You are on page 1of 22

Laporan Problem Based Learning Maret 2009 Sistem Indera Khusus

Makassar,

23

TULI

Disusun oleh:

K L!MP!K "B
#era$ati %&ongi *snita Berr, rida #asbi .urliah #anda,ani /osmainar *gus 0umriah *,u Merdeka$at, Putri .ur *1i1ah 3ind, Permata Sari 4ian Permata&a,a /imi %itien Sa5Pang *de 6l7a ''0(20)('2) ''0(20)('2+ ''0(20)('2''0(20)('29 ''0(20)('30 ''0(20)('3' ''0(20)('32 ''0(20)('33 ''0(20)('32 ''0(20)('3" ''0(20)('3) ''0(20)('3+ ''0(20)('3-

8akultas Kedokteran 6ni9ersitas Muslim Indonesia Makassar 2009

M!46L %6LI

SK .*/I! Seorang anak laki- laki, 12 tahun. Datang ke Puskesmas dengan keluhan pendengaran berkurang sejak 2 tahun yang lalu, disertai dengan perasaan pusing bila kepala dipalingkn dengan tiba- tiba. Nilai rapor menurun seiring dengan bertambah beratnya penurunan pendengaran. Si A juga akhir-akhir ini sering menarik diri dari pergaulan. Ri ayat keluar !airan dari dalam telinga sejak usia " tahun.

K*%* K6.3I laki-laki 12 tahun Pendengaran berkurang sejak 2 thn yg lalu Pusing bila kepala dipalingkan tiba-tiba Penurunan nilai rapor seiring dgn bertambahnya ketulian #enarik diri dari pergaulan Ri ayat otore sejak " thn yg lalu

P$R%AN&AAN' 1. (agaimana )isiologi dari pendengaran dan keseimbangan* 2. Apa-apa saja yang dapat menyebabkan meurunnya pendengaran* +. Apa yang dapat menyebabkan pusing* ,. Apakah ada hubungan antara keluhan utama dengan nilai rapot yang menurun dan menarik diri dari pergaulan* -. Apa yang menyebabkan otorea*

.. Pemeriksaan apa yang perlu dilakukan* ". Apa diagnosisnya* /. (agaimana penanganan pasien* 0A1A(AN P$R%AN&AAN 1. 2isiologi pendengaran dan keseimbangan

23S345463 P$ND$N6ARAN (unyi Proses 2isika

Diubah menjadi impuls oleh sel sensorik organon

7orti N. Akustikus 89333:

7orte; 7erebri

5intasan utama bunyi men!apai labirin ' #A$ 5abirin #% 4sikula Auditi<a 8#3S: 2oramen 4<ale

Air 7ondu!tion

5intasan lain ' - (one 7ondu!tion - Se!ara langsung melalui #% yang per)orasi

Se!ara anatomis telinga dibagi menjadi + bagian ' %elinga luar %elinga tengah %elinga dalam ' 2s. =onduksi ' 2s. =onduksi > perkuatan ' Proses neuro)isiologi

$)ek perkuatan getaran bunyi dihasilkan oleh dua mekanisme ' Rasio luas #% ' 24 ? 1" ' 1 8pembesaran 1" @: $)ek pengungkit dari maleus dan inkus ? 1.+ @ Pembesaran total ? 1" @ 1,+ ? 22 @ dari bunyi asli

0ARAS P$ND$N6ARAN

N.koklearis Nu!.=oklearis Dorsalis et 9entralis Nu!.4li<arius Sup. 5emniskus 5at. =ollikulus 3n). Nu!. 6eni!ulatum #ed. korteks Pendengaran Persepsi Pendengaran

23S345463 =$S$3#(AN6AN

+ =analis Semi Sirkularis - =SS AN%$R34R - =SS P4S%$R34R - =SS 5A%$RA53S 2ungsi' mendeteksi akselerasi dan deselerasi rotasi dari kepala (. Sakulus dan Atrikulus 2AN6S3 ' mendeteksi posisi kepala relati) terhadap gra<itasi mendeteksi erubahan ke!epatan gerakan linear 8lurus:

P$R%AN&AAN 2. Apa yang menyebabkan pendengaran berkurang*

6AN66AAN P$ND$N6ARAN '

(erkurangnya kemampuan mendengar baik sebagian atau seluruhnya pada salah satu atau kedua telinga, derajat ringan atau lebih berat dengan angka pendengaran lebih dari 2. d( pada )rekuensi -BB, 1BBB, 2BBB, dan ,BBB CD. 81C4: =$%A53AN' Cilangnya kemampuan mendengar pada salah satu atau kedua telinga merupakan gangguan pendengaran sangat berat dengan ambang pendengaran rata-rata lebih dari /1 d( pada )rekuensi -BB, 1BBB, 2BBB dan ,BBB CD 81C4:

$%345463 1. tuli kondukti)' a. (enda asing dalam #A$ b. =ongenital !. %rauma d. %umor e. Radang ). 4tosklerosis

2. %uli sensorineural a. =ongenital b. %rauma !. Radang

d. 4totoksik

e. %umor ). Penyakit SSP P$R%AN&AAN +. Apa yang menyebabkan pusing* 9ertigo terdiri dari + ma!am' 1. 9etigo spontan 2. 9ertigo posisi +. 9ertigo kalori Dari gejala klinis di atas, termasuk tipe posisi akibat perubahan posisi kepala. 9ertigo timbul karena perangsangan pada kupula kanalis semisirkularis oleh debris atau pada kelainan ser<ikal.

P$R%AN&AAN ,. Apakah ada hubungan antara keluhan utama dengan nilai rapot yang menurun dan menarik diri dari pergaulan* Ada, hal ini bermula kurang konsentrasi akibat sensasi penuh pada telinga sehingga sistem konduksi menurun. Cal ini menyebabkan proses belajar-mengajar tidak maksimal dan memi!u penurunan nilai rapor. #enarik diri dari pergaulan bisa akibat e)ek langsung dari penurunan pendengaran atau karena indeks prestasi yang menurun

P$R%AN&AAN -. Apa yang menyebabkan otorea* Adanya !airan akibat otitis media eksterna 4#SA stadim per)orasi 4#S=

P$R%AN&AAN .. Pemeriksaan apa yang perlu dilakukan*

%$S P$ND$N6ARAN 1. %es bisik (ahan tes ' (isikan dokter, yang disebut A7 (anyak digunakan untuk skriningEpenyaringan !alon pega ai Ada + syarat yang harus dipenuhi ' 1. (ahan tes 2. Ruangan tes +. Penderita %ehnik pelaksanaan 0arak pendengaran 3nterpretasi hasil pemeriksaan ' . meter - meter , meter ' Normal ' Dalam batas normal ' =etulian ringan

+ F 2 meter ' =etulian sedang G 1 meter 2. tes garpu tala Digunakan seperangkat 6% )rekuensi rendah sampai tinggi ' - 12/ CD F 1B2, CD - 2-. CD F 1B2, CD - -12 CD F ,BH. CD ' =etulian berat

%ujuan %es 6% ' #enentukan 0enis ketulian %es 6% ' 6aris pendengaran, %es Rinne,

%es 1eber, %es S!h aba!h %$S AAD34#$%R3

%$S =$S$3#(AN6AN %es posturogra)i Nistagmus' tes =obrak, kalori bilateral $lektronistagmogra)i %es nistagmus posisi o %es gliserin o %es )istula o %es nigtagmus posisi

P$R%AN&AAN ". Apa diagnosis dan penatalaksaannya* Dari gejala klinis dan pendekatan diagnosis, kita dapat simpulkan penyebab penurunan pendengan akibat adanya in)eksi pada telinga tengah oleh otitis media supurati) kronik tipe maligna dengan kolesteatom dengan komplikasi perandangan telinga dalam dan per)orasi #%. diagnosis bandingnya adalah otitis media akut.

%A0AAN P$#($5A0ARAN S$5AN0A%N&A ANA5&S3S D36N4S3S

!%I%IS M 4I* S6P6/*%I8 K/!.IS 4titis media supurati) kronik 8 4#S= : ialah in)eksi kronis di telinga tengah dengan per)orasi membrane timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus-menerus atau hilang timbul, sekret dapat en!er atau kental, bening atau berupa nanah. 4titis media supuratis) kronis selian merusak jaringan lunak pada telinga tengah dapat juga merusak tulang dikarenakan terbentuknya jaringan patologik sehingga sedikit sekali E tidak pernah terjadi resolusi spontan. 4titis media supurati) kronis terbagi antara benigna dan maligna, maligna karena terbentuknya kolesteatom yaitu epitel skuamosa yang bersi)at osteolitik. Penyakit 4#S= ini biasanya terjadi perlahan-lahan dan penderita datang dengan gejala-gejala penyakit yang sudah lengkap dan morbiditas penyakit telinga tengah kronis ini dapat berganda, gangguan pertama berhubungan dengan in)eksi telinga tengah yang terus menerus 8 hilang timbul : dan gangguan kedua adalah kehilangan )ungsi pendengaran yang disebabkan kerusakan mekanisme hantaran suara dan kerusakan konka karena toksisitas atau perluasan in)eksi langsung. $%345463 DAN PA%46$N$S3S Penyebab terbesar otitis media supurati) kronis adalah in)eksi !ampuran bakteri dari meatus auditoris eksternal , kadang berasal dari naso)aring melalui tuba eusta!hius saat in)eksi saluran na)as atas. 4rganisme-organisme dari meatus auditoris eksternal termasuk staphylo!o!!us, pseudomonas aeruginosa, (.proteus, (.!oli dan aspergillus. 4rganisme dari naso)aring diantaranya strepto!o!!us <iridans 8 strepto!o!!us A hemolitikus, strepto!o!!us ( hemolitikus dan pneumo!o!!us. Suatu teori patogenesis mengatakan terjadinya otititis otitis nekrotikans akut menjadi a al penyebab 4#S= yang merupakan hasil in<asi mukoperiusteum organisme yang <irulen, terutama berasalh dari naso)aring terbesa pada masa kanakkanak, atau karena rendahnya daya tahan tubuh penderita sehingga terjadinya nekrosis jaringan akibat to;in nekrotik yang dikeluarkan oleh bakteri kemudian terjadi per)orasi

pada membrane timpani setelah penyakit akut berlalu membrane timpani tetap berlubang atau sembuh dengan membrane atro)i. Pada saat ini kemungkinan besar proses primer untuk terjadinya 4#S= adalah tuba eusta!hius, telinga tengah dan sel-sel mastoid. 2aktor yang menyebabkan penyakit in)eksi telinga tengah supurati) menjadi kronis sangat majemuk, antara lain ' 1. gangguan )ungsi tuba eusta!hius yang kronis akibat ' a. in)eksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang b. obstruksi anatomi! tuba eusta!hius parsial atau total 2. per)orasi membrane timpani yang menetap +. terjadinya metaplasia skuamosa E perubahan patologik menetap lainnya pada telinga tengah ,. obstruksi terhadap aerasi telinga tengah atau rongga mastoid -. terdapat daerah dengan skuester atau otitis persisten ddi mastoid .. )aktor konstitusi dasar seperti alergi kelemahan umum atau perubahan mekanisme pertahanan tubuh. PA%45463 4msk lebih merupakan penyakit kekambuhan daripada menetap, keadaan ini lebih berdasarkan aktu dan stadium daripada keseragaman gambaran patologi, ketidakseragaman ini disebabkan oleh proses peradangan yang menetap atau kekambuhan disertai dengan e)ek kerusakan jaringan, penyembuhan dan pembentukan jaringan parut se!ara umum gambaran yang ditemukan ' 1. %erdapat per)orasi membrane timpani dibagian sentral, ukuran ber<ariasi dari 2B I luas membrane timpani sampai seluruh membrane dan terkena dibagianbagian dari annulus.

2. #ukosa ber<ariasi sesuai stadium penyakit. Dalam periode tenang akan nampak normal ke!uali in)eksi telah menyebabkan penebalan atau metaplasia mukosa menjadi epitel transisonal. +. 0aringan tulang2 pendengaran dapat rusakE tidak tergantung pada berat in)eksi sebelumnya ,. #astoiditis pada 4#S= paling sering bera al pada masa kanak-kanak , penumatisasi mastoid paling akti) antara umur - -1, tahun. Proses ini saling terhenti oleh otitis media yang sering. (ila in)eksi kronis terus berlanjut mastoid mengalami proses sklerotik, sehingga ukuran mastoid berkurang. Antrum menjadi lebih ke!il dan penumatisasi terbatas hanya ada sedikit sel udara saja sekitar antrum.

%ANDA DAN 6$0A5A 4#S %3P$ ($N36NA 6ejalanya berupa dis!harge mukoid yang tidak terlalu berbau busuk , ketika pertama kali ditemukan bau busuk mungkin ada tetapi dengan pembersihan dan penggunaan antibiotiklokal biasanya !epat menghilang, dis!harge mukoid dapat konstan atau intermitten. 6angguan pendengaran kondukti) selalu didapat pada pasien dengan derajat ketulian tergantung beratnya kerusakan tulang2 pendengaran dan koklea selama in)eksi nekrotik akut pada a al penyakit. Per)orasi membrane timpani sentral sering berbentuk seperti ginjal tapi selalu meninggalkan sisa pada bagian tepinya . Proses peradangan pada daerah timpani terbatas pada mukosa sehingga membrane mukosa menjadi berbentuk garis dan tergantung derajat in)eksi membrane mukosa dapt tipis dan pu!at atau merah dan tebal, kadang suatu polip didapat tapi mukoperiosteum yang tebal dan mengarah pada

meatus menghalangi pandangan membrane timpani dan telinga tengah sampai polip tersebut diangkat . Dis!harge terlihat berasal dari rongga timpani dan ori)isium tuba eusta!hius yang mukoid da setelah satu atau dua kali pengobatan lo!al abu busuk berkurang. 7airan mukus yang tidak terlalu bau datang dari per)orasi besar tipe sentral dengan membrane mukosa yang berbentuk garis pada rongga timpani merupakan diagnosa khas pada omsk tipe benigna. 4#S= %3P$ #A536NA D$N6AN =45$S%$A%4# Sekret pada in)eksi dengan kolesteatom beraroma khas, sekret yang sangat bau dan ber arna kuning abu-abu, kotor purulen dapat juga terlihat keeping-keping ke!il, ber arna putih mengkilat. 6angguan pendengaran tipe kondukti) timbul akibat terbentuknya kolesteatom bersamaan juga karena hilangnya alat penghantar udara pada otitis media nekrotikans akut. Selain tipe kondukti) dapat pula tipe !ampuran karena kerusakan pada koklea yaitu karena erosi pada tulang-tulang kanal semisirkularis akibat osteolitik kolesteatom. P$NA%A5A=SANAAN Prinsip terapi 4#S= tipe benigna ialah konster<ati) atau dengan medika mentosa. (ila sekret yang keular terus-menerus, maka diberikan obat pen!u!i telinga, berupa larutan C2o2 + I selama + F - hari. Setelah sekret berkurang terapi dilanjutkan dengan obat tetes telinga yang mengandung antibioti! dan kortikosteroid, kultur dan tes resisten penting untuk peren!anaan terapi karena dapat terjadi strain-strain baru seperti pseudomonas atau puo!yaneous. 3n)eksi pada kolesteatom sukar diobati sebab kadar antibioti! dalam kantung yang terin)eksi tidak bias tinggi. Pengangkatan krusta yang menyumbat drainage sagaat membantu. 6ranulasi pada mukosa dapat diobati dengan larutan AgNo+ en!er 8 - -1BB I: kemudian dilanjutkan dengan pengolesan gentian <iolet 2 I. Antuk mengeringkan sebagai bakterisid juga berguna untuk otitis eksterna dengan otorhea kronik.

7ara terbaik mengangkat polip atau masa granulasi yang besar, menggunakan !unam pengait dengan permukaan yang kasar diolesi AgNo+ 2---B I beberapa kali, selang 1 -2 minggu. (3la idak dapat diatasi , perlu dilakukan pembedahan untuk men!apai jaringan patologik yang irre<ersible. =onsep dasar pembedahan adalah eradikasi penyakit yang irre<ersible dan drainase adek at, rekontruksi dan operasi konser<asi yang memungkinkan rehabilitasi pendengaran sempurna pada penyakit telinga kronis. =4#P53=AS3 DAN PR46N4S3S 4#S= tipe benigna ' 4msk tipe benigna tidak menyerang tulang sehingga jarang menimbulkan komplikasi, tetapi jika tidak men!egah in<asi organisme baru dari naso)aring dapat menjadi superimpose otitis media supurati) akut eksaserbsi akut dapat menimbulkan komplikasi dengan terjadinya tromboplebitis <askuler. Prognosis dengan pengobatan lo!al, otorea dapat mongering. %etapi sisa per)orasi sentral yang berkepanjangan memudahkan in)eski dari naso)aring atau bakteri dari meatus eksterna khususnya terba a oleh air, sehingga penutupan membrane timpani disarankan. 4#S= tipe maligna ' =omplikasi dimana terbentuknya kolesteatom berupa ' 1. erosi !analis semisirkularis 2. erosi !analis tulang +. erosi tegmen timpani dan abses ekstradural ,. erosi pada permukaan lateral mastoid dengan timbulnya abses subperiosteal -. erosi pada sinus sigmoid

Prognosis kolesteatom yang tidak diobati akan berkembang menjadi meningitis, abes otak, prasis )asialis atau labirintis supurati) yang semuanya )atal. Sehingga 4#S= type maligna harus diobati se!ara akti) sampai proses erosi tulang berhenti

!%I%IS M 4I* S6P6/*%I8 *K6% :!M*; 4titis media supurati) akut 84#A: adalah otitis media yang berlangsung selama + minggu atau kurang karena in)eksi bakteri piogenik. (akteri piogenik sebagai penyebabnya yang tersering yaitu Streptokokus hemolitikus, Sta)ilokokus aureus, dan Pneumokokus. =adang-kadang bakteri penyebabnya yaitu Cemo)ilus in)luenDa, $s!heria !olli, Streptokokus anhemolitikus, Proteus <ulgaris, Pseudomonas aerugenosa. Cemo)ilus in)luenDa merupakan bakteri yang paling sering kita temukan pada pasien anak berumur diba ah - tahun. otitis media adalah in)eksi pada rongga telinga tengah , sering diderita oleh bayi dan anak-anak, penyebabnya in)eksi <irus atau bakteri. Pada penyakit ba aan spt do n syndrome dan anak dgn alergi sering terjadi. %erapi antibiotika dan kunjungan ke dr. tht dalam proses perbaikan sangat disarankan. =omplikasi yang bisa timbul jika otitis media tidak segera diobati adalah mastoiditis, per)orasi gendang telia dgn !airan yang terus menerus keluar. =omplikasi lebih lanjut seperti in)eksi ke otak alau jarang masih mungkin terjadi, sumbatan pembuluh darah akibat tromboemboli juga bisa terjadi. Disarankan segera ba a anak anda bila re el dan memegang-megang telinga, tidak nyaman merebah demam dan keluar !airan pada telinga. (ila anda memeriksakan

se!ara dini otitis media bisa di!egah sebelum memberikan kerusakan lebih lanjut dengan para!entesis atau miringotomi. 8aktor pen<etus ter&adin,a otitis media supurati7 akut :!M*;, ,aitu : 3n)eksi saluran napas atas. 4titis media supurati) akut 84#A: dapat didahului oleh in)eksi saluran napas atas yang terjadi terutama pada pasien anak-anak. 6angguan )aktor pertahanan tubuh. 2aktor pertahanan tubuh seperti silia dari mukosa tuba $usta!hius, enDim, dan antibodi. 2aktor ini akan men!egah masuknya mikroba ke dalam telinga tengah. %ersumbatnya tuba $usta!hius merupakan pen!etus utama terjadinya otitis media supurati) akut 84#A:. Asia pasien. (ayi lebih mudah menderita otitis media supurati) akut 84#A: karena letak tuba $usta!hius yang lebih pendek, lebih lebar dan lebih horisontal. Stadium 4titis #edia Supurati) Akut 84#A: Ada - stadium otitis media supurati) akut 84#A: berdasarkan perubahan mukosa telinga tengah, yaitu ' J 4klusi tuba $usta!hius. J Ciperemis 8pre supurasi:. J Supurasi. J Per)orasi. J Resolusi. 1. Stadium 4klusi %uba $usta!hius Stadium oklusi tuba $usta!hius terdapat sumbatan tuba $usta!hius yang ditandai oleh retraksi membrana timpani akibat tekanan negati) dalam telinga tengah karena terjadinya absorpsi udara. Selain retraksi, membrana timpani kadang-kadang tetap normal atau hanya ber arna keruh pu!at atau terjadi e)usi.

Stadium oklusi tuba $usta!hius dari otitis media supurati) akut 84#A: sulit kita bedakan dengan tanda dari otitis media serosa yang disebabkan <irus dan alergi. 2. Stadium Ciperemis 8Pre Supurasi: Stadium hiperemis 8pre supurasi: akibat pelebaran pembuluh darah di membran timpani yang ditandai oleh membran timpani mengalami hiperemis, edema mukosa dan adanya sekret eksudat serosa yang sulit terlihat. +. Stadium Supurasi Stadium supurasi ditandai oleh terbentuknya sekret eksudat purulen 8nanah:. Selain itu edema pada mukosa telinga tengah makin hebat dan sel epitel super)isial han!ur. =etiganya menyebabkan terjadinya bulging 8penonjolan: membrana timpani ke arah liang telinga luar. Pasien akan tampak sangat sakit, nadi K suhu meningkat dan rasa nyeri di telinga bertambah hebat. Anak selalu gelisah dan tidak bisa tidur nyenyak. Stadium supurasi yang berlanjut dan tidak tertangani dengan baik akan menimbulkan ruptur membran timpani akibat timbulnya nekrosis mukosa dan submukosa membran timpani. Daerah nekrosis terasa lebih lembek dan ber arna kekuningan. Nekrosis ini disebabkan oleh terjadinya iskemia akibat tekanan kapiler membran timpani karena penumpukan nanah yang terus berlangsung di ka<um timpani dan akibat trombo)lebitis <ena<ena ke!il. =eadaan stadium supurasi dapat kita tangani dengan melakukan miringotomi. (edah ke!il ini kita lakukan dengan membuat luka insisi pada membran timpani sehingga nanah akan keluar dari telinga tengah menuju liang telinga luar. 5uka insisi pada membran timpani akan mudah menutup kembali sedangkan ruptur lebih sulit menutup kembali. (ahkan membran timpani bisa tidak menutup kembali jika membran timpani tidak utuh lagi. ,. Stadium Per)orasi

Stadium per)orasi ditandai oleh ruptur membran timpani sehingga sekret berupa nanah yang jumlahnya banyak akan mengalir dari telinga tengah ke liang telinga luar. =adang-kadang pengeluaran sekret bersi)at pulsasi 8berdenyut:. Stadium ini sering disebabkan oleh terlambatnya pemberian antibiotik dan tingginya <irulensi kuman. Setelah nanah keluar, anak berubah menjadi lebih tenang, suhu menurun dan bisa tidur nyenyak. 0ika membran timpani tetap per)orasi dan pengeluaran sekret 8nanah: tetap berlangsung selama lebih + minggu maka keadaan ini disebut otitis media supurati) subakut. 0ika kedua keadaan tersebut tetap berlangsung selama lebih 1,--2 bulan maka keadaan itu disebut otitis media supurati) kronik 84#S=:. -. Stadium Resolusi Stadium resolusi ditandai oleh membran timpani berangsur normal hingga per)orasi membran timpani menutup kembali dan sekret purulen tidak ada lagi. Stadium ini berlangsung jika membran timpani masih utuh, daya tahan tubuh baik, dan <irulensi kuman rendah. Stadium ini didahului oleh sekret yang berkurang sampai mengering. Apabila stadium resolusi gagal terjadi maka akan berlanjut menjadi otitis media supurati) kronik 84#S=:. =egagalan stadium ini berupa membran timpani tetap per)orasi dan sekret tetap keluar se!ara terus-menerus atau hilang timbul. 4titis media supurati) akut 84#A: dapat menimbulkan gejala sisa 8seLuele: berupa otitis media serosa. 4titis media serosa terjadi jika sekret menetap di ka<um timpani tanpa mengalami per)orasi membran timpani. =e&ala Klinik !titis Media Supurati7 *kut :!M*; 6ejala klinik otitis media supurati) akut 84#A: tergantung dari stadium penyakit dan umur penderita. 6ejala stadium supurasi berupa demam tinggi dan suhu tubuh

menurun pada stadium per)orasi. 6ejala klinik otitis media supurati) akut 84#A: berdasarkan umur penderita, yaitu ' (ayi dan anak ke!il. 6ejalanya ' demam tinggi bisa sampai +HB7 8khas:, sulit tidur, tibatiba menjerit saat tidur, men!ret, kejang-kejang, dan kadang-kadang memegang telinga yang tubuh tinggi, dan ri ayat batuk pilek. Anak lebih besar dan orang de asa. 6ejalanya ' rasa nyeri dan gangguan pendengaran 8rasa penuh dan pendengaran berkurang:. %erapi !titis Media Supurati7 *kut :!M*; %erapi otitis media supurati) akut 84#A: tergantung stadium penyakit, yaitu ' 4klusi tuba $usta!hius. %erapinya ' obat tetes hidung K antibiotik. Ciperemis 8pre supurasi:. %erapinya ' antibiotik, obat tetes hidung, analgetik K miringotomi. Supurasi. %erapinya ' antibiotik K miringotomi. Per)orasi. %erapinya ' antibiotik K obat !u!i telinga. Resolusi. %erapinya ' antibiotik. *turan pemberian obat tetes hidung : (ahan. C7l e)edrin B,-I dalam larutan )isiologis untuk anak berusia diba ah 12 tahun. C7l e)edrin 1I dalam larutan )isiologis untuk anak berusia diatas 12 tahun dan orang de asa. %ujuan. Antuk membuka kembali tuba $usta!hius yang tersumbat sehingga tekanan negati<e dalam telinga tengah akan hilang. Aturan pemberian obat antibiotik ' sakit. Anak yang sudah bisa bi!ara. 6ejalanya ' biasanya rasa nyeri dalam telinga, suhu

Stadium oklusi. (erikan pada otitis media yang disebabkan kuman bukan otitis media yang disebabkan <irus dan alergi 8otitis media serosa:. Stadium hiperemis 8pre supurasi:. (erikan golongan penisilin atau ampisilin selama minimal " hari. 6olongan eritromisin dapat kita gunakan jika terjadi alergi penisilin. Penisilin intramuskuler 83#: sebagai terapi a al untuk men!apai konsentrasi adekuat dalam darah. Cal ini untuk men!egah terjadinya mastoiditis, gangguan pendengaran sebagai gejala sisa dan kekambuhan. (erikan ampisilin -B-1BB mgEkgbbEhr yang terbagi dalam , dosis, amoksisilin atau eritromisin masing-masing -B mgEkgbbEhr yang terbagi dalam + dosis pada pasien anak. Stadium resolusi. 5anjutkan pemberiannya sampai + minggu bila tidak terjadi resolusi. %idak terjadinya resolusi dapat disebabkan berlanjutnya edema mukosa telinga tengah. 7urigai telah terjadi mastoiditis jika sekret masih banyak setelah kita berikan antibiotik selama Aturan tindakan miringotomi ' Stadium hiperemis 8pre supurasi:. (isa kita lakukan bila terlihat hiperemis di)us. Stadium supurasi. 5akukan jika membran timpani masih utuh. =euntungannya yaitu gejala klinik lebih !epat hilang dan ruptur membran timpani dapat kita hindari. Aturan pemberian obat !u!i telinga ' (ahan. (erikan C2422 +I selama +-- hari. $)ek. (ersama pemberian antibiotik yang adekuat, sekret akan hilang dan per)orasi membran timpani akan menutup kembali dalam "-1B hari. Komplikasi !titis Media Supurati7 *kut :!M*; Ada + komplikasi otitis media supurati) akut 84#A:, yaitu ' 1. Abses subperiosteal. 2. #eningitis. + minggu.

+. Abses otak. De asa ini, ketiga komplikasi diatas lebih banyak disebabkan oleh otitis media supurati) kronik 84#S=: karena maraknya pemberian antibiotik pada pasien otitis media supurati) akut 84#A:.

You might also like