You are on page 1of 2

ADNAN ADIN NUGRAHA 10/305376/TK/37488 ETIKA PERENCANAAN NOMOR 1 Dari sudut pandang deontologis, Pemda DKI seharusnya mampu

memberikan solusi penanganan masalah pembangunan sistem MRT tanpa menutup Terminal Lebak Bulus. Pemda DKI sudah sepatutnya mementingkan kepentingan masyarakat luas, namun masyarakat minoritas juga perlu diperhatikan. Penutupan Terminal Lebak Bulus akan berdampak pada terhentinya aktivitas masyarakat dari dan menuju ke terminal. Apabila pembangunan sistem MRT harus ditempatkan pada terminal tersebut, Pemda DKI seharusnya mampu memberikan pilihan relokasi terminal dalam cakupan wilayah yang sama dan bukan pada wilayah lain. Pemda DKI juga harus memberikan sosialisasi lebih lanjut terkait pembangunan sistem MRT dengan upaya relokasi terminal yang dilakukan agar masyarakat dapat menerima dengan baik.

NOMOR 2 Orientasi antroposentris dan biosentris maupun ekosentris perlu diterapkan untuk menciptakan pembangunan yang menyeimbangkan unsur sosial dengan ekologis. Pada dasarnya, dalam kehidupan tidak hanya manusia yang menjadi faktor utama yang harus diperhatikan. Unsur lingkungan juga memberikan peran dalam berkehidupan. Tanpa ada penyeimbangan antara orientasi-orientasi tersebut, pembangunan yang berkelanjutan tidak akan terjadi.

NOMOR 3 Demokrasi membutuhkan moralitas dalam beretika dengan mengesampingkan kepentingan pribadi dan mengedepankan kepentingan bersama. Pada kasus relokasi PKL Banjarsari Solo misalnya, beberapa PKL menentang upaya relokasi tersebut dikarenakan para PKL takut kehilangan pelanggannya. Pemerintah sendiri mencanangkan upaya relokasi dikarenakan keberadaan PKL dikhawatirkan dapat memicu timbulnya prostitusi dan kriminalitas. Adanya perbedaan kepentingan ini kemudian diatasi dengan upaya pendekatan personal yang dilakukan Jokowi secara langsung kepada PKL Banjarsari. Upaya tersebut akhirnya membuahkan hasil dengan menyamakan persepsi antara pemerintah dan PKL sehingga relokasi tersebut dapat berjalan dengan lancar. Moralitas yang terjalin menimbulkan interaksi sosial seimbang dan mampu menciptakan kultur masyarakat yang adil dan makmur.

NOMOR 4 Berkembangnya profesi perencanaan di Indonesia telah ditunjang dengan banyaknya sekolah perencanaan. Dalam profesi perencanaan, etika perencanaan merupakan dasar yang harus dipahami sebelum membuat perencanaan. Untuk itu, etika perencanaan diajarkan sebagai materi wajib yang diberikan kepada mahasiswa perencanaan. Pada kenyataannya, penerapan etika perencanaan belum sepenuhnya dilakukan. Manfaat sosial dari diterapkannya etika masih belum dapat dirasakan masyarakat secara keseluruhan. Masih banyak penyimpangan perencanaan yang dilakukan karena adanya kepentingan pihak-pihak yang mengedepankan keuntungan tanpa memikirkan etika yang berlaku.

You might also like