You are on page 1of 23

BAB 28 PENINGKATAN AKSES MASYARAKAT TERHADAP KESEHATAN YANG LEBIH BERKUALITAS

Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dan mendukung pembangunan ekonomi, serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan dihadapkan pada berbagai permasalahan penting antara lain disparitas status kesehatan; beban ganda penyakit; kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan; pelindungan masyarakat di bidang obat dan makanan; serta perilaku hidup bersih dan sehat. Beberapa masalah penting lainnya yang perlu ditangani segera adalah peningkatan akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan, penanganan masalah gizi buruk, penanggulangan wabah penyakit menular, pelayanan kesehatan di

daerah bencana, dan pemenuhan jumlah dan penyebaran tenaga kesehatan. Langkah-langkah yang telah ditempuh adalah peningkatan akses kesehatan terutama bagi penduduk miskin melalui pelayanan kesehatan gratis; peningkatan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular termasuk polio dan lu burung; peningkatan kualitas, keterjangkauan dan pemerataan pelayanan kesehatan dasar; peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan; penjaminan mutu, keamanan dan khasiat obat dan makanan; penanganan kesehatan di daerah bencana; serta peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat !ebagai tindak lanjut, pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan; meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan; meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat; meningkatkan upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit; meningkatkan keadaan gizi masyarakat; dan meningkatkan penanganan masalah kesehatan di daerah bencana. I. Permasalahan yang D ha!a"

Permasalahan utama pembangunan kesehatan saat ini antara lain adalah masih tingginya disparitas status kesehatan antartingkat sosial ekonomi, antarkawasan, dan antara perkotaan dengan perdesaan. !ecara umum status kesehatan penduduk dengan tingkat sosial ekonomi tinggi, di kawasan barat "ndonesia, dan di kawasan perkotaan, cenderung lebih baik. !ebaliknya, status kesehatan penduduk dengan sosial ekonomi rendah, di kawasan timur "ndonesia dan di daerah perdesaan masih tertinggal. Permasalahan penting lainnya yang dihadapi adalah terjadinya beban ganda penyakit, yaitu belum teratasinya penyakit menular yang diderita oleh masyarakat seperti tuberkulosis paru, in eksi saluran perna asan akut #"!P$%, malaria, dan diare, serta munculnya kembali penyakit polio dan lu burung. &amun, pada waktu yang bersamaan terjadi peningkatan penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, serta diabetes melitus dan kanker. '( - '

)i sisi lain, kualitas, pemerataan, dan keterjangkauan pelayanan kesehatan juga masih rendah. *ualitas pelayanan menjadi kendala karena tenaga medis sangat terbatas dan peralatan kurang memadai. )ari sisi jumlah, rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk yang harus dilayani masih rendah. *eterjangkauan pelayanan terkait erat dengan jumlah dan pemerataan asilitas kesehatan. Pada tahun '++', untuk setiap ,++.+++ penduduk hanya tersedia -,. Puskesmas. "tu pun sebagian penduduk, terutama yang tinggal daerah terpencil, tidak meman aatkan Puskesmas karena keterbatasan sarana transportasi dan kendala geogra is. Pelindungan masyarakat di bidang obat dan makanan masih rendah. )alam era perdagangan bebas, kondisi kesehatan masyarakat makin rentan akibat meningkatnya kemungkinan konsumsi obat dan makanan yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan keamanan. *etersediaan, mutu, keamanan obat, dan perbekalan kesehatan masih belum optimal serta belum dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakat. !elain itu, obat asli "ndonesia #/$"% belum sepenuhnya dikembangkan dengan baik meskipun potensi yang dimiliki sangat besar. Perilaku masyarakat juga sering tidak mendukung hidup bersih dan sehat. 0al ini dapat terlihat dari meluasnya kebiasaan merokok, rendahnya pemberian air susu ibu #$!"% eksklusi , tingginya prevalensi gizi kurang dan gizi lebih pada balita, serta kecenderungan meningkatnya jumlah penderita 0"12$")!, penderita penyalahgunaan narkotika, psikotropika, zat adikti #&apza%, dan kematian akibat kecelakaan. !elain permasalahan mendasar seperti itu, dalam sepuluh bulan terakhir, paling tidak terdapat lima isu penting di bidang kesehatan yang perlu penanganan segera, yaitu penjaminan akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan, penanganan masalah gizi buruk, penanggulangan wabah penyakit menular, pelayanan kesehatan di daerah bencana, dan pemenuhan jumlah dan penyebaran tenaga kesehatan. $. Pelayanan Kesehatan Bagi Penduduk Miskin

'( - -

!ecara nasional status kesehatan masyarakat telah meningkat. $kan tetapi, disparitas status kesehatan antara penduduk mampu dan penduduk miskin masih cukup besar. Berbagai data menunjukkan bahwa status kesehatan penduduk miskin lebih rendah jika dibandingkan dengan penduduk kaya. 0al ini antara lain dapat dilihat dari tingginya angka kematian bayi dan angka kematian balita pada kelompok penduduk miskin. 3enurut !urvei )emogra i dan *esehatan "ndonesia #!)*"% '++'-'++-, angka kematian bayi pada kelompok termiskin adalah 4, berbanding ,5 per ,.+++ kelahiran hidup pada kelompok terkaya. )emikian juga, angka kematian balita pada penduduk termiskin #55 per ,.+++ kelahiran hidup% jauh lebih tinggi daripada angka kematian balita pada penduduk terkaya #'' per ,.+++ kelahiran hidup%. Penyakit in eksi yang merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan balita, seperti "!P$, diare, tetanus neonatorum dan penyulit kelahiran, juga lebih sering terjadi pada penduduk miskin. 6endahnya status kesehatan penduduk miskin terkait erat dengan terbatasnya akses terhadap pelayanan kesehatan, baik karena kendala geogra is maupun kendala biaya #cost barrier%. )ata !)*" '++'-'++- menunjukkan bahwa kendala terbesar yang dihadapi penduduk miskin untuk mendapatkan asilitas pelayanan kesehatan adalah ketiadaan uang #-7 persen%, jarak ke asilitas pelayanan kesehatan yang terlalu jauh #,( persen%, serta adanya hambatan dengan sarana angkutan atau transportasi #,4 persen%. )ata !usenas '++7 menunjukkan bahwa kendala biaya menjadi permasalahan yang cukup serius, terutama bagi penduduk miskin, karena selama ini sebagian besar #(5,' persen% pembiayaan kesehatan bersumber dari penghasilan penduduk sendiri. Pembiayaan yang berasal dari jaminan pemeliharaan kesehatan #kartu sehat yang dikeluarkan Pemerintah% hanya sebesar 4,- persen dan yang berasal dari asuransi sebesar .,' persen. $rtinya, penduduk harus menanggung biaya yang besar untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. 0al ini tentu amat memberatkan bagi penduduk miskin karena mereka harus mengeluarkan biaya yang besar untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang layak.

'( - 7

B.

Masalah Gizi Buruk

3asalah kesehatan yang menimbulkan perhatian masyarakat cukup besar akhir-akhir ini adalah masalah gizi kurang dan gizi buruk. 8alaupun sejak tahun ,9(9 telah terjadi penurunan prevalensi gizi kurang yang relati tajam, mulai tahun ,999 penurunan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk pada balita relati lamban dan cenderung tidak berubah. !aat ini terdapat ,+ provinsi dengan prevalensi gizi kurang di atas -+, dan bahkan ada yang di atas 7+ persen, yaitu di Provinsi :orontalo, &usa ;enggara Barat #&;B%, &usa ;enggara ;imur #&;;%, dan Papua. *urang energi dan protein pada tingkat parah atau lebih populer disebut busung lapar, dapat menimbulkan permasalahan kesehatan yang besar dan bahkan dapat menyebabkan kematian pada anak. 3enurut data !usenas '++-, diperkirakan sekitar . juta #'5,. persen% anak balita menderita gizi kurang, termasuk ,,. juta #(,- persen% di antaranya menderita gizi buruk. )ata )epartemen *esehatan menunjukkan bahwa pada tahun '++7 masih terdapat -,,. juta anak #,4 persen% menderita gizi kurang dan 447 ribu anak #-,( persen% menderita gizi buruk. Pada tahun '++. dilaporkan adanya kasus gizi buruk tingkat parah atau busung lapar di Provinsi &;B dan &;;, serta beberapa provinsi lainnya. Penderita kasus gizi buruk terbesar yang dilaporkan terjadi di Provinsi &;B, yaitu terdapat ., kasus yang dirawat di rumah sakit sejak <anuari sampai dengan 3ei '++.. <umlah kasus di sembilan provinsi sampai <uni '++. dilaporkan sebanyak -.7,- kasus gizi buruk dan 79 di antaranya meninggal dunia. 3unculnya kejadian gizi buruk ini merupakan = enomena gunung es> yang menunjukkan bahwa masalah gizi buruk yang muncul hanyalah sebagian kecil dari masalah gizi buruk yang sebenarnya terjadi. )i Provinsi &;B, misalnya, berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan sejak <anuari-<uni '++. hanya ditemukan sekitar 9++ kasus. &amun, diperkirakan terdapat '.'++ balita marasmus kwashiorkor. 3asalah busung lapar terutama dialami oleh anak balita yang berasal dari keluarga miskin. )ua aktor penyebab utama terjadinya gizi buruk tersebut adalah rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan seharihari dan terjadi dalam kurun waktu yang lama. Penyebab kedua adalah '( - .

terjadinya serangan penyakit in eksi yang berulang. *edua aktor ini disebabkan oleh tiga hal secara tidak langsung, yaitu #,% ketersediaan pangan yang rendah pada tingkat keluarga; #'% pola asuh ibu dalam perawatan anak yang kurang memadai; dan #-% ketersediaan air bersih, sarana sanitasi, dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terbatas. Penyebab tidak langsung tersebut merupakan konsekuensi dari pokok masalah dalam masyarakat, yaitu tingginya pengangguran, tingginya kemiskinan, dan kurangnya pangan. ?. Kejadian Luar Biasa (KLB) Penyakit Menular

3asalah kesehatan lainnya yang menjadi keprihatinan masyarakat adalah terjadinya *LB berbagai penyakit menular. Penyakit menular yang diderita oleh masyarakat sebagian besar adalah penyakit in eksi seperti tuberkulosis paru yang saat ini menduduki urutan ke-- terbanyak di dunia, in eksi saluran perna asan akut #"!P$%, malaria, dan diare. !elain itu "ndonesia juga menghadapi emerging diseases #penyakit yang baru berkembang% seperti 0"12$")! dan Se ere !cute "es#iratory Syndrom #!$6!% dan re$ emerging diseases #penyakit yang sebelumnya mulai menurun, tetapi meningkat kembali% seperti demam berdarah dengue #)B)% dan ;B paru. !alah satu penyakit menular yang akhir-akhir ini menonjol adalah munculnya kasus polio di beberapa wilayah seperti Provinsi <awa Barat, Banten, <awa ;engah, Lampung, dan )*" <akarta. Polio merupakan penyakit menular yang sangat berbahaya yang disebabkan oleh virus yang menyerang sistem syara dan bisa menyebabkan kelumpuhan menetap atau kematian. !atu dari '++ kasus in eksi virus akan menyebabkan kelumpuhan, .@,+ persen pasien meninggal dunia akibat kelumpuhan pada otot pernapasan. ;idak ada obat untuk penyakit polio. Penyakit ini hanya bisa dicegah dengan imunisasi. 1aksin untuk imunisasi ini aman dan oleh 3ajelis Alama "ndonesia #3A"% dinyatakan halal. !ejak tahun ,99., kasus polio liar tidak pernah ditemukan lagi di "ndonesia. $kan tetapi, "ndonesia masih memiliki risiko terhadap virus polio impor dan risiko terhadap %accine &eri ed Polio %irus #1)P1% di daerah cakupan imunisasi rendah. 1irus polio liar yang '( - 4

kembali muncul akhir-akhir ini di "ndonesia diperkirakan berasal dari negara lain. *asus polio pertama dilaporkan pada bulan $pril '++. pada anak umur '+ bulan di )esa :iri <aya, *ecamatan ?idahu, *abupaten !ukabumi, Provinsi <awa Barat. !etelah dilakukan surveilans epidemiologi, kasus polio juga ditemukan di *abupaten Lebak, <awa Barat. Penularan kasus polio liar berkembang sangat cepat dan hingga saat ini sudah menyebar di lima provinsi yaitu Lampung, Banten, <awa ;engah, <awa Barat, dan )*" <akarta. <umlah kasus positi yang dilaporkan sampai , $gustus '++. berjumlah ,(9 kasus dengan ( kasus di antaranya meninggal dunia. !elain polio, penyakit menular yang cukup menjadi perhatian adalah lu burung #avian in'luenza%. Penyakit ini dilaporkan mulai menyerang ayam ternak di Provinsi Bali, <awa Barat, <awa ;imur, <awa ;engah dan *alimantan Barat pada tahun '++- dan awal tahun '++7. Pada awal <uli '++., ditemukan - kasus korban jiwa manusia yang positi menderita lu burung yang terjadi di ;angerang, Banten. !elain dampak kesehatan, kejadian ini juga mengakibatkan keresahan masyarakat dan kerugian ekonomi yang cukup besar, khususnya bagi peternak. Berbagai emerging dan re$emerging diseases( kasus polio, dan lu burung dapat terjadi antara lain karena tingginya mobilitas penduduk antarnegara. )engan demikian penularan penyakit antarnegara #transnasional% ini dapat terjadi dengan mudah, mengingat semakin mudahnya transportasi manusia, hewan, dan lain-lain antarnegara. !elain penyakit polio dan lu burung, penyakit )B), malaria, ;B paru, dan 0"12$")! perlu pula mendapat penanganan yang memadai. !ejak pertama kali ditemukan kasus )B) di "ndonesia, jumlah kasus dan daerah terjangkit terus meningkat meskipun kasus kematian akibat )B) dapat ditekan. !ementara itu, meskipun angka kesakitan malaria cenderung menurun, prevalensi malaria masih cukup tinggi. Beberapa provinsi dengan angka kesakitan malaria yang tinggi adalah Provinsi Papua, 3aluku, &;;, !ulawesi ;engah, dan Bangka Belitung. )alam hal jumlah kasus penyakit ;B paru, "ndonesia menduduki peringkat ke-- terbesar di dunia, setelah "ndia '( - 5

dan ?ina. !emua provinsi di "ndonesia sampai dengan bulan <uni '++., telah melaporkan penduduk yang terin eksi 0"1. <umlah kumulati penderita $")! di "ndonesia telah mencapai lebih dari -.+++ penderita. ). Penanganan Masalah Kesehatan di &aerah Bencana

Bencana alam gempa dan tsunami yang terjadi di $ceh, &ias, $lor, dan &abire telah menimbulkan dampak yang besar di bidang kesehatan. Banyak sekali korban yang meninggal, hilang, dan lukaluka. !arana dan prasarana pelayanan kesehatan banyak yang hancur dan tidak ber ungsi secara optimal, seperti rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, kantor dinas kesehatan, balai laboratorium kesehatan #BL*%, gudang armasi, gudang vaksin, politeknik kesehatan #poltekes%, dan kantor kesehatan pelabuhan. Bencana tsunami di $ceh mengakibatkan kerusakan pada 9 rumah sakit, 7puskesmas, .9 puskesmas pembantu, 5++ poliklinik desa, dan .. pusksemas keliling, dan sarana lain seperti rumah sakit, laboratorium dan kantor dinas kesehatan. <umlah tenaga kesehatan yang meninggal atau hilang adalah 4(- orang. B. Masalah )enaga Kesehatan

"ndonesia saat ini mengalami kekurangan pada hampir semua jenis tenaga kesehatan yang diperlukan. Pada tahun '++,, diperkirakan per ,++.+++ penduduk baru dapat dilayani oleh 5,5 dokter umum, ',5 dokter gigi, -,+ dokter spesialis, dan (,+ bidan. Antuk tenaga kesehatan masyarakat, per ,++.+++ penduduk baru dapat dilayani oleh +,. sarjana kesehatan masyarakat, ,,5 apoteker, 4,4 ahli gizi, +,, tenaga epidemiologi, dan 7,5 tenaga sanitasi. *ondisi tenaga kesehatan pada tahun '++7 tidak jauh berbeda dengan itu karena sistem pendidikan masih belum bisa menghasilkan tenaga kesehatan dalam jumlah yang mencukupi, serta sistem perekrutan dan pola insenti bagi tenaga kesehatan kurang optimal. )i samping itu, jumlah dan penyebaran tenaga kesehatan masyarakat masih belum memadai sehingga banyak puskesmas belum memiliki dokter dan tenaga kesehatan masyarakat. *eterbatasan ini diperburuk oleh distribusi '( - (

tenaga kesehatan yang tidak merata. 3isalnya, lebih dari dua pertiga dokter spesialis berada di <awa dan Bali. )isparitas rasio dokter umum per ,++.+++ penduduk antarwilayah juga masih tinggi dan berkisar dari ',- di Lampung hingga '(,+ di )" Cogyakarta. *ualitas tenaga kesehatan juga masih perlu ditingkatkan. !aat ini, misalnya, masih banyak puskesmas yang tidak mempunyai dokter umum. $kibatnya, banyak puskesmas, terutama di daerah terpencil yang hanya dilayani oleh perawat atau tenaga kesehatan lainnya. !usenas '++7 menunjukkan bahwa masih banyak penduduk #'9,( persen% yang harus menunggu setengah hingga satu jam untuk mendapatkan pelayanan kesehatan rawat jalan. !ebagian masyarakat #(,, persen% menyatakan kurang atau tidak puas dengan pelayanan kesehatan dan --,', persen menyatakan cukup puas. II. Lang#ah$Lang#ah Ke% &a#an !an Has l$Has l yang D 'a"a

Antuk mengatasi berbagai permasalahan kesehatan, kebijakan umum pembangunan kesehatan diarahkan pada ,% peningkatan upaya pemeliharaan, pelindungan, dan peningkatan derajat kesehatan dan status gizi terutama bagi penduduk miskin dan kelompok rentan; peningkatan upaya pencegahan dan penyembuhan penyakit baik menular maupun tidak menular; peningkatan kualitas, keterjangkauan, dan pemerataan pelayanan kesehatan di asilitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama bagi keluarga miskin, kelompok rentan dan penduduk di daerah terpencil, perbatasan, rawan bencana dan kon lik; peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan terutama untuk pelayanan kesehatan di daerah terpencil, tertinggal, dan perbatasan; penjaminan mutu, keamanan dan khasiat produk obat, kosmetik, produk komplemen, dan produk pangan yang beredar, serta mencegah masyarakat dari penyalahgunaan obat keras,

'% -%

7%

.%

'( - 9

narkotika, psikotropika, zat adikti , dan bahan berbahaya lainnya; dan 4% peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam perilaku hidup bersih dan sehat.

Langkah-langkah yang ditempuh untuk mengatasi berbagai permasalahan yang menonjol pada ,+ bulan terakhir dan hasil yang dicapai adalah sebagai berikut. $. Pelayanan Kesehatan bagi Penduduk Miskin )engan menyadari pentingnya penanganan yang berkelanjutan terhadap masalah kesehatan penduduk miskin sebagai upaya memenuhi amanat AA) ,97. pasal -7 ayat , dan ', sejak tahun ,99( dilaksanakan beberapa upaya pemeliharaan kesehatan penduduk miskin. ;ujuan upaya ini adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu dan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin, terutama pelayanan kesehatan di puskesmas dan rumah sakit. Pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin secara gratis telah diupayakan oleh Pemerintah sejak terjadinya krisis ekonomi tahun ,995. 0asil pemantauan penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin menunjukkan adanya beberapa kendala termasuk kurang e isiennya penggunaan dana. /leh karena itu, pada tahun '++., sejalan dengan Andang-Andang &o. 7+ ;ahun '++7 ;entang !istem <aminan !osial &asional, upaya peningkatan akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan lebih ditingkatkan melalui upaya pemeliharaan kesehatan penduduk miskin dengan sistem jaminan2asuransi kesehatan. )engan sistem ini, penduduk miskin diikutkan pada asuransi kesehatan dengan premi yang dibayarkan oleh Pemerintah. Program pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin diselenggarakan dengan prinsip antara lain #,% pelayanan komprehensi sesuai dengan standar kesehatan; dan #'% pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan rujukan rawat jalan dan rawat inap di kelas """ rumah sakit. )engan sistem ini masyarakat, terutama penduduk miskin, dapat memperoleh pelayanan kesehatan gratis baik di puskesmas maupun di '( - ,+

kelas """ rumah sakit. !elain itu, untuk dapat menjangkau masyarakat miskin yang sulit memperoleh akses ke Puskesmas, telah disediakan biaya operasional dan sepeda motor bagi petugas, Puskesmas keliling roda empat, dan Puskesmas keliling perahu bermotor. )engan demikian, penyelenggaraan pelayanan kesehatan ini diharapkan mampu menghilangkan hambatan utama masyarakat miskin untuk memperoleh pelayanan kesehatan. B. Masalah Gizi Buruk

)engan belajar dari pengalaman penanggulangan gizi di "ndonesia dan pengalaman di berbagai negara, penanggulangan masalah gizi buruk dilakukan dengan pendekatan yang menyeluruh dengan melibatkan semua pihak baik keluarga, masyarakat, pemerintah maupun pelaku ekonomi. "ntervensi untuk mengatasi masalah gizi buruk terdiri atas tahap jangka pendek #darurat%, jangka menengah, dan jangka panjang. Apaya yang telah dilakukan adalah penimbangan massal untuk menemukan kasus secara dini, penyelenggaraan rapat koordinasi untuk mengakti kan kembali ;im Pangan dan :izi, penerapan !istem *ewaspadaan Pangan dan :izi #!*P:%, serta investigasi kasus ke seluruh daerah potensi. "ntervensi yang dilakukan dalam menangani gizi buruk diarahkan untuk mencegah kematian dan kecacatan melalui penemuan dini kasus gizi buruk dan memberikan tatalaksana secara pro esional di tingkat masyarakat, puskesmas, dan rumah sakit. 0asil yang dicapai antara lain adalah pemberlakuan kejadian luar biasa #*LB% gizi buruk di Provinsi &;B dan pembebasan biaya bagi penderita gizi buruk yang dirawat di kelas """ rumah sakit. !elain itu telah dikirimkan , ton 3P-$!" kepada penderita melalui pemerintah kabupaten2kota di Provinsi &;B dan ,,. ton 3P-$!" untuk Provinsi &;;, serta penugasan sta khusus untuk melakukan investigasi. !elain itu, telah diberikan bantuan makanan tambahan pada '4.'++ balita, (.7++ ibu hamil dan -(.+++ anak sekolah di Provinsi &;B serta '-.'++ balita, 4.5++ ibu hamil, dan 7-.+++ anak sekolah di Provinsi &;;.

'( - ,,

?.

KLB Penyakit Menular

Antuk mencapai eradikasi polio, telah dilaksanakan berbagai upaya, yaitu #,% meningkatkan cakupan imunisasi rutin pada bayi sampai ke tingkat desa yang diberikan secara gratis; #'% melakukan imunisasi tambahan melalui Pekan "munisasi &asional #P"&%, !ub P"& untuk . provinsi serta melaksanakan Bulan "munisasi $nak !ekolah; dan #-% melakukan surveilans !cute *laccid Paralysis #$DP% atau lumpuh layu mendadak pada anak usia di bawah ,. tahun secara rutin. 0asil pelaksanaan kegiatan imunisasi rutin polio secara nasional dalam - tahun terakhir cakupannya mencapai lebih dari 9+ persen tetapi kegiatan itu masih belum merata di seluruh desa. 0al ini terjadi karena +ni ersal ,hild -mmunization #A?"% desa dalam tiga tahun terakhir belum mencapai (+ persen. )engan terjadinya *LB Polio di Provinsi <awa Barat, Banten, <awa ;engah, Lampung, dan )*" <akarta serta untuk mencegah terjadinya transmisi virus polio, telah dilakukan .utbreak "es#onse -munization #/6"% di provinsi-provinsi tersebut yang mencakup .' kelurahan di 4 kecamatan. <umlah anak balita yang memperoleh imunisasi polio sebanyak ''.+++ anak. *egiatan /6" ini dilaksanakan dalam upaya mencegah penularan virus polio liar di sekitar penderita. !elain itu, dilaksanakan juga imunisasi massal terbatas atau mo##ing u# untuk memutus rantai penularan virus polio liar yang lebih luas. Berdasarkan kajian dan rekomendasi 80/, Anice , dan para pakar kesehatan, telah dilakukan imunisasi massal terbatas polio di tiga provinsi, yaitu )*" <akarta, <awa Barat, dan Banten pada semua balita tanpa melihat status imunisasi. Mo##ing u# dilakukan serentak pada tanggal -, 3ei '++. untuk putaran " dan tanggal '( <uni '++. untuk putaran "". Langkah untuk menangani lu burung antara lain dilaksanakan melalui pemusnahan hewan ternak dan unggas yang terserang. !elain itu, dilakukan surveilans ketat pada close contact #petugas kesehatan, keluarga, teman kerja, dan teman sekolah% sebanyak -,. orang selama '+ hari di ;angerang. )alam rangka menanggulangi penyakit lu '( - ,'

burung, telah disiapkan 77 rumah sakit di seluruh "ndonesia untuk menerima perawatan dan observasi penderita; serta telah disiapkan obat anti virus oseltami ir yang akan didistribusikan ke rumah sakit rujukan. ). Penanganan Masalah Kesehatan di &aerah Bencana

Bencana gempa bumi dan tsunami di Provinsi &angroe $ceh )arussalam #&$)% dan &ias, !umatra Atara di samping menimbulkan korban meninggal dunia, hilang, dan luka-luka, juga telah menghancurkan ribuan rumah penduduk, in rastruktur, dan berbagai sarana pelayanan umum termasuk sarana pelayanan kesehatan. Antuk penanggulangan bencana alam di Provinsi &$) telah diambil langkah kebijakan untuk penanganan kesehatan darurat dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan segera terhadap penduduk yang masih hidup. !elain itu, dilakukan pula rehabilitasi berbagai sarana dan prasarana kesehatan agar pelayanan kesehatan dapat ber ungsi seperti semula. !emua itu dilakukan secara terkoordinasi, terutama dengan tenaga-tenaga relawan baik dari dalam maupun luar negeri. !elain itu telah disusun rencana rehabilitasi dan rekonstruksi $ceh dan &ias di bidang kesehatan yang lebih menyeluruh seperti tertuang dalam cetak biru atau blue #rint 6encana 6ehabilitasi dan 6ekonstruksi $ceh dan &ias, !umatra Atara. )engan langkah-langkah itu, telah berhasil dibangun dan dioperasikan 5 Pos *esehatan !atelit #Poskeslit% di beberapa hunian, sedangkan '- Poskeslit masih dalam tahap penyelesaian. Belum selesainya seluruh pembangunan Poskeslit tersebut antara lain disebabkan oleh keterbatasan ketersediaan tanah yang sesuai dengan persyaratan dan tata ruang pembangunan dan rekonstruksi Provinsi &$). Antuk pengelolaan Poskeslit tersebut telah dilaksanakan perekrutan ((+ orang tenaga kesehatan yang terdiri atas ,,+ dokter, ,4. bidan, ,,+ sarjana kesehatan masyarakat #!*3%, .. ahli gizi, .. tenaga kesehatan lingkungan, --+ perawat, dan .. asisten apoteker. )i samping itu, telah dilakukan pula pelayanan kesehatan oleh tim medis keliling dengan menggunakan asilitas kendaraan roda 7 dan roda '.

'( - ,-

)alam upaya pemenuhan kebutuhan tenaga dokter spesialis dan perawat mahir, semula dilaksanakan melalui penugasan khusus dan selanjutnya dikembangkan menjadi penempatan tenaga tetap yang saat ini sedang dilakukan perekrutannya. Antuk menarik minat tenaga spesialis tersebut, diberikan insenti berupa pengurangan masa bakti dengan masa tugas tiga bulan yang diperhitungkan untuk satu tahun. Pemulihan ungsi pelayanan kesehatan di Provinsi &$) dilakukan dengan merehabilitasi sarana pelayanan kesehatan yang rusak ringan oleh dinas kesehatan provinsi dan kabupaten2kota yang bekerja sama dengan L!32&:/. Antuk mencegah timbulnya masalah gangguan jiwa pascagempa dan pascatsunami telah dilakukan pelatihan konseling untuk tenaga kesehatan. !elain itu, dilakukan pula pengiriman ahli jiwa secara berkala yang diikuti dengan deteksi dini kelainan kejiwaan masyarakat dan pengobatan di sarana pelayanan kesehatan. B. )enaga Kesehatan

)alam rangka meningkatkan kuantitas dan kualitas !)3 kesehatan, langkah kebijakan yang dilakukan adalah perekrutan tenaga medis terutama untuk puskesmas dan rumah sakit di daerah terpencil. Penyusunan rencana penempatan tenaga kesehatan tersebut dialokasikan dari pengangkatan reguler dokter pegawai tidak tetap #P;;% dan calon pegawai negeri sipil #?P&!%. 0asil dari upaya itu adalah bahwa, telah diangkat P;; tahun '++7 sebanyak ,.+7+ dokter, ,-9 dokter gigi, dan -.9-5 bidan. ;enaga yang ditempatkan di daerah tertinggal sebanyak 744 dokter, 55 dokter gigi, dan ,.4., bidan. Antuk meningkatkan pemerataan, dari jumlah tersebut sebanyak '54 dokter, -, dokter gigi, dan seluruh bidan ditempatkan di daerah terpencil dan sangat terpencil. !eleksi ?P&! )epartemen *esehatan pada tahun '++7 telah dilakukan terhadap '(.9'9 pelamar untuk mengisi ormasi sebanyak '.-(7 orang. )ari daerah dilaporkan bahwa telah dilakukan seleksi terhadap 7+9.574 pelamar yang akan ditempatkan di daerah tertinggal sebanyak 4.'-. orang.

'( - ,7

!elain itu, telah pula disusun konsep revisi *eppres &o. -5 ;ahun ,99, dan *eppres &o. 55 ;ahun '+++ tentang tenaga kesehatan strategis Pegawai ;idak ;etap #P;;% dan konsep Peraturan Presiden tentang tenaga kesehatan strategis sebagai P;;. )ilakukan juga pembahasan rancangan Perpres tentang Pengangkatan ;enaga *esehatan !trategis P;; dan *ebijakan Pemberian "nsenti bagi tenaga kesehatan di daerah tertinggal dengan dinas kesehatan provinsi, beberapa dinas kesehatan kabupaten, beberapa rumah sakit umum daerah #6!A)%, dan pejabat lintas sektor. Antuk persiapan penerapan Andang-Andang Praktik *edokteran, telah dibentuk *onsil *edokteran "ndonesia #**"% dan 3ajelis *ehormatan )isiplin *edokteran "ndonesia #3*)*"%. !elanjutnya sedang disusun empat rancangan peraturan perundangundangan yaitu #,% Peraturan Presiden tentang Pengangkatan *eanggotaan **"; #'% Peraturan **" tentang 3*)*" dan ;ata ?ara Penanganan Pengaduan; #-% Peraturan **" tentang ;indak Lanjut ;ugas, Dungsi, dan 8ewenang **"; dan #7% Peraturan **" tentang 6egistrasi )okter2)okter :igi. !elain langkah dan hasil yang dicapai itu, hasil pelaksanaan program pembangunan kesehatan selama ,+ bulan terakhir dapat diuraikan sebagai berikutE )alam upaya mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat, kegiatan promosi kesehatan terus ditingkatkan. 3asyarakat terus diberdayakan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaiannya. 0asil upaya tersebut, adalah sebagai berikut. <umlah penduduk yang melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat adalah '. persen dan jumlah posyandu purnama mandiri per desa sebesar -+ persen. !elain itu, telah dilaksanakan Pekan *esehatan &asional dalam rangka 0ari *esehatan &asional ke-7+ dengan tema >!ehat itu :aya 0idup>. Peningkatan kesehatan lingkungan merupakan kegiatan penting dalam upaya perbaikan keadaan kesehatan masyarakat. 0asil yang telah dicapai antara lain adalah meliputi persentase keluarga yang menggunakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan mencapai 45,, persen, menggunakan air bersih mencapai (,,. persen dan yang menghuni rumah sehat sebesar 4( persen. ;empat-tempat umum yang '( - ,.

memenuhi persyaratan kesehatan sebesar 54 persen; dan sekolah yang memenuhi syarat kesehatan sebesar 57 persen. !elain itu, .- persen industri dan rumah sakit telah mengolah limbah dengan aman dan sehat. Pelayanan kesehatan dasar, yang dilaksanakan melalui puskesmas dan jaringannya, yaitu puskesmas pembantu, poliklinik desa dan puskesmas keliling serta posyandu terus ditingkatkan. 0asil dari upaya ini adalah penduduk yang sakit dan berobat ke sarana kesehatan mencapai 7+,. persen, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 5+ persen; dan cakupan pelayanan antenatal, postnatal, dan neonatal masing-masing sebesar 9+ persen, 5( persen, dan 5( persen. !ementara itu, pelayanan kesehatan rujukan yang dilaksanakan melalui rumah sakit terus ditingkatkan sehingga persentase rumah sakit yang terakreditasi mencapai 7+,- persen dan rujukan pelayanan kesehatan dasar ke rumah sakit sebesar ,4,+5 persen. !elain itu, penduduk miskin bisa mendapatkan pelayanan kesehatan gratis di kelas """ rumah sakit pemerintah dan rumah sakit lain yang ditunjuk. Antuk mencegah dan memberantas berbagai penyakit menular, telah dilakukan imunisasi dasar lengkap untuk bayi #A?"% di tingkat desa dengan cakupan mencapai 5. persen. )alam rangka penanggulangan )B), telah dilakukan upaya peningkatan kewaspadaan dini, peningkatan peran akti masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk, dan abatisasi selekti terhadap ,+.9++ desa serta penanggulangan okus pada ,'.4++ lokasi. Pemberantasan penyakit tuberkulosis dilakukan dengan menggunakan strategi &irectly .bser ed )reatment/Short ,ourse #)/;!% dan telah dicanangkan =:erakan ;erpadu &asional Penanggulangan ;uberkulosis #:erdunas ;B%>, serta dilaksanakannya pemeriksaan bakteriologis terhadap 5,(.9++ sediaan dan pengobatan terhadap 57.5++ penderita. )alam rangka pemberantasan penyakit malaria, telah dilakukan pemeriksaan terhadap 4++.+++ sediaan darah dan pengobatan terhadap ('7.'++ tersangka penderita malaria. !elain itu, juga telah dicanangkan =:erakan Berantas *embali 3alaria #:ebrak 3alaria%>. Antuk penanggulangan penyakit 0"12$")!, antara lain dilakukan upaya pencegahannya melalui penggunaan '( - ,4

kondom, pengurangan dampak buruk penggunaan &apza suntik, serta pengobatan, dukungan, dan perawatan bagi penderita 0"12$")!. 0asil yang dicapai dalam rangka meningkatkan keadaan gizi masyarakat, terutama penanggulangan masalah gizi buruk adalah bahwa prevalensi gizi kurang pada balita adalah '5,. persen; prevalensi ibu hamil kurang energi kronik ,4,5 persen; prevalensi ibu hamil anemia gizi besi 7. persen; dan prevalensi gizi lebih sebesar persen. !elain itu, cakupan rumah tangga yang mengkonsumsi garam yodium mencapai 5(,. persen; pemberian air susu ibu eksklusi pada bayi + @ 7 bulan sebesar .- persen; dan keluarga sadar gizi sebesar 7+ persen. )alam rangka mendukung pembangunan di bidang kesehatan, ketersediaan sumber daya kesehatan terus ditingkatkan, baik berupa biaya, tenaga, maupun sarana pelayanan kesehatan. 0asil yang telah dicapai adalah penduduk yang menjadi peserta sistem pembiayaan praupaya mencapai ',,( persen; rasio tenaga kesehatan jika dibandingkan dengan jumlah penduduk mencapai ''(,7 per ,++.+++ penduduk; lembaga pendidikan dan pelatihan kesehatan yang terakreditasi mencapai 4+,4 persen; dan cakupan pemeriksaan sarana pelayanan kesehatan sebesar 7+,' persen. )alam bidang obat dan perbekalan kesehatan, hasil yang telah dicapai, antara lain, meliputi tersusunnya standar, norma dan pedoman penggunaan obat rasional; penggunaan obat rasional mencapai 4. persen; ketersediaan obat esensial nasional mencapai 9+ persen; dan terlaksananya sosialisasi kebijakan harga obat generik essensial. Antuk melindungi konsumen dari penyalahgunaan obat, makanan, dan bahan berbahaya telah dilakukan pengawasan obat dan makanan melalui evaluasi #re$market terhadap sekitar ,7.+++ produk obat dan makanan dan pengujian barang bukti yang diduga narkotika dan psikotropika pada ,.4-- sampel yang bekerja sama dengan Polri dan Badan &arkotika &asional #B&&%. !elain itu, telah pula dilakukan pemeriksaan implementasi cara produksi obat yang baik #?P/B% terhadap ,-9 industri armasi, -4. industri obat tradisional, ',industri kosmetika, dan 7.74+ industri pangan olahan. )ari pemeriksaan terhadap 59( pedagang besar armasi #PBD%, masih ditemukan pelanggaran pada sekitar '(. PBD. !elain itu, telah disusun '( - ,5

naskah akademis undang-undang khusus di bidang pengawasan obat dan makanan. Antuk memperkuat pelayanan kesehatan ormal sekaligus pengembangan potensi ekspor, telah dilakukan berbagai upaya pengembangan obat asli "ndonesia meliputi penelitian ,9 tanaman obat unggulan yang bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi dan penelitian etno armakologi melalui kerja sama dengan pemerintah daerah dan perguruan tinggi terhadap empat ramuan obat tradisional yang sering digunakan oleh masyarakat Bali. !elanjutnya, pemetaan tanaman obat dilakukan di sentra produksi di Pulau <awa, yang di okuskan di *abupaten *aranganyar, Lamongan, dan &gawi meliputi pemetaan kesesuaian lahan untuk tanaman obat. Antuk mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan, kebijakan, dan manajemen pembangunan kesehatan diperkuat melalui pengkajian hukum bidang kesehatan ' buah; penyusunan naskah akademis , buah; penyusunan 6AA ' buah; penyusunan 6PP , buah; penyusunan rancangan *epmenkes ( buah; sosialisasi dan penyebarluasan produk-produk hukum bidang kesehatan; dan pengkajian AA &omor '- tahun ,99' tentang *esehatan. !ementara itu, hasil pelaksanaan dalam bidang penelitian dan pengembangan kesehatan antara lain meliputi penelitian bidang kesehatan sebanyak ,'- buah penelitian. 0asil penelitian dapat diman aatkan oleh pelaksana program, pengambil keputusan, kalangan ilmiah sebagai re erensi dan masyarakat umum untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. III. T n!a# Lan&() yang D "erl(#an

)engan mempertimbangkan permasalahan yang dihadapi, langkah kebijakan yang ditempuh, dan hasil-hasil yang telah dicapai seperti tersebut di atas, rencana tindak lanjut yang diperlukan antara lain dapat diuraikan sebagai berikut.

$.

Meningkatkan Pemerataan dan Keterjangkauan Pelayanan Kesehatan

'( - ,(

Peningkatkan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masyarakat dilaksanakan antara lain melalui penyelenggaraan pelayanan kesehatan gratis bagi penduduk miskin di puskesmas dan jaringannya, serta kelas """ rumah sakit. 3elalui upaya ini diharapkan tingkat disparitas status kesehatan antara penduduk kaya dan miskin semakin berkurang. Antuk mengantisipasi berbagai kendala teknis di lapangan yang dihadapi oleh masyarakat miskin dalam mendapatkan pelayanan yang layak, misalnya hambatan administrasi dan prosedural, sosialisasi dan advokasi kepada institusi penyelenggara akan lebih ditingkatkan, di samping memperkuat pemantauan dan sa'e guarding. !elain itu, juga dilaksanakan peningkatan sarana dan prasarana puskesmas dan jaringannya; pembangunan dan perbaikan rumah sakit terutama di daerah bencana dan tertinggal secara selekti ; pengadaan obat, pengadaan peralatan dan perbekalan kesehatan; dan penyediaan biaya operasional dan pemeliharaan. !elanjutnya, perlu ditingkatkan pelayanan kesehatan dasar yang mencakup sekurang-kurangnya peningkatan promosi kesehatan, kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit menular, dan pengobatan dasar; peningkatan pelayanan kesehatan rujukan; pengembangan pelayanan dokter keluarga; serta peningkatan peran serta masyarakat dan sektor swasta dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Apaya lainnya dalam rangka peningkatan pemerataan, pelayanan kesehatan dilaksanakan melalui penempatan tenaga dokter dan paramedis terutama di puskesmas dan rumah sakit di daerah tertinggal; peningkatan ketersediaan, pemerataan, mutu, dan keterjangkauan harga obat dan perbekalan kesehatan, terutama untuk penduduk miskin; dan peningkatan mutu pelayanan armasi komunitas dan rumah sakit. 3elalui pelaksanaan berbagai kebijakan itu dan dibarengi dengan kemajuan di bidang sosial dan ekonomi, diharapkan tara kesehatan penduduk miskin akan menjadi lebih baik.

B.

Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan

'( - ,9

)alam rangka peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, upaya yang akan dilakukan adalah pengangkatan dan penempatan tenaga kesehatan, seperti dokter dan tenaga keperawatan terutama di daerah terpencil, peningkatan proporsi puskesmas yang memiliki tenaga dokter; peningkatan proporsi rumah sakit kabupaten2kota yang memiliki tenaga dokter spesialis dasar, dan peningkatan mutu pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan. Perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan perlu ditingkatkan untuk memenuhi keperluan tenaga kesehatan, terutama untuk pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya, serta rumah sakit kabupaten2kota terutama di daerah terpencil dan bencana. Langkah tersebut perlu diikuti dengan peningkatan keterampilan dan pro esionalisme tenaga kesehatan melalui pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan, pembinaan tenaga kesehatan termasuk pengembangan karier tenaga kesehatan; dan penyusunan standar kompetensi dan regulasi pro esi kesehatan. Apaya lain yang penting untuk dilakukan adalah penjaminan terpenuhinya persyaratan mutu, keamanan, dan keman aatan produk terapetik2obat, perbekalan kesehatan rumah tangga, obat tradisional, suplemen makanan, dan produk kosmetika melalui pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya; pengawasan pemakaian narkotika, psikotropika, zat adikti #&apza%; dan pengawasan mutu, khasiat, dan keamanan produk. *apasitas laboratorium pengawasan obat dan makanan juga perlu diperkuat. Pengembangan obat asli "ndonesia akan dilaksanakan melalui pengembangan dan penelitian tanaman obat; peningkatan promosi peman aatan obat bahan alam "ndonesia; dan pengembangan standarisasi tanaman obat bahan alam "ndonesia. Berbagai upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan itu, juga didukung oleh pengembangan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan dan peningkatan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Pengembangan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan akan dilaksanakan melalui pengkajian kebijakan, pengembangan sistem perencanaan dan penganggaran, pelaksanaan dan pengendalian, pengawasan dan penyempurnaan administrasi '( - '+

keuangan, serta hukum kesehatan. !elain itu, sistem in ormasi kesehatan baik nasional maupun daerah perlu dibangun dengan baik. *ebijakan untuk menjamin pembiayaan kesehatan masyarakat secara kapitasi dan praupaya terutama bagi penduduk miskin perlu juga terus dilanjutkan. Peningkatan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan akan dilaksanakan melalui penelitian dan pengembangan, peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga peneliti, sarana dan prasarana penelitian, serta penyebarluasan dan peman aatan hasil penelitian dan pengembangan kesehatan.

?.

Meningkatkan Perilaku 0idu# Bersih dan Sehat

)alam rangka meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat akan dilaksanakan kegiatan #,% pengembangan media promosi kesehatan dan teknologi komunikasi, in ormasi, dan edukasi #*"B%; #'% pengembangan upaya kesehatan bersumber masyarakat, #seperti pos pelayanan terpadu, pondok bersalin desa, dan usaha kesehatan sekolah% dan generasi muda; dan #-% peningkatan pendidikan kesehatan kepada masyarakat. Apaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, perlu didukung oleh peningkatan kualitas lingkungan hidup yang dilaksanakan melalui penyediaan sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat miskin; pemeliharaan dan pengawasan kualitas lingkungan; pengendalian dampak resiko pencemaran lingkungan; dan pengembangan wilayah sehat.

).

Meningkatkan Penyakit

+#aya

Pencegahan

dan

Pemberantasan

Antuk menurunkan angka kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular upaya yang perlu dilakukan antara lain pencegahan dan penanggulangan aktor risiko; peningkatan imunisasi; penemuan dan tatalaksana penderita; peningkatan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah; dan

'( - ',

peningkatan komunikasi, in ormasi, dan edukasi #*"B% pencegahan dan pemberantasan penyakit. Apaya khusus untuk mengatasi penyakit polio, yaitu #,% Pekan "munisasi &asional #P"&% Polio secara serentak dilakukan di seluruh provinsi "ndonesia untuk memutuskan mata rantai penularan virus polio tersebut. Pelaksanaan P"& direkomendasikan oleh tim dan para pakar 80/ !B$6/ dalam technical meeting di &ew )elhi bulan <uni '++.. P"& Polio '++. akan dilaksanakan dua kali putaran, yaitu tanggal -+ $gustus '++. dan '5 !eptember '++.; #'% !istem surveilans $DP yang ketat dan intensi ikasi surveilans epidemiologi dilakukan di seluruh provinsi dan kabupaten2kota; dan #-% Peningkatan cakupan imunisasi dilakukan di setiap desa1 )alam upaya penanggulangan lu burung, akan dilaksanakan respon cepat ke daerah yang belum terjangkit sebagai tindakan kewaspadaan dini dengan intensi ikasi surveilans epidemiologi terhadap kasus in luenza dan pneunomia. !elain itu, akan dilaksanakan penyuluhan kesehatan dan membangun jejaring kerja dengan berbagai pihak, serta meningkatkan koordinasi dan kerja sama lintas sektor.

B.

Meningkatkan Keadaan Gizi Masyarakat

)alam rangka meningkatkan status gizi mayarakat terutama pada ibu hamil, bayi, dan anak balita perlu dilakukan pendidikan gizi dan pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi. Penanggulangan kurang energi protein, anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium, kurang vitamin $, dan kekurangan zat gizi mikro lainnya perlu ditingkatkan, sejalan dengan penanggulangan gizi-lebih, dan surveilans gizi. Antuk mengatasi masalah busung lapar atau kurang energi dan protein tingkat berat di berbagai daerah di "ndonesia telah dilakukan langkah darurat berupa perawatan penderita di rumah sakit dan pemberian makanan tambahan. Apaya berikutnya adalah menyusun rencana secara terpadu untuk menangani masalah ini mulai dari aspek produksi, distribusi sampai dengan konsumsi dan bersi at lintas sektor. )i bidang kesehatan telah dirumuskan program perbaikan gizi '( - ''

masyarakat yang meliputi penanggulangan kurang energi protein; peningkatan surveilans gizi termasuk melanjutkan penerapan sistem kewaspadaan pangan dan gizi #!*P:% dan mengakti kan posyandu; peningkatan pendidikan gizi masyarakat; dan pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi.

D.

Meningkatkan Penanganan Masalah Kesehatan di &aerah Bencana

)alam rangka penanggulangan akibat bencana yang terjadi di berbagai daerah, upaya-upaya yang akan terus dilanjutkan antara lain adalah rehabilitasi dan rekonstruksi sarana pelayanan kesehatan yang rusak, pemenuhan tenaga kesehatan, pencegahan dan pemberantasan penyakit, penyediaan obat dan peralatan kesehatan, perbaikan gizi, serta upaya untuk memulihkan ungsi pelayanan kesehatan di daerah bencana. !elanjutnya, dalam rangka penanggulangan akibat bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi di &$) dan &ias, !umatra Atara, untuk meningkatkan e isiensi dan kee ekti an pelayanan kesehatan, dalam ase rehabilitasi dan rekonstruksi, kerja sama lintas sektor dan lintas program akan lebih ditingkatkan terutama dengan Badan 6ehabilitasi dan 6ekonstruksi $ceh dan &ias, !umatra Atara, termasuk ketersediaan sumber pembiayaannya.

'( - '-

You might also like