Professional Documents
Culture Documents
TUJUAN
Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit2 yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
SASARAN
Seluruh bayi mendapatkan imunisasi dasar Seluruh anak sekolah mendapatkan imunisasi lanjutan (campak, DT dan TT) Wanita Usia Subur (termasuk bumil, dan catin) mendapatkan imunisasi TT5 dosis
(Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) Dari sebagian kecil 7 penyakit yang yang telah ditemukan
vaksinnya
hanya
diupayakan
pencegahannya
melalui program imunisasi yang untuk selanjutnya kita sebut PD3I . Beberapa pertimbangan untuk memasukannya ke dalam program antara lain adalah besarnya masalah yang ditimbulkan , keganasan penyakit , efektifitas vaksin dan yang terakhir masalah pengadaan vaksin.
5
Penyebab: Corynebacterium diphtheriae Gejala dapat tidak ada atau ringan sekali berupa membran dalam rongga hidung sampai sangat berat dan menyebabkan kematian, sering dijumpai dengan pembengkakan kelenjar sekitar leher
Penyebabnya bakteri Bordetella pertussis Gejala awal berupa pilek dan batuk, mulai hari ke 10 batuk bertambah , batuk keras berturut-turut dan penderita baru dapat melakukan inspirasi dalam yang terdengar sebagai whoop kadang-kadang sampai muntah.Komplikasi umumnya adalah Pneumonia yang paling banyak menimbulkan kematian, Kematian lebih sering dijumpai pada usia kurang 1 tahun. Cara penularan melalui droplet biasanya dari saudara serumah. Pencegahan dengan Imunisasi DPT
7
Penyebab: Clostridium tetani Spora tetanus yang masuk ke dalam luka berkembang biak dalam suasana anaerobik dan membentuk toxin.Pada neonatus (penyakit ini dikenal dgn Tetanus Neonatorum) kuman masuk melalui tali pusat. Gejala khas berupa kejang rangsang atau kejang spontan, muka tampak menyeringai, pada bayi mulut terkancing. Keluhan awal Tetanus Neonatorum adalah bayi tidak mau menetek dan mulut mencucut seperti ikan bila tidak diobati bayi akan menderita kejang sehingga bayi tampak biru hal ini dapat menyebabkan kematian. Reservoir adalah usus manusia dan hewan serta tanah yang terkontaminasi kotoran hewan atau manusia.Pertolongan persalinan dan perawatan tali pusat yang kurang steril masih merupakan masalah Pencegahan dengan Imunisasi TT Ibu Hamil & WUS
Sudin Kesmas Jakarta Utara
Penyebabnya Virus Polio Gejala awal tidak spesifik, seperti infeksi saluran nafas bagian atas dan demam ringan. Paralisis yang bersifat flaksid . Dan harus dibedakan dengan penyakit lumpuh layu akut dan dikenal dengan AFP Penularan virus Polio secara droplet dan sangat cepat.
Penyakit
kelompok
ini
masih
merupakan
dengan
masalah
di
masyarakat
sosial
ekonomi
rendah, menyerang berbagai golongan umur dan merupakan penyakit dalam keluarga. Pencegahan dengan Imunisasi BCG terhadap Bayi
10
Penyebabnya Virus Morbilli / Virus Rubeola, ditularkan melalui batuk , bersin dan tangan yang kotor oleh cairan hidung.
Gejala awal menyerupai selesma disertai kunjungtivitis , sedang tanda khas berupa bintik koplik, timbul dimulai dari dahi dan belakang telinga kemudian menyebar ke muka, badan dan anggota badan, pada kulit gelap sulit dilihat. Komplikasi terjadi pada 30 % penderita berupa kunjungtivitis berat dan Pneumonia. Pencegahan dengan Imunisasi Campak
11
Penyebabnya Virus Hepatitis type B Gejalanya tidak khas Kelompok Resiko tinggi adalah secara vertikal bayi dari ibu pengidap , secara horisontal pecandu narkotika , tenaga medis , pekerja laboratorium atau petugas akupungtur. Untuk memutuskan rantai penularan secara vertikal , maka diperlukan pemberian imunisasi Hepatitis B secara dini (07 hari) . Untuk memudahkan operasional dilapangan dibutuhkan teknologi tepat guna yang saat ini telah digunakan Uniject HB yang merupakan alat suntik dan vaksin siap pakai.
Sudin Kesmas Jakarta Utara
12
KEKEBALAN PASIF
DAPAT TERJADI DENGAN PEMBERIAN ANTIBODI YANG BERASAL DARI HEWAN ATAU MANUSIA KE MANUSIA LAIN. KEKEBALAN PASIF MEMBERI PERLINDUNGAN TERHADAP BEBERAPA INFEKSI TETAPI SIFATNYA SEMENTARA , KADAR ANTIBODY AKAN BERKURANG SETELAH BEBERAPA MINGGU ATAU BULAN DAN PENERIMA TIDAK LAGI KEBAL TERHADAP PENYAKIT TERSEBUT
KEKEBALAN PASIF YANG PALING UMUM ADALAH BAYI YANG MENDAPAT KEKEBALAN DARI IBUNYA, ANTIBODY INI AKAN MELINDUNGI BAYI DARI PENYAKIT TERTENTU SAMPAI BAYI USIA 1 BULAN SAMPAI 1 TAHUN.
KEKEBALAN AKTIF
TERJADI SEBAGAI AKIBAT STIMULASI IMUNOLOGI YANG MENGHASILKAN ANTIBODY DAN KEKEBALAN SELULAR. BIASANYA KEKEBALAN BERTAHAN UNTUK TAHUN DAN SERING SAMPAI SEUMUR HIDUP. BEBERAPA
SALAH SATU CARA UNTUK MENDAPATKAN KEKEBALAN AKTIF ADALAH BILA SESEORANG MENDERITA SUATU PENYAKIT , SETELAH SEMBUH MENJADI KEBAL TERHADAP PENYAKIT TERSEBUT SAMPAI SEUMUR HIDUP. CARA LAIN UNTUK MENDAPATKAN KEKEBALAN AKTIF YAITU DENGAN IMUNISASI.
VAKSIN
Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alami atau "liar . Vaksin dapat berupa galur virus atau bakteri yang telah dilemahkan atau dimatikan. Prinsip dasar vaksin yaitu tubuh menghasilkan antibodi untuk melawan serangan virus dikemudian hari.
JENIS VAKSIN
1. Vaksin Hidup Attenuated bakteri atau virus hidup yang dilemahkan dengan cara pembiakan berulang-ulang harus dpt berkembang biak respon imun respon imun = infeksi alamiah bersifat labil, rusak oleh panas & cahaya contoh: campak, mumps, rubela, polio (virus) BCG, demam tifoid oral (bakteri)
2. Vaksin Inactivated bakteri, virus/ komponennya yg dibuat tidak aktif dgn pemanasan atau bahan kimia tidak dapat replikasi seluruh dosis ag tidak dapat menyebabkan penyakit tidak dipengaruhi oleh ab yg beredar selalu membutuhkan dosis ganda sedikit atau tidak menimbulkan respon seluler contoh: difteri, tetanus (toksoid) haemophilus influenza(polisakarida)
Vaksin Campak
Vaksin campak merukan bagian imunisasi dasar anak. Dapat diberikan tersendiri (pada usia 9 bulan) atau berupa kombinasi dengan gondongan dan campak jerman (imunisasi MMR, pada usia 12-15 bulan lalu dosis kedua usia 5-6 tahun) Mengandung virus campak yang dilemahkan
2. Imunisasi BCG BCG (Tice) glycerin, asparagine, citric acid, potassium phosphate, magnesium sulfate, Iron ammonium citrate, lactose 3. Polio Polio (IPV Ipol) 2-phenoxyethanol, formaldehyde, neomycin, streptomycin, polymyxin B, Eagle MEM modified medium, calf serum protein
4. Imunisasi campak MMR (MMR-II) vitamins, amino acids, fetal bovine serum, sucrose, sodium phosphate, glutamate, recombinant human albumin, neomycin, sorbitol, hydrolyzed gelatin, chick embryo cell culture, WI-38 human diploid lung fibroblasts
5. Imunisasi DPT DTaP (Daptacel) aluminum phosphate, formaldehyde, glutaraldehyde, 2Phenoxyethanol, Stainer-Scholte medium, modified Mueller s growth medium, modified Mueller-Miller casamino acid medium (without beef heart infusion)
DTaP (Infanrix) formaldehyde, glutaraldehyde, aluminum hydroxide, polysorbate 80, Fenton medium (containing bovine extract), modified Latham medium (derived from bovine casein), modified Stainer-Scholte liquid medium DTaP (Tripedia) sodium phosphate, peptone, bovine extract (U.S. sourced), formaldehyde, ammonium sulfate, , aluminum potassium sulfate, thimerosal (trace), gelatin, polysorbate 80 (Tween 80), modified Mueller and Miller medium, modified Stainer-Scholte medium
Pihak produsen vaksin menekankan ada beberapa hal yang perlu diklarifikasi, yaitu: 1. Tripsin bukan bahan pembuat vaksin, tapi untuk memanen sel yang digunakan untuk media virus. Tripsin merupakan bahan untuk melepaskan sel dari tempat merekatnya virus pada media virus. 2. Tripsin kemudian dibuang lalu dilakukan proses pencucian, kemudian pelarutan dengan air dalam jumlah yang sangat besar. 3. Pada produk final tidak ditemukan unsur tripsin
TERIMA KASIH