You are on page 1of 3

Urethral Cathetherization dr Ahmad Zulfan Sp.

U Anggitaaa :3

Yuhuuu ketemu lagi blok baru :3 Semangat semangaat :D Semoga sukses menjadwalkan ICP ya teman temaan : Nah, karena lekcer ini merupakan lekcer skileb, nanti jangan lupa diinget inget dan dimatengin waktu skileb ya guuys :D Urethral Cathetherization ini sudah cukup terkenal lah ya :3 #maksabanget Biasanya, Kateterisasi ini digunakan untuk 2 tujuan, bisa terapeutik atau diagnostik. Tujuan terapeutik ini digunakan pada pasien retensi urin (inability untuk mengosongkan kandung kemih dengan spontan *), atau untuk memasukkan obat tertentu (misal obat tumor kandung kemih yang kemoterapinya dimasukin langsung), sedangkan tujuan diagnostik digunakan untuk beberapa hal seperti menghitung volume residual urin, urinalysis, cystografi kandung kemih, radiographic contrast (misal melihat ruptur uretra), dan juga irigasi kandung kemih. * retensi urin ini bisa disebabkan obstruksi outflow bladder (ditandai dg redup saat perkusi), reduce contractility of bladder muscle, atau kombinasi. Tau kan kalo prosedur kateterisasi ini prosedur invasif? #maksabangetlagi Nah, dikategorikan invasif itu karena dalam pemasangannya, akan ada risiko baik infeksi maupun cedera urethra / kandung kemih. Oleh karena itu, walaupun terlihat sederhana, pemasangan kateter ini harus diperhatikan sekali prosedurnya dan juga penatalaksaannya. Seperti apakah dibutuhkan pemberian antibiotik yang tepat. Dan jangan lupa juga, inform consent harus diperhatikan. Dijelaskan secara lengkap dan tandatangan diperoleh dengan cara yang sebaik-baiknya hihiii :3 Nah, pemasangan kateter ini ada juga kontraindikasinya guuys. Intinya adalah ketika ada cedera / luka dari urethra / kandung kemih maka nggak boleh dikateterisasi. Biasanya, tanda yang spesifik merupakan meatal bleeding (perdarahan di ujung meatus urethra externum). Atau bisa juga ada perineal hematoma dan floating prostate. Nah, kalo dia retensi urin tapi ada cedera urethra gimana dooong? Jangan khawatiiir... Kita bisa pake pungsi suprapubik. Jadi nggak ada ya pasien retensi urin yang dibiarin karena ada cedera urethra / kandung kemiiih :D Kateter ini sendiri, banyak jenisnya guuys. Kategorinya: 1. Bahan menentukan bisa dipake berapa lama: rubber, latex (kuning, max penggunaan 14 hari), plastik / PVC, teflon (:O kayak mau masak aja :/), silicon (putih, bisa dipake 120 hari atau ya lebih bagus 3 bulan doang aja), hydrogel, siliconized latex latex yang luarnya diselubungi silicon, jadi hibrid alias campuran gituu (bisa 1 bulan) 2. Berdasarkan jumlah lubang: - One way: cuma untuk mengeluarkan urin dan nggak bisa dipertahankan (sekali pake) - Two way: bisa dipertahankan, ada lubang untuk mengembungkan balon (menggunakan distilled water) dan untuk membuang aliran urin - Three way: selain untuk mengembungkan balon dan drainase, ada juga lubang untuk irigasi. Fungsinya untuk mencegah terbentuknya clot 3. Berdasarkan kemampuan dipertahankan: - Langsung lepas (single use only) - Indwelling: bisa dipertahankan dalam jangka waktu tertentu ada balon untuk penahan (lubang kateter > 1)

#Yang paling banyak di Indonesia, adalah Foley cathether Kateter ini menggunakan satuan Cherriere (Ch) atau French (Fr). Satuan ini didefinisikan sebagai ukuran lingkar luar kateter dalam mm. Nah, tadi kan ada yang jumlah lubangnya > 1, maka ukurannya juga agak berbeda. Prinsipnya adalah, semakin banyak lubang maka akan semakin kecil ukurannya bila dibandingkan dengan kateter satu lubang dengan ukuran yg sama. Misalnya kateter ukuran 16 Fr satu lubang akan lebih besar daripada kateter ukuran 16 Fr 2 atau 3 lubang. Tadi kan udah dibahas sedikit tentang balon penahan, bukan dengan gas, tapi kita mengisinya dengan cinta #eh dengan air terdestilasi maksudnyaak. Nah jumlah air yang bisa dimasukkan kirakira 5 ml atau ada juga yang bisa 30-50 ml. Inget ya, ini jangan kelebihan, karena kalo kelebihan, maka bisa cedera pada urethra, bisa bikin spasme dan urinary leakage. Kita bahas sedikit tentang anatominya ya... 1. Kandung kemih Utamanya, kandung kemih digunakan untuk 2 fungsi yaitu storage dan voiding. Bayangin aja kalo nggak punya kandung kemih, tiap saat ngompol kali -.- normalnya kandung kemih ini tidak teraba karena terlindung pelvic bone. Volume yang bisa ditampung, sebenernya cukup besar. Bahkan sampai 1,5 2 L pada pasien dengan retensi urin. Kalo yang normal ya kira kira 400-500 ml. Tapi, biasanya pada volume 150 ml kita udah ada HIV alias Hasrat Ingin Vivis hihii :P cumaa ya masih bisa nahan gituu. 2. Urethra - Male Panjangnya bisa sampe 29 cm, terletak di corpus spongiosum penis dan bentuknya pada saat flaccid adalah S sedangkan kalo erect adalah L/U. Urethra pria dibagi 2 yaitu posterior dan anterior dengan pembatasnya membrana urogenital. Pada posterior ada pars prostatica dan pars membranacea yang ada spinchter urethranya dan kalo yang anterior ada pars bulbous dan pars penile.

Female Urethra wanita secara umum sangat amat lebih pendek kira-kira 4 cm dengan diameter 8 mm. Letaknya ada di posterior clitoris. Masih inget lah ya, yang lubang no 1 itu loooh. Nah, kita harus hati hati banget nih kalo bayi atau orang obese, karena lubangnya ukurannya relatif sama kecil dan susah diidentifikasi :

Nah, sekarang kita bahas pemasangannya yaaak...

1. A

You might also like