You are on page 1of 2

BAB II

Untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di masyarakat atau mencegah berkembangnya masalah tersebut, maka dapat dilaksanakan berbagai program. Namun, sebelum merencanakan sebuah program, harus didahului dengan diagnosis agar dapat diketahui situasi masyarakat secara riil dan akar masalahnya sehingga program menjadi tepat sasaran dan efektif. Adapun tahapan diagnosis menurut teori PRECEDE yang kami terapkan pada Posyandu Mawar II adalah sebagai berikut: 2.1 Diagnosis Sosial Diagnosis sosial adalah proses menetukan persepsi masyarakat terhadapkebutuhannya dan aspirasi masyarakat untuk meningkatkan kualitashidupnya,m elalui partisipasi dan penerapan berbagai informasi yang didesain sebelumnya. Dalam diagnosis sosial pada Posyandu Mawar II, kami melakukan wawancara mendalam dengan kader posyandu dan mengobservasi lokasi posyandu tersebut. Pendekatan diagnosis ini kami lakukan dengan pendekatan subjective assessment melalui wawancara tersebut dan objective assessment, yaitu dengan melihat data sekunder. Berdasarkan pendekatan dan strategi mengidentifikasi masalah sosial pada Posyandu Mawar II Mulyorejo, Surabaya, informasi yang didapat adalah sebagai berikut: a. Wilayah Kerja Posyandu Posyandu Mawar II berada di bawah bimbingan Puskesmas Mulyorejo. Adapun wilayah kerja posyandu ini melingkupi RT 1, 2, dan 6 RW 3 Kelurahan Mulyorejo, Kecamatan Mulyorejo, Surabaya. Tempat kegiatan posyandu tersebut terpusat di rumah salah satu kader, yaitu Ibu Erna di Jl. Mulyorejo Tengah no. 45 Surabaya. b. Sasaran Program dan Program yang Dimiliki Posyandu Sama seperti posyandu yang lain, Posyandu Mawar II memiliki berbagai program untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya, terutama bagi balita, ibu hamil, dan pasangan subur. Saat ini, Posyandu Mawar II memiliki peserta 154 balita dan 3 ibu hamil. Akan tetapi, pada pelaksanaannya, seringkali peserta banyak yang tidak hadir karena berbagai alasan, misalnya: balita sedang tidur, ibu dan balitanya malas, atau sedang pulang kampung. Perlu diketahui bahwa warga di wilayah kerja

Posyandu Mawar II banyak yang bukan penduduk tetap, melainkan musiman. Oleh karena itu, jumlah peserta seringkali berubah karena adanya migrasi penduduk. Posyandu Mawar II menangani pemeriksaan dan penimbangan balita dan ibu hamil, pemantauan perkembangan balita dan ibu hamil, imunisasi, pemberian makanan tambahan bagi balita dan ibu hamil, pemberian kapsul Fe bagi ibu hamil, pelayanan KB, serta berbagai penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat. Khusus kegiatan penyuluhan, biasanya dilakukan atas kerjasama dengan kecamatan maupun lembaga lain. c. Status Ekonomi Peserta Posyandu Status ekonomi peserta posyandu dapat diketahui dari pekerjaan mereka. Menurut hasil wawancara kami, masyarakat di wilayah kerja Posyandu Mawar II sebagian bekerja sebagai buruh, begitu pula dengan ibu-ibunya. Oleh karena itu, pengasuhan anak di wilayah tersebut banyak yang tidak sepenuhnya ditangani oleh ibunya sendiri. Selain itu, dari observasi kami, masyarakat daerah tersebut juga banyak yang membuka usaha di bidang makanan, toko, maupun jasa. Hal ini juga dipengaruhi lokasi wilayah yang dekat dengan kampus. Intinya, sebagian besar masyarakatnya bekerja, baik laki-laki maupun perempuan. d. Kondisi Fisik Posyandu Tempat yang dijadikan sebagai posyandu sudah memadai baik dari segi luas tempat, kondisi bangunan, maupun lingkungannya. Posyandu Mawar II mampu menampung seluruh peserta yang memeriksakan diri. Bangunan dan kebersihan tempat juga tidak bermasalah dan cukup terawatt sehingga peserta posyandu merasa nyaman. Khusus untuk kegiatan yang lebih besar, seperti imunisasi yang tidak selalu dilaksanakan setiap bulan, kader menyewakan tenda karena seluruh peserta datang dan mengantisipasi antrian.

You might also like