You are on page 1of 15

MAKALAH SEMINAR NASIONAL .IMEDIAST DAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN AGAMA; AGENDA DAN.

PROBLEMATTKA',

I{e b ij akan Ma h lea m a h Ag u ng Terhadap Penerap an Lemb aga Mecliasi

dalam Penyelesaian Sengketa pertlata


Oletr:

Dr. H. Ahmad Kamit, SH., M. Hum


(

Wakil Kefua Mahkamah Agong Bidnng Non yndisiat

Sabtu,

Zl Januari 2012

Auditorium prof. Kahar Muzakkir Universitas lslam lndonesia Jl. Kaliurang t(^4. 14, yogyakarta

EBIJAKAN MAIIKA\'IAII AGUNC TERHADAP PENERAPAN LEMBAGA MEDIASI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PERDATA
K
(Dr.H.Ahnad Kamil,SH.,M,Hum)

-,

Sesungguhnya orang-orcng muhnin adalah bersaudara karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan be aqwalah kepada Allah

sup,ya kaDut nendapat

rdrmdt. (eS. al-Hujurat (49): l0).

PENCANTAR

Laju perkembangan dunia dan era globalisasi mengharoskan adanya suatu sistenr/lembaga penyelesaian sengketa yang dapat menyesuaikan dengan laju perkembangan permasalahan dalam masyarakat yang semakin kompleks. Hal ini berkaitan langsung dengan munculnya tuntutan untuk menyelesaikan setiap sengketa tidak hanya dalam dunia usiha tetapi juga dalam permasalahan yang bersinggungan dengan penegakan hukum di berbagai bidang secara cepat, efektif, dan efesien. Dengan demikian harus ada lembaga yang dapat diterim; sekaligus memiliki kemampuan sistem pnyelesaian sengketa yang cepat dan biaya_murah serta sejalan dengan tuntutan yang tengah berkembang di masyarakat. Pengintegrasian mediasi ke dalam proses beracara di pengadilan dapat nenjadi salah salu instrumen efektif mengatasi masalah penumpukan perkara di pengadilan serta m;mperkuat dan memaksimalkan fungsi lembaga pengadilan dalam penyejesaian sengketa di samping proses pengadilan yang bersifat memutus (ajudikatio. Mahkamah agung..rnempunyai komitmen yang tinggi untuk meningkatkan keberhasilan perdamaian melalui mdiasi di pengadilan sebagai implementasi dari pasal 130 HIR dan pasal 158 RBG, Penyelesaian sengketa perdata di pengaditan merupakan fenomena global yang tjrjadi di seluruh pengadilan di dunia dan mempunyai tingkar keberhasilan yang cukup tingg; di beberapa Negara antara lain Jepang, Amerika Serikat, Australia, philiphina dan Singaporc. Llasil evaluasi Peraturan Mahkamah Agung (perma) No.2 tahun 2003 tentang prosedur Mediasi di Pengadilan, pada tanggal 31 Juli 2008 Mahkamah Agung telah mengeluarkan perma No. I Tahun 2008 sebagai penyempurnaan pemturan sebelumnya yang diharapkan rlapat menjadi pedoman pelaksanaan mediasi di dalarn pengadilan maupun di luar pengadilan sambii menunggu lahirnya undang,undang tentang mediasi.
DASAR HUKUM MEDIASI HIR pasal 130 dan Rbg pasal 154 telah mengarur lembaga perdamaian. Hakim wajib terlebih dahulu mendarraikan para pihak yang berperkam sebelum perkaranya diperiksa. I_EYA \"_ I tahun 2002 rentang peDberdayaan lembaga perdamaian dalam pasal 130 HIR/i 54 Rbg. - PERMA No 02 tahun 2003 tentang prosedur mediasi di pengadilan. - PERMA No 0l tahun 2008 tentang prosedur rnediasi di pengadilan. - Mediasi atau APS di luar Pengadilan diatur dalam pasal 6 UU No. 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.

PERATURAN PERUNDANGAN YANG MENGATUR MEDIASI, 1. UU No 2l Th 1997 ftg Lingkungan Hidup 2. UU No l8 th 1999 ttg Jasa Konstruksi 3 UU No 8 th I999 ttg perlindungan Konsumen 4 UU No.39 Tahun 1999 tig HAK ASASI MANUSIA 5 UU No.40 Tahun 1999 ttg PERS 6 UU No 30 rh 2000 ftg Rahasia Dagnng 7 UU No 3l th 2000 ttg Desain Indusrri

8 UU No 14 th 2001 ttg Paten n I U \o i lh 2001 g \4erk


,

l0

UU No 2 th 2004 tlg Pengad;lan Hubungan Industrial I UU No.37 tahun 2008 teniang OMBUDSMAN R 12 UU No 14 Tahun 2008 Pasal 40 Tentang Keterbukaan lnlormasi Publik 13 UU No.32 Tahun 2009 Pasal 85 ayat 3 ttg Lingkungan Hidup l4 UU No.36 Tahun 2009 Pasal29 tentang Kesehatan l5 UU NO 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik l6 Peraturan B.l. No. 8/5/PBl/2006 ttg Pembentukan Lembaga Med iasi Perbankan

PENGERTIAN MEDIASI Mediator adalah pihak netral yang membantu para pihak dalam proses perundingan guna mencari berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara memutus ata! memaksakan sebuah penyelesaian (PERMA NO.l/2008. Pasal I ayat 6). - Mediasi adalah cara penyelesaian sengkela melalui proses perundingan untuk mempercleh kesepakatan para pihak dengan dibantu olh mediator (PERMA NO.l/2008. Pasal I ayat 7) - Kaukos adalah peftemuan anta mediator dengan salah satu pihak tanpa dihadiri oleh pihak lainnya (Pasal I ayat 4 Perma 0l/2008). - Kesepakatan perdamaian adalah dokumen yang memuat syarat-syarat yang disepakafi oleh para pihak guna mengakhiri sengketa yang merupakan hasil dari upaya perdamaian dengan bantuan seorang mediator atau lebih berdasarkan Peratumn ini (Pasal I ayat 5 PERMA

01/2008.

Akta perdamaian adalah akta yang mmuat isi kesepakatan perdamaian dan putusan hakim yang menguatkan kesepakatan perdamaian teasebut yang tidak tunduk pada lpaya hukum biasa maupun luar biasa (Pasal I ayat 2 PERMA 0l/2008).

BATAL DEMI HUKUM - Tidak ditenpuhnya proses mediasi berdasarkan PERMA

ini merupakan pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 130 HIR/154 RBg yang mengakibatkan putusan batal demi hukum.
ayat:l) Hakim dalam pertimbangan putusannya wajib menyebutkan bahwa perkara ybs telah
(

diupayakan perdamaian melalui mediasi dengan menyebutkan nana mediator ybs.( ayat4)

BIAYA PANCCILAN - Biaya pemanggilan para pihak untuk menghadiri proses mediasi lebih dahulu dibebankan

kepada pihak pengggugat melalui uang panjar biaya perkara. Jika para pihak berhas;l mencapai kesepakatan, biaya pemanggilan para pihak ditanggung bersama alau sesr:ai kesepakatan. Apabila gagal biaya dibebankan kepada yang kalah. (Pasal

l)

Kaukus adalah pertemuan antara mediator dengan salah satu pihak tanpa dihadiri oleh pihak lainnya (Pasal I ayat 4 Perma 0l/2008). Kesepakatan perdamaian adalah dokumen yang memuat syarat-syarat yang dispakati olh para pihak guna mengakhiri sengketa yang merupakan hasil dari upaya perdamaian dengan bantuan seorang mediator atau lebih berdasarkan Peraturan ini (Pasal ayat 5 PERMA

01/2008. Akta perdamaian adalah akta yang memuat isi kesepakatan perdanaian dan putusan hakim yang menguatkan kesepakatan perdamaian tersebut yang iidak tonduk pada upaya hukun biasa maupun luar biasa (Pasal I ayat 2 PERMA 0l/2008).

BATAL DEMI HUKUM

_Iidek

ditempuhnya proscs nrediasi berdasar'kan PERMA ini merupakan pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 130 HIR/154 RBg yang mengakibarLan putuscn brtrl derni hukrm.
( Pasal 2, ayat 3)
.

Hakim dalam pertimbangan putusannya wajib menyebutkan bahwa perkara ybs telah
diupayakan perdarnaian melalui mediasi dengan menyebutkan nama mediator ybs.( Pasal 2, ayat: 4) .

BIAYA PANGGILAN Biaya pemanggilan para pihak untuk menghadiri proses mediasi
kepada pihak pengggugat melalui uang panjar biaya perkara.

lebih

dahulu dibebankan

Jika p4ra pihak berhasil mencapai kesepakatan, biaya pemanggilan para pihak ditanggung bersama atau sesuai kesepakatan. Apabila gagal biaya dibebankan kepada yang kalah. (Pasal
3)

MEDIASI BERSIFAT WAJIB - Semua Perkara Perdata wajib mediasi kecuali : Perkara Niaga, Pengadilan Hub Industrial < keberatan atas pullsan BPSK, dan KPPU ( Pasal4) - Mediasi Di Wajibkan pada hari sidang pertama yang dihadiri para pihak ( Pasal 7 ayat l)
SYARAT MENJADI MEDIATOR - Pada asasnya riap mediatot bere ifkat

Dalam wilayah hukum Pengadilan Tingkat Pertama tidak ada mediator terdaftar
bersertifikat, hakim tanpa sertifikat boleh menjadi mediator. Sertifikat di peroleh dari pelatihan oleh lembaga yang terakreditasi di MA RI (Pasal 5)

HAK PARA PIHAK MEMILIH MEDIATOR


Bukan hakim pemerik"sa perkara Advokat atau akademisihokum Profesi non hokum Hakim Majelis pemeriksa perkara (Pasal 8)

DAFTAR MEDIATOR Ketua Pengadilan menyediakan daffar mediator sekumng-kurangnya 5 (lima) nama mediator bersertifikat, terdiri dari mediator Hakim dan mediator non Hakim. (Pasal 9, ayat l). - Ketua Pengadilan setiap tahun mengevaluasi dan memperbaharui daftar mediator. ( Pasal 9,
ayar 6).

HONORARIUM MEDIATOR Mediator Hakim tidak di kenakan biaya Mdiator Non Hakin dikenakan biaya Uang jasa mediator non hakim ditanggung bersama oleh para pihak atau berdasarkan kesepakatan para pihak. LAMA PROSES MEDIASI - Proses mediasi maksimal 40 hari ke4a sejak mediaror di pilih oleh para pihak arau ditunjuk oleh ketua majelis.( Pasal I I ayat 5 dan 6) - iangka waktu Mediasi dapat diperpanjang paling lama 14 hari, atAs dasar kesepakatan para

pihak.

TUCAS ]VIEDIAl'OR - Merrpersiapkan jadwal pedemuan - Mendorong paia pihak berperan langsung dalam proses mediasi

N4cnyclengFamkan

kaukus

.l

Mendorong para pihak untuk melaksanakan perundingan berbasis kepentingan . (pasal l5)

KESEPAKATAN PERDAMAIAN Kesepakatan perdamaian tertulis, ditandatangani para pihak dan mediator. Jika proses mediasi diwakili kuasa hukum, wajjb persetujuan tertulis &ri prinsipal. Dapat dikuatkan dengan akta perdamaian (Pasal 17)

MEDIASI DALAM LITIGASI Pasal l8 - Pada setiap tahapan litigasi Majelis Hakirn berkewajiban untuk mengupayakan perdanaian

hingga sebelum ucapan putusan.

Apabila para pihak sepakat untuk memasuki proses mediasi dalam litigasi dan sepakat memilih salah satu Hakim Majelis menjadi Mediator, maka Kerua majelis memberi
kesempatan kepada para pihak selama 14 hari untuk memasuki proses mediasi dalam Iitigasi.

TEMPAT PENYELENGCARAAN MEDIASI

Pasal 20

Mediasi dapat diselenggarakan di salah satu ruang Pengadilan tingkat pertama atau di tempat
lain yang disepakati oleh para pihak.

Mediator hakim ridak boleh menyelenggarakan mediasi di luar pengadilan Penyelenggaraan mediasi di salah satu ruang Pengadilan Tingkat pertama tidak dikenakan
biaya.

Jika para pihak memilih penylenggaraan mediasi ditempat lain, pembiayaan dibebankan kepada para pihak berdasarkan kesepakatan.

PERDAMAIAN PADA T]NCKAT BANDINC, KASASI, DAN ATAU PENINJAUAN KEMBALI.


Apabila para pihak sepakat menempuh proses mediasi (perdamaian) pada saat perkara dalam proses Banding /Kasasi/ PK. maka para pihak dapat mengajukan permohonan kepada ktua Pengadilan Negeri setempat. Mediasi tingkat Banding/kasasi/ PK, berlangsung paling lama l4 (empat belas) hari kerja sejak Penetapan Penunjukan Mediator oleh Kerua pengadilan Tingkat pertama. (pasal 2l)

PROSEDUR PROSES PERDAMAIAN PADA TINGKAT BANDING, KASASI, ATAU PK. Pengajuan tertulis kepada Ketua Pengadilan Tingkat pertama. Ketua Pengadilan Tingkat Pertama memberitahu Ketua pengadilan Banding atau Ketua MA. Jika berkas belum dikirim, maka pengiriman ditunda. Jika berkas sedang diperiksa, maka pemeriksaan ditunda selama 14 hari Pasal 22 PERMA No. I Tahun 2008) .

kerja (pasal 21 dan

KESEPAKATAN PERDAMAIAN DI LUAR SIDANC ' Dapat dikuatkan dengan akta perdamaian dengan pengajuan gugatan disefiai dengan dokunen-dokumen terkait. - Hakim wajib memastikan kesepakatan itu memenuhi syarat-syarat : - Sesuai kehendak pam pihak; - Tidak bertentangan dengan hukum; - Tidak merugikan pihak ketiga; - Dapat dieksekusi; - Dengan itikad baik. (Pasal23) PERI-INDLJNC^N IIIJKUM TERHADAP N,IDDIATOR
4

l. )

Mediator tidak boleb menjadi saksi dalam perkara yang di mediasinya pasal ( l9 ayat 3) Mediator ridak bedanggungjawab secarc pcrdata jan rta\ i.i i"..p"t"iun p..aurrruiun ;idana (Pasal l9 ayat 4) PRASAILA.NA:

SAMNA
R

Ruang mediasi/kaukus
uanE tu.tggll

3. Papan nama daftar mediator 4. Whiteboard/spidot 5. Meja (bundar, oval, pentagon) 6. kursi 8. Register mediaror a. Regisrer mediasi
7.
Al!tr Administrasi. Mdiasi (hakinvnon hakim)

l0.Map dan formulir mediasi SARANA PRA SARANA MEDIASI DI LUAR PENGADILAN L Kanror 2. Papan nama kantor 3. RLrang mediasi/kaukus/ruang tamu 4. Register mediator associate

mediasi Catatan: Harus mendafiarkan diri ke pengadilan Negeri/pengadilan Agama 2. Harus mendafta,kin diri ke Asosiasi MediaLor lndo-nesja tAriindol

5. Register mediasi 6. Properti administrasi

SYARAT UNTUK MEMPEROLEH AKREDITASI BAGI LEMBAGA SERTIFIKASI l. \y'eng.jrlkan permohonan kepada Kerua Mahkamah AgDng. 2. Memiliki insrruktur atau pelatih yang memitiki sertifitii mediator dan sertifikat sebagai instrukrur diklat mediasi. 3 Sekurang-kurangnya 2 kari meraksanakan peraihan mediasi untuk sertifikasi mediator, 'ii."r,tu" 4. Memiliki kurikutum pendidikan arau pelariban ,.di".; J ';;;s;;i;"1i""g or"r, MARILEMBAGA SERTIFIKASI AKREDITASI MA.RI, I. PUSA f MEDIASI NASIONAL (PMN) 2. INDONfSIA t\St ITL fF I OR CO\f LIC f TRA\S|ORMA] tON r I|CTI ]. TARUMANECARA (UNTAR) 4, UNIVLRSII As CAJAH N4ADA { UcM, 5. ASOSIASI14f DIASI INDONFSIA (AMI'NDO) 6. BADAN \4FDIATOR INDONFSIA i BAN4U

KEBIJAIGN MAHKAMAH AGUNG DALAM PEMBERDAYAAN LEMBAGA N{EDIASI

MA membentuk Working Group yang membantu POKJA perdata dalam Implementasi perMA No.l Tahun 200g. N,lahkamah Agxng mengeluarkan Surrt Edaran MA RI No. 054l'l20}g. tanggat I Mei 200o. kepadd Semua pergidildn negeri pengadilan rgara. n-embL,' ,rr"!r" lrrr",. rneorasr 0dn I.etaporanl"rrdara_dara (eberl"silln redi".i setian I bul-n. Vaerimed.r.i $aiib Jibe,ikan fadd.elidp peh.ihdn a. Diklet Cnlon Hakirn.
Kctua

b. l)iklar Pdn.rera. Panilerd pengganti. c. Drklar hakim bcrkclaniUrzn d.Diklat Calon pimpinan pengadilan peradilan Umum dan peradilan Agama pada tingkat pertama

maupun tingkat banding.

Setenpar. Ketua MARI mengeluarkan surat.No._ 122lIX/2009, ranggal 30 Seprember 2009 tentang penunjulan I2 pilor Coun. sebegai berilui:
Pengadilan NegeriJakarta pusat j Pengadilan Negeri Jakarta Selatar j Pengadilan Negeri Jakarta Barat ; Pengadilan Negerj Jakarta Utara ; Pengadilan Negeri Surabaya ; Pengadilan Negeri Semarang; Pengadilan Negeri Bandung ; Pengadilan Negeri Tangerang ; Pengadilan Negeri Bogor ; Pengadilan Negeri Depok; Pengadilan Negeri Batusangkar ; Pengadilan Negeri Bengkalis ;

Cakim yang telah memiliki sertifikat didaftarkan pada daftar pengadilan Negeri

KBRJASAMA MAHKAMAH AGLN{C DENGAN PERGURUAN TINGGI Sertifikasi Mediator: l. Fak. Hukum UI (Jakana) 2. Fak. Hukum UCM (Jogiakarta) 3. Fak. Hukum UNPAD (Bandung) 4. Fak. Hukurr UNHAS (Makassar) 5. FaL. Hukum USU (Medan) 6. Fak. Hukunr I arumanegara {JakartaJ 7. Fak. Hulunt Ja;abaya (Jakarta) 8. Fak. Hukum parahlangan (Bandung) ,9. Fak. Hut urn Warmadewa (Bali)

SURAT KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG RI NO.I3O/KMA,/SK/VII/ 20IO TANGCAL 6 JULI 2OI() TENTANG PEMBENTUKAN PIiOi' COiJNi'UANrASI,
SEBAGAI BERIKUT: Pengadilan Negeri : l. lengadilan NegeriJakana pu(at tKtas IA); 2. PengaJilan Negeri Jakaa.l Baral {Klas lA): J. Pengadilan NegeriJakana Selatan {Kla. lA)t 4. Pengadilan Neteri Jakartd Utara { KIas 5. Pengadilun \egeri Jakana Timur tKlas lA): IA)t 6. Pengddilan Negeri BandungtKlas lA); 7. Peneadrlan \egeri Bekaqi {Klas lA) 8. P! ,gddiJdn Negeri Bogor (l..las I B), 9. Pengadilan Negeri Kara$,ang (Klas I B); _ l0.Prn;aJiIarr Negeri Cib,norg rKlJs lB): I LPengcdrlan Negeri Detok (Klas IB)t l2.Pengadilan Negeri purwakarta (Klas lB); l3.Pengadilan Negeri langerang (klas lA); 14. Pengadilan Negeri Semarang (Klas IA); 15. Pengadilan Negeri Surabaya Selatan (Klas lA):

16. Pengadilan Negeri Jokjakafta (KIas lA); 17. Pengadilan Negeri Banda Aceh (Klas lA);

I8. Pengadilan Negeri Medan (Klas lA)t 19. Pengrdilan \egeri Slabal (Klas jlJ. 20. Pengadilan Negeri Pekan Baru (Klas lA); 21. Pengadilan Negeri Batam (Klas lA); 22. Pengadilan Ncgeri Makasar (Klas 1A); 23. Pengadilan Negeri Banjarmasin (Klas lA); 24. Pengadilan Negeri Denpasar (Klas IA);

PENGADILAN AGAMA i. JAKARTA PUSAT (KLAS ]A) 2, JAKARTA TIMUR (KLAS ]A) 3. JAKARTA UTARA (KLAS IA) 4. JAKARI'A BARAT (KLAS ]A) 5..}AKARTA SELATAN (KLAS IA) 6. TANGERANC (KLAS ] B) 7. BANDUNC (KLAS ]A) 8, JOKJAKARTA (KLAS IA) 9. SURABAYA (KLAS IA) 10, MEDAN (KLAS IA) I I. SUNCGUMINASA (KLAS IB) I2. SAMARINDA (KLAS IA) I3. KENDAL (KLAS IB) 14. PONTIANAK (KLAS IA) 15. MANADO (KLAS tA) ]6. TANJUNC KARANG (KLAS 1A) I7. MATARAM (KLAS IA)

PERKEMBANGAN MEDIASI DI BERBAGAI NEGAF"A

l.

bisnis.

Amerika Scrikat Kedudukan dan kebeEdaan mediasi di Ameriksa Serikat sebagai lcmbaga penyelesaian sengketa telah didukung secara formal oleh hukum positif, benpa Disputi Risorution Ad yang dikeluarkan pada saat pemerintahan presiden Jimmy Cartei pada tanggal 12 Februari 1980. Pelbagai macam jenis sengketa dapat dimediasikan, baik jenis sengkel yang bersifat umurn ftaupunjenis sengketa yang bersifat khusus, seperti sengketa perceraian dan sengketa

2. Srilangka
Pada tahun 198 8 di Srilanka diundangkan Medra tion Board.s Act Nomor 72 yang meletakkan pengawasan terhadap para penyedia jasa di bawah komisi khusus yang ditunjuk oreh Presiden, yaitu Komisi Badan Mediasj (Mediatian Boards commission). K-omisi ini terdiri

sebagai upaya rvaj ib yang harus dilempuh para penca.i keadilan sebelum menempuh upaya pengadilan (cor?r/so,? nedidtion atau plimary iurisdictian). 3. Philipina Secam tradisional, ADR dan termasuk mediasi di dalamnyajuga telah dikenal di philippina nelalui tradisi penyelesaian sengketa secara kekeluargaan dan kooperatifdi tingkat pedesaan

afas lima orang, tiga diantaranya harus berpcngalaman di dun;a pengad;lan setingkat Mahkamah Agung atau pengadilan Tinggi. Bersamaan dengan itu diberiakrikan pula mediasi

(barangay atau 6aJ"/idl. Pelembagaannya didorong oleh keinginan untu-k rnengatasi

penunipukan serla kemacetan administrasi perkara di pengadilan yang menimbulkan penurunan kualitas keadilan. Pelembagaan ADR tersebut dilakukan oleh pemerintah Philippina melalui Presidenrial Decree Philippina Nomor 1508 ranggal I I Juni 197g, yang dikenal dengan Katarungafig Pambarangay Low at.{i Barangay Justice Law. Adaptn kewenangan yang dimilikinya adalah menyelesaikan seluruh jenis sengketa perdata dan pidana dengan ancarran hukuman ringan. Keberhasilan mediasi 75%
4. Chin:;

Sejak tahun I949, sisrem mediasi di China relah diformalkan dalam berbagai bentuk pedoman dan instruksj. Pada tahun 1982, KonstiDsi China secara tegas menyebutkan pendirian Komisi Mediasi Rakyat (People,s Mediations Committees) di wilayah perkoraan maupun pedesaan. Salah satu lungsi mediasi rakyat diseblrlkan melaksanakun upuyu-upuyu penengahan (to mediate) sengketa pefiaIa (civil dispute).
5. Korea Selatan

ADR di Korea Selatan system penyelesaiannya pun berkoneksitas antara mediasi, konsiliasi dan arbitrase. Tipe sengketa yang dapat diselesaikannya adalah domestik dan infemasional. Beniuk ADR yang paling menonjol adalah arbitrase.
6. Hongkong

ADR yang populer di Hongkong dalam rnencari penyelesaian sengketa bisnis, arbitrase, mediasi, dan adjudikasi. Adjudikas; khusus menyelesaikan sengketa di

adalah

konstruksi lapangan terbang dengan cara mengangkat seorang adjudikatoi profesional di bidang konstruksi laparrgan terbang.

bidang

7,

Singapor
Singapura telah mengenal konsepsi penyelesaian sengketa non litigasi sejak tahun 1966, yang termuat dalam subotdinate Rules 1966. Ketentuan ini mengatur bahwa sebelum para pihak rnelanjutkan keinginannya membawa sengketa ke pengadilan, hndaknya terlebih dahulu menempuh jalur penyelesaian antar pihak, oleh sebab itu singapura mempunyai Corl, Mediation Centre. Di samping itu, di Singapura dikembangt<an puta Lrrgirr Co rt Mediation yang ditujlkar bagi pihak-pihak yang hanya mempunyai waktu setelah irereka bekerja pada siang lrari. Kasus-kdsus yang diselesaikan pada umumnya kasus_kasus keluarya'(family ccse./. Ke bedras ilan mediasi sengketa bisnis 90%.

Auslralia ADR di Australia baru muncul belakangan bila dibandingkan dengan Amerika Serikat atau Korea Selatan, akan tetapi dalam waktu singkat dapat-menandingi
Pengembangan kemajuan yang dicapai negara lain. Bahkan sekarang sudah hampir sa-mpai tahap konsolidasi.

bekerjasama dengan Faculty ofLarv and Legal practice and Bussinis. Pada prinsipnya lingkup mediasi yang dikembangkan di Australia tidak iauh berbeda dengan rnediasi yang dikernbangkan dr Amerika Serikat. Akan rerapi bila perbandingannya

ADR dikelola dalam satu wadah yang dinam^kan Centre Jor Dispute Reiotution yang didirikan pada tahlln 1988, yang bernaung dibawah University oi tectrnology, Si<lney

lang bertindak <bagai rnediaLorxdalah pejdbar fengddila.r.

termasuk dengan mediasi di Jepang dan Korea, maka Australia mengatur system mediasi yang berkoneksitas dcngan pcngadilan (medilrion connected to the ciurt). iada unumnya

8.

Jeping
Jepang, ncdiasi sudah lama populer. Namun sistennya selalu berkoneksitas dengan konsiliasi dan arbitrase. Bila mediasigagal, prosesnya dihentikan tetapi langsung dilanjurkan dengan konsiliasi dan mediaro. bedindak sebagai konsiliator. Bila konsiliasijuga gagal,

Di

lnaka proses langsung dilaniutk.tn melalui erbitrasc dan konsiliator bertindik sJagai

arbitrator. Sistem Mediasi di Jepang dikenal dengan [/a,tai clan


60%.

Cldlei

Keberhasilan Chotei

9.Indonesia Di Indonesia pengembangan ADR termasuk mediasi sesungguhnya bukan hal batu. Dalam sengketa ketenagakerjaan, sebagaimana diatur dalam UU No. 22 Tahun 1957 tentang
Peoyelesaian Perselisihan Perburuhan dikenal lembaga Pemntaraan.

Lembaga

ini

merupakan forum dan mekanisme penyelesaian perselisihan petburuhan

secara damai sebelum sengketa diteruskan pada forum adjudicative. Demikian pula arbitmse sebagai bentuk ADR sudah lama didayagunakan oleh masyarakat usahawan Indonesia melaui

kelembagaan arbitrase seperti Badan Arbitras Nasional Indonesia (BANI) yang diditikan pada tanggal 3 Desember 1977 oleh Kamar Dagang dan Induski (KADIN). Mediasi atao APS di luar Pengadilan sudah diatur dalam pasal 6 UU No 30 tahun 1999 tentang Arbitras; dan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Di dalam Pasal 130 HlR./Pasal 154 telah mengatur lembaga perdamaian, Hakim wajib lerlebih dahulu mendamaikan para pihak yang berperkara sebelum perkaranya diperiksa Kemudian Mahkamah Agung meogeluarkan SEMA No I tahun 2002 tentang pemberdayaad lembaga perdamaian dalam pasal 130 HIR/I54 Rbg dan kemudian diseinpurnakan dengan PERMA No 02 tahun 2003 tentang prosedur mediasi di Pengadilan. PerMA No 2 Tahun 2003 telah direvisi dengan PerMA No. Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan pada tanggal 3l Juli 2008.

LAMP]RAN-LAMPIRAN l. Alur Mediasi dan Liligasi 2. Alur Mediasi di Tingkal Banding, Kasasi, dan PK.

3.

Desain Ruang Mediasi.

Ttd

DR.H.AHMAD KAMIL,SH., MH

PENYELESAIAN SENGKETA MELALUI JALUR NON-LITIGASI "MEDIASI'


...Adakan perundingdn
pet

damaian, karcna perundinRan

perdamaidn itu lebih baik...(An Nisa:

j28).'.

Jika ada dua pihatc yang sedang bersengketa, hendaHah engkau da aikan (densan perianjian danai, ttan hendaLlah kanu bertak jujur tefiadap t ereka... (At,Hujuraat::9).

A. Penganfar
perselisihan dan atau pertengkaran itu secara embrional telah terjadi sejak kemunculan manusia pertama Adam di surga dan put.anya Qabil dan Habil di bumi. Manusia sebagai mahluk sosial, memiliki karakter kecenderungan untuk berkumpul dan bergaul. Masing-masing manusia memiliki karakter karakter jndividual dan kepentingan personal yang berbeda-beda. Perbedaan karakter dan kepentingan individual yang bertemu dalam satu komunitas, melahirkan gesekan-gesekan, dan benturan-benturan karakter dan kepentingan yang memercikkan api perselisihan, permusuhan, dan pertengkaran. Menurut Umar, untuk trwujudnya ketentraman, kedamaian dan keadilan, maka wajib hukumnya didirikan lembaga pengadilan di tengah-tengah masyarakat yang berfungsi anr;ra lain menerirna, memeriksa dan menyelesaikan sengketa yang diajukan kepadanya. pingadilan bukanlah satu,satunya lembaga penyelesaian sengkela, tetapi ada lembaga lain yang diakui eksistensi dan perannya yang sangat penting dalam ikut mewliudkan mtsyarakat yang adil, makmurdan sentausa, d ianlaranya ada lah "Lenfiaga Mediasdi atau,,Ash_Sh lhu". _ _ Berita suci Al,Qur'an mengabarkan bctapa pentingnya pemberdayaan lembaga ,'Ash_ Shullu" dalam menyelesaikan sengketa di lengah-tengah masyarakat. An-Nisa, ayat 12g, dan Al-Hujarat, ayat:9, Allah Swt mendorong pentingnya pe.undingan perdama;an dalam Denyelesaikan setiap sengketa yang te.jadi dalam keluarga dan nrasyarakat. Setiap perdamaian, di da,amnya terkandung kebaikan, keirnanan, amal shalih, dan ketaqwaan. Anju.an berperan sebagiri "Pendamai" bersilat umum sehingga terbuka bagi senrua kalangan, bagi tokoh masyarakat, pemuka agama, ustadz, cendek;a;n, lembaga pendidikan, lembaga masyarakat, tokoh adat, dan lainlain. permasalahannya adalah iudahkah kita mengambil peran dalam proyek kemanusiaan yang sangat mulia tersebut?.
Fenomena perselisihan dan atau pertengkaran yang terjadi di tengah-tengah masyarakat menjadi fakta yang tidak terbantahkan lagi. Bahkan dalam sejamh peradaban ummat manusia,

B,

Urgensi Penyelesaian Sengketa Melalui Jalur Non-Litigasi Mediasi. Pen)lesaian sengketa yang dilakukan melaluijalur nonlit;gasi, dalarr perkara pidana _ biasa disebut "Mediasi Penal', (penal Mediation), yang berupata mempert;mukan antara pelaku tindak pidana dan korban (Malfivo, 20l l| 72). Miller, sebagaimana dikutip Soerjono Soekanto mendefinisika0 mediasi mediasi penal adalah penyelesaiin persengketaan melalui intervensi pihak ketiga yang lidak mempunyai hubungan darah (Soerjono Soekanto, 1999:92). Mediasi, merupakan penyelesaian sengkcta di luar pengadilan. Pihak pihak yang terlibat dalam proses mediasi selain kedua pihak antara lain peran "Mediator" yailu pihak netral yang membanlu para pihak dalanl proses perundingan guna mencar; berbagai kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa menggutlakan ;ara memutus atau memaksakan sebuah penyelesaian (PERMA NO.l/2008. pas4l I ayat 6). Maka kcrika mediasi oleh Mahkarrah Agung didefinisikan sebagai ,.Cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh nediator,, (PERMA NO.l/2008. Pasal ayal 7), maka eda proses yang disebut..Kaukus', yaitu pertenuan antara ntediator dengan saleh satu pihtk tarpa dihadiri oleh pihak lainnya (pasal ayat 4 llerrna 0l/2008). dan mediasi )-ang melahirkan produk,.Kesepak:ltan perdamaian,.

yaitu dokunren yang memuat syarat-syarat yang disepakati oleh para pihak gllna mehgakhiri sengketa yang merupakan hasil dari upaya perdamaian dengan bantuan seorang mediator atau lebih berdasarkan Peraturan ini (Pasal I ayat 5 PERMA 0l/2008. kesepakatan damaitersebut, kemud;an dilegalkan dalam bentuk "Akta Perdamaian', yang memuat isi ksepakaian perdamaian.dan putusan hakim yang menguatkan kesepakatan perdamaian terseb$iyang tidak tunduk pada upaya hukum biasa maupun luar biasa (pasal 1 ayat 2 PERMA 0l/2008). Mediasi pada unumnya ser;ng digunakan untuk menyelesaikan kasus-kasus perdata, tidak untuk kasus pidana. Barda Nawawi Arief, menegaskan bahwa penyelesaian kasus pidana berdasarkan perundang-undangan yang berlaku saat ini pada prinsipnya tidak dapat diselesaikan di luar pengadilan, kecuali dalam hal-hal tedentu, antara lain: L dalan hal tindak pidana yang dilakukan oleh anak di bawah usia 8 tahun. Menurut UU. No.3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, batas usia anak nakal yang dapat diajukan ke pengadilan sekurang-kurangnya 8 tahun dan belum mencapai usia 18 tahun. Terhadap anak di bawah 8 tahun, penyidik dapat menyerahkan kell1bali anak tersebut kepada orang tua, rvali, atau orang tua asuhnya apabila dipandang masih dapat dibina atau diserahkan kepada Departemen Sosial apabila dipandang tidak lagi dapat dibina oteh orang tua, wali, atau orang tua asuh (Pasal 5 UU.No.3/1997). 2. dalarr hal delik yang dilakukan berupa "pelanggamn yang hanya diancam dengan pidana deoda". PaSal 82 KUHP menyatakan "kelvenangan mnuntut delik pelanggaran hapus, apabila ierdakwa telah membayar denda maksimum untuk delik pelanggaran tersebut, dan biaya-biaya yang telah dikellarkan kalau penututan telah dilakukan,'. (Malfivo, 201l: 73) Perdebatan masih terus berkembang sepular permasalahan ,' Apakah penyelesaian perkara melalui jalur non-liligasi mediasi dapat diterapkan dalam perkara hukum pidana?',. Rasyid Ridho, dengan mengutip pendapat Madjono, berpcndapat bahwa,,Mediasi, sangat cocok untuk dicoba dalam proses hukum pidana, meskipun konteksnya tidak sama persis dengan mediasi dalam perkara perdata. Karena dalam hukum pidana, korban wajib diwakili oleh negara, terulama pada tindak pidana yang dikatagorikan sebagai delik aduan, baik aduan mutlak maupun delik aduan relariq sehingga pihak korban tidak Iaqi mandiri dalam nenentukan mekanisme penyelesaian perkara'\Rasyid Ridha, 2008:9-10t. Barda Nawawi juga sependapat dengan mengatakan "Mediasi yang telah dikembangkan dalam lingkungan hukum perdata, seyogyanya juga dapat diterapkan secara luas di lingkungan peradilan pidana"(Barda Nawawi, 2006: I ) . Sunaryati Hartono, berpandangan bahwa penyelesaian perkara pidana di luar proses litigasi dapat diterima sebagai sebuah alternatif pemahaman baru, karina penegakan hukurn hendaknya tidak hanya dilakukan secara harfiyah atau secara formalitas belaka.letapi benarbenar dilakukan dengan maksud untuk menciptakan keadilan, baik bagi para pihak yang beeerkara maupun bagi masyarakat luas (Sunaryati. lggl:26). Pmktik di tengah-tengah masyarakar {elah menjadi hukum yang hidup bahwa rernyara perkara-perkara pidanajuga oleh masyarakat diselesaikan secara damai meialui musyawarah antar keluarga, musyawa.ab desa, musyawarah adat, dan lain sebagainya. praktik demikian itu tidak ada dasar hukumnya, namun secara teoritik ilmu hukum ;praktek Masyarakaf, yang telah berlaku secara berulang-ulang harus dijadikan sunber hukum. Karena hakim dalan rnem!(us perkara wajib memahami, dan mengikuti nilai-nilai hukunr yang hidup dalam masyarakat. Praktik hukum tersebut, merupakan bagian dari hukum yang hidup itu. Praktik penyelesaian perkara pidana di luar pengadilan tersebut, ternyata di beberapa negara juga trerkenrbang melalui apa yang disebur "Mediasi penal... tde pingembangannya didasarkan pada lilosofi perlindungan korban, filosofi harmonisasi, fi:osofi resiralive.justi;e, filosofl mcngatasi kekuatan formalislik dalarn sisten yang berlaku. dall lainlain. (Malfivo. 2u l:70). (unc; kcberlr,r.iidnn)i lerleran pldd nedirLoJ )erg beba\ Rcllenlingan. belorienLa.i Dada kualitas proscs. dan mengedepankan proses. Poin yang dapat digarisbawahi adalah betapa peniing pemberdayaan lembaga rnediasi yang bukan banya berlaku di dalern bidang hLL(L|n nerdam saja, namuI telah rnerambah

lingkungan bidang hukum pidana. Berkembangnya lembaga mediasi di lingkungan hukum pidana, merupakan respon alas lenomena praktik masyarakat menyelesaikan kasus pidana melalui lembaga mediasi. Klaim yang mengharamkan penyelesaian kasus pidana melaluijalur nonlitigasi mediasi di iuar persidangan harus dilinjau
melebar nasuk
r:lang.

di

HIR pasal 130 dan Rbg pasal 154 ielah mengatur urgensi pembnerdayaan lembaga perdamaian tersebut. Hakim wajib terlebih dahulu rnendamaikan para pihak yang berprkara sebelum perkaranya diperiksa. Bahkan selama perkara belum diputus, upaya perdamaian
masih terbuka lebar untuk dilakukan langkahlangkah upaya damai. Mabkamah Agung melihat urgensi pemberdayaan lembaga mediasi untuk mengurangi jumlah perkara kasasi yang nasuk ke Mahkamah Agung, maka diambil langkahlangkah kebijakan regulasi dengan menerbitkan beberapa regulasi, yaitu: l. SEMA No I tahun 2002 lentang pemberdayaan lembaga perdarnaian {jalam pasal 130 HIR/t54 Rbg. 2. PERMA No 02 tahun 2003 tentang prosedur mediasi di Pengadilan. 3. PERMA No 0l tahun 2008 tentang prosedur mediasi di Pengadilan. 4. Mediasi atau APS di luar Pengadilan diatur dalam pasal 6 UU No. 30 lahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.
C. Kebijakan Mahkarnah Agung dalxm Pemberdayaan Lembaga Mediasi Kuatnya dasar hokum lenbaga mediasi, baik dilihat dari sudut yuridis, sosiolog;s, dan fi losofis, maka mengambil langkah-langkah kebijakan progrsif antara lain: Membentuk working Group yang membantu PoKJA Perdata dalam Implementasi PERMA No.l Tahun 2008. 2. Mengeluarkan Surat Edaran MA RI No. 054/5/2009, tanggal I Mei 2009, kepada Semua

pengadilan neger;

pengadilan agama, membuat ruangan khusus mediasi dan

3.

melaporankan data-data keberhasilan mediasi setiap 3 bulan. Materi mediasiwajib diberikan pada setiap pe latihan :
a. DiklaI Calon

Hakin.

b. Diklat Panitera / Panitera Pengganti. c. Diklat hakim berkelanjoian. d.Diklat Calon Pimpinan Pengadilan peradilan Umum dan Peradilan Agama pada lingkat pertama
maupun tingkat banding.

4. Calon hakirn yang telah memiliki sertifikat mediasi 5.


penunjukan l2 Pilot Cou11, sebaga; berikut: c. Pengadilan Negeri lalana Pu'at : b. Pengadilan Negeri Jakarta Selatan ; c. Pengddilan \egeri JJksnd Barat i d. PenCddilan Negeri Jakdna I lara: e. Pengadilan Negeri Surabaya ; Pengadilan Negeri Semarang ; g. Pengad;lan Negeri Bandung ; h. Pengadilan Negeri Tangerang ; Pengadilan Negeri Bogor ; Pengadilan Negeri Depok ;

harus didaftarkan pada daftar

Pengadilan Nege.i/ Pengadilan Agama Setempal. Ketua MARI mengeluarkan surat No. i22l1v2009, tanggal 30 September 2009 tentang

f.

i. j. l.

K. Penlddilll \c-cri Ba.u'ang.dr


Pengadilan Nege.i Bengkal;s ;

6- Mahkafiah Agung

nrelakukan kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi unluk

rnelakukan sertifikasi "Mediatof'yang berasal dari non hakim, antara lain dengan:

a. Fak. Hukum UI (lakarta) b. Fak. Hukum UcM (Jogjakarta) c. Fak. Hukum UNPAD (Bandung) d. Fak. Hukum UNHAS (Makassar) e. Fak. Hukum USU (Medan)
Hukum Tarumanegara (Jakarta) Hukum Jayabaya (Jakarta) Hukum Parahyangan (Bandung) Hukum Warmadewa (Bali) Universitas lslam Indonesia (Ull) justru belum termasuk dari beberapa perguruan tinggi yang mengadakan MOU Sertifikasi Mediator.

g. h.

f. i.

Fak. FakFak. Fak.

D. Dinamika Medirsi Sebelum, dan setelah Indonesia merdeka, sanmpai di era reformasi, sejatinya lembaga penyelesaian sengketa melalui jalur non-litigasi mediasi, telah ada dan telah menjadi bagian dari pa(ik yang hidup dalarr kehidupan sosial masyarakat. Sejak Islam masuk ke Indonesia abad VII M, lslam telah mengajarkan "Ash-Shulh,'dan .,Musyawarah,'. Lembaga mediasi telah diakomodir dalam hukunr acara perdata HIR pasal 130 dan Rbg pasal 154, namun dari evaluasi menunjukkan hakim kurang maks;mal menerapkan mediasi dalam rangka mengakhiri sengketa secara damai. Oleh karena itu, setelah berbagai kajian dan study banding ke bberapa negara tentang pemberdayaan lembaga mediasi, maka Mahkamah Agung mengambil langkah kebijakan mendorong optimalisasi penerapan lembaga mediasi di luai
pengadilan dengan mengeluarkan beberapa SEMA dan PERMA tersebut.

Se.jak Tahun 2005 sampai Tahun 201t, tren penyelesaian perkara di lingkungan Peradilan Agana yang berhasil diselesaikan melalui mediasi mengalami peningkaian signifikan. Hal ini dapat dilihat pada label di bawah:

NO I
).

TAHUN
2005
2006
200'7

SELESAI MEDIASI
9188

l
4
5 6

95t2
t 1 .321

2008 2009 2010

l3.t:t2
)

6.7A6

i 8.765

7 20tI 20.081 Sumber data: Dirjen Badan Peradilan Agama, Mahkamah Aanng RI

E. Kesimpulnn dan Rekomend{si Lembaga Mediasi telah mengakar dan telah dikenal oleh semua lapisan masyarakat yang

l.

telah berperun membantu pengadilan menyelesaikan masalah secara damai


pengadilan.

di

luar

2.

3.

Lembaga Mediasi harus lebih diberdayakan secara lllas, penyelesaian perkara pidana terlenlu, Perguruan tingg; diharapkan mengambil langkah cepat ikur berperan aktif
memberdayakan lembaga mediasi.

Jakarta. 19 Januari 2012ftd

DR.H.AHMAII KAMiL, SH.,M.Hum.

You might also like