You are on page 1of 4

Media Konservasi Edisi Khusus, 1997 : Hal 8 3 - 86 83

MANAJEMEN WISATA ALAM DAN KELESTARIAN BADAK JAWA


DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

E .K.S . Harini Muntasib'> dan Mulyadi K2)

ABSTRAK

Taman Nasional Ujung Kulon merupakan salah satu kawasan konservasi di Indonesia dengan
perlindungan utama terhadap Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dan sebagai tapak warisan dunia
(Word Heritage Site) . Sejak tahun 1989 TNUK telah membina kerjasama dengan pihak swasta untuk
pengusahaan pariwisata alam.
Pengusahaan wisata alam di kawasan taman nasional ternasuk yang pertama di Indonesia
sehingga manajemen wisata alam yang dikembangkan hams disesuaikan dengan peruntukan TNUK
sebagai kawasan pelestarian Badak Jawa sekaligus sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18
tahun 1994 tentang Pengusahaan Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional di Indonesia.

PENDAHULUAN nasional lainnya di Indonesia .

Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) merupakan


METODA
kawasan yang ditetapkan sebagai tapak warisan dunia
(World Heritage Site) dengan perlindungan utama
Maksud penelitian ini adalah untuk mengamati
terhadap Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) . Di sisi
dan mempelajari pelaksanaan pengusahaan wisata alam
lain TNUK juga merupakan suatu kawasan yang menarik
oleh WWAH di TNUK. Aspek yang lihat adalah peng-
karena keindahan alamnya maupun dengan daya tank
aturan pengunjung, pengelolaan obyek wisata,
utama untuk tahu badak jawa .
pelaksanaan pengusahaan, koordinasi dan kerjasama,
Pemanfaatan sumberdaya alam untuk kegiatan penggunaan zona pemanfaatan, dan pengaruh
wisata alam di kawasan konservasi merupakan bagian pengusahaan .
terintegrasi dari sistem pembangunan Indonesia di
Pada penelitian ini dilakukan wawancara dan
bidang pelestarian sumberdaya alam dan peningkatan
pengisian kuisioner oleh pengunjung, petugas TNUK
taraf kesejahteraan masyarakat .
dan pegawai WWAH serta penilaiannya tentang jumlah
Saat ini pengelolaan wisata alam di TNUK dan penyebaran pengunjung, karakteristik pengunjung,
dilaksanakan oleh Swasta yaitu PT. Wan Wisata Alam motivasi pengunjung, penilaian terhadap pelayanan
Hayati (WWAH) yang telah melakukan kegiatannya pengunjung dan pengaruh yang ditimbulkan akibat
sejak tahun 1989 . Keterlibatan pihak swasta dalam pengusahaan wisata alam .
pengusahaan wisata alam diharapkan dapat mendukung
Wawancara dan penyebaran kuisioner terhadap
peningkatan nilai manfaat TNUK sesuai dengan PP
petugas TNUK dan pegawai W WAH tentang pengaturan
Nomor 18 tahun 1994 tentang Pengusahaan Sarana
obyek wisata dan kegiatan yang dapat memberikan peng-
Prasarana Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman
alaman, pendidikan dan kepuasan pengunjung baik ke-
Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata sehingga
tersediaan maupun pemeliharaannya . Koordinasi dan
dapat lebih mendukung upaya menjaga kelestarian TNUK .
kerjasama adalah berupaya untuk melaksanakan kegiatan
Dengan adanya perubahan pengelolaan tadi ter- dengan menjalin hubungan dan kerja sama antara TNUK
nyata banyak sekali ditemukan penyesuaian yang masih dan W WAH dalam memberikan pelayanan pengunjung,
perlu disempurnakan . Mengingat keterlibatan swasta keamanan pengunjung dan kawasan TNUK. Penggunaan
di TNUK termasuk awal maka akan sangat berguna Zona pemanfaatan yakni penyesuaian pelaksanaan fungsi
untuk pengembangan pengelolaan wisata alam di taman zonasi dalam pengusahaan wisata alam .

' Staf Pengajar Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ketua Tim Pilot Project Pengelolaan habitat Badak Jawa Fakultas
Kehutanan IPB .
2) Anggota Tim Pilot Project Pengelolaan Habitat Badak Jawa Fakultas Kehutanan !PB .
84

Wawancara dengan pegawai WWAH tentang (58,97%), pengunjung mancanegara sebanyak 22,72%
pelaksanaan pengusahaan yakni kegiatan nyata berasal dari Belanda dan Austria (13,62%) . Karak-
pengusahaan pariwisata alam yang terdiri atas sejarah teristik pengunjung mendukung lokasi TNUK termasuk
pengusahaan, jenis usaha, jenis fasilitas, tenaga kerja dalam kategori wisata minat khusus (Special Interest
dan struktur organisasi . . turism), orang-orang yang berkeinginan wisata khusus
seperti melihat badak dan snorkel, yang didukung fisik
Wawancara dengan masyarakat sekitar tentang
dan mental yang baik serta keuangan yang memadai .
keterlibatan masyarakat dalam pengusahan wisata alam .
Motivasi pengunjung datang untuk tujuan rekreasi
Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan (56,25%), ziarah (4,16%) ; berkunjung atas dasar
penilaian serta pengamatan pelaksanaan pengusahaan keinginan sendiri (80,85%), dengan biro (17,02%) ;
wisata di TNUK terhadap aspek-aspek manajemen informasi yang diperoleh tentang TNUK berasal dari
pengelolaan . Dan data-data penilaian dan pengamatan media massa dan teman (40,42%) ; TNUK sebagai
yang diperoleh dilakukan tabulasi dan penggabungan, tempat tujuan utama (47,82%), belum pernah datang
selanjutnya dihitung persentase jawaban yang diberikan ke TNUK (19,14%) ; yang kedua kali (61,11 °/o), KK yang
dan dinyatakan secara deskriptif didasarkan pada sering dikunjungi adalah Pangandaran (24,49%) dan
standar-standar dan kesesuian dengan tujuan Gede Pangrango (16,32%) ; obyek wisata yang menarik
pengelolaan TNUK dan Peraturan Pemerintah tentang pantai (29,12%), suasana dan sejarah (22,23%) ; kegiatan
pengusahaan pariwisata alam di taman nasional (PP 18/ lintas alam paling banyak dilakukan (35,63%),
1994) . pengamatan Satwa (16,09%), berenang (14,94%) dan
snorkel (9,19%) .

HASIL ..DAN PEMBAHASAN Penilaian pengunjung terhadap pelayanan wisata


antara lain aksesibilitas menuju TNUK biasa (55,32%),
sulit (38,29%) ; terhadap pemandangan TNUK
Berdasarkan pengamatan . wawancara dan jawaban
menyatakan menarik (93,61%) ; Pelayanan kantor baik
dari kuisioner yang diberikan baik oleh pengujung,
(70,21%) sedang jelek (8,51%) ; pengunjung yang tidak
petugas TNUK dan pegawai WWAH serta berdasarkan
tinjauan terhadap pustaka/dokumen dapat diberikan tahu TNUK sebagai KK (6,39%) ; tidak tahu PP yang
berlaku (21,28%) ; bahasa yang dimiliki dan digunakan
gambaran dari pelaksanaan pengusahaan yang
pegawai baik (48,94%), dan jelek (17,02%) ;
bandingkan dan disesuaikan dengan tujuan pengelolaan
TNUK dan PP 18/1994 tentang pengusahaan pariwisata pengetahuan petugas baik (59,58%), jelek (12,77%),
alam. informasi sulit didapat (19,15%), tidak sulit (72,34%) ;
harga yang dikenakan dalam wisata mahal (65,59%),
Dalam manajemen pengunjung, dari catatan biasa (29,78%) ; tetapi dari tingkat kepuasan berkunjung
jumlah pengunjung yang ada di TNUK dan WWAH sebanyak 40,42% menyatakan puas, sedang tidak puas
terdapat perbedaaan . Pada tahun 1995 data yang ada di (10,64%) .
WWAH lebih banyak dan TNUK . Jumlah pengunjung
sejak keterlibatan WWAH mengalami penurunan rerata WWAH kurang terlibat dalam pemeliharaan Obyek
-2,90%, sementara pengunjung yang menggunakan wisata secara umum terutama yang berkaitan dengan
sarana dan prasarana W WAH mengalami pertambahan pengelolaan badak jawa . Selama ini belum ada pro-
rerata +88,60% . Pengunjung TNUK setiap bulannya gram yang dikembangkan atau mendukung kegiatan-
mengalami fluktuasi, pada bulan April, Juli, Agustus kegiatan penelitian dan pengelolaan badak jawa .
1995 terjadi pelonjakan pengunjung karena cuaca yang Kegiatan yang diharapkan berupaya bukan hanya untuk
baik dan musim libur sekolah . Bulan lain terutama menarik pengunjung datang tetapi juga menarik
November- Pebruari jumlah pengunjung mengalami pengunjung untuk tahu fungsi dan kondisi keberadaan
penurunan ini disebabkan oleh pengaruh musim Angin badak jawa di TNUK . Diharapkan pengusaha dapat me-
Barat dimana gelombang dan hujan begitu besar narik pengunjung untuk membantu kegiatan pengelo-
terkecuali pada saat Natal dan Tahun Baru . laan badak jawa dengan cara memberi sumbangan untuk
pengelolaan badak jawa . Karena badak sudah sulit dite-
Penyebaran pengunjung di tiga lokasi usaha juga mukan apalagi dilihat secara bebas oleh pengunjung
berbeda-beda yang terbanyak adalah di Pulau Peucang kegiatan yang diharapkan adalah kegiatan yang dapat
(72,58%) . Sedang karakteristik pengunjung 63,82% memberikan kepuasan dan informasi yang benar tentang
laki-laki ; dengan kelompok umur 21-25 Th (36,17%) ; badak di TNUK . Sehingga diharapkan tujuan dari meng-
pendidikan perguruan tinggi (54,34%) : pekerjaan adakan pengusahaan wisata di TNUK dapat mendukung
sebagai pelajar/mahasiswa (31 .91%) dan pengusaha kegiatan pengelolaan TNUK sendiri terutama pada
(29,78%) ; tempat tinggal terbanyak berasal dari Jakarta badaknya . Kegiatan yang bisa dilakukan inisalnya
Media Konservasi Edisi Khusus, 1997 85

pemutaran film atau slide show, kegiatan bina cinta alam fasilitas pengamanan pengunjung, WWAH hanya
dan interpretasi. . Beberapa hal yang menjadi gambaran memiliki alat pelampung, dan tidak memiliki klinik PPPK,
kurangnya kepedulian pengusaha dalam pemeliharaan dan bila ada masalah untuk keselamatan pengunjung
obyek secara sederhana dapat dilihat dari dampak wisata WWAH biasanya melimpahkan kepada pihak TNUK.
terhadap lingkungan . Sebanyak 22 pendapat menyata- Hubungan dengan pihak TNUK terjadi pada aspek
kan banyak sampah di pantai, 28 pendapat di sekitar manajemen pengunjung, manajemen zonasi, dan
akomodasi dan jalur : tidak adanya tempat sampah di pemanduan . Ketidakterlibatan terjadi pada pemeliharaan
taman-taman, dekat pantai dan dekat obyek wisata . obyek, keamanan wilayah, ijin dan asuransi, serta
Belum ada kegiatan kebersihan terprogram, dan pendidikan sementara kegiatan pemataran dilakukan
dibersihkan kalau ada tamu saja . Terjadi perubahan peri- oleh masing-masing pihak . Pada ketidakterlibatan sering
laku satwa terutama di P Peucang dan obyek-obyek dekat terjadi masalah yang menyebabkan adanya kecemburuan
P. Peucang misal perubahan perilaku banteng di padang sosial . Dalam keterlibatan pun konflik bisa terjadi
pengembalaan, dan perilaku kera yang mengganggu karena ketidak konsistenan dalam pelaksanaan .
pengunjung dan penghuni di P Peucang, terganggunya
Zonasi yang diberikan WWAH adalah 7 ha, sedang
terumbu karang di sekitar darmaga, suara-suara burung
bangunan dan prasarana luasnya 2 .458 m 2 masih sesuai
sudah terkalahkan dengan suara jenset. Dan sampai saat
dengan SK Menhut NO . l67/Kpts-II/ 1994. Penilaian tata
ini belum ada kegiatan AMDAL yang dilakukan oleh
WWAH sebagai salah satu syarat pengusahaan (SK letak fasilitas biasa (48,93%), jelek (21,27%) . Lokasi
Menhut NO . 687/Kpts-II/1989) . fasilitas berada di zona pemanfaatan intensif TNUK,
dengan tata letak bangunan di Pulau Peucang untuk
Struktur organisasi pengusahaan pariwisata alam kenvamanan pengunjung, sirkulasi yang terjadi
menggambarkan bahwa pihak TNUK saat ini ber- menyebabkan pusat informasi kurang dikunjungi oleh
kedudukan sebagai pengawas pelaksanaan pengusahaan . pengunjung . Saat ini ada rencana pendirian 9 bungalow
WWAH melakukan pertanggungjawaban langsung ke di P Peucang . Pembangunan ini seharusnya melihat dari
Departemen Kehutanan cq . Direktorat PHPA . W WAH keinginan dan kepuasan pengunjung, serta daya dukung
belum pernah membuat laporan usaha yang seharusnya yang ada .
dilakukan satu tahun atau berkala (PP No . 18/1994 pasal
10 bagian f) . Beberapa kedudukan struktural perusahaan Dari sarana dan prasarana yang ada kehadiran
W WAH membantu dalam perawatan terutama sarana
adalah manajer TNUK, kepala Unit P. Peucang dan
dan prasarana yang menghasilkan pendapatan .
Labuan, kepala subunit Tamanjaya dan P. Handeuleum .
Kedudukan fungsional antara lain kepala restoran dan Beberapa sarana dan prasarana yang kurang baik
toserba, bagian penerima tamu, kebersihan, restoran, kondisinya menurut pendapat pengunjung adalah
mesin, transportasi, logistik dan gudang . Kebanyakan transportasi (20,22%), kamar kecil (17,97%), menara
pegawai berpendidikan SLTA (50%), 5% Akd dan 2,5% pengamatan dan tempat berteduh (13,48%), papan
sarjana. Pegawai melakukan tugas sesuai dengan yang petunjuk dan brosur (7,86%), restoran dan pusat
diprogramkan pimpinannya. Pemasaran TNUK dilakukan informasi (6,47%) . Fasilitas yang perlu ditambah adalah
oleh masing-masing pihak, WWAH melakukan kerjasama tempat sampah (16,29%), transportasi (11,11%),
dengan biro-biro perjalanan untuk mempromosikan akomodasi (9,62%), papan petunjuk (8,89%), menara
TNUK, dengan standar biaya yang digunakan adalah pengamatan (6,67%), restoran (5,92%), tempatberteduh
Dollar Amerika . Jenis usaha yang dijalankan adalah , areal berkemah , pusat informasi (4,44%) dan alat
akomodasi, restoran, transportasi, paket wisata, tambat komunikasi, buku panduan, pernandu (3,78%) .
kapal, laundry, dan sarana wisata tirta . Pihak TNUK Fasilitas-fasilitas tersebut diinginkan pengunjung untuk
kadang mengkoordinir kegiatan kunjungan dengan memenuhi kepuasan dan kenyamanan pengunjung dan
memberikan harga khusus untuk pelajar dan peneliti untuk disesuaikan dengan kemampuan pengunjung untuk
mengurangi biaya dan biasanya tidak menggunakan membayar, dan dibangun dengan standar yang sudah
ditetapkan dalam SK Menhut No . 167/Kpts-I111994 .
sarana W WAH. Keamanan wilayah merupakan kegiatan
terpenting dalam pengelolaan TNUK . Kehadiran WWAH Pada pasal 10 bagian e pengusaha wisata alam hams
sedikit banyak mempengaruhi keamanan terutama melibatkan masyarakat sekitar, diharapkan dapat
keamanan akibat adanya pengunjung . Dalam peng- mendorong dan meningkatkan taraf kesejahteraan
usahaan harus turut menjaga fungsi dan kelestarian masyarakat sekitar, sehingga dapat mengurangi tekanan
kawasan menjadi bagian usaha wisata alam . Keamanan terhadap sumberdaya TNUK . Potensi-potensi masya-
disini adalah keamanan dari fasilitas yang digu nakan rakat sudah tergali sejak adanya kegiatan wisata di TNUK
78,72% menyatakan aman; keamanan dari manusia 81,08% sebelum adanva WWAH. Keterlibatan masyarakat secara
aman ; keamanan dan kegiatan wisata 78,72% aman . tidak langsung dalam pengusahaan wisata dengan melibatkan
aman dan buruk (10,64%) . Keamanan juga didukung oleh mereka sebagai pegawai, sebanyak 22,50% berasal dari
86

masyarakat sekitar kawasan TNUK, hal ini sedikit sekali Juga perannya dalam meningkatkan kesejahteraan
prosentasenya jika dibanding dengan yang berasal dari masyarakat sekitar yang masih kurang, dikhawatirkan akan
luar kawasan TNUK . Potensi masyarakat yang lain adalah menyebabkan berkurang juga dukungan masyarakat
Porter dan atau pemandu dengan pendapatan rerata antara terhadap pelestarian TNUK . Hal yang lebih dikhawatirkan
Rp 300 .000 - Rp 400 .000 pertahun, tukang ojeg dan bus adalah justru akan menyebabkan tujuan utama
tetapi menurut Margaret (1993) hanya 18,47% pengelolaan TNUK dalam pelestarian badak akan
pengunjung menggunakan jasa ini, kapal nelayan terganggu . Saran yang hares dilakukan oleh WWAH
sebanyak 12,31% pengunjung menggunakan jasa ini, dan TNUK adalah evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan
penginapan (Homestay) rata-rata sebulan 4 kali dan dan perbaikan serta penyesuaian dengan PP 18/1994 .
disetorkan ke koperasi masyarakat, waning penjaja bahan
makanan untuk pengunjung namun hanya 4-5 warung
saja yang sering digunakan untuk memenuhi kebutuhan DAFTAR PUSTAKA
pengunjung, dan umumnya dijadikan sebagai pendapatan
tambahan. Potensi masyarakat tersebut belum terorganisir DIRJENPHPA . 1994 . KumpulanPerundang-undangan
dan dikelola dengan baik, sementara potensi tekanan Bidang Pengusahaan Wisata Alam. Diijen PUPA
masyarakat terhadap TNUK cukup tinggi, disebabkan departemen Kehutanan . Bogor.
berkurangnya areal pertanian dan semakin padatnya
MARGARET. 1993. Survey Visitor in Ujung Kulon
penduduk di sekitar kawasan TNUK .
National Park . Kerjasama Pemerintah Indonesia
dan Selandia Baru . Taman Nasional Ujung Kulon .
KESIMPULAN DAN SARAN Labuan .
MULYADI, K 1997. Evaluasi Pengusahaan Wisata Alam
Dalam pelaksanaan pengusahaan, WWAH masih
Oleh PT Wana Wisata Alam Hayati di Taman
banyak penyesuaian yang harus dilakukan. Selain itu
Nasional Ujung Kulon . Fakultas Kehutanan IPB .
pemenuhan semua syaratpengusahaan sesuai PP 18/1994 .
Bogor.
Kurang konsistennya dalam kedua hal tadi menyebabkan
adanya kecenderungan semerawutnya kegiatan tersebut TAMAN NASIONAL UJUNG KULON. 1995 . Rencana
yang dikhawatirkan akan menyebabkan adanya Pengelolaan Taman Nasional Ujung Kulon .
kecemburuan sosial antara petugas TNUK dan WWAH . Kantor Taman Nasional Ujung Kulon . Labuan .

You might also like