You are on page 1of 36

TEORI MODEL KEPERAWATAN SISTER CALLISTA ROY KELOMPOK 4

Lingga Aris Sandy Lucky Ramanda Lukmanul Hakim Mohamad Daroini Mona Novita T Nadia Dewi A Neti Wahyu Ningrum Novita Ifamela Novitha Ariessandy R Nurul Ardlianawati Nurul Bariyyah Nurul Fauziah Dian Dwi Fitriawati Doni Agung N Dyaksa Putri W Ehrria Winastyo Fendi Eka Mustofa 0910720051 0910720052 0910720053 0910720054 0910720055 0910720057 0910720059 0910720060 0910720061 0910720063 0910720064 0910720065 0910723019 0910723020 0910723021 0910723022 0910723024

PARADIGMA KEPERAWATAN MENURUT SISTER CALLISTA ROY


Empat Elemen utama dari teori Roy adalah :
1) Manusia sebagai penerima asuhan keperawatan 2) Konsep lingkungan 3) Konsep sehat dan 4) Keperawatan.

Dimana antara keempat elemen tersebut saling

mempengaruhi satu sama lain karena merupakan suatu sistem.

INTI TEORI MODEL KEPERAWATAN MENURUT SISTER CALLISTA ROY

Konsep Dasar Model Keperawatan Sister Calista Roy


Sister Calissta Roy mengembangkan ilmu dan filosofinya berdasarkan 3 asumsi dasar, yaitu : Asumsi dari Teori Sistem
System adalah seperangkat bagian yang saling

berhubungan dari satu bagian ke bagian lain Sistem adalah bagian dari yang berfungsi bagian yang satu dengan yang lain saling ketergantungan Sistem mempunyai input, out put, control, dan proses Input merupakan umpan balik yang juga disebut informasi Sistem kehidupan lebih kompleks dari system mekanik, mempunyai standard dan umpan balik langsung terhadap fungsinya.

CONT. . .
Asumsi dari Teori Melson
Perilaku manusia adalah hasil adaptasi dari

lingkungan dan kekuatan organism Perilaku adaptif adalah berfungsinya stimulus dan tingkatan adaptasi, yang dapat berpengaruh terhadap stimulus fokal, stimulus kontekstual, dan stimulus residual. Adaptasi adalah proses adanya respon positif terhadap perubahan lingkungan Respon merupakan refkleksi keadaan organisme terhadap stimulus

CONT. . .
Asumsi dari Humanism
Individu mempunyai kekuatan kreatif Perilaku individu mempunyai tujuan dan tidak

selalu dalam lingkaran sebab akibat Manusia merupakan makhluk holistic Opini manusia dan nilai yang akan datang Mobilisasi antar manusia bermakna

Teori Adaptasi Sister Calista Roy


Penerima asuhan keperawatan dipandang

sebagai Holistic adaptif system System terdiri dari proses input, output, kontrol dan umpan balik ( Roy, 1991 )
INPUT

KONTROL OUTPUT

CONT. . .
Roy memperkenalkan konsep ilmu Keperawatan

yang unik yaitu mekanisme kontrol yang disebut Regulator dan Kognator dan mekanisme tersebut merupakan bagian sub sistem adaptasi. Tingkat adaptasi seseorang sebagai sistem adaptasi dipengaruhi oleh perkembangan individu itu sendiri, dan penggunaan mekanisme koping. Roy mengembangkan proses internal seseorang sebagai sistem adaptasi dengan menetapkan sistem efektor, yaitu 4 mode adaptasi meliputi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi

1. Mode Fungsi Fisiologi


Fungsi fisiologi berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya. Roy mengidentifikasi

sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua bagian, mode fungsi fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian
Aktivitas dan istirahat Cairan dan elektrolit

Oksigenasi Nutrisi

Proteksi/ perlindungan The sense / perasaan

Fungsi syaraf / neurologis Fungsi endokrin

Eliminasi

2. Mode Konsep Diri


Mode konsep diri berhubungan dengan

psikososial dengan penekanan spesifik pada aspek psikososial dan spiritual manusia. Konsep diri menurut Roy terdiri dari dua komponen yaitu the physical self dan the personal self.
The physical self The personal self,

3. Mode Fungsi Peran


Mode fungsi peran mengenal pola pola

interaksi sosial seseorang dalam hubungannya dengan orang lain, yang dicerminkan dalam peran primer, sekunder dan tersier. Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat memerankan dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya.

4. Mode Interdependensi
Mode interdependensi adalah bagian akhir dari

mode yang dijabarkan oleh Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling memberi dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan saling menghargai. Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya. Kemandirian ditunjukkan oleh kemampuan berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi dirinya. Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu memberi dan menerima.

PROSES KEPERAWATAN MENURUT SISTER CALLISTA ROY

PROSES KEPERAWATAN MENURUT SISTER CALLISTA ROY


Menurut Roy elemen dari proses keperawatan

meliputi pengkajian tingkat pertama dan kedua, diagnosa keperawatan, penentuan tujuan, intervensi dan evaluasi. Fokus dari model ini adalah adaptasi dan tujuan pengkajian adalah mengidentifikasi tingkah laku yang aktual dan potensial apakah memperlihatkan maladaptif dan mengidentifikasi stimulus atau penyebab perilaku maladaptif

CONTS...
Roy merekomendasikan pengkajian dibagi

menjadi dua bagian

pengkajian tahap I

pengkajian tahap II.

Tahap I : Pengkajian perilaku


Ini merupakan tahap proses keperawatan

yang bertujuan mengumpulkan data dan memutuskan klien adaptif atau maladaptif. Berdasarkan pengkajian ini perawat menganalisis apakah perilaku ini adaptif, maladaptif atau potensial maladaptif.

Tahap II : Pengkajian faktor faktor yang berpengaruh

Pada tahap ini termasuk pengkajian stimuli yang signifikan terhadap perubahan perilaku seseorang yaitu stimuli focal, kontekstual dan

residual.

Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut teori adaptasi Roy

didefinisikan sebagai suatu hasil dari proses pengambilan keputusan berhubungan dengan kurang mampunya adaptasi. 3 metode dalam membuat diagnosa keperawatan
Menggunakan 4 (empat) model adaptif, yaitu

fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependen


Mengobservasi respon klien yang paling menonjol pada

satu mode adaptif, misalnya; mode fisiologis sub kebutuhan cairan. Menyimpulkan respon klien dari satu atau lebih dari mode adaptif yang terkait dengan stimulus yang sama

Penentuan tujuan
Roy (1984) menyampaikan bahwa secara

umum tujuan pada intervensi keperawatan adalah untuk mempertahankan dan mempertinggi perilaku adaptif dan mengubah perilaku inefektif menjadi adaptif.
tujuan jangka panjang Penentuan tujuan tujuan jangka pendek

Intervensi
Intervensi keperawatan dilakukan dengan

tujuan , mengubah atau memanipulasi stimulus fokal, kontekstual dan residual, juga difokuskan pada koping individu atau zona adaptasi, sehingga seluruh rangsang sesuai dengan kemampuan individu untuk beradaptasi.

Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian efektifitas

terhadap intervensi keperawatan sehubungan dengan tingkah laku pasien. Perawat harus mengkaji tingkah laku pasien setelah diimplementasi Intervensi keperawatan dinilai efektif jika tingkah laku pasien sesuai dengan tujuan yang ditetapkan

Any questions . . . ?

THANK YOU !!!

Roy mengidentifikasi bahwa input sebagai

stimulus, merupakan kesatuan informasi, bahan-bahan atau energi dari lingkungan yang dapat menimbulkan respon

Stimulus fokal

Stimulus kontekstual

Stimulus residual

Proses kontrol seseorang menurut Roy

adalah bentuk mekanisme koping yang di gunakan

Subsistem regulator

Subsistem kognator

Output dari suatu sistem adalah perilaku

yang dapat di amati, diukur atau secara subyektif dapat dilaporkan baik berasal dari dalam maupun dari luar Selanjutnya Roy mengembangkan proses internal seseorang sebagai sistem adaptasi dengan menetapkan sistem efektor, yaitu 4 mode adaptasi meliputi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi.

Kebutuhan tubuh terhadap oksigen dan prosesnya, yaitu ventilasi, pertukaran gas dan transpor gas (Vairo,1984 dalam Roy 1991).

Mulai dari proses ingesti dan asimilasi makanan untuk mempertahankan fungsi, meningkatkan pertumbuhan dan mengganti jaringan yang

injuri. (Servonsky, 1984 dalam Roy 1991).

Yaitu ekskresi hasil dari metabolisme dari

instestinal dan ginjal. ( Servonsky, 1984 dalam Roy 1991)

Kebutuhan keseimbangan aktivitas fisik dan

istirahat yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi fisiologis dalam memperbaiki dan memulihkan semua komponen-komponen tubuh. (Cho,1984 dalam Roy, 1991)

Sebagai dasar defens tubuh termasuk proses

imunitas dan struktur integumen ( kulit, rambut dan kuku) dimana hal ini penting sebagai fungsi proteksi dari infeksi, trauma dan perubahan suhu. (Sato, 1984 dalam Roy 1991).

Penglihatan, pendengaran, perkataan, rasa dan bau memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungan . Sensasi nyeri penting dipertimbangkan dalam pengkajian perasaan.(

Driscoll, 1984, dalam Roy, 1991)

Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalamnya termasuk air, elektrolit, asam basa dalam seluler, ekstrasel dan fungsi sistemik. Sebaliknya inefektif fungsi sistem fisiologis dapat

menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. (Parly, 1984, dalam Roy 1991)

Hubungan-hubungan neurologis merupakan

bagian integral dari regulator koping mekanisme seseorang. Mereka mempunyai fungsi untuk mengendalikan dan mengkoordinasi pergerakan tubuh, kesadaran dan proses emosi kognitif yang baik untuk mengatur aktivitas organ-organ tubuh (Robertson, 1984 dalam Roy, 1991).

Aksi endokrin adalah pengeluaran horman sesuai dengan fungsi neurologis, untuk menyatukan

dan mengkoordinasi fungsi tubuh. Aktivitas endokrin mempunyai peran yang signifikan dalam respon stress dan merupakan dari regulator koping mekanisme ( Howard & Valentine dalam Roy,1991).

bagaimana seseorang memandang dirinya

berhubungan dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan pada area ini sering terlihat pada saat merasa kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi atau hilang kemampuan seksualitas.

berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri, moral- etik dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau

takut merupakan hal yang berat dalam area ini.

You might also like