You are on page 1of 3

1.

Upaya Pencegahan Primer Adalah upaya untuk meningkatkan kesehatan dan semangat hidup lansia agar tetap berguna dan dihargai bagi diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Upaya-upaya ini dapat berupa : a. Kesegaran jasmani dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan lansia b. Penyuluhan untuk mencegah terjadinya kecelakaan c. Penyuluhan tentang penggunaan alat bantu misalnya kaca mata, alat bantu dengar d. Membina keterampilan agar dapat mengembangkan hobi e. Melibatkan lansia dalam kegiatan sosial sesuai dengan kemampuan f. Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan pada Tuhan YME g. Pemeriksaan kesehatan berkala Posyandu lansia h. Kesegaran jasmani i. Penyuluhan kesehatan j. Pembinaan mental lansia dalam meningkatkan ketaqwaan pada Tuhan k. Pencegahan penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) Stop merokok, Turunkan kolesterol, Obati tekanan darah tinggi, Latihan jasmani yang bersifat aerobik, Pelihara berat badan ideal, Konsumsi aspirin dosis rendah untuk pencegahan, Kelola dan kurangi stres. l. Pencegahan penyakit kanker Stop merokok, Kurangi pajanan sinar matahari yang berlebihan, Diet tinggi serat, rendah lemak, Pemeriksaan pap smear. m. Pencegahan kecelakaan (injury) Gunakan sabuk pengaman jika berkendaraan (seat belt), Lakukan upaya pengamanan rumah, Cegah jatuh, Ketahui perihal kekerasan dalam rumah tangga dan penegakan hukumnya, Pencegahan penyakit paru kronik Stop merokok. n. Pencegahan osteoporosis Konsumsi kalsium dari makanan sehari-hari,

Suplementasi kalsium, Latihan jasmani yang melawan gravitasi (weight bearing). o. Pencegahan penyakit infeksi Imunisasi : influenza dan pneumonia. 2. Upaya Pencegahan Sekunder Adalah upaya pengobatan bagi lansia yang sakit, upaya dapat berupa : Pelayanan kesehatan dasar a. Upaya kesehatan spesialistik melalui sistem rujukan b. Kanker: pemeriksaan pap smear setiap 1-3 tahun, pemeriksaan payudara sendiri (sarari), setiap bulan setelah selesai menstruasi, dan pemeriksaan payudara oleh dokter setiap tahun setelah usia 40 tahun, mamografi setiap tahun setelah usia 40 tahun. c. Pemeriksaan rektal (colok dubur) setiap tahun pada orang dewasa setelah usia 40 tahun d. Endoskopi pada semua usia lanjut setelah usia 50 tahun, setiap 5 tahun. e. Pemeriksaan pemeriksaan PSA setiap tahun antara 50 sampai dengan 70 tahun. f. Pemeriksaan kolesterol tiap 3-5 tahun. g. Pemeriksaan rutin kimia darah, darah perifer lengkap, dan pemeriksaan urin lengkap. h. Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG): berikan 1 kopi hasil EKG tersebut kepada pasien. Manakala pasien mengalami masalah jantung (nyeri dada), hasil EKG tersebut dapat diberikan ke dokter yang melayaninya untuk digunakan oleh sang dokter dalam membuat penilaian klinis. i. Pemeriksaan tekanan darah setiap 3 tahun sebelum usia 40 tahun dan setiap tahun setelah berusia 40 tahun. j. Pemeriksaan ketajaman penglihatan dan penapisan glaukona setiap 1-3 tahun setelah usia 50 tahun. k. Evaluasi fungsi pendengaran setiap 3 tahun setelah berusia 50 tahun. l. Pengkajian fungsi fisik dan mental.

3. Upaya Pencegahan Tersier Adalah upaya mengembalikan fungsi organ yang telah menurun, upaya ini dapat berupa : a. Perawatan fisioterapi b. Nasehat cara hidup sesuai dengan penyakit yang diderita c. Pembinaan lansia dalam pembenahan kebutuhan pribadi d. Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan memperkuat mental

e. Memberikan informasi, pengetahuan tentang penggunaan berbagai alat bantu f. Pengelolaan penyakit atau gangguan kesehatan secara seksama harus dilakukan. Diperlukan kerjasama yang baik antara tenaga kesehatan dan pasien serta keluarganya agar penyakit atau gangguan kesehatan yang diderita pasien dapat terkelola dan terkendali dengan baik. Untuk itu amat dibutuhkan kepatuhan pasien dalam mengontrol penyakit-penyakit yang diderita agar tidak timbul komplikasi atau penyulit. g. Pada umumnya berbagai penyakit kronik degeneratif memerlukan kedisiplinan dan ketekunan dalam diet atau latihan jasmani, demikian pula di dalam pengobatan yang umumnya membutuhkan waktu bertahun-tahun bahkan bisa seumur hidup. Tidak jarang pasien merasa bosan dan akhirnya menghentikan pengobatannya sehingga penyakit menjadi tidak terkendali dan kemudian timbul berbagai komplikasi yang tidak jarang sampai mengancam nyawa.

You might also like