You are on page 1of 11

ANALISIS KASUS PADA KLIEN Ny.

S DENGAN CA MAMMAE DI BANGSAL NUSA INDAH II RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan Mata Kuliah Keperawatan Professional

Disusun Oleh : Chesna Wahyu Diana Murdiyani Agustina Nurma Yuli Winarni P07120111006 P07120111022 P07120111026

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA JURUSAN KEPERAWATAN 2013

LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS KASUS PADA KLIEN Ny.S DENGAN CA MAMMAE DI BANGSAL NUSA INDAH II RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Disusun Oleh : Chesna Wahyu Diana Murdiyani Agustina Nurma Yuli Winarni P07120111006 P07120111022 P07120111026

TINGKAT II REGULER

Telah mendapat persetujuan pada tanggal ___ Januari 2013 Oleh :

Mengetahui, Pembimbing Lapangan, Pembimbing Akademik,

Sukwan Sukmono ,S.Kep NIP.

Tri Prabowo, S.Kp. M.Kes. NIP.

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT berkat limpahan rahmat dan hidayahnya, keperawatan profesional tentang Klien Ny.S dengan Ca Mammae di Bangsal Nusa Indah II RSUD Panembahan Senopati Bantul ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Profesional. Makalah ini dapat diselesaikan karena adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. DR.Lucky Herawati, SKM, M.Sc. selaku Direktur Politeknik Kesehatan Yogyakarta, 2. Maria H Bakri, SKM, M.Kes. selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan 3. Yogyakarta, 4. Sri Hendarsih, S.Kp.M.Kes selaku Koordinator Praktik Klinik Keperawatan Profesional, 5. Tri Prabowo, S.Kp.M.Kes selaku Pembimbing Akademik Praktik Klinik Keperawatan Profesional, 6. Sukwan Sukmono, S.Kep selaku Pembimbing Lapangan Praktik Klinik Keperawatan Profesional, 7. Orang tua yang telah mendukung dalam penyelesaian makalah ini, 8. Teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga dengan terselesaikannya makalah ini, menjadikan penyusun lebih banyak memperoleh pengetahuan yang nantinya bermanfaat bagi penyusun serta bagi para pembaca. Penyusun sudah berupaya sekuat tenaga untuk menampilkan yang terbaik dalam makalah ini namun, masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan dan perlukan demi sempurnanya makalah ini.

Yogyakarta, Januari 2013 Penyusun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan bagian sistem pelayanan kesehatan. Leading sector layanan rumah sakit adalah layanan medis dan keperawatan. Oleh karena itu semua staf rumah sakit perlu menjaga dan mengembangkan kemampuannya dalam memberikan pelayanan kesehatan termasuk staf keperawatan. Mengingat rumah sakit juga suatu lembaga social ekonomi dan lembaga kemanusiaan yang mempunyai nilainilai serta martabat yang luhur tentu saja harus mengutamakan nilai-nilai moral dan tidak hanya berpijak pada nilai-nilai formal yang normatif semata. Sebagai seorang professional, perawat menerima tanggung jawab dan mengemban tanggung gugat untuk memb/uat keputusan dan mengambil langkah-langkah tentang asuhan keperawatan yang diberikan. Perawat juga bekerja di berbagai tatanan dan mengemban berbagai peran yang membutuhkan interaksi bukan saja dengan klien, keluarga, dan masyarakat, tetapi juga dengan tim kesehatan lain. dalam melaksanakan tugasnya perawat akan sering mengalami konflik baikdengan klien beserta keluarganya maupun tim kesehatan lain. oleh karena itu perawat harus mempertahankan dan meningkatkan kompetensinya dengan perkembangan IPTEK Keperawatan dan kesehatan terutama yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai tenaga professional di institusi pelayanan dimana klien dirawat. Dalam menjalankan profesi keperawatannya, secara hukum perawat sudah diatur dengan undang-undang yaitu : UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992, melalui Lembaga Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan. Namun tidak cukup dengan itu, profesi keperawatan juga harus berpegang pada standard dank ode etik keperawatan. Praktik keperawatan profesional tentunya mempunyai karakteristik tersendiri sehingga bisa dinyatakan sebagai sebuah praktek yang profesional. Karakteristik praktik keperawatan profesional meliputi beberapa hal yaitu : 1. Otoritas (autority). Yaitu memiliki kewenangan sesuai dengan keahliannya yang akan memengaruhi proses asuhan melalui peran professional. 2. Akuntabilitas (accountability). Yaitu tanggung gugat terhadap apa yang dilaksanakan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku dan bertanggung jawab kepada klien diri sendiri dan profesi serta mengambil keputusan yang berhubungan dengan asuhan. 3. Pengambilan keputusan yang mandiri (independent decision making). Yaitu sesuai dengan kewenangannya yang dilandasi oleh pengetahuan yang kokoh dan

menggunakan pendekatan yang ilmiah dalam membuat keputusan pada setiap tahap proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien. 4. Kolaborasi (collaboration). Yaitu dapat bekerjasama baik lintas program maupun lintas sector dengan mengadakan hubungan klien dengan berbagai disiplin dalam mengakses masalah klien. 5. Pembelaan / dukungan (advocacy). Yaitu bertindak demi hak klien untuk mendapatkan asuhan yang bermutu dengan mengadakan interaksi untuk

kepentingan atau demi klien, dalam mengatasi masalahnya serta berhadapan dengan pihak pihak lain yang lebih luas (system at large). 6. Fasilitas (facilitas). Yaitu mampu memberdayakan klien dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya dengan memaksimalkan potensi dari organisasi dan sistem klien keluarga (client family system) dalam asuhan (chaskailggo). Salah satu peran profesional perawat adalah bertanggung jawab dalam melakukan perawatan luka. Perawat juga harus mengetahui semua komponen dari perintah perawatan luka.

BAB II KRONOLOGIS KASUS

A. Identitas Kasus Nama klien Umur Alamat No. CM Diagnosa Medis Tanggal Masuk Jam Datang : Ny. S : 43 tahun : : : Ca Mammae : 16 Januari 2013 : 09.00 WIB

WAKTU 17 Januari 2013 06.00 WIB

KRONOLOGIS PERISTIWA Ny.S (43th) adalah pasien dengan Ca mammae yg akan melakukan eksterpasi pada tanggal 17 Januari 2013. Klien akan melakukan operasi pada pukul 08.00. Pukul 06.00 perawat D, E dan praktikan N mengecek kelengkapan puasa Ny.S dan memasang kateter. Saat itu perawat D melihat klien masih memakai cat kuku di kaki klien. Lalu di depan Ny. S, perawat D membicarakan cat kuku klien bersama perawat E dengan menyindir. iki kok ono ungu kembang-kembang ki opo jal mbak perawat E, malah koyo cah ABG nganggo kutex barang. Ora isin karo umur po bu, kok le nggaya. Ha kok bengesan barang? Mah koyo arep fashion show nang OK. Dihapus kui bu, mengko ndak perawate bangsal sek diseneni. Wes manut le arep ngilangi kutex nggo opo. Ny.S terlihat sangat malu dan sedih atas perlakuan dari perawat tersebut.

06.30 WIB

Setelah itu perawat memasang kateter sambil menerangkan kenapa kuku dan bibir klien harus bersih tetapi masih dengan nada yang tidak menyenangkan.

07.30 WIB

Saat

perawat

mengecek

klien

kembali,

klien

belum

menghapus cat kukunya karena

sedang menunggu anaknya

yang mengambil aceton. Namun setelah mengetahui bahwa klien belum membersihkan kukunya, perawat D kembali marah-

marah dan mengambil bisturi untuk membersihkan cat kukunya. Tanpa memiliki niat untuk membantu membersihkan cat kuku klien, perawat D memberikan bisturi kepada klien. Setelah itu klien yg sudah berada di atas kursi roda membersihkan sendiri cat kukunya . karena terburu-buru ibu jari kaki klien terkena sayatan bisturi dan berdarah. Praktikan C yang kebetulan lewat melaporkan kejadian tersebut kepada perawat D, namun perawat D tidak melakukan apa-apa. Kemudian praktikan C dan praktikan N merawat luka Ny. S dan membalut lukanya. Klien terlihat menjadi pendiam. Setelah itu Ny.S diantarkan ke OK oleh praktikan C.

08.00 WIB

Saat operan jaga perawat D membicarakan kejadian tadi pagi bersama Padahal rekan-rekannya disitu terdapat namun dokter, dengan praktikan mengolok-olok. dan petugas

administratif.

B. Penyelesaian yang Sudah Dilakukan 1. Hari, tanggal : kamis, 17 januari 2013 Jam : 07.35 Praktikan meminta maaf kepada klien atas sikap perawat yang tidak menyenangkan dan menjelaskan bahwa maksud dari perawat tersebut baik. 2. Hari, tanggal : kamis, 17 januari 2013 Jam : 07.40 Praktikan melakukan perawatan luka pada ibu jari kaki klien yang terkena bisturi dan membalut lukanya. 3. Hari, tanggal : kamis, 17 januari 2013 Jam : 08.00 Praktikan N berdiskusi dengan perawat Ed atas sikap perawat D dan perawat E yang tidak menyenangkan terhadap Ny.S

C. Identifikasi Masalah 1. Komunikasi tidak terapeutik 2. Pelayanan tidak profesional 3. Pelanggaran terhadap hak-hak klien

BAB III PEMBAHASAN DAN REKOMENDASI MASALAH

A. Komunikasi tidak terapeutik Komunikasi : proses pengiriman/pertukaran pesan (stimulus, siganal, simbol, informasi)baik dalam bentuk verbal maupun non verbal dari pengirim ke penerima dengan tujuan adanya perubahan (baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor). Tujuan komunikasi : 1. Pesan yang disampaikan dapat dimengerti 2. Memahami orang lain 3. Gagasan dapat diterima orang lain 4. Menggerakkan orang lain berbuat sesuatu Pembahasan : Pada kasus ini perawat D sangat tidak terapeutik dalam menyampaikan tujuan mengapa klien harus menghapus cat kuku dan lipstik. Padahal sebagai seorang perawat seharusnya dapat berkomunikasi secara terapeutik kepada klien agar tujuan yang ingin disampaikan benar-benar dapat dipahami dan tidak menyinggung klien. Komunikasi secara terapeutik tidak hanya terletak pada kata-kata atau verbal saja, namun gelagat atau non verbal juga harus terapeutik. Rekomendasi : 1. Seharusnya perawat dalam berkomunikasi dilakukan secara terapeutik. 2. Perawat menyampaikan tujuan di awal tindakan agar tidak terjadi miss komunikasi antara perawat dengan pasien 3. Perawat sebaiknya tidak mengolok-olok klien sekalipun klien melakukan hal yang kurang pas di mata perawat Hasil : 1. Perawat D tetap bersikap ketus terhadap klien setelah operasi, walaupun sudah diberitahu oleh perawat Ed 2. Perawat menyampaikan tujuan di awal tindakan 3. Perawat tetap berkomunikasi secara sinis terhadap klien

B. Pelayanan tidak profesional Kemajuan jaman menuntut perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan untuk bersikap profesional. Profesionalisme perawat dapat diwujudkan dibidang pelayanan kesehatan di rumah sakit. Salah satu usaha untuk memberikan pelayanan yang

berkualitas dan profesional tersebut adalah pengembangan model praktek keperawatan profesional (MPKP) yang memungkinkan perawat professional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut. MPKP sangat bermanfaat bagi perawat, dokter, pasien dan profesi lain dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan MPKP, perawat dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya terhadap pasien sejak masuk hingga keluar rumah sakit. Implementasi MPKP harus ditunjang dengan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang memadai. Pembahasan : Perawat D dan E tidak menjalankan tugasnya dengan baik yaitu mempersiapkan klien sebelum operasi. Perawat justru meninggalkan klien ketika klien membersihkan cat kuku sendiri dalam keadaan yang panik sehingga ibu jari klien tersayat bisturi. Perawat adalah sebuah profesi yang dalam menjalankan tugasnya harus dilaksanakan secara profesional. Perawat bertanggung jawab penuh atas apa yang terjadi dengan klien selama klien dirawat di bangsal. Sikap perawat yang cuek saat mengetahui ibu jari klien tersayat menggambarkan sikap perawat yang tidak bertanggung jawab. Hal itu mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap perawat yang masih menganggap perawat bekerja secara tidak profesional. Rekomendasi : 1. Perawat seharusnya bertanggungjawab atas apa semua yang terjadi pada klien selama di bangsal 2. Perawat seharusnya lebih care dan peka terhadap klien 3. Perawat seharusnya melakukan tindakan keperawatan secara profesional Hasil : 1. Perawat masih kurang bertanggungjawab terhadap pasien tersebut 2. Perawat tetap bersikap tidak care terhadap klien. 3. Perawat belum sepenuhnya melakukan tindakan keperawatan secara profesional.

C. Pelanggaran terhadap hak-hak klien Pasien rumah sakit adalah konsumen, sehingga secara umum pasien dilindungi dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UU No. 8/1999). Menurut pasal 4 UU No. 8/1999, hak-hak konsumen adalah: 1. Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa;

2. Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan; 3. Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau jasa; 4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang digunakan; 5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan konsumen secara patut; 6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen; 7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif; 8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya; Pembahasan : Klien mempunyai hak-hak di rumah sakit. Termasuk mendapatkan pelayanan terbaik sekalipun biaya ditanggung oleh jamkesmas. Seharusnya klien mendapatkan perawatan luka dari perawat, namun perawat justru cuek dan tidak peduli terhadap apa yang dialami klien. Lalu, praktikan C dan praktikan N memiliki inisiatif untuk melakukan perawatan luka tanpa rekomendasi dari perawat. Rekomendasi : 1. Seharusnya perawat memenuhi hak-hak klien di rumah sakit. 2. Perawat sebaiknya memperlakukan semua klien dengan sama tanpa membedabedakan status klien. Hasil : 1. Perawat belum memenuhi hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan pasien saat di bangsal. 2. Perawat belum memenuhi hak-hak klien seperti belum memenuhi hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.

DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. 2005. Jakarta : EGC. Ryri. 2009. Prinsip-prinsip Pemberian Obat. Alamat web :

http://ryrilumoet.blogspot.com/2009/04/prinsip-prinsip-pemberian-obat.html pada tanggal 19 Januari 2013. Shanti Rachmadsyah. Rabu, 07 April

diunduh

2010.

http://www.hukumonline.com/klinik/detail/cl2431/hak-pasien-atas-pelayanankesehatan-di-rumah-sakit diunduh pada tanggal 21 Januari 2013.

You might also like