You are on page 1of 1

1. 2.

3. 4. 5.

1. 2. 3. 4.

1.

2.

3.

1.

2.

3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Hak- hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (Hak-hak EKOSOB) adalah hak dasar manusia yang harus dilindungi dan dipenuhi agar manusia terlindungi martabat dan kesejahteraannya. Peran negara, Dalam deklarasi Wina 1993 menekankan tanggung jawab negara untuk melindungi dan menegakkan HAM, termasuk hak-hak EKOSOB. Penyelenggara negara, baik eksekutif maupun legislatif, dituntut berperan aktif dalam melindungi dan memenuhi Hak-hak EKOSOB karena mereka yang secara efektif memiliki kewenangan menentukan alokasi sumber daya nasional. Komitmen Indonesia dalam memenuhi Hak-hak EKOSOB, Pemerintah Indonesia telah meratifikasi kovenan Internasioanal tentang Hak-hak EKOSOB (International Covenant on Economic, social, and Cultural Right) pada Oktober 2005. Ratifikasi ini ditandai dengan terbitnya UU No. 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan International Convenant on Economic, Social and Cultural Right (Kovenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Budaya). Dengan demikian, negara wajib menghormati, melindungi dan memenuhi Hak-hak tersebut kepada warganya. Ada 143 negara yang meratifikasi kovenan tersebut, termasuk Indonesia. Ratifikasi menuntut kewajiban kepada negara setahun setelahnya untuk menyesuaikan semuaaturan dengan Hak-hak EKOSOB dan dalam jangka waktu dua tahun setelah ratifikasi diharapkan menyerahkan laporan kepada komisi PBB untuk EKOSOB mengenai kemauan yang dicapai. Hal-hal yang diatur dalam Kovenan ECOSOC Bagian Pertama meuat hak setiap penduduk untuk menentukan nasib sendiri dalam hal status politik yang bebas serta pembangunan ekonomi, sosial dan budaya. Bagian Kedua memuat kewajiban negara untuk melakukan semua langkah yang diperlukan dengan berdasar pada sumber daya yang ada dalam mengimplementasikan Kovenan dengan cara-cara yang efektif, termasuk mengadopsi kebijakan yang diperlukan. Bagian Ketiga meuat jaminan hak-hak warga yaitu: Hak atas pekerjaan Hak mendapatkan program pelatihan Hak mendapatkan kenyamanan dan kondisi kerja yang baik Hak membentuk serikat buruh Hak menikmati jaminan sosial, termask asuransi sosial Hak menikmati perlindungan pada saat dan setelah melahirkan Hak atas standar hidup yang layak termasuk pangan, sandang, dan perumahan Hak terbebas dari kelaparan Hak menikmati standar kesehatan fisik dan mental yang tinggi Hak atas pendidikan, termasuk pendidikan dasar secara Cuma-Cuma 11 Hak untuk berperan serta dalam kehidupan budaya menikmati manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan aplikasinya Bagian Keempat memuat kewajiban negara untuk melaporkan kemajuan yang telah dicapai dalam pemenuhan Hak-hak EKOSOB ke Sekretaris Jenderal PBB dan Dewan EKOSOB. Bagian Kelima memuat Ratifikasi negara. Diantara banyak hak yang dimuat dalam Hak-hak EKOSOB, ada hak yang paling mendasar sebagai basis terpenuhinya Hak-hak EKOSOB, yakni Hak tas Pendidikan dan Kesehatan. Indikator terpenuhinya hak atas pendidkan: Ketersediaan lembaga, institusi bangunan dan fasilitas sekolah yang memadi dan programprogram pendidikan untuk setiap orang. Aksesibilitas, setiap orang mempunyai akses atas lembaga, institusi dan program-program pendidikan termasuk bisa diakses secara ekonomis. Akseptabilitas, yang berarti format, substansi pendidikan seperti kurikulum, metode pengajaran harus sesuai dengan situasi, kondisi dan budaya siswa. Adaptabilitas, pendidikan harus fleksibel atau dapat disesuaikan dengan perubahan situasi masyarakat. Indikator terpenuhinya hak ataskesehatan, Sebagaimana hak atas pendidikan, hak atas kesehatan terpenuhi apabila: Availabilitas, fasilitaskesehaan seperti obat-obatan, pelayanan kesehatan masyarakat dan program-program kesehatan harus dapat dinikmati semua orang. Tenaga aramedis dan dokter juga hars dipenuhi hak-haknya, misanya gaji yang memadai. Aksesibilitas, semua orang dapat memenuhi hak atas kesehatanya tanpa diskriminasi, terutama bagi masyarakat adat, orang cacat, lanjut usia, maupun anak-anak dan perempuan. Selain itu, biaya kesehatan harus terjangka, ada informasi mengenai kesehatan yang memadai dan disediakannya fasilitas kesehatan untuk orang cacat. Akseptabilitas, pemenuhan hak atas kesehatan harus menghormati etika medis dan kebudayaan, seperti penghormatan budaya individu, kelompok minoritas, penduduk, komunitas dan memenuhi prinsip-prinsip sesitif gender. Kualitas, pemenuhan hak atas kesehatan mengacu pada prinsip medis dan pengetahuan yang layak dan bermutu. Ini berkaitan erat dengan keterampilan tenaga medis, dapat diuji berdasarkan ilmu pengetahuan, adanya perlengkapan puskesmas, rumah sakit dan sanitasi yang memadai, serta air bersih yang dapat diminum. Selain itu terdapat setidaknya tiga prinsip penting yang harus dijaga dalam pelaksanaan kewajiban negara atas tindakan/sistem pemenuhan (obligation of conduct), yaitu: (i) Prinsip kesamaan untuk semua (non-discrimination), yaitu sistem pemenuhan yang diselenggarakan oleh negara harus menjamin bahwa semua warga negara dapat menikmati hak-nya secara sama atau tidak terjadi diskriminasi atas dasar apapun (warna kulit, jenis kelamin, status sosial, tingkat kesejahteraan/kekayaan, dll) (ii) Prinsip hak warga (right-holder atau citizenship), yaitu sistem pemenuhan yang diselenggarakan oleh negara harus menjamin bahwa semua warganegara dapat menikmati hak-nya atas dasar kewarga-negaraannya. Ini berarti seseorang mendapatkan pemenuhan hak misalnya pendidikan yang layak bukan karena kebaikan negara atau pemberian negara, tapi karena hak tersebut melekat dalam kewarga-negaraannya dan tidak dapat dicabut, sama seperti hak atas hidup misalnya (hak sipil dan politik) (iii) Prinsip pemenuhan progresif (progressive realization), yaitu sistem pemenuhan yang diselenggarakan oleh negara harus menjamin bahwa semua sumber daya yang tersedia telah dialokasikan secara maksimal. Pada dasarnya kewajiban negara dapat dinilai dari: (i) Kewajiban atas hasil pemenuhan (obligation of result), yaitu sejauh mana hak-hak ekonomi sosial budaya warga negara telah tercapai, khususnya diukur dengan indikator-indikator yang umum digunakan secara internasional (misalnya: angka kematian ibu untuk hak kesehatan) (ii) Kewajiban atas tindahan/sistem pemenuhan (obligation of conduct), yaitu sejauh mana proses atau sistem telah dibangun untuk memenuhi hak-hak ekonomi sosial dan budaya tersebut. Artinya, tidak hanya hasil yang dilihat, tetapi proses yang terjadi juga penting untuk dinilai. Lebih jauh kewajiban negara atas tindakan/sistem pemenuhan tersebut (obligation of conduct), dapat dijabarkan atas tiga bentuk dilihat dari fungsinya, yaitu: (i) Kewajiban untuk menghormati (to respect). Kewajiban untuk menghormati (to respect) menyatakan negara dilarang campur tangan dalam dinikmatinya hak ekonomi, sosial dan budaya, seperti terlarang untuk melakukan penggusuran. (ii) Kewajiban untuk melindungi (to protect). Kewajiban melindungi (to protect) berarti negara harus mencegah pelanggaran oleh pihak ketiga, seperti memastikan pihak swasta memenuhi standar dasar tenaga kerja. (iii) Kewajiban untuk memenuhi (to fulfill). Kewajiban untuk memenuhi mengharuskan negara untuk mengambil tindakan legislatif, administratif, anggaran, hukum dan tindakan lain bagi pemenuhan hak. Misalnya negara berkewajiban meningkatkan anggaran pendidikan serta kesehatan. Kewajiban Melakukan berarti bahwa Negara harus mengambil langkah spesifik, terutama berkait dengan aksi atau pencegahan. Misalnya: melarang kerja paksa merupakan tindakan melakukan sesuatu. Kewajiban Hasil berarti kewajiban untuk mencapai hasil tertentu melalui implementasi aktif kebijakan dan program. Kewajiban untuk menghormati adalah Negara diwajibkan untuk menghentikan tindakantindakan yang menganggu atau mengurangi penikmatan hak-hak ekonomi, sosial dan budaya. Kewajiban dalam konteks ini termasuk mempromosikan hak asasi manusia. Kewajiban untuk melindungi adalah Negara wajib mencegah pelanggaran hak asasi manusia oleh pihak ketiga. Bentuk kewajiban ini untuk merespon kenyataan bahwa pihak ketiga, termasuk pengusaha berpotensi melakukan pelanggaran hak asasi manusia dalam operasinya. Kewajiban untuk memenuhi adalah Negara wajib melaksanaan tindakan yang tepat, termasuk langkah-langkah khusus seperti pembentukan legislasi, kebijakan administratif tertentu, dan penganggaran untuk realisasi sepenuhnya hak asasi manusia. Batang tubuh dari Kovenan Internasional Tentang H ak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya ini terdiri dari ketentuan: Prinsip Umum (1 pasal, yakni Pasal 1) Kewajiban Negara (4 pasal, yakni Pasal 2 5) Kewajiban Negara-Negara Pihak untuk mengakui dan menjamin hak-hak ekonomi, sosial dan budaya yang dimuat dan diakui dalam Kovenan (10 pasal, yakni Pasal 6 15) Masalah pelaporan pelaksanaan instrumen kovenan yang dilakukan oleh Negara-Negara Pihak serta tindak lanjut yang dapat dilakukan oleh Economic and Social Council atau Dewan Ekonomi dan Sosial, atau organ PBB lainnya (7 pasal, yakni Pasal 16 22) Ketentuan tentang ragam bentuk aksi internasional bagi pencapaian hak-hak yang diakui dalam Kovenan (1 pasal, yakni Pasal 23) Penegasan, tentang tidak ada satu hal pun ketentuan di dalam Kovenan ini yang dapat ditafsirkan sehingga mengurangi ketentuan dalam piagam PBB dan konstitusi badan-badan khusus lainnya, berkenaan dengan masalah-masalah yang diatur Kovenan ini (1 pasal, yakni Pasal 24) Penegasan, tentang tidak ada satu hal pun ketentuan di dalam Kovenan ini yang dapat ditafsirkan sehingga mengurangi hak-hak yang melekat dari semua bangsa untuk menikmati dan memanfaatkan kekayaan dan sumber daya alam mereka secara bebas dan penuh (1 pasal, yakni Pasal 25) Ketentuan tentang penandatangan sebagai Negara Pihak, ratifikasi, dan aksesi, serta kententuan prosedural lainnya. (6 pasal, yakni Pasal 26 31

You might also like