyum atan di dalam apendiks. 'ila peradangan erlanjut tanpa pengo atan, apendiks isa pe"ah. Apendiks yang pe"ah isa menye a kan = +. Perforasi dengan pem entukan a ses. 4. Peritonitis generalisata, masuknya kuman usus ke dalam perut, menye a kan peritonitis, yang isa eraki at fatal. -. )asuknya kuman ke dalam pem uluh darah !septikemia#, yang eraki at fatal. isa ukan edah akan memeriksa

14

2. Pada /anita, indung telur dan salurannya isa terinfeksi dan menye a kan penyum atan pada saluran indung telur yang kemandulan. .. Pielofle itis dan a ses hati, tapi jarang terjadi. BAB III PENU"UP isa menye a kan

A. 9E$I)P%<AN Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiks vermiformis, dan ukan peradangan usus untu. apendiks atau yang sering dise ut juga dengan um ai "a"ing adalah organ tam ahan pada usus untu. fungsi apendiks adalah se agai organ imunologik dan se"ara aktif immunoglo ulin !suatu keke alan tu uh#. Apendisitis ada 4 ma"am, yaitu apendisitis akut dan apendisitis kronis. @ang mendasari terjadinya apendisitis adalah adanya sum atan pada saluran apendiks. $elain penye a di atas apendisitis ini pada umumnya karena infeksi akteri atau kuman. Infeksi kuman dari "olon yang paling sering adalah E. Coli dan streptococcus. Penye a lain yang diduga menim ulkan apendisitis adalah ulserasi mukosa apendiks oleh parasit E. Histolytica. Ada e erapa hal yang penting dalam gejala penyakit apendisitis, yaitu nyeri, muntah dan mual, suhu tu uh meningkat, nadi "epat, sasa sakit hilang tim ul, diare atau konstipasi, tungkai kanan tidak dapat atau terasa sakit jika diluruskan, perut kem ung, hasil leukosit meningkat. Gejala lain adalah adan lemah dan kurang nafsu makan, penderita nampak sakit, menghindarkan pergerakan. erperan dalam sekresi

15

Pemeriksaan apendisitis dapat dilakukan melalui pemeriksaan fisik yaitu inspeksi, palpasi, pemeriksaan uji psoas dan uji o turator , pemeriksaan "olok

du ur. $elain pemeriksaan fisik juga dilakukan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan la oratorium dan radiologi. 9esalahan diagnosis le ih sering terjadi ada perempuan di anding laki* laki. Aal ini dapat disadari mengingat pada perempuan terutama yang masih muda sering mengalami gangguan yang mirip apendisitis. 'ila dari hasil diagnosis positif apendisitis akut, maka tindakan yang paling tepat adalah segera dilakukan apendektomi. Pem edahan segera dilakukan, untuk men"egah terjadinya ruptur !pe"ah#, ter entuknya abses atau peradangan pada selaput rongga perut !peritonitis#. $etelah dilakukan pem edahan, harus di erikan anti iotika selama 1 ; +, hari. Pada komplikasi apendiks yang pe"ah isa menye a kan, perforasi,

peritonitis, septikemia, pada /anita terjadi penyum atan pada saluran indung telur yang isa menye a kan kemandulan serta terjadi pielofle itis dan a ses hati, tapi jarang terjadi.

16

DA#"A$ PU!"A%A

Anita, Tengku, $.9ed. 4,,?. http=BB///./ordpress."omBtanyaDja/a Dapendi"itis !diunduh tanggal 4? )aret 4,+, pkl. ,C.++#. Anonim.http=BB///./ikipediaD ahasaDIndonesiaDensiklopediaD e asBapendisitis. html !diunduh tanggal 4? )aret 4,+, pkl. ,?.4,#. Anonim. http=BB///./ordpress."omBaskepDapendisitis !diunduh tanggal 4? )aret 4,+, pkl ,C.4.#. Anonim. http=BB///.medi"astore."omBapendisitis !diunduh tanggal 4? )aret 4,+, pkl. ,C.-5#. Erik, Pra o/o. +,.,.#. Guyton, Arthur 6. +CC5. &isiologi 'anusia dan 'ekanisme >akarta=EG6 !Pener it 'uku 9edokteran#. $oleman, $ani Ra"hman. 4,,C. http=BB///.apendi"itisD/el"omeDtoD$aniD Ra"hmanEsDhouseBAppendi"itisDAkutDdanDAppendi"itisDInfiltrat.html !diunduh tanggal 4? )aret 4,+, pkl. ,?.2?#. $yamsuri, Istamar. 4,,2. #iologi (ilid )* +ntuk "'* kelas ,I. >akarta=Erlangga. enyakit. 4,,C. http=BB///. edah.infoB edahDdigestifBususD untuD

DapendiksDter"iptaD agiDahliD edahB !diunduh tangal 4? )aret 4,+, pkl

17

<A)PIRAN

18

19

20

You might also like