You are on page 1of 15

Pemeriksaan hematokrit merupakan salah satu pemeriksaan darah khusus yang sering dikerjakan dilaboratorium berguna untuk membantu

diagnosa berbagai penyakit diantaranya Demam Berdarah Dengue (DBD), anemia, polisitemia. Penetapan nilai hematokrit dapat dilakukan dengan cara makro dan mikro. Pada cara makro digunakan tabung wintrobe, sedangkan pada cara mikro digunakan pipet kapiler (Wirawan, dkk, 1996). Metode pemeriksaan secara mikro berprinsip pada darah yang dengan antikoagulan dicentrifugedalam jangka waktu dan kecepatan tertentu, sehingga sel darah dan plasmanya terpisah dalam keadaan mapat. Prosentase volum kepadatan sel darah merah terhadap volume darah semula dicatat sebagai hasil pemeriksaan hematokrit (Gandasoebrata, 2008). Untuk pemeriksaan-pemeriksaan hematologi dan pemeriksaan lain yang menggunakan darah sebagai bahan pemeriksaan, pengambilan darah penderita (sampling) merupakan awal pemeriksaan yang harus dikerjakan dengan benar karena akan sangat menentukan hasil pemeriksaan (Purwanto, 1996). Pemeriksaan hematokrit dapat diukur dengan menggunakan darah vena atau darah kapiler (Gandasoebrata, 2008). Darah kapiler digunakan bila jumlah darah yang dibutuhkan hanya sedikit, sedangkan bila jumlah darah yang dibutuhkan lebih dari 0,5 ml lebih baik menggunakan darah vena (Kiswari dan Agung, 2005). Hematokrit atau volume eritrosit yang dimampatkan (packed cell volume, PCV) adalah persentase volume eritrosit dalam darah yang dimampatkan dengan cara diputar pada kecepatan tertentu dan dalam waktu tertentu. Tujuan dilakukannya uji ini adalah untuk mengetahui konsentrasi eritrosit dalam darah. Berdasarkan reprodusibilitas dan sederhananya, pemeriksaan ini paling dapat dipercaya di antara pemeriksaan yang lainnya, yaitu kadar hemoglobin dan hitung eritrosit. Dapat dipergunakan sebagai tes penyaring sederhana terhadap anemia. Lokasi pengambilan darah kapiler pada orang dewasa dipakai ujung jari atau cuping telinga sedangkan lokasi pengambilan darah vena pada orang dewasa pada dasarnya semua vena superfisial dapat dipakai namun yang sering digunakan ialah vena mediana cibiti karena mempunyai fiksasi yang lebih sehingga memudahkan pada saat sampling (Gandasoebrata, 2008). Hematokrit atau volume eritrosit yang dimampatkan (packed cell volume, PCV) adalah persentase volume eritrosit dalam darah yang dimampatkan dengan cara diputar pada kecepatan tertentu dan dalam waktu tertentu. Tujuan dilakukannya uji ini adalah untuk mengetahui konsentrasi eritrosit dalam darah. Berdasarkan reprodusibilitas dan sederhananya, pemeriksaan ini paling dapat dipercaya di antara pemeriksaan yang lainnya, yaitu kadar hemoglobin dan hitung eritrosit. Dapat dipergunakan sebagai tes penyaring sederhana terhadap anemia. Nilai hematokrit atau PCV dapat ditetapkan secara automatik menggunakan hematology analyzeratau secara manual. Metode pengukuran hematokrit secara manual dikenal ada 2, yaitu : 1. Metode makrohematokrit

Pada metode makro, sebanyak 1 ml sampel darah (darah EDTA atau heparin) dimasukkan dalam tabung Wintrobe yang berukuran panjang 110 mm dengan diameter 2.5-3.0 mm dan berskala 0-10

mm. Tabung kemudian disentrifus selama 30 menit dengan kecepatan 3.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit adalah nilai hematokrit yang dinyatakan dalam %. 2. Metode mikrohematokrit

Pada metode mikro, sampel darah (darah kapiler, darah EDTA, darah heparin atau darah amoniumkalium-oksalat) dimasukkan dalam tabung kapiler yang mempunyai ukuran panjang 75 mm dengan diameter 1 mm. Tabung kapiler yang digunakan ada 2 macam, yaitu yang berisi heparin (bertanda merah) untuk sampel darah kapiler (langsung), dan yang tanpa antikoagulan (bertanda biru) untuk darah EDTA/heparin/amonium-kalium-oksalat. Prosedur pemeriksaannya adalah : sampel darah dimasukkan ke dalam tabung kapiler sampai 2/3 volume tabung. Salah satu ujung tabung ditutup dengan dempul (clay) lalu disentrifus selama 5 menit dengan kecepatan 15.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit diukur dengan alat pembaca hematokrit, nilainya dinyatakan dalam %. Metode mikrohematokrit lebih banyak digunakan karena selain waktunya cukup singkat, sampel darah yang dibutuhkan juga sedikit dan dapat dipergunakan untuk sampel tanpa antikoagulan yang dapat diperoleh secara langsung. Pada sampling darah vena pemakaian ikatan pembendung yang terlalu lama atau kuat dapat mengakibatkan hemokonsentrasi. Hemolisis juga dapat terjadi jika spuit dan jarum yang digunakan basah atau tidak melepaskan jarum spuit terlebih dahulu ketika memasukkan darah ke dalam botol sampel (Gandasoebrata, 2008). Sampling darah kapiler lebih mudah dibanding dengan sampling yang lain. Namun tempat penusukan harus baik, aliran darah lancar dan tidak boleh ada perdangan. Ujung jari yang ditekan-tekan dapat menyebabkan tercampurnya darah kapiler dengan cairan jaringan (Purwanto, 1996).

Darah kapiler dan darah vena mempunyai susunan darah berbeda. Packed Cell Volume (PCV)atau hematokrit, hitung jumlah sel darah merah, hemoglobin pada darah kapiler sedikit lebih rendah dari pada darah vena (Purwanto, 1996). Total lekosit dan jumlah netrofil lebih tinggi darah kapiler sekitar 8%, jumlah monosit sekitar 12%, sebaliknya jumlah trombosit lebih tinggi darah vena dibanding darah kapiler. Perbedaan sekitar 9% atau 32 % pada keadaan tertentu. Terjadinya ini mungkin berkaitan dengan adhesi trombosit pada tempat kebocoran kulit (Dacie and Lewis, 2002).

Alat Dan Bahan : 1. 2. 3. 4. 5. Tabung Wintrob berskal 0-10 Alat pusing biasa (centrifuge) Pipet berujung panjang (pipet Pasteur) Antikoagulan : Na sitrat 3,8 % Alat untuk mengambil darah

Prosedur Kerja 1. Dengan menggunakan pipet Pasteur isi tabung Wintrob dengan darah yang telah dicampur dengan antikoagulan sampai tinggi darah dalam tabung 3,2 2. 3. 4. Kemudian diisi dengan akuades sama banyak 3,2 Lakukan pada tabung lain sebanyak 3 tabung Pusingkan dengan centrifuge pada kecepatan 3000 rpm selama 5 menit

Hasil Pengamatan 1. 2. 3. 4. Tinggi darah dalam tabung : 3,2 Akuades yang diisi : 3,2 Di centrifugasi selama 5 menit Endapan = 0,5/3,2 X 100% = 15.625%

Pembahasan Hematokrit adalah persentase volume seluruh SDM yang ada dalam darah yang diambil dalam volume tertentu. Untuk tujuan ini, darah diambil dengan semprit dalam suatu volume yang telah ditetapkan dan dipindahkan kedalam suatu tabung khusus berskala hematokrit. Untuk pengukuran

hematokrit ini darah tidak boleh dibiarkan menggumpal sehingga harus diberi anti koagulan. Setelah tabung tersebut dipusingkan / sentripus dengan kecepatan dan waktu tertentu, maka SDM akan mengendap. Dari skala Hematokrit yang tertulis di dinding tabung dapat dibaca berapa besar bagian volume darah seluruhnya. Nilai hematokrit yang disepakati normal pada laki laki dewasa sehat ialah 45% sedangkan untuk wanita dewasa adalah 41%. Darah dengan antikogulan isotonic dalam tabung dipusing selama 30 menit dengan kecepatan 3000 rpm sehingga eritrosit dipadatkan kecepatan 3000 rpm sehingga eritrosit dipadatkan membuat kolom dibagian bawah dan tabung tingginya kolom mencerminkan nilai hematokrit. Intinya Darah dicentrifuge supaya eritrosit mengendap. Prinsip pemeriksaan hematokrit cara manual yaitu darah yang mengandung antikoagulan disentrifuse dan total sel darah merah dapat dinyatakan sebagai persen atau pecahan desimal. Penetapan nilai hematokrit cara manual dapat dilakukan dengan metode makrohematokrit atau metode mikrohetokrit. Pada cara makrohematokrit digunakan tabung Wintrobe yang mempunyai diameter dalam 2,5 3 mm,panjang 110 mm dengan skala interval 1 mm sepanjang 100 mm dan volumenya ialah 1 ml. pada cara mikrohematokrit digunakan tabung kapiler yang panjangnya 75 mm dan diameter dalam 1 mm, tabung ini ada dua jenis, ada yang dilapisi antikoagulan Na2EDTA atau heparin dibagian dalamnya dan ada yang tanpa koagulan. Tabung kapiler dengan anti koagulan dipakai bila menggunakan darah tanpa anti koagulan seperti darah kapiler, sedangkan tabung kapiler dengan antikoagulan dipakai bila menggunakan darah dengan anti koagulan seperti darah vena. Metode mikrohematokrit mempunyai keunggulan lebih cepat dan sederhana. Metode mikrohematokrit proporsi plasma dan eritrosit (nilai hematokrit) dengan alat pembaca skala hematokrit. Metode pemeriksaan secara mikro berprinsip pada darah yang dengan antikoagulan dicentrifugedalam jangka waktu dan kecepatan tertentu, sehingga sel darah dan plasmanya terpisah dalam keadaan mapat. Prosentase volum kepadatan sel darah merah terhadap volume darah semula dicatat sebagai hasil pemeriksaan hematokrit. Pertama-tama, tabung Wintrobe diisi dengan darah antikoagulan. Kemudian masukkan tabung tersebut ke dalam sentrifuge (pemusing) yang cukup besar, pusinglah selama 5 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Bacalah hasilnya dengan memperhatikan :

Warna plasma di atas : warna kuning itu dapat dibandingkan dengan larutan kaliumbicarbonat dan intensitasnya disebut dengan satuan. Satu satuan sesuai dengan warna kaliumbicarbonat 1 : 10000. Tebalnya lapisan putih di atas sel-sel merah yang tersusun dari leukosit dan trombosit (buffy coat) Volume sel-sel darah merah

Dari hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil, yaitu persentase hematokrit yang menunjukan nilai persentase sel darah merah. Pada percobaan kelompok didapatkan nilai hematokritnya 15,6% . Hal ini berarti darahnya terdiri dari 15,6% sel darah.

Kesimpulan Hematokrit adalah persentase volume seluruh SDM yang ada dalam darah yang diambil dalam volume tertentu. Untuk tujuan ini, darah diambil dengan semprit dalam suatu volume yang telah ditetapkan dan dipindahkan kedalam suatu tabung khusus berskala hematokrit. Untuk pengukuran hematokrit ini darah tidak boleh dibiarkan menggumpal sehingga harus diberi anti koagulan. Setelah tabung tersebut dipusingkan / sentripus dengan kecepatan dan waktu tertentu, maka SDM akan mengendap. Dari skala Hematokrit yang tertulis di dinding tabung dapat dibaca berapa besar bagian volume darah seluruhnya. Nilai hematokrit yang disepakati normal pada laki laki dewasa sehat ialah 45% sedangkan untuk wanita dewasa adalah 41%.

Dari hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil, yaitu persentase hematokrit yang menunjukan nilai persentase sel darah merah. Pada percobaan kelompok didapatkan nilai hematokritnya 15,6% . Hal ini berarti darahnya terdiri dari 15,6% sel darah. http://adhyeljoo.blogspot.com/2012/02/hematokrit.html

INSTRUMEN DAN FUNGSINYA 1. H.b.-meter (hemoglobinometer) digunakan untuk memeriksa kadar haemoglobin dalam darah.

modern t

lama

2. Stethoscope (Phonendoscope) Stethoscope (Phonendoscope) digunakan untuk mendeteksi, mempelajari, mendengar bunyi (suara) yang timbul dari dalamtubuh/ rongga tubuh.

3. Sphygmomanometer (blood pressure monometer atau tensimeter) Sphygomomanometer (blood pressure monometer atau tensimeter)digunakan untuk mengukur tekanan darah tubuh, berapa angka systole (pada waktu jantung kuncup) dan berapa angka diastole (pada waktu jantung mengembang lagi).

4. Tabung Mikrokapiler Heparin dan Non-Heparin Digunakan untuk penetapan nilai hematokrit darah. Tabung Heparin (berwarna merah) untuk darah kapiler. Tabung Non-Heparin (berwarna biru) untuk darah vena.

http://gabrielalov.blogspot.com/2012/12/instrumentasi-111212.html

Definisi Hematokrit (Ht) Hematokrit (Ht) adalah persentase seluruh volume eritrosit yang dipisahkan dariplasma dengan cara memutarnya didalam tabung khusus dengan waktu dan kecepatan tertentu dimana nilainya dinyatakan dalam persen (%). Untuk tujuan ini, darah diambil dalam semprit dengan volume yang telah ditetapkan dan dipindahkan kedalam suatu tabung khusus berskala hematokrit (tabung wintrobe). Untuk pemeriksaan hematokrit darah tidak boleh dibiarkan menggumpal sehingga harus diberi antikoagulan. Setelah tabung tersebut diputar dengan kecepatan dan waktu tertentu, maka eritrosit akan mengendap (Sadikin, M. 2002). Hematokrit adalah nilai yang menunjukan persentase zat padat dalam darah terhadap cairan darah. Dengan demikian, bila terjadi perembesan cairan darah keluar dan pembuluh darah, sementara bagian padatnya tetap dalam pembuluh darah, akan membuat persentase zat padat darah terhadap cairannya naik sehingga kadar hematokritnya juga meningkat (Hardjoeno, H. 2007).

Nilai hematokrit yang rendah sering ditemukan pada kasus anemia leukemia, sedangkan peningkatan nilai hematokrit ditemukan pada dehidrasi (suatu peningkatan relatif). Hematokrit dapat menjadi indikator keadaan dehidrasi. Hematokrit dapat mengindikasikan hemokonsentrasi, akibat penurunan volume cairan dan peningkatan eritrosit. ((http://id.wikipedia.org/wiki/Darah).) . Hematokrit dapat diukur pada darah vena atau kapiler berdasarkan perbandingan persentase volume eritrosit / volume darah dengan metode wintrobe atau metode mikro. Hematokrit juga dapat ditentukan dengan menggunakan instrumen elektronik automatik. Walaupun cara automatik lebih unggul dan cara manual, namun mempunyai keterbatasan seperti: harga yang cukup mahal, penggunaannya terbatas, khususnya di daerah apabila reagen habis biasanya pengiriman terlambat sehingga cara manual masih merupakan tes pilihan pada laboratorium, juga terkadang masih perlu dikonfirmasikan bila ada hasil diluar kemampuan alat. Nilai Normal Hematokrit Laki laki : 40 48 vol % Wanita : 37 43 vol % Penyakit yang ditimbulkan Jika hematokrit meningkat disebut : hemokonsentrasi Contohnya : DBD Jika hematokrit menurun disebut : hemodilusi Cara Menghitung Jumlah Hematokrit Prinsip Darah dengan antikogulan isotonic dalam tabung disentrifus selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm sehingga eritrosit dipadatkan membuat kolom dibagian bawah dan tabung tingginya kolom mencerminkan nilai hematokrit.

Alat 1. Tabung wintrobe 2. Tabung mikrokapiler 3. Sentifuge Bahan 1. 2. EDTA Cara kerja Darah

1. Mikrometode menurut Wintrobe Isilah tabung wintrobe dengan darah oxalat, heparin atau EDTA sampai garis tanda 100 diatas. Masukkan tabung itu kedalam sentrifuge yang cukup besar, pusingkan selama 30 menit pada kecepatan 300 rpm. Bacalah hasil penetapan itu dengan memperhatikan : Warna plasma diatas : warna kuning, itu dapat dibandingkan dengan larutan kaliumbichkromat dan intensitasnya disebut dengan satuan. Satuan satuan sesuai dengan warna kaliumbichkromat 1 : 10.000 Tebalnya lapisan putih diatas sel sel merah yang tersusun dari lekosit dan trombosit. 2. Mikrometode Isilah tabung mikrokapiler yang khusus dibuat untuk penetapan mikrohematokrit dengan darah. Tutuplah ujung satu dengan nyala api atau dengan bahan penutup khusus. Masukkan tabung kapiler itu kedalam centrifuge khusus yang mencapai kecepatan besar, yaitu lebih dari 16.000 rpm (centrifuge mikrohematokrit ). Pusingkan selama 3 5 menit. Bacalah nilai hematokrit dengan menggunakan grafik atau alat khusus. Penetepan Nilai Hematokrit Cara Manual Prinsip pemeriksaan hematokrit cara manual yaitu darah yang mengandung antikoagulan disentrifuse dan total sel darah merah dapat dinyatakan sebagai persen atau pecahan desimal (Simmons A, 1989). Penetapan nilai hematokrit cara manual dapat dilakukan dengan metode makrohematokrit atau metode mikrohetokrit. Pada cara makrohematokrit digunakan tabung Wintrobe yang mempunyai diameter dalam 2,5 3 mm,panjang 110 mm dengan skala interval 1 mm sepanjang 100 mm dan volumenya ialah 1 ml. pada cara mikrohematokrit digunakan tabung kapiler yang panjangnya 75 mm dan diameter dalam 1 mm, tabung ini ada dua jenis, ada yang dilapisi antikoagulan Na2EDTA atau heparin dibagian dalamnya dan ada yang tanpa koagulan. Tabung kapiler dengan anti koagulan dipakai bila menggunakan darah tanpa anti koagulan seperti darah kapiler, sedangkan tabung kapiler dengan antikoagulan dipakai bila menggunakan darah dengan anti koagulan seperti darah vena (Wirawan,dkk 2000). Metode mikrohematokrit mempunyai keunggulan lebih cepat dan sederhana. Metode mikrohematokrit proporsi plasma dan eritrosit (nilai hematokrit) dengan alat pembaca skala hematokrit Penetapan Nilai Hematokrit Cara Otomatis Pada umumnya laboratorium sekarang menggunakan metode otomatik untuk menghitung jumlah darah lengkap, dat rutin biasanya didapat meliputi Ht, Hb, jumlah volume eritrosit rata-rata (VER), hemoglobin rata-rata (HER) dan konsentrasi hemoglobin eritrosit rata-rata (KHER). Persamaan-persamaan berikut menjelaskan hubungan antara data-data tersebut : VER = Ht jumlah eritrosit (dalam mikrometerkubik, atau fentoliter, FI). HER = Hb + jumlah eritrosit (dalam pikogram, pg), KHER = Hb Ht (dalam gram / 100 ml RBC, g / dl eritrosit atau %).

Hematokrit diukur dari volume sel rata-rata dan hitung sel darah merah. Nilai normal hematokrit (Ht) sangat bervariasi menurut masing-masing laboratorium dan metode pemeriksaan (Gandasoebrata R, 2006, Weterburi L, 2001). Table Nilai rujuk pemeriksaan Hematokrit Bayi baru lahir : Hematokrit (%) 44-65 Anak (1-3 tahun) : Hematokrit (%) 29-40 Anak (4-10 tahun) : Hematokrit (%) 31-43 Pria dewasa : Hematokrit (%) 40-50 Wanita dewasa: Hematokrit (%) 36-46 Masalah-masalah Klinis yang mempengaruhi tinggi atau turunnya hasil hematokrit Penurunan kadar hematokrit dapat terjadi pada beberapa kondisi tubuh, seperti anemia kehilangan darah akut, leukemia, kehamilan,malnutrisi,gagal ginjal. Sedangkan peningkatan kadar dapat terjadi pada beberapa kondisi : dehidrasi, diare berat, luka baker, pembedehan (Kee JL,1997) Pemeriksaan hematokrit merupakan salah satu pemeriksaan laboratorium dalam mendiagnosa penyakit demam berdarah, dimana pada kasus tersebut terjadi penurunan kadar trombosit (trombositopeumia) secara derastis sampai dibawah 100.00 / mm3 yang diikuti dengan peningkatan kadar hematokrit 20 % atau lebih yang menunjukkan terjadi perembesan plasma atau lebih, dianggap menjadi bukti definitive adanya peningkatan permiabelitas vaskuler. Pada kasus tersebut kadar hematokrit dapat dipengaruhi baik pada pergantian volume tubuh secara dini atau oleh perdarahan. Faktor-faktor Yang Dapat Mempengaruhi Nilai Hematokrit Hematokrit biasanya tiga kali nilai Hb, kecuali bila ada bentuk dan besar eritrosit abnormal. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai hematokrit ialah jumlah lekosit yang cukup tinggi, nilai glukosa dan natrium darah yang tinggi, hemolisis, dan kesalahan tehnik misalnya penggunaan antikoagulan yang tidak tepat (Hardjoeno, H. 2007). Variabel-Variabel yang cenderung meningkatkan dan menurunkan nilai Hematokrit :

Meningkatnya nilai Hematokrit dapat disebabkan oleh dehidrasi, waktu tornikuet berkepanjangan, terpapar suhu dingin, peningkatan aktivitas otot, posisi berdiri tegak,diare berat, luka bakar, pembedahan dan teknik centrifugasi.

Menurunnya nilai hematokrit dapat terjadi pada beberapa kondisi tubuh seperti: anemia, leukimia, malnutrisi dan gagal ginjal.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan Hematokrit: Kecepatan centrifuge

Makin tinggi kecepatan centrifuge semakin cepat terjadinya pengendapan eritrosit dan begitu pula sebaliknya, semakin rendah kecepatan centrifuge semakin lambat terjadinya pengendapan eritrosit. Pengaruh kecepatan centrifuge, dapat kita lihat pada hasil pemeriksaan hematokrit dengan menggunakan kecepatan centrifuge 16.000 rpm dan selama 2-3 menit yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna Waktu centritugasi Selain radius dan kecepatan centrifuge, lamanya centrifugasi juga berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan hematokrit. Makin lama centrifugasi dilakukan maka hasil yang diperoleh semakin maksimal. Beberapa sumber kesalahan dan pemeriksaan hematokrit yang mungkin terjadi pada pemeriksaan hematokrit terdiri dari : 1. Tahap pra analitik Pada proses pengambilan sampel misalnya ujung jari yang masih basah oleh alkohol akan mempengaruhi hasil pemeriksaan. 2. Tahap analitik Pada tahap ini, kesalahan dapat berasal dari :

Alat: apabila alat yang digunakan kurang bersih dan tidak kering. Sampel: kesalahan dan sampel dapat berasal dari apabila Pemeriksaan hematokrit tidak dikerjakan dalam waktu yang cepat setelah pengambilan darah, karena sampel darah yang dibiarkan terlalu lama akan berbentuk sferik sehingga sukar membentuk reuleux dan hasil pemeriksaan hematokrit menjadi lebih lambat, sampel yang digunakan hemolisis dan membeku.

Metode: kesalahan dapat berasal dari waktu sentrifugasi, kecepatan cenntrifuge tidak sesuai. Tenaga analis: apabila pembacaan skala yang kurang akurat atau tepat. 3. Tahap pasca analitik Kesalahan pada tahap ini biasanya bersifat administratif, misalnya salah menuliskan hasil (Hardjoeno, H. 2007). Referensi : http://id.wikipedia.org/wiki/Darah Harjdjoeno, H. 2007. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik Edisi III. Makassar: LPI UNHAS Sadikin M, 2002. Biokimia Darah. Jakarta: Widya Medika. source: labsaya.com, aboutlabkes.wordpress.com

http://catatan-analis.blogspot.com/2013/10/tinjauan-umum-mengenai-hematokrit-ht.html

Daftar Pustaka

1.

file:///J:/New%20Folder/hematokrit_30.html

2. file:///J:/New%20Folder/High_in_Leukosit_Low_in_Hematokrit_Its_mean_Im_not_in_Norm al_Condition_-.htm 3. file:///J:/New%20Folder/LAPORAN%20HEMATROKIT%20%28FHA%29%20%C2%AB%20Nyet nyetanyet%27s%20Blog.htm 4. file:///J:/New%20Folder/MENGHITUNG%20HEMATOKRIT%20_%20Belibis%20A-17.htm

You might also like