Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
Menyusui memberi anak awal terbaik dari hidupnya. Diperkirakan dari satu
juta anak meninggal tiap tahunnya akibat diare, penyakit saluran nafas, dan infeksi
lainnya karena mereka tidak menyusui secara memadai. Ada lebih banyak lagi
anak yang menderita penyakit yang tidak perlu diderita jika mereka disusui.
anak, dan tetap di susui bersama pemberian makanan pendamping ASI yang cukup
sampai usia 2 tahun atau lebih. Namun sebagian besar di banyak Negara mulai
memberi bayi makan dan minum buatan sebelum 6 bulan, dan banyak yang
berhenti menyusui yang sebelum anak berumur 2 tahun. alasan untuk ini adalah ibu
yakin dirinya tidak cukup ASI atau dikarenakan putting susu ibu yang tidak
institusi kesehatan (44 swasta dan 2 negeri) diketahui bahwa semua responden (100
1
2
%) memberikan susu formula kepada bayi yang baru lahir. Dengan alasan, karena
putingnya belum menonjol sehingga ASI nya tidak keluar atau kalaupun keluar
Sedang di Rumah Sakit Umum Palembang BARI selama kami dinas disana
hanya terdapat 3 orang ibu yang menggunakan ASI dan yang lainnya menggunakan
susu formula dengan alasan yang sama yaitu ASI belum keluar dan puting belum
menonjol.
Dari Latar Belakang diatas penulis tertarik untuk mengambil judul “
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. “ Y “ NIFAS DENGAN DENGAN
PERAWATAN PUTING SUSU TERBENAM di Ruangan Kebidanan Rumah
Sakit Umum Palembang Bari.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Agar puting susu ibu menjadi sedikit menonjol dan ASI dapat keluar dengan
baik sehingga bayi dapat ASI tanpa menggunakan susu formula.
1.3. Waktu
Pengambilan kasus ini dilakukan pada tanggal 25 Agustus 2009, pukul: 09.00
wib di Ruangan Instalansi Kebidanan RSUD Palembang BARI.
1.4. Tempat
Pengkajian dan Asuhan Kebidanan Pada Ny.” Y ” dengan putting susu
terbenam dilakukan di Ruangan Kebidanan RSUD Palembang BARI.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Profil RSUD Palembang BARI tahun 2007 ini bertujuan untuk
memberikan gambaran kesehatan yang dicapai RSUD Palembang BARI
yang dapat digunakan dalam peningkatan kemampuan manajemen
kesehatan secara berhasil guna, serta untuk mengevaluasi hasil dan
perencanaan kesehatan RSUD Palembang BARI yang akan datang.
b. Tujuan Khusus
Profil ini sebagai:
a. Mendapatkan gambaran tentang penyelenggaraan upaya kesehatan,
hambatan dan permasalahan, disebabkan oleh sumber daya, pengelola
program ataupun oleh karena pengaruh lingkungan.
4
5
Masa yang dimulai setelah partus selesai dan berakhir setalah kira-kira 6
minggu tetapi seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada
kehamilan dalam waktu 3 bulan(Prawiroharjo, Sarwono. 2002)
Masa yang berlangsung selama 6 minggu, atau 42 hari, merupakan waktu
yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang
normal(Manuaba, Ida Bagus Gde,1998)
2.2.1.3 Tinggi Fundus Uterus dan Berat Uterus Menurut Masa Involusi
Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Plasenta lahir 2 jari bawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat sympisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba diatas 350 gram
6 minggu sympisis 50 gram
8 minggu Bertambah kecil, normal 30 gram
b. Memerah ASI
1. Letakkan jari dan ibu jari di tiap sisi areola dan tekan ke dalam kea rah
dinding dada
2. Tekan di belakang puting dan areola di antara ibu jari dan jari telunjuk
3. Tekan dari samping untuk mengosongkan semua bagian
13
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
DENGAN PERAWATAN PUTING SUSU TERBENAM
A. DATA SUBJEKTIF
I. Biodata
Nama pasien : Ny.Yeni Nama suami : Tn. Ariansyah
Umur : 22 tahun Umur : 23 tahun
Suku/bangsa : Indonesia Suku/bangsa : Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat : Jl. Ki. kemas Rindo No. 07 Rt. 28 Kertapati Palembang
II. Keluhan utama : Pada tanggal 25 Agustus 2009, pukul : 09.00 wib Ibu masuk
ruangan Nifas, Ibu mengaku sudah melahirkan secara normal
3 jam yang lalu anak pertama ditolong oleh Bidan Hermi di
Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum Palembang Bari dan ibu
merasa keadaannya baik, mengeluh belum keluar ASI karena
puting susunya terbenam.
15
16
B. DATA OBJEKTIF
I. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik RR : 20 x/m
Kesadaran : Composmentis Temp : 36,5 ºc
TD : 110/70 mmHg Tb : 155 cm
Nadi : 82 x/m Bb : 51 kg
2. Pemeriksaan obstetri
a. Inspeksi
1. Kepala
Rambut : Bersih tidak ada ketombe
Muka : Tidak ada cloasmagravidarum
Mata : Konjungtiva merah, sklera putih
Hidung : Tiadak ada polip
Mulut : Tidak ada sariawan dan caries
17
2. Leher
Kelenjar tyroid : Tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid
Tumor : Tidak ada
3. Payudara
Pembesaran : Simetris, terlihat kencang
Puting : Terbenam kanan dan kiri
Areola : Hyperpigmentasi
Colostrum : Belum keluar ( - )
4. Perut
Pembesaran : Simetris
Linea : Nigra
Striae : Livide
Kelainan : Tidak ada
5. Genetalia externa
Labia mayora/minora : Tidak ada kelainan
Kelenjar bartholini : Tidak ada kelainan
Pengeluaran vagina
Jenis : Lokhea rubra
Warna : Merah segar
Bau : Amis
6. Perenium
Utuh : Utuh
Episiotomi : Tidak ada
Anastesi : Tidak ada
Jahitan dengan jelujur : Tidak ada
b.Palpasi
Payudara : Teraba kencang karena ASI belum keluar
Tinggi Fundus Uteri : Pertengahan antara pusat dan sympisis
18
C. ASSESMENT
Diagnosa : P1 A0, post partum hari ke-2 dengan puting susu
terbenam
Masalah : ibu mengeluh belum keluar ASI
Kebutuhan : - KIE tentang psikologi ibu menyusui
- KIE tentang perawatan puting susu terbenam
D. PLANNING
1. Beri informasi tentang keadaan ibu
Memberi tahu tentang keadaan ibu bahwa dalam keadaan sehat dengan hasil
pemeriksaan TD: 110/70 mmHg, N: 82 x/m, RR: 20 x/m, Temp: 36,5 ºc.
2. Ajarkan ibu tentang perawatan payudara
Menganjurkan ibu tetap menyusui bayinya agar puting susu lama-kelamaan akan
menonjol dan ASI akan keluar.
3. Anjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan dirinya.
Menganjurkan kepada ibu untuk menjaga kebersihan dirinya yaitu menjaga
kemaluannya agar tetap kering dan bila habis BAB atau BAK hendaknya dilap
dengan tisu atau kain yang kering.
19
4. Anjurkan kepada ibu untuk minum yang banyak makan - makanan yang
mengandung gizi seimbang.
Menganjurkan kepada ibu untuk makan makanan yang banyak mengandung
vitamin seperti buah-buahan dan sayuran hijau supaya ASI dapat diproduksi
dengan baik.
5. Teknik menyusui dengan puting susu terbenam
a. Membangun rasa percaya diri ibu dengan rasa sabar dan ketekunan ibu dapat
berhasil bahwa payudara ibu akan membaik dan melunak di minggu pertama
atau kedua setelah kelahiran.
b. Menjelaskan bahwa bayi menyusu dari payudara bukan dari puting dan bayi
perlu memasukkan sebagian besar areola dan jaringan di belakangnya ke
dalam mulut bayi. Sewaktu bayi menyusu, bayi akan menarik payudara dan
puting ibu kearah luar
c. Membantu ibu sebanyak mungkin melakukan kontak kulit, dan membiarkan
bayinya mengeksplorasi payudara dan biarkan bayi melekat sendiri pada
payudara kapan pun ia mau.
d. Bantu ibu membantu posisi bayi dan bayi tidak bisa melekat sendiri dengan
baik, Bantu ibunya mengatur posisi sehingga bayi bisa melekat lebih baik.
e. Membantu ibu mencoba beberapa posisi berbeda memeluk bayi dengan
berbagai posisi dapat mempermudah bayi untuk melekat. Misalnya, ibu
merasakan bahwa posisi di bawah lengan lebih membantu.
B. DATA SUBJEKTIF
Pada hari ke-3 ibu sudah merasa senang karena air susunya sudah keluar dan
puting susu ibu mulai sedikit menonjol
20
C. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
KU : Baik Nadi : 80 x/m
Kesadaran : Composmentis RR : 22 x/menit
TD : 120/70 mmHg Temp : 36o C
2. Pemeriksaan Obstetrik
Pembesaran payudara : simetris, Sedikit lembek
Puting susu : sedikit menonjol
Colostrum : sudah keluar
D. ASSESMENT
Diagnosa : P1Ao, post partum hari ke-3 dengan puting susu sudah sedikit
menonjol
Masalah : Ibu mengeluh ASI kurang lancar keluar
Kebutuhan : - KIE tentang keadaan ibu
a. KIE tentang makanan yang bergizi
b. KIE tentang perawatan payudara
E. PLANNING
1. Beri informasi tentang keadaan ibu
Memberi tahu tentang keadaan ibu bahwa dalam keadaan sehat dengan hasil
pemeriksaan TD: 120/70 mmHg, N: 80 x/m, RR: 22 x/m, Temp: 36 ºC
2. Beri informasi tentang makanan yang bergizi
Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi serta
mengandung protein dan vitamin serta memperbanyak minum air putih, agar
produksi ASI menjadi lancar dan ibu tidak kekurangan cairan ( dehidrasi ).
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Puting susu terbenam adalah puting susu yang tidak dapat menonjol dan
cenderung masuk kedalam, sehingga ASI tidak dapat keluar dengan lancer
Setelah mengikuti perkembangan kasus pada ibu nifas di Ruang Kebidanan
RSUD Palembang BARI, dengan melalui pendekatan manajemen kebidanan dan
pemahaman tinjauan teoritis maka dapat ditegakkan diagnosa Ny.” Y “ P1 A0 post
partum hari ke-2 dengan puting susu terbenam.
Sesuai dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan yakni kesadaran
composmentis, keadaan umum baik, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 82 x/m,
pernafasan 20 x/m, dan tinggi badan 155 cm. Pada pemeriksaan payudara didapat
bahwa puting susu ibu terbenam dan pada pemeriksaan genetalia ibu mengeluarkan
jenis secret lochea rubra, warna merah segar dan berbau amis. Setelah itu
pemeriksaan perinium utuh tidak ada episiotomi dan pada palpasi tinggi fundus uturi
ibu pertengahan antara pusat dan sympisis. kontraksi uterus baik dan konsistensi bulat
keras, aerta pemeriksaan penunjang laboratorium seperti darah yaitu Hb 11 gr %,
golongan darah B dan pada urine protein dan glukosa negatif, yang lain tidak
dilakukan pemeriksaan karena dianamnesa ibu tidak mempunyai riwayat penyakit
seperti DM, hipertensi dan riwayat SC.
Pada hari ke-2 puting susu ibu masih terbenam dan ASI belum juga keluar dan
dilakukan perawatan payudara supaya ASI dapat keluar. Pada pengkajian hari ke-3
air susu ibu sudah keluar dan puting susu ibu sudah sedikit menonjol serta dilakukan
tatalaksana puting susu terbenam dengan baik agar air susu dapat keluar lebih lancar
lagi dan puting susu ibu menonjol lebih sempurna.
22
23
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Puting susu terbenam adalah puting susu yang tidak dapat menonjol dan
cenderung masuk kedalam, sehingga ASI tidak dapat keluar dengan lancar
a. Setelah dilakukan pengkajian maka dapat ditegakkan diagnosa Ny. “ Y “ P1 A0
post partum hari ke-2 dengan Puting susu terbenam dan akan membuat sulitnya
ASI akan keluar.
b. Ibu dalam keadaan sehat – sehat saja sesuai dengan hasil yang didapat yaitu
tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 82 x/m, pernafasan 20 x/m dan tidak ada
ditemukannya tanda-tanda bahaya masa nifas.
c. Ibu telah diberikan obat –obatan yaitu Amoxicillin, tramadol, dan B19 sesuai
dengan jadwal yang ditentukan dan bayi dalam keadaan sehat – sehat saja.
d. Ibu mengerti dan telah melaksanakan apa yang dijelaskan dan dianjurkan oleh
bidan yaitu menjaga kebersihan dirinya, mencoba menyusui bayinya agar ada
rangsangan supaya payudara mengeluarkan ASI setelah dihisap oleh bayi.
e. Setelah dilakukan pengkajian ulang pada Ny. Y pada hari ke-3 dalam keadaan
sehat dan air susu sudah sedikit keluar dan puting susu agak menonjol.
5.2. Saran
5.2.1. Bagi pihak RSUD Palembang Bari
Diharapkan bagi pihak Rumah Sakit dan petugas kesehatan, khususnya Bidan
yang berada diruang nifas untuk dapat berpartisipasi memberikan dukungan kepada
ibu agar ibu tetap menyusui bayinya walaupun puting susunya terbenam.
23
24
DAFTAR PUSTAKA
Brinch, J.:Menyusui bayi dengan baik dan berhasil. Ayah Bunda, gaya Favorit
Press.
Depkes RI.2007.Pelatihan Konseling Menyusui.Jakarta : Direktorat Bina Kesehatan
Masyarakat
Lawrence, R.A.: Breast feeding. A guide for the medical profession. Second
Edition. The CV Mosby Company, Toronto, 1985.
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Tridasa Printer
Roberte, W., Vermeersch, Williams (Editor): Nutrition and lactation. Third Edition.
Times Mirror Mosby College Publishing, Toronto, 1985
Sinopsis Obstetri.2002
http://www.menkokesra.go.id/content/view/4368/39/
http://www.scribd.com/doc/16308578/Leaflet-Perawatan-Payudara
http://www.ekologi.litbang.depkes.go.id/data/abstrak/JIrianto2.pdf
www.google.com
www.yahoo.com