You are on page 1of 25

KUSUMA AGROWISATA SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DI INDONESIA

MAKALAH

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Wirausaha Biologi Yang dibina oleh Agung Witjoro, M. Si

Oleh: Istamaya Ariani Kharirotun N. Lutfiyah Walida Nuzul Azmi Febriani Novia Hylsandy Riri Wiyanti R. Suci Ayu Maharani Syifa Sundari Tiara Dwi Nurmalita Virginia Zapta Dewi (120342400167) (120342422503) (120342422480) (120342422) (120342422485) (120342422498) (120342410519) (120342400173) (120342400172) (120342422494)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI Maret 2014

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda. Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan. Kata entrepreneur berasal dari bahasa Perancis yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya. Indonesia merupakan negara berkembang dengan penduduk makin hari makin padat jumlahnya. Tingginya lulusan sarjana tidak sebanding dengan ketersediaan lapangan kerja. Hal ini merupakan salah satu pemicu ledakan angka pengangguran di Indonesia. Hal lain yang mendasari timbulnya permasalahan rumit ini tak lain karena pola pikir masyarakat yang berorientasi mencari pekerjaan bukannya berinisiatif untuk menciptakan lapangan kerja. Banyak jenis peluang usaha yang cukup menjanjikan, tentunya tak lepas dari kemampuan seorang interpreneur dalam membaca pasar dan berani mengambil peluang sekecil mungkin. Kusuma Agrowisata merupakan salah satu dari sekian bentuk wirausaha yang patut dijadikan percontohan. Usaha yang terletak di daerah Malang ini menjadi salah satu pelopor wisata agrowisata di Indonesia. Tentunya dengan semakin berkembangnya usaha yang digeluti oleh pemilik, lapangan pekerjaan semakin terbuka lebar. Hal ini sangat dimungkinkan membantu mengurangi angka pengangguran yang semakin tinggi.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang sudah dibuat, rumusan masalah yang didapatkan adalah sebagi berikut. 1. Bagaimana kondisi lapangan pekerjaan di Indonesia? 2. Bagaimana kondisi mahasiswa setelah lulus kuliah? 3. Bagaimana solusi dari tingginya pengangguran dan sedikitnya lapangan pekerjaan?

4. Apa sajakah keunggulan kewirausahaan? 5. Apa sajakah hal yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha? 6. Bagaimana profil hidup wirausaha Bapak Edi Antoro? 7. Bagaimana sejarah dan perkembangan kusuma agrowista? 8. Apa sajakah faktor penyebab kegagalan dalam berwirausaha? 9. Apakah perbedaan wirausaha dan kewirausahaan? 10. Apasajakah jenis usaha dan kiat-kiat sukses dari KKL Kusuma Agrowisata?

1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah tersebut didapatkan tujuan pembuatan makalah KKL Agro Wisata adalah sebagai berikut. 1. 2 3 Mengetahui kondisi lapangan pekerjaan di Indonesia Mengetahui kondisi mahasiswa setelah lulus kuliah Mengetahui solusi dari tingginya pengangguran dan sedikitnya lapangan pekerjaan 4 5 6 7 8 9 Mengetahui keunggulan kewirausahaan Mengetahui hal yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha Mengetahui profil hidup wirausaha Bapak Edi Antoro Mengetahui sejarah dan perkembangan kusuma agrowista Mengetahui faktor penyebab kegagalan dalam berwirausaha Mengetahui perbedaan wirausaha dan kewirausahaan

10 Mengetahui jenis usaha dan kiat-kiat sukses dari KKL Kusuma Agrowisata

1.4 Waktu dan Tempat Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) matakuliah Wirausaha Biologi dilaksanakan di Agrowisata Agrokusuma, Batu, Malang. Pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2014. Kegiatan tersebut dimulai dari pukul 09.00 WIB sampai dengan 16.00 WIB.

BAB II ISI 2.1 Kondisi Lapangan Pekerjaan di Indonesia Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dalam pembangunan ekonomi di negara ini pengangguran merupakan masalah yang rumit dan lebih serius daripada masalah perubahan dalam disribusi pendapatan yang kurang menguntungkan penduduk yang berpendapatan rendah. Keadaan di negara-negara berkembang dalam beberapa dasawarsa ini menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi yang telah ada tidak sanggup menyediakan kesempatan kerja yang lebih cepat daripada pertambahan penduduk. Oleh karenanya masalah pengangguran yang mereka hadapi dari tahun ke tahun semakin serius. Masalah pengangguran akan menimbulkan dampak yang negatif bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Dampak negatif dari pengangguran adalah kian beragamnya tindakan kriminal, makin banyaknya jumlah anak jalanan, pengemis, pengamen perdagangan anak dan sebagainya sudah menjadi patologi sosial atau kuman penyakit sosial yang menyebar bagaikan virus yang sulit di berantas. Penyakit sosial ini sangat berbahaya dan menghasilkan korban-korban sosial yang tidak bernilai. Menurunnya kualitas sumber daya manusia, tidak di hargainya martabat dan harga diri manusia yang merupakan korban sosial dari penyakit sosial. Oleh karena itu, persoalan pengangguran ini harus secepatnya di pecahkan dan dicari jalan keluarnya. Dari data resmi BPS ( 2012 ) terdapat 7.7 juta jiwa penduduk Indonesia. Pertambahan tenaga kerja sebesar 2.91 juta per tahunnya. Lapangan pekerjaan yang ada di Indonesia sekitar 1.6 juta per tahun. Jasi selisihnya ialah 1,31 juta orang yang tidak mendapatkan atau tidak memiliki pekerjaan. Dan parahnya jumlah pengangguran di Indonesia 10% adalah kaum intelek yang menyandang gelar pendidikan di Perguruan Tinggi. UMKM merupakan andalan Indonesia ketika mengalami krisis 1998. Meski dikelola dengan sederhana, pada saat itu mereka telah mengambil peran besar. Ekonomi UMKM menjadi tumpuan dan menjadi pilihan penting bagi para sarjana untuk hidup lebih sejahtera, mandiri dan menolong banyak orang mengatasi pengangguran.

Jenis Usaha

Jumlah Usaha (Unit)

Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah

50.700.000 520.220 39.660

Usaha Besar Tabel 1: Jumlah Usaha di Indonesia

4.370

Jenis Usaha

Jumlah Tenaga Kerja (Orang)

Usaha Mikro Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan Usaha Besar

83.647.711 10.024.773

Total yang Bekerja Tabel 2: Penyerap Tenaga Kerja Terbanyak

93.672.484

Jadi yang paling banyak menyerap tenaga kerja di Indonesia adalah Usaha Mikro yang menyerap 89,3% Tenaga Kerja Indonesia.

2.2 Kondisi Mahasiswa Setelah Lulus Kuliah Kebanyakan mahasiswa bingung akan meneruskan kuliah ke jenjang selanjutnya atau akan bekerja. Namun sebagian besar mahasiswa lulusan Perguruan Tinggi biasanya memilih untuk menjadi Pegawai atau Profesional seperti PNS (Pegawai Negeri Sipil), Dokter, Pilot, Insinyur, Pengacara, dsb. Pilihan tersebut merupakan pilihan yang menurut mereka dapat menjamin hidup

dan masa depan karena upah/gaji yang didapatkan cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sedikit sekali masyarakat Indonesia yang ingin menjadi Wiraswastawan atau pencari peluang, seperti pengusaha Real Estate, pengusaha penerbangan, pemilik Rumah Sakit, dsb.

2.3 Solusi Dari Tingginya Pengangguran dan Sedikitnya Lapangan Pekerjaan Masalah pengangguran yang dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini diakibatkan oleh jumlah penduduk yang tidak seimbang dengan keterbatasan lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki pekerjaan dan penghasilan tetap. Peningkatan jumlah penduduk tidak seimbang dengan peningkatan jumlah industri atau usaha, pada akhirnya mengakibatkan meningkatnya pengangguran. Apabila masalah pengangguran ini tidak segera memperoleh perhatian serius dari pemerintah dan dicarikan jalan keluar tentu akan memunculkan masalah-masalah sosial, seperti kriminalitas, premanisme, dan lain-lain. Mengingat kian terbatasnya daya serap tenaga kerja, maka banyak pihak meyakini bahwa cara terbaik untuk menurunkan tingkat pengangguran di Indonesia adalah menciptakan wirausahawan-wirausahawan muda (Jurnal Medan, Selasa, 17 April 2012). Wulandari (2012) menjelaskan, tingkat pengangguran yang tinggi di Indonesia menjadi permasalahan serius yang dihadapi pemerintah saat ini. Jumlah penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya semakin menambah tingginya peluang tingkat pengangguran. Hal ini harus dibarengi dengan penciptaan dan penyediaan lapangan pekerjaan baik di sektor formal maupun informal. Pada kenyataannya, pemerintah hanya bisa menyediakan sedikit lapangan pekerjaan di sektor formal. Keterbatasan pemerintah dalam penyediaan lapangan pekerjaan di sektor formal ini menimbulkan banyak penduduk yang bekerja di sektor informal. Berdasarkan kenyataan ini maka harus dipikirkan suatu usaha untuk dapat menciptakan pekerjaan di sektor informal. Tanpa menafikan pekerjaan di sektor formal, lapangan pekerjaan di sektor informal lebih banyak membutuhkan kreativitas dan inovasi individu yang tinggi. Oleh karenanya perlu ditanamkan

sejak dini mengenai pentingnya berwirausaha kepada masyarakat. Selain itu juga masyarakat perlu disadarkan agar selalu termotivasi dalam penciptaan ide-ide segar untuk berwirausaha. Peningkatan jiwa wirausaha ini diharapkan dapat membantu keterbatasan pemerintah dalam penyediaan lapangan pekerjaan. Sanisah (2010) menjelaskan, Jumlah pengangguran di Indonesia berdasarkan jenjang PerguruanTinggi (PT) cukup mengkhawatirkan, tahun 2005 mencapai 385.538 orang, 2006 menjadi 375. 601 orang, tahun 2007 menjadi 409.890 orang, tahun 2008mencapai 740.206 orang dan terakhir tahun 2009 menunjukkan ke angka1,14 juta orang. Diperkirakan jumlah ini akan terus bertambah. Sehinggadapat diprediksikan bahwa hingga tahun 2025, pengangguran masihbanyak, dengan penyebab utama minimnya lapangan kerja. Sanisah (2010) menjelaskan, sepanjang tahun 2009, kondisi

ketenagakerjaan masih belum mengalami perbaikan yang berarti. Angka pengangguran terbuka tahun 2009 diperkirakan akan semakin meningkat dibandingkan tahun sebelumnya disebabkan oleh penciptaan lapangan kerja masih relatif kecil dan cenderung tidak meningkat. Dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun 2009 yang hanya mencapai 3,9% dan peningkatan angkatan kerja sebesar lebih dari 2 juta orang, maka jumlah pengangguran terbuka diperkirakan akan meningkat menjadi 15,1 juta orang. Oleh karena itu perlu kiranya pemerintah melakukan upaya-upaya cermat guna mengurangi penganggur terbuka. Sugianto (2006) menjelaskan, pengangguran merupakan dampak dari lingkaran setan yang bermula dari rendahnyapendapatan perkapita. Dengan pendapatan perkapita rendah menyebabkan tidak adanyatabungan sebagai sarana pembentukan modal. Tidak adanya modal berakibat tidak adanyainvestasi yang berdampak pada minimnya perluasan kesempatan kerja dan

munculnyapengangguran. Dan pengangguran akan berimbas pada rendahnya pendapatan perkapita(Siagian, 1981:58). Oleh karena itu menghilangkan pengangguran adalah sulit dilakukan,akan tetapi strategi yang tertuang di dalam langkah-langkah untuk mengurangi tingginyaangka pengangguran baik terbuka maupun setengah pengangguran merupakan suatukeniscayaan. Adapun strategi

penanggulangan pengangguran secara teknis dapatdijabarkan ke dalam langkahlangkah sebagai berikut : 1. Mendorong dan membuka kesempatan bagi menanamkan modalnya ke Indonesia. 2. Meningkatkan kualitas tenaga kerja 3. Peningkatan kualitas program KB dan Transmigrasi 4. Padat Karya 5. Memberdayakan Kemampuan Masyarakat Desa Kusuma Agrowisata yang merupakan salah satu tempat wisata alam yang terletak di Batu, Jawa Timur merupakan usaha yang dirintis dari mulai nol hingga kini menjadi tempat wisata alam ternama telah memiliki, memiliki pemandangan yang sangat bagus dan dengan dikelilingi bukit, beserta luasnya yaitu 70 hektar. Kusuma Agrowisata ini terdiri dari hotel, kebun apel, kebun jeruk, kebun stoberi, bahkan sekarang ada sayur-mayur juga. Ada restoran, toko souvenir, tempat bilyar, aula, sarana olahraga, fasilitas outbound, taman bermain anak sampai kebun binatang mini. Dari awal pendirian hingga saat ini Kusuma Agrowisata menjadi salah satu solusi berkurangnya penggangguran yang ada di Indonesia. Karena banyaknyabidang garapan yang dipegang oleh Kusuma Agrowisata menjadikan perlunya tenaga kerja yang semakin hari semakin bertambah. Khususnya memberikan lapangan kerja untuk masyarakat yang ada di sekitar lokasi wisata alam Kusuma Agrowisata. Hal tersebut merupakan salah satu solusi dari tingginya pengangguran dan sedikitnya lapangan pekerjaan. Sugianto (2006) menjelaskan, upaya ini dilakukan dengan harapan agar setelah memiliki ketrampilan dankemampuan yang memadai, penduduk desa tetap bertahan (tidak ada keinginan pindah ke kota) di desanya. Langkah ini dapat dilakukan apabila orang-orang yangada di desa bersama dengan pejabat pemerintah berusaha memperbaiki pihak asing untuk

keadaanperekonomian, sosial dan kebudayaan guna meningkatkan taraf hidupnya denganmengioptimalkan sumberdaya yang dimiliki dibarengi dengan bantuan teknik serta Kusuma Agrowisata Batu didukung oleh 121 orang karyawan yang terdiridari karyawan tetap berjumlah 76 orang dan karyawan kontrak berjumlah 45orang

yang berlatar belakang pendidikan yang berbeda-beda dengan rinciansebagai berikut. Jumlah Karyawan danTingkat Pendidikan PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya BatuTahun 2007 No Pendidikan Karyawan 1 2 3 4 berpendidikan SD berpendidikan SLTP berpendidikan SLTA berpendidikan Sarjana Total Jumlah 17 orang 21 orang 59 orang 24 orang 121 orang Prosentase 14,04% 17,35% 48,76% 19,83% 100 %

Sumber : PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Batu, 2008 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa karyawan yang berpendidikan SD berjumlah 17 orang atau 14,04%, karyawan yang berpendidikan SLTP berjumlah 21 orang atau 17,35%, karyawan yang berpendidikan SLTA berjumlah 59 orang atau 48,76%, dan karyawan yang berpendidikan Sarjana berjumlah 24 orang atau 19,83% dengan demikian maka dapat diketahui bahwa karyawan yang berpendidikan SLTA mempunyai jumah yang paling besar yaitu 59 orang atau atau 48,76%. Dengan demikian karyawan pada PT. Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya Batu yang mempunyai tingkat pendidikan SLTP dan SLTA masih cukup banyak yaitu mencapai 80 orang. Data tersebut merupakan data tahun 2007, diperkirakan hingga tahun ini jumlah karyawan jauh lebih banyak bertambah. Karena dilatar belakangi salah satunya dengan bertambahnya divisi yang dimiliki oleh Kusuma Agrowisata memegang hampir segala macam bidang. 2.4 Keunggulan Wirausaha Wirausaha adalah berkemauan keras dalam kerja/ bisnis, yang patut jadi teladan hidup. Dalam menjalankan wirusaha terdapat beberapa keunggulan wirausaha dibandingkan dengan profesi lain. Keunggulan tersebut antara lain: 1. Mendorong pertumbuhan ekonomi, sekaligus membuka lapangan pekerjaan baru. Orang yang membuka wirausaha akan otomatis mendorong pertumbuhan

ekonomi suatu negara. Wirausaha juga membutuhkan pekerja sehingga otomatis akan membuka lapangan pekerjaan baru. 2. Melahirkan kreatifitas dan inovasi baru . Melakukan wirausaha haruslah dengan modal kreatifitas dan inovasi sehingga barang produksi atau jasa yang dihasilkan akan laku di pasaran dan tidak kalah dengan produk lain. 3. Meningkatkan kualitas , meningkatkan kualitas barang yang diproduksi merupakan syarat utama agar wirausaha yang dijalani dapat menyandang reputasi baik dan mendapat kepercayaan dari konsumen.

2.5 Hal yang harus dimiliki wirausaha Seorang pelaku wirausaha harus memiki sifat dan sikap yang baik yang diperlukan dalam memnjalankan wirausaha. Antara lain: komitmen Seorang wirausaha harus mempunyai komitmen yaitu kondisi dimana seseorang sagat tertarik terhadap tujuan, nilai-nilai dan sasaran rencananya. Jadi komitmen mencakup loyalitas, keterlibatan dalam pekerjaan, dan identifikasi terhadap nilai-nilai dan tujuan dari rencana. konsistensi

Wirasahawan haruslah konsisten terhadap apa yang direncakan, jadi apapun yang terjadi wirausahanya tetap harus berjalan. totalitas Melakukan semua usahanya secara total dan fokus karea jika setengah-setengah hasilnya juga akan setengah-setengah. Contoh sebagai seorang mahasiswa dalam menjalankan usaha harus pintar membagi waktu dan harus fokus terhadap suatu hal yang dikerjakan. tanggap akan perubahan wirausahawan harus tahu perkembangan kebijakan pemerintah kedepan dan kebijakan politik kedepan, agar dapat diprediksi bagaimana seharusnya seorang wirausahawan bertindak dan menyusun rencana ke depan agar perubahanperubahan di masa depan tidak menjadi batu sandugan dalam wirausaha. 2.6 Profil Hidup Wirausaha Bapak Edi Antoro

Sumber. www.nationalgeographic.com Ir. Edi Antoro merupakan pendiri yang sekaligus sebagai pemilik Kusuma Agrowisata. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1989. Usaha awal pendirian perusahaan ini tidak semata-mata langsung dibangun begitu saja, namun beliau sebagai pendirinya memang mulai dari awal sekali. Sebelum memulai usahanya, Bapak Edi telah memiliki pekerjaan tetap dan menempati posisi yang tinggi dalam pekerjaannya di perkebunan kopi di Jember, namun beliau menginginkan tantangan yang lebih dalam bidang pekerjaan. Keinginan Pak Edi oleh teman, kerabat, bahkan keluarganya sempat tidak didukung karena sangat disayangkan dan dirasa pekerjaan yang saat ini dijalani sudah sangat bagus. Kemudian karena tekatnya sangat kuat, Pak Edi mulai membeli tanah yang berada di kota Batu bagian selatan. Alasan Pak Edi membeli tanah di Batu selatan karena harga tanah yang berada di Batu selatan sangat murah jika dibandingkan dengan Batu sebelah utara, karena Batu sebelah selatan tanahnya tidak subur dan tekstur tanahnya sebagian besar terdiri dari bebatuan yang sangat jauh berbeda dengan kota Batu sebelah utara. Usaha ini dimulai pada tahun 1989 setelah Pak Edi berhenti bekerja, kemudian beliau membeli lahan yang seluas kurang lebih 4 Ha untuk perkebunan apel saja. Pak Edi mulai terjun secara langsung untuk berkebun. Sebagai sinder kopi di perkebunan di Jember dahulu, Pak Edi sempat berpikir ingin menanami lahan tandus tersebut dengan kopi arabika. Namun, melihat para petani si sisi utara kota Batu berhasil membudidayakan apel, Pak Edi pun tergerak untuk turut menanam apel. Awalnya banyak orang yang mencibir saat tanah tersebut

ditanami apel, karena mereka pesimis dan hal itu hanya akan membuang waktu dan tenaga. Pak Edi dan karyawannya terus berusaha untuk mencangkul tanah tandus berbatu setiap hari. Pak Edi dengan keyakinannya tetap menanam apel di lahan tandus tersebut. Setelah mengolah lahan dengan cara mengambil batu batu yang ada dan menggantinya dengan tanah yang berkompos. Awalnya usaha menanam apel ini mengalami kegagalan karena banyak tanaman apel yang mati. Namun, tiga tahun sejak pertama kali tanam, tanaman apel Pak Edi pun mulai membuahkan hasil. Beliau mulai bisa panen apel setelah mencari bibit apel terbaik hingga ke luar Jawa. Hasil perkebunannya waktu itu tergolong baik dan produktivitas apel tinggi, namun semua jerih payah tersebut tidak terbalaskan karena harga jual di pasar sangat rendah yaitu hanya Rp 1.900,00/kg, padahal harga apel pasaran di Surabaya Rp 5.500,00/kg. Sampai akhirnya beliau menjualnya ke Surabaya tidak juga ada perubahan, harga masih sangat rendah dan disana juga ada sortir yang membuat penjualan apelnya menyusut tajam karena hanya grade baik mampu terjual. BahkanPak Edi sampai menjual sendiri ke kota Jakarta, namun para pedagang ternyata mempunyai serikat yang harus melewati pedagang pedagang sebelumnya untuk dapat sampai ke pedagang pusat atau agen yang ada di Jakarta. Pak Edi kemudian berpikir, untuk memperpendek rantai agar apelnya bisa mencapai harga yang sama seperti di pasaran, sehingga mampu meperoleh untung yang lebih banyak. Cara satu satunya yang dapat dilakukan adalah dengan cara menjualnya langsung ke tangan konsumen. Belajar dari hal tersebut, beliau bertekad ingin membuat supermarket di tengah kebun agar harga buahnya tidak diombang-ambingkan pembeli dan tengkulak yang tidak menghargai kerja petani, hal ini membuat Pak Edi berpikir tentang cara pengelolaan lahan perkebunannya supaya mampu meningkatkan harga jual buah apelnya. Solusi akhir yang beliau dapatkan yaitu berinisiatif untuk membuat sebuah agrowisata di daerahnya sendiri yaitu Batu. Dengan membayar tiket masuk per orang Rp 5.000,00 sudah bisa makan apel sepuasnya dengan memetik langsung di pohonnya. Harga tiket masuk Rp 5.000,00 itu sebanding dengan harga 1 kg apel. Untuk menunjang kesehatan apel produksinya, Pak Edi mulai menggunakan pupuk organik yang dibeli dari warga sekitar. Banyak petani

pun mendapat keuntungan dari menjual olahan kotoran ternak mereka. Untuk membuat produknya dikenal masyarakat, Pak Edi mengawalinya dengan cara mempromosikan sendiri wisata petik apel itu dari hotel ke hotel, dari lokasi wisata ke lokasi wisata lain. Selanjutnya, ide petik apel langsung di kebun ini pun semakin dikenal di kalangan wisatawan. Pada tahun 1993 resmi dibuka Agrowisata Petik Buah, yang kemudian penjualan apel mampu membaik dan berkembang sampai sekarang yang pada akhirnya menjadi sebuah agrowisata dengan nama perusahaan Kusuma Agrowisata di daerah Batu, Malang.

2.7 Sejarah dan Perkembangan Kusuma Agrowista Kusuma Agrowisata berdiri pada 1991 dikawasan Batu selatan dan merupakan salah satu pioneer Wisata Agro di Indonesia. Usaha ini dirintis oleh Ir Edi Antoro. Pada mulanya, tahun1989, Ir Edi Antoro yang dulunya merupakan pekerja di perusahaan perkebunan memutuskan untuk berhenti bekerja dan membuka kebun apel seluas 4 Ha di daerah Batu sebelah selatan. Kebun apelnya produktif, tapi harga jualnya murah. Lalu memikirkan cara agar apelnya dapat laku dengan harga yang tidak murah dan juga dapat menarik pengunjung banyak. Akhirnya pada tahun 1993 dibuka Agrowisata petik buah, dimana pengunjung bisa memetik buah apel langsung dari pohonnya. Agrowisata ini menjadi divisi pertama yang didirikan dalam usaha Ir Edi Antoro. Wisata petik buah sangat diminati pengunjung dan terus berkembang sampai saat ini dengan penambahan wisata petik buah, tidak hanya buah apel tapi juga jeruk, jambu merah, buah naga, strawberry dan sayur hidroponik bebas pestisida. Seiring dengan penigkatan pengunjung, Ir Edi Antoro membuat fasilitas tambahan pada Kusuma Agrowisata yaitu dengan mendirikan hotel. Hotel ini didirikan bagi para pengunjung yang masih ingin berlama-lama menikmati wisata di Kusuma Agrowisata. Dengan adanya hotel jumlah pengunjung yang datang semakin meningkat dan dibentuk divisi hotel untuk menaunginya. Setelah sukses di bidang perhotelan, Ir Edi Antoro kembali menambahkan fasilitas baru untuk Kusuma Agrowisata yaitu rumah bagi para wisatawan yang ingin memiliki hunian di kawasan Batu yang masih bernuansa alami. Usaha peruahan ini berkembang

dengan pesat pula dan dibentuk divisi perumahan atau Kusuma Estate untuk menaunginya. Hasil sisa dari wisata petik buah berupa buah apel yang berukaan kecil tapi layak konsumsi (kualitas rendah), menjadi lahan usaha tambahan bagi Ir Edi Antoro. Agar semua hasil kebun bisa mendapatkan keutungan yan maksimal, Ir Edi Antoro berinisiatif untuk membuat olahan makanan dan minuman hasil pengolahan apel yang berkualitas rendah untuk meningkatkan harga jualnya. Pada tahun 2000, dibangun 'Home Industri' dengan bahan utama buah apel. Pada awalnya memproduksi Sari Apel, Jenang Apel, Wingko Apel, Selai Apel dan Brem Apel. Mulai tahun 2002, produksi makanan dan minuman olahan mulai menggunakann peralatan semi modern dengan menggunakan boiler. Produk olahan apel sudah menjangkau daerah JawaTimur, Jawa Tengah, Jakarta dan Bali. Pada awal 2006, industri memisahkan diri menjadi satu divisi yang berdiri sendiri, yaitu divisi AgroIndustri. Kusuma AgroIndustri terus mengembangkan produkproduk yang inovatif. Semua produk menggunakan bahan dasar alami yang kami peroleh dari kebun Kusuma Agrowisata dan bekerja sama dengan petani di sekitarnya. Adapun produk unggulan Kusuma AgroIndustri adalah Sari Apel dimana Kusuma AgroIndustri adalah pelopor untuk produk tersebut, yang kemudian diikuti produsen lain. Pada tahun 2000, didirikan pula divisi baru yaitu Klinik Agribisnis dan Agrowisata (KAA) sebagai wujud tanggung jawab dan partisipasi dari para pendiri Kusuma Agrowisata untuk memberikan kontribusi yang positif bagi pengembangan agribisnis dan agrowisata di Indonesia. Ide berdirinya KAA berawal dari pengalaman mengelola kawasan Agrowisata lebih dari 10 tahun. Selama perjalanan tersebut banyak persoalan baik yang bersifat teknis maupun nonteknis yang harus dihadapi, antara lain masalah budidaya, pasca panen, pemasaran dan permodalan. Oleh karena itu, dari pengalaman panjang tersebut, divisi KAA sebagaimana fungsinyua bersama mitra kerja dari Dinas Pertanian, Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian dan lain-lain didirikan untuk membantu menentukan langkah dalam penyelesaian permasalahan yang dihadapi pelaku agribisnis dan agrowisata. Divisi KAA juga didukung oleh laboratorium biologi sebagai penghasil sarana produksi yang ramah lingkungan. Divisi KAA bersama-

sama mitra kerja juga membantu petani mitra dalam transfer teknologi dan pemasaran hasil. Sampai saat ini terdapat lima divisi yang ada pada Kusuma Agrowisata, dan semua divisi tersebut mampu berdiri sendiri dan bertanggung jawab atas tugasnya masing-masing. Tahun 2014 ini, Kusuma Agrowisata membuka cabang baru di kota Yogyakarta sebagai salah satu sarana perluasan usaha.

2.8 Faktor penyebab kegagalan dalam berwirausaha Beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya: Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara aliran kas menyebabkan operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien. Kurangnya pengawasan peralatan.

Pengawasan erat berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.

2.9 Perbedaan Wirausaha dan Kewirausahaan Pengertian wiraswasta adalah orang yang berani bersikap, berfikir dan bertindak menurut kemampuan dan keberanian untuk menciptakan pekerjaan sendiri, mencari nafkah dan berkarir dengan sikap mandiri. Seseorang yang memiliki dorongan untuk menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan kegiatan, disertai modal dan resiko, serta menerima balas jasa dan kepuasan serta kebebasan pribadi atas usahanya tersebut.

Jadi perbedaan antara wirausaha dan wiraswasta terletak pada sikap mental dan suatu bentuk gerak usaha dari perwujudan sikap itu sendiri. Jelas bahwa wirausaha merupakan suatu bentuk usaha sendiri. Artinya, orang yang berwirausaha pasti bekerja sendiri, bukan bekerja pada orang lain. Sedangkan wiraswata merupakan suatu sikap mental yang berani berdiri diatas kekuatan sendiri. Sikap ini bisa digunakan bagi seorang karyawan yang bekerja ikut orang atau bagi yang punya usaha sendiri. Sebagian ahli mambedakan kedua istilah wirausaha dengan wiraswasta, tetapi perbedaan itu dinilai tidaklah terlalu signifikan. Sehingga dalam banyak literatur, antara istilah wiraswasta dan wirausaha sering berganti tempat alias artinya dianggap sama. Bahkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kedua

istilah tersebut tidak dibedakan artinya atau dianggap sama. Perbedaan lain yang hampir mirip dengan contoh diatas adalah kewirausahaan, wirausahawan, pengusaha dan swasta.

2.10 Jenis Usaha dan Kiat untuk Sukses dari KKL Kusuma Agrowisata Jenis Usaha Berdasarkan sifatnya usaha dibedakan menjadi dua yaitu usaha spekulatif dan usaha yang sesungguhnya. Usaha yang bersifat spekulatif adalah usaha yang tujuannya semata-mata untuk mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin,

dengan cara yang mudah dan instan. Usaha spekulatif kurang memperhatikan keberlanjutan usaha dalam jangka panjang. Usaha yang bersifat spekulatif juga cenderung tidak memperhatikan pihak lain melainkan hanya mementingkan keuntungan pribadi. Dalam usaha yang bersifat spekulatif cenderung untuk menempuh cara instan untuk mencapai tujuan usaha. Pengusaha yang demikian cenderung memiliki sifat untuk melanggar peraturan pemerintah, berani memotong proses birokrasi untuk mempercepat tujuan usahanya, dan malas untuk berinovasi. Artinya pengusaha yang bersifat spekulatif biasanya malas untuk menemukan ide baru untuk usahanya akibatnya akan dilakukan cara instan yaitu dengan mencontoh usaha yang telah ada dengan harapan dapat memperoleh keuntunggan sebesar usaha yang dicontohnya. Meskipun mencontoh adalah hal yang wajar dilakukan pengusaha pemula namun ada batasan dalam mencontoh suatu usaha. Seorang pengusaha harus tetap melakukan inovasi melalui proses yang panjang dan tidak instan untuk menemukan karakter usahanya sehingga produk atau jasanya memiliki nilai tambah jika dibandingkan dengan produk atau jasa lain. Pengusaha spekulatif senantiasa mengharapkan pendapatan yang jauh lebih besar dari usaha yang dilakukan, atau dengan kata lain selalu mengharapkan adanya passive income yaitu pendapatan besar dari proses yang kecil. Dalam hal ini pengusaha spekulatif cenderung mengharapkan proses kerja yang passive, dan lamban. income yang spekulatif besar dari biasanya

Usaha

mengesampingkan kehidupan spiritual, dan focus utamanya hanya untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Dalam usaha spekulatif, keuntunggan dianggap semata-mata kareana usaha manusia dan tidak menganggap peran

Tuhan dalam menjalankan usahanya. Begitupun proses yang panjang dan segala persiapan untuk mencapai kesuksesan usaha tidak terlalu diperhatikan sehingga pendidikan dianggap tidak penting. Usaha yang sesungguhnya adalah usaha yang didasarkan motif untuk melayani dan memperoleh kemandirian, usaha yang dilakukan dengan ketulusan dan kerja keras. Usaha yang sesungguhnya tidak dapat dipisahkan dari inovasi yang dilakukan sehingga produk ataupun jasa yag hasilkan memiliki karakter, ciri khas, dan keunggulan jika dibandingkan dengan produk atau jasa lain. Usaha yang sesungguhk\nya bukan jalan pintas untuk meraih kekayaan melainkan usaha yang sesungguhnya merupakan serangkaian proses yang panjang dan kaya adalah akibat dari setiap proses yang dijalani dengan sangat baik. usaha yang

sesungguhnya dibangun secara bertahap dengan terus menjaga nama baik dan meningkatkan kualitas dan secara bertahap pula membangun reputasi tanpa tujuan menjatuhkan pihak lain. Dalam menjalankan usaha yang sesungguhnya pendidikan, persahabatan, spiritualitas merupakan hal yang sangat penting. Dengan mampu menjaga ketiganya maka keberlanjutan usaha dapat terus dijaga. Kunci Sukses Berdasarkan Hasil KKL Kusuma Agro Berdasarkan penjelasan dari Bapak Rudi Setiawan tentang kewirausahaan dan profil wirausaha Bapak Edi Antoro selaku pemilik PT. Kusuma Agro. Dapat diperoleh beberapa kunci sukses diantaranya yaitu: 1. Harus berani mengambil tantangan dan keluar dari zona aman Seperti halnya bapak Edi Antoro yang berani meninggalkan pekerjaan lamanya meskipun telah memiliki jabatan yang tinggi dan pendapatan yang besar karena pekerjaan tersebut dirasa kurang memiliki tantangan. Namun meskipun demikian harus dilakuakn dengan perencanaan yang terarah dan dengan niat yang kuat, sehingga apapun yang terjadi tetap memiliki kekuaatan untuk terus maju dan tidak berhenti ditengah proses. Hal tersebut karena tidak ada satupun usaha yang bebas dari hambatan dan tantangan. Setiap usaha memiliki tantanagn masingmasing dan harus tetap dihadapi atau dicari solusinya. Berdasarkan hal tersebut maka perencanaan usaha yang sesuai minat dan bakat lebih diutamakan karena ketika seseornag menjalankan sesuai minat dan bakatnya maka apapun rintangannya akan ditempuh dan dicari solusinya.

2. Selalau yakin sepenuhnya, mengusahakan sepenuh hati dan berjuang keras untuk berhasil Setiap usaha yang dilakukan harus dilakukan secara total dan tidak boleh setengah-setengah. Usaha yang dijalani harus didasari dengan keyakinan yang kuat bahwa akan berhasil dan tidak sia-sia. Selain itu setiap keyakianan tersebut harus diiringi dengan perjuang yang keras hingga berhasil karena setiap usaha pasti memiliki rintangan tersendiri. 3. Setiap ada rintangan harus dihadapi dan dicari solusinya. Cara menghadapi rintangan yaitu dengan memecahkan masalah tersebut atau dengan mencari alternative lain. Artinya bersifat fleksibel selama masih berada pada jalurnya. 4. Ketika gagal harus segera bangkit dari kegagalan tersebut dan tidak berlarutlarut Kemampuan untuk bangkit dari kegaaglan adalah hal yang membedakan pengusaha denagn orang biasa. Sepertti halnya orang biasa pengusaha pun tidak selalu berhasil dalam menjalankan suatau usaha pasti ada masa seorang pengusaha mengalamimkegagalan. Namun yang membedakan pengusaha dengan orang biasa adalah pengusaha memiliki kemampuan untuk melihat peluang ditengah kegagalannya dan mampu segera bangun dan kembali melangkah merintis usahanaya kembali. 5. Tidak menjadikan Kaya sebagai tujuan hidup Kaya adalah akibat, bukan tujuan hidup. Kekayaan yang sesungguhnaya tidak akan pernah datang pada orang yang tujuan hidupnya adalah menjadi kaya. Kekayaan yang demikian hanya kekayaan semu yang tidak akan pernah membahagiakan pemiliknya. 6. Jadilah kaya yang bermartabat, Dalam hal ini jadilah kaya melalui proses kemandirian ( Kewirausahaan ). Kekayaan yang bermartabat adalah kaya yang diperoleh dengan peluh sendiri tanpa membebani Negara dan merugikan orang lain. Kaya yang bermartabat adalah kaya yang diperoleh sebagai akibat proses usaha yang dilakukan dengan baik, konsisten, penuh keyakinan, bersih dan tulus.

7. Menjadi individu yang mampu menerima perubahan dan cepat beradaptasi dengan segala perubahan tersebut tanpa merubah karakter diri. 8. Selalu berlatih untuk memanfaatkan peluang. Sifat kriatif, inovatif dan taktis dapat diteladani dari bapak Edi Antoro yang berani berinovasi dengan mendatangkan pembeli apel kekebun sebagai upaya untuk menaikkan harga jual apel yang saat itu sangat rendah di petani dan cukup tinggi di pasaran. Dengan kreatif Bapak Edi Antoro juga mengubah lahan perkebunan di Batu Selatan yang awalnya kurang produktif dan berbatu menjadi lebih produktif. Caranya dengan memindahkan satu persatu batu tersebut dan menambahkan pupuk kandang pada lahan yang sudah dibersihkan hasilnya daerah Kota Batu bagian selatan menjadi lahan yang sangat produktif tidak kalah dengan daerah di Batu bagian utara. 9. melakukan usaha yang bermanfaat tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain Dalam hal ini Bapak Edi Antoro lebih memililih menjadi pengusaha perkebunan dari pada menjadi pegawai di Lembaga Perkebunan Negara meskipun saat itu Bapak Edi Antoro telah dipilih sebagai Kepala Administrasi dilembaga tersebut. Denagn membuka perkebunan maka Bapak Edi Antoro mampu membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. berpikir kreatif, inovatif, taktis dan mampu

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Berdasarkan isi makalah tersebut, dapat disimpulkan beberapa hal yaitu sebagai berikut. 1. Kondisi lapangan pekerjaan di Indonesia memprihatinkan. Pembangunan ekonomi yang telah ada tidak sanggup menyediakan kesempatan kerja yang lebih cepat daripada pertambahan penduduk, sehingga masalah pengangguran yang dihadapi calon-calon tenaga kerja dari tahun ke tahun semakin serius. 2. Kondisi mahasiswa setelah lulus adalah bahwa kebanyakan mahasiswa bingung akan meneruskan kuliah ke jenjang selanjutnya atau akan bekerja. Sebagian besar mahasiswa lulusan Perguruan Tinggi biasanya memilih untuk menjadi Pegawai atau Profesional. Pilihan tersebut merupakan pilihan yang menurut mereka dapat menjamin hidup dan masa depan karena upah/gaji yang didapatkan cukup banyak untuk memenuhi kebutuhan hidup. 3. Solusi dari tingginya pengangguran dan sedikitnya lapangan pekerjaan adalah dengan mendorong dan membuka kesempatan bagi pihak asing untuk menanamkan modalnya ke indonesia, meningkatkan kualitas tenaga kerja, meningkatkan kualitas program kb dan transmigrasi, melakukan program padat karya, memberdayakan kemampuan masyarakat desa 4. Keunggulan wirausaha adalah mampu mendorong pertumbuhan ekonomi, dapat meningkatkan kualitas , meningkatkan kualitas barang yang diproduksi merupakan syarat utama agar wirausaha yang dijalani dapat menyandang reputasi baik dan mendapat kepercayaan dari konsumen. 5. Hal yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah totalitas, konsistensi, komitmen, tanggap akan perubahan 6. Ir. Edi Antoro merupakan pendiri yang sekaligus sebagai pemilik Kusuma Agrowisata. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1989. Usaha awal pendirian perusahaan ini tidak semata-mata langsung dibangun begitu saja, namun beliau sebagai pendirinya memang mulai dari awal sekali.

7.

Kusuma Agrowisata berdiri pada 1991 dikawasan Batu selatan dan merupakan salah satu pioneer Wisata Agro di Indonesia. Usaha ini dirintis oleh Ir Edi Antoro. Pada mulanya, tahun1989, Ir Edi Antoro yang dulunya merupakan pekerja di perusahaan perkebunan memutuskan untuk berhenti bekerja dan membuka kebun apel seluas 4 Ha di daerah Batu sebelah selatan.

8.

Faktor yang menyebabkan kegagalan dalam berwirausaha adalah tidak kompeten dalam manajerial, kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan, gagal dalam perencanaan, lokasi kurang memadahi, kurangnya pengawasan peralatan, kurangnya usaha yang sungguh-sungguh dalam berwirausaha, ketidakmampuan dalam melakukan transisi wirausaha

9.

perbedaan antara wirausaha dan wiraswasta terletak pada sikap mental dan suatu bentuk gerak usaha dari perwujudan sikap itu sendiri

10. jenis usaha berdasarkan sifatnya ada dua, yaitu usaha spekulatif dan usaha sesungguhnya. Kiat sukses berwirausaha dari KKL Agrowisata adalah harus berani mengambil tantangan dan keluar dari zona aman, selalau yakin sepenuhnya, mengusahakan sepenuh hati dan berjuang keras untuk berhasil, setiap rintangan harus dihadapi dan dicari solusinya, ketika gagal harus segera bangkit dari kegagalan tersebut dan tidak berlarut-larut, tidak menjadikan Kaya sebagai tujuan hidup, jadi kaya yang bermartabat, menjadi individu yang mampu menerima perubahan dan cepat beradaptasi dengan segala perubahan tersebut tanpa merubah karakter diri, selalu berlatih untuk berpikir kreatif, inovatif, taktis dan mampu memanfaatkan peluang, dan melakukan usaha yang bermanfaat tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain.

3.2 Komentar umum Pada KKL yang sudah dilaksanakan, banyak manfaat yang bisa diambil dari KKL tersebut sebagai media pembelajaran tentang budidaya maupun pembelajaran tentang wirausaha. Kita diajak untuk melihat peluang untuk bekerja saat keadaan lapangan pekerjaan yang disediakan sedikit yaitu dengan menjadi seorang

wirausaha. Disana juga diberi motivasi dan kiat-kiat menjadi wirausaha yang sukses. Untuk kedepannya, mungkin KKL ini bisa tetap dilaksanakan tiap tahunnya.

DAFTAR RUJUKAN

Sanisah, Siti, 2010. Pendidikan Tinggi Dan Pengangguran Terbuka: Sebuah Dilema.Lentera Pendidikan. Vol. 13 No. 2 Desember 2010: 147-159. Diakses Tanggal 25 Maret 2014 Sugiyanto. 2006. Implikasi PengangguranTerhadap Pembangunan Nasional Serta Strategi Pemecahannya. Value Added, Vol.2, No.2, Maret Agustus 2006. Http://jurnal.unimus.ac.id. Wulandari, Deasy. 2012. Kerja Peningkatan Dan EntrepreneurshipDalam Mengurangi Tingkat

MenciptakanLapangan

Pengangguran(Entrepreneurship Improvement In Creating Employment AndReduce Unemployment Rate). Jurnal Isei Jember, Volume 2 Nomor 2, Oktober 2012.

You might also like