You are on page 1of 3

Npsn: 10304187

Cara Menghitung Nilai Nasional SNMPTN


Cara menghitungan SNMPTN sangatlah berbeda dengan cara perhitungan konvensional, yang dimana perhitungan konvensional cenderung memberikan nilai yang diperoleh tanpa menarik kesimpulan terhadap populasi secara umum, kalau di istilah statistika namanya Statistika Deskripsi. Contoh cara menghitung konvensional misalnya, menghitung nilai UN, Nilai Ulangan Harian, dsb. Sedangkan, perhitungan nilai SNMPTN menggunakan metode Statistika Induktif atau inferensi yang dimana data yang telah diperoleh akan dianalisis agar diperoleh kesimpulan secara umum sehingga dapat di tarik kesimpulannya. Bagaimana Alur-alur Lembar Jawaban & Data diproses? Selama ini, proses seleksi telah men adi suatu misteri sehingga banyak orang yang beranggapan bah!a lulus tidaknya seseorang dalam SNMPTN ditentukan oleh "aktor nasib. Peserta hanya memproses membayar, menda"tar, mengikuti u ian dan akhirnya menerima hasil. Sebagian besar peserta tidak mengetahui proses apa yang akan dilakukan panitia SNMPTN terhadap #ormulir Penda"taran dan $embar %a!aban yang telah mereka isi hingga pengumuman hasil SNMPTN. Hal ini diperparah oleh keterbatasan in"ormasi mengenai SNMPTN sehingga banyak peserta yang tidak lulus sering men adikan proses ini sebagai kambing hitam. Proses komputerisasi SNMPTN dibagi men adi dua tahap, yaitu Proses &alidasi 'ata (egional yang di koordinator setiap (egional dan Proses Seleksi Nasional di kantor SNMPTN Pusat Salemba %akarta. Validasi Data Regional Seusai u ian, seluruh lembar a!aban dan "ormulir penda"taran langsung dikirimkan ke Pusat )lmu *omputer +Pusilkom, Universitas )ndonesia yang langsung melakukan proses scanning +Pemindaian,, sementara untuk (egional )) dan ))) dipusatkan di Universitas -ad ah Mada, .ogyakarta dan )nstitut Teknologi Sepuluh November, Surabaya. Selama proses ini berlangsung uga dilakukan proses validasi/ pencocokan secara manual untuk memeriksa apakah data yang masuk komputer sama dengan data yang diisi oleh peserta. Bila terjadi kesalahan maka akan diteliti apakah kesalahan disebabkan oleh peserta atau scanner alat pemindai!" Proses scanning akan diulang bila penyebabnya adalah scanner agar peserta tidak dirugikan. Tapi sebaliknya jika kesalahan berasal dari peserta ujian sendiri maka data akan dibiarkan apa adanya . Selain itu uga akan dilakukan analisis soal untuk mengetahui apakah ada soal yang salah atau soal yang terlalu mudah atau terlalu sulit Setelah soal0soal itu dianulir, maka akan dilakukan penilaian yaitu 1enar 23, Salah 04 dan kosong 5 6. Nilai yang diperoleh disebut Nilai Mentah +ra! score,.

Seleksi nasional SPM1 yang berasal dari regional ), )), dan ))) yang telah dilengkapi akan digabungkan men adi satu di Pusat )lmu *omputer Universitas )ndonesia, dan selan utnya akan dihitung statistik dari masing0masing set yaitu (ataan + ( , dan Simpangan 1akunya +S1,. Selan utnya Nilai Mentah +NM, dari masing0masing peserta dibakukan dengan persamaan N1 5 +NM0(,/S1. Nilai 1aku menun ukkan seberapa auh nilai peserta dibandingkan peserta lainnya. N1 ini selan utnya ditrans"ormasikan men adi Nilai Nasional +NN, yang mempunyai rataan 766 dan simpangan baku 466 dengan rumus NN 5 766 2 + 466 8 N1,. 1erdasarkan nilai inilah peserta akan diurutkan mulai dari yang tertinggi hingga yang terendah. Selan utnya dilakukan Proses 9lokasi yaitu penempatan peserta ke program studi sesuai dengan ketentuan peserta dengan nilai lebih baik mendapat prioritas untuk dialokasikan terlebih dahulu. Program studi hanya menerima se umlah mahasis!a baru sesuai dengan daya tampungnya. :alau pun masih banyak calon dengan nilai sangat baik, kalau daya tampung sudah penuh maka alokasi akan ditutup. *asus ini sering ter adi pada program studi yang tergolong sangat "avorit dengan peminat yang sangat banyak. #ebalikn$a kalau da$a tampung belum penuh akan terus dilakukan alokasi% walau pun nilai dari peserta sudah sangat rendah. *asus ini ter adi pada program studi yang kurang/tidak "avorit sehingga kurang diminati oleh peserta bahkan ada program yang daya tampungnya lebih besar dari umla peminat. &idak ada nilai batas untuk menentukan diterima atau tidakn$a peserta" 'ang lebih menentukan adalah Da$a &ampung dan Jumlah (eminta program studi $ang bersangkutan" )*LA* +A&* +eskipun pada prinsipn$a tidak ada nilai batas lulus passing grade!% namun untuk mencegah ada peserta $ang berspekulasi dengan han$a menjawab mata ujian $ang dikuasain$a dan mengabaikan mata ujian $ang lain% maka ditetapkan suatu ketentuan $aitu bila ada peserta $ang memiliki nilai mentah , - atau sama dengan .%/ untuk . mata ujian atau lebih maka $ang bersangkutan tidak akan diikutsertakan dalam proses alokasi" (eserta ini otomatis &*DA0 A0A) L1L1# dan nilai ini disebut )*LA* +A&*"; ;Tidak banyak pihak yang mengetahui adanya ketentuan ini sehingga banyak pihak termasuk pengelola 1imbingan Tes yang membantahnya. )amun in2ormasi ini diperoleh langsung dari (ro2" Dr" &oemin A" +asoem $ang sejak tahun 3453 menjadi 0etua &im (engolah Data dan (elaporan 1+(&) Ra$on A% B dan 6 melalui buku $ang ditulisn$a 7 1+(&) atau 8btanas% +ana $ang lebih dapat diandalkan ?9 1* (ress 34::! halaman .;% sehingga kebenarann$a bisa

dipertanggung jawabkan" (engetahuan akan )ilai +ati ini setidakn$a bisa mengungkapkan misteri kenapa ban$ak siswa $ang tergolong pintar tidak lulus% sementara $ang biasa-biasa saja dapat lulus #)+(&)" Sis!a pintar biasanya cenderung berkonsentrasi pada mata u ian tertentu sa a seperti Matematika, #isika dan kimia, dan biasanya mereka tidak terlalu memberi perhatian pada mata pela aran yang bersi"at ha"alan seperti 1iologi dan 1ahasa )ndonesia. 'ari hasil alokasi dibuat laporan a!al yang selan utnya akan dibahas dalam rapat rektor untuk diperikasa dan dikoreksi sesuai dengan kriteria dari masing0masing PTN. 'ari sini dapat kita tarik kesimpulan, bah!a perhitungan nilai nasional adalah perhitungan yang si"atnya dapat saling mempengaruhi satu sama lain. <leh sebab itu, kita tidak dapat menghitung nilai nasional kita sendiri tanpa adanya data0data nilai dari peserta lainnya.

You might also like