You are on page 1of 12

KATA PENGANTAR Tiada yang lebih patut menjadi tempat memanjatkan puji syukur selain Tuhan Yang Maha

Esa atas terselesaikannya makalah Bakteriologi ini. Pembuatan makalah ini dapat terlaksana terutama berkat anugerah yang dilimpahkan kepada kami dalam bentuk kesehatan, kelonggaran, dan kemampuan. Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Pandai lagi Maha Pemurah atas segala nikmat yang diberikan-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan jadwal dan rencana. Seabagai sarana pembelajaran dalam dunia pendidikan, makalah ini pun kami upayakan untuk sejajar dengan perkembangan pendidikan. Adapun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi turut kami jadikan pertimbangan dalam meningkatkan bobot makalah ini. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan, karena penulis masih dalam pembelajaran yang tidak lepas dari kesalahan dan kekhilafan. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya. Amin . Surabaya, 1 Maret 2014

Penulis

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.......................................................................................i DAFTAR ISI....................................................................................................ii BAB I

1.1 Latar belakang............................................................................... 1.2 Perumusan masalah................................................................... 1.3 Tujuan penelitian............................................................................. 1.3.1 Tujuan Umum.............................................................. 1.3.2 Tujuan Khusus.................................................................. 1.4 Manfaat penelitian......................................................................
BAB II

2.1 Pengertian Usap Rectal................................................. BAB III 3.1 Cara Pengambilan Spesimen.................................................... 3.2 Pembacaan Hasil Specimen.................................... BAB IV 4.1Kesimpulan.. 4.2Saran. DAFTAR PUSTAKA............................................................................

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Infeksi saluran pencernaan sering ditemukan pada praktik dokter sehari-hari. Infeksi saluran pencernaan biasa ditandai dengan diare disertai nyeri perut ataupun muntah. Untuk mendukung pemeriksaan yang spesifik, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang

bakteriologi/mikrobiologi. Pemeriksaan mikrobiologi dimulai saat pengambilan spesimen. Pemeriksaan

mikrobiologi dapat diperiksa melalui mikroskopik, kultur, mendeteksi antigen dan antibodi, deteksi asam nukleat. Pemeriksaan mikrobiologi didasari pengambilan spesimen yang baik akan mendapat kualitas spesimen yang baik. Pemeriksaan mikrobiologi dengan kualitas yang baik maka mendapatkan hasil yang akurat. Pemeriksaan mikrobiologi yang tidak tepat dapat menyebabkan mikroorganisme tidak tepat dan jika ada hasil bukan hasil mikroorganisme yang menjadi penyebab infeksi tersebut atau kata lain terkontaminasi. Dalam pemeriksaan mikrobiologi harus memperhatikan cara yang tepat dari pengambilan spesimen dan memperhatikan sifat-sifat atau dasar-dasar mikrorganisme penyebab infeksi tersebut. Prinsip pengambilan spesimen pada pemeriksaan mikrobiologi harus

mengutamakan keselamatan dan keamanan petugas medis rumah sakit atau laboratorium, selain itu harus memperhatikan kenyamanan dan keamanan pasien, jumlah mikrorganisme hidup pada saat kultur, hindari kontaminasi dari flora normal dan lingkungan, komunikasi yang baik antara dokter dan petugas laboratorium. Pengambilan spesimen mikrobiologi terdapat beberapa cara menurut diagnosis awal penyakitnya salah satunya adalah usap rectal. Usap rectal merupakan pengambilan spesimen yang dilakukan dengan mengusap bagian dalam rectal atau rectum.

1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara yang baik untuk mengambil spesimen yang baik untuk spesimen rectal swab? 2. Apa saja kuman mikroorganisme yang dapat ditemukan di spesimen usap rectal?

1.3 Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui cara yang baik untuk mengambil spesimen yang baik untuk spesimen rectal swab2 2. Tujuan Khusus Untuk mengetahui kuman mikroorganisme yang hidup di spesimen usap rectal

1.4 Manfaat 1. Mengetahui cara pengambilan spesimen usap rectal yang baik dan benar 2. Mengetahui kuman mikroorganisme yang dapat ditemukan pada spesimen usap rectal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Infeksi Pencernaan Infeksi pencernaan adalah infeksi yang lebih umum yang terjadi di seluruh dunia yang menyebabkan morbiditas dan mortilitas. Sebagian besar disebabkan oleh virus dan sebagian lagi disebabkan oleh bakteri atau organisme lain. Pada negara berkembang dan maju, gastroenteritis akut meliputi diare adalah penyebab utama mortilitas pada bayi dan anak kecil umur >5 tahun.

1. Dalam praktik klinis, sangat perlu untuk dapat membedakan diare yang disebabkan inflamasi atau non inflamasi. Diare inflamasi dapat diketahui dari keadaan spesimen feses yang diperiksa. Feses yang terlihat biasanya mengandung darah dan pus. Diare ini disebabkan karena peradangan di lapisan dalam mukosa usus halus dan usus besar. Akibatnya, volume cairan di rongga usus meningkat dan terjadilah diare. Kemungkinan kuman penyebab diare adalah Shigella sp, Salmonella sp, Campylobacter sp, Escherchia sp, Clostridium sp, Yersinia sp, Vibrio cholera, dan Staphylococcus sp.

2.2 Pengertian Rectal Swab Rectal swab adalah salah satu dari cara pengambilan spesimen untuk saluran cerna. Rektal swab merupakan apusan yang dilakukan pada daerah rectum + 2-3 cm diatas lubang anus. Kuman-kuman pathogen penyebab gastroenteritis dapat diisolasi dari

swab rectum.

Kuman-kuman yang ditemukan dari swab rectum juga terdapat pada

saluran pencernaan. Pengambilan usap rectal adalah dengan cara memasukkan lidi kapas steril sepanjang 1 inchi/ 2,5 cm ke dalam sfingter anus. Secara hati-hati, putar lidi kapas pada kripte anus searah jarum jam dan putar balik lidi kapas, pada bayi dengan cara konstipasi. Bila tidak langsung ditanam, masukkan ke dalam media transport CareyBlair.

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Cara Pengambilan 3.1.1 Alat dan Bahan 1. Pinset 2. Incubator 3. lampu busen 4. jarum ose 5. kertas label 6. lidi kapas 7. objek glas 8. spesimen usap rectal 9. TCBS agar 10. SS agar 11. Mac Coli agar 12. selenite broth 13. alkali pepton 1% 3.2 Cara Kerja 1. Pengambilan Spesimen Orang yang hendak diambil swabnya diminta bersimpuh dan menungging di atas tempat tidur. Tangan kiri petugas pengambil swab membuka lubang anus dan tangan kanan memasukan lidi kapas seteril ke dalam lubang anus dengan cara memutar memasukkan lidi kapas steril sepanjang 1 inchi/ 2,5 cm ke dalam sfingter anus atau sampai kurang lebih 2-3 cm ke dalam lubang anus. Secara hati-hati, putar lidi kapas pada kripte anus searah jarum jam dan putar balik lidi kapas.

Setelah itu lidi kapas ditarik ke luar dengan sambil tetap diputar. Selanjutnya lidi kapas tadi dimasukkan dalam media carry and blir sampai terbenam ke dalam media. Apabila lidi/ tangkainya terlalu panjang, kita potong sehingga botol bisa ditutup dengan rapat. Setelah diberi label, specimen kita bawa ke laboratorium untuk diperiksa.

3.3 Cara Pemeriksaan 1. Siapkan media-media TCBS agar, SS agar, Mac Coli agar, selenite broth dan alkali pepton 1% dengan diberi label sesuai dengan label pada sampel yang akan diperiksa. 2. Sampel (lidi kapas) pada media carry dan blair diambil dengan pinset secara asepptik dan dioleskan pada TCBS agar, SS agar, Mac coli agar, dan lidi kapas juga dikocok-kocok pada selenite broth dan alkali pepton 1% broth. 3. Ambil ose, panaskan sampai membara kemudian dinginkan dengan cara menempelkan pada media, setelah itu buat goresan pada masing-masing media tadi 4. Semua media yang telah digores tadi bersma-sama dengan alkali pepton broth 1% dan selenite broth, diinkubasi pada suhu 35-37 C selma 18-24 jam.

3.4 Pembacaan Hasil

2. Vibrio cholera a. Koloni yang berwarna kuning pada media TCBS agar, yang dicurigai sebagai kuman vibrio colera diuji dengan antesera polyvalen vibrio, apabila hasilnya positif yang ditandai dengan terjadinya aglutinasi, test diulanjutkan dengan biokimii dan selnjutnya dikomfirmasi dengan uji antiera ogawa dan bila perlu dengan uji gula-gula.

b. Apabila koloni pada media TCBS menunjang untuk Vibrio colera namun tidak terjadi aglutinasi pada test biokimia, konfirmasikan dengan uji antisera polivalent . Kalau uji biokimia positif untuk Vibrio colera, uji lgi dengan Nacl 3%, kalau tidak terjadi aglutinasi, diharapkan Vibrio colera non aglutinasi (NAG, Vibrio corela) 2. Salmonella sp a. Koloni tersangka pada media SS agar yaitu koloni putih trnasparan, diuji biokimia (TSI, SIM, Simon sitrat) apabila terjdi aglutinasi pada salah satu tersebut. Pengujian dkonfirmasikan dengan antesera Salmonella typhi A,B,dan C dan bila perlu diuji dengan gula-gula. Sehinga diperoleh hasil yang betul-betul akurat. b. Apabila koloni pada media SS agar tersebut diuji dengan semua antisera tidak menghasilkan hasil positif, kalu laporkan hasil negatif. 3. Shigella sp a. Koloni yang berwarna putih kemerahan dengan titik merah tua pada media SS agar, dicurigai sebagai koloni Shigella sp. Selanjutnya diuji dengan biokimia. Apabila salah satu dari tersebut menunjukkan aglutinasi positif, untuk konformasi lakukan pengujian dengan antisera Shigella dysentriae, Shigella flexneri, Shigella boydii, dan Shigella sonni dan gula-gula b. Apabila koloni yang dicurigai pada media SS agar setelah dilakukan pengujian dengan antisera hasilnya negatif, hasil bisa langsung dikeluarkan. 4. Escherchia sp a. Koloni berwarna merah bata pada media Mc C agar. Bentuk koloni datat b. Lakukan pengujian biokimia dan uji aglutinasi antisera E coli pathogen 1-5 & 6- 11 5. Staphylococcus sp 6. Campylobacter sp

BAB VI PENUTUP 4.1 Kesimpulan Infeksi yang menyerang saluran pencernaan hampir selalui dijumpai dalam praktik dokter sehari-hari. Infeksi ini ditandai dengan timbulnya diare yang kadang disertai nyeri perut atau muntah. Pemeriksaan penunjang laboratorium yang dapat dilakukan untuk pemeriksaan infeksi pencernaan dapat dilakukan dengan pengambilan spesimen cara rectal swab (usap rektum). Kuma atau bakteri mikroorganisme yang dapat ditemukan dalam spesimen rectal swab antara lain adalah Shigella sp, Salmonella sp, Campylobacter sp, Escherchia sp, Clostridium sp, Yersinia sp, dan Staphylococcus sp.

DAFTAR PUSTAKA

http://pandyeffendy.blogspot.com/2013/10/penatalaksanaan-specimen.html rabu 23 oktober 2013 Penatalaksanaan Spesimen


http://childroaddotnet.wordpress.com/2012/02/04/pemeriksaan-rektal-swab/ February 4 2012 PEMERIKSAAN REKTAL SWAB

Irma Tristanti (http://jazztriiz.blogspot.com/)

You might also like