You are on page 1of 4

Kindermehl mendorong perkembangan perusahaan Nestle dengan sangat cepat hingga menjadi korporat global.

Dalam waktu singkat, ia menunjukkan bakat dalam pemikiran strategi pemasaran, kata sejarah perusahaan mengenai Heinrich Nestle. Dalam 7 tahun, ia telah menjual 1,6 juta kaleng Kindermehl di 18 negara di seluruh benua. Kritikan atas kesuksesan dan ekspansifnya kebijakan perusahaan pertama kali muncul pada 1975 dalam film pendek Bottle Babies oleh pembuat film dokumenter Peter Krieg. Adegan pertama menunjukkan seorang ibu asal Kenya menggendong bayinya yang sedang menangis ke rumah sakit. Suara dokter menyebutkan gejala- gejalanya: diare, muntah, takikardia (denyut jantung cepat-Red), apnea (nafas berhenti tiba-tiba). Anak tersebut sedang di ambang kematian akibat malnutrisi setelah sang ibu mengikuti, bukannya menyusui, pesan iklan susu formula yang ada dimana-mana. Film tersebut menunjukkan contoh dari pemasaran secara agresif oleh perusahaan: hadiah sampel didistribusikan di rumah sakit-rumah sakit, hadiah promosional untuk dokter dan bidan, siaran radio dengan slogan: Susu bubuk milik kaum kulit putih yang membuat bayi Anda tumbuh cerdas dan cemerlang. NGO dari Swiss Aktionsgruppe Dritte Welt menerbitkan sebuah laporan berjudul: Nestle membunuh bayi-bayi. Nestle dengan sukses melakukan perlawanan hukum terhadap publikasi itu, namun dugaan-dugaan terus berlanjut, dan kampanye boikot terhadap Nestle bermunculan di seluruh dunia. Pada 1981, World Health Assembly mengadopsi Kode Internasional yang dengan tegas mengatur pemasaran dan promosi pengganti Air Susu Ibu: melarang promosi kepada masyarakat umum, melarang promosi melalui fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan, dan melarang pelabelan yang menyesatkan. Namun, saat ini International Baby Food Action Network (IBFAN) secara periodik masih menerbitkan laporan- laporan pelanggaran terhadap Kode WHO. Kritik-kritik menyebutkan analogi dengan industri rokok: membantah hasil penelitian ilmiah, selalu menemukan celah untuk menghindari pembatasan oleh hukum. Pada 1999, direktur eksekutif UNICEF pada saat itu, menyatakan: Siapapun yang membuat klaim tentang susu formula untuk bayi yang dengan sengaja merusak keyakinan wanita untuk menyusui tidak pantas dianggap sebagai pengusaha cerdas yang hanya sedang melakukan pekerjaannya, namun sebagai pelanggar hak asasi manusia yang paling buruk. Nestle, yang seringkali menjadi sorotan kritik IBFAN, secara rutin menerbitkan laporannya sendiri mengenai berbagai dugaan. Pada banyak kasus, perusahaan menegaskan bahwa tuduhan tersebut tidak beralasan, seringkali berurusan dengan produk-produk yang tidak termasuk dalam Kode, seperti makanan pendamping untuk bayi berusia 6 bulan. Di situsnya, Nestle menyatakan: Kami mengikuti langkah-langkah pemerintah nasional menerapkan Kode WHO di semua negara di seluruh dunia.

Kritik Proyek GLOBE Proyek GLOBE memang sudah tepat dicanangkan Nestle karena ERP sistem sekarang sudah menjadi kebutuhan perusahaan-perusahaan global yang ingin tetap kompetitif di persaingan bisnis global. Dengan ERP sistem ini maka perusahaan bisa mensinergikan keseluruhan proses bisnis yang ada di perusahaan tersebut sehingga dicapai proses bisnis yang efisien dan efektif, serta memberikan kemudahan terjadinya sharing knowledge antar masing-masing bagian.

Terkait dengan penerapan sistem ini di Nestle Indonesia, ada kebingungan yang amat sangat dari karyawan operasional di level supervisor ke bawah. Mereka yang harus dibiasakan untuk input data terkadang merasa cangggung dengan tampilan sistem baru. Dari beberapa pengalaman ahli yang menjadi supervisor di RSCM Departemen di Kejayan Factory, terlihat adanya culture shock yang dialami operator karena harus input data ke komputer padahal mereka terbiasa menggunakan kertas. Terdapat berbagai kesulitan yang mereka hadapi mulai dengan ketidakfamilier-an mereka menggunakan komputer. Dari sini saja sudah timbul masalah karena dalam ERP sistem jika satu bagian tidak menginput data maka akan membuat bagian yang lain terhenti. Dengan beban input data ini sempat mengganggu proses kegiatan produksi yang sedang berjalan, karena mereka harus berbagi konsentrasi antara input data dan pekerjaan operasional. Kesulitan lainnya adalah adanya perbedaan tampilan di software baru ini dibandingkan dengan software lama. Terkesan bahwa aplikasi SAP yang diterapkan secara vanilla (istilah penerapan SAP di NIBCO yang secara apa adanya tanpa customization). Berbagai kesalahan input sering dilakukan dan sering sekali hal tersebut menimbulkan masalah dan butuh dikonsultasikan dengan tim IT. Bahkan beberapa teman sejawat selevel supervisor yang sampai stress karena bingung mengoperasikan sistem baru yang tampilannya sangat berbeda dengan sistem lama. Tidak ditemukan seorang project champion yang di taruh di masing-masing shift kerja yang bisa membantu pengoperasian SAP ini. Project champion ini hanya ada satu untuk satu departemen sehingga kerjanya tidak optimal. Oleh karena itu proses pembelajaran semua karyawan menjadi sangat lamban. Seharusnya terdapat sebuah champion team di tingkat departemen dan 1 orang project champion di masing-masing tim. Dengan begitu proses pembelajaran ke sistem baru akan efektif dan cepat. Pada awal penerapan sistem baru, terdapat banyak sekali kesalahan input data sehingga sempat membuat proses record file terganggu. Waktu itu untuk menyelesaikan problem ini, ditunjuklah 1 orang karyawan yang khusus input data di masing-masing tim. Seharusnya hal tersebut tidak dilakukan, karena salah satu prinsip dalam proses pembelajaran adalah show the brutal facts (Jim Collins, dalam bukunya Good to Great). Dengan prinsip show the brutal facts maka kesalahan yang ada diangkat dan ditunjukkan untuk dilakukan langkah-langkah koreksi. Dengan menaruh orang yang khusus input data di masing-masing tim dan membiarkan anggota tim lain tidak melakukan input data maka tidak ada pembelajaran yang benar dari hakekat penerapan sistem baru tersebut. Terlebih hal ini juga menambah biaya produksi karena menambah 1 karyawan yang berfungsi untuk input data. Dengan proses transformasi step by step terlihat bahwa proses peralihan ke sistem baru berjalan lambat dan tingkat kesuksesannya tidak maksimal. Lain halnya jika dicoba di satu factory atau satu unit bisnis, diterapkan pendekatan big bang, mungkin hasilnya akan lebih baik dan lebih efisien.

E.

Kapasitas Produksi Kapasitas adalah hasil produksi atau jumlah unit yang dapat ditahan, diterima, disimpan atau diproduksi oleh sebuah fasilitas dalam suatu periode waktu tertentu. Dalam hal ini perusahaan Nestle menerapkan bauran antara kapasitas efektif dan kapasitas desain, dimana perusahaan ini menargetkan hasil yang akan diproduksi dalam satu periode waktu tertentu dengan fasilitas yang telah diperkirakan dapat menghasilkan jumlah unit tertentu. Produk unggulan Nestle di Indonesia adalah susu bubuk (kaleng) merk Dancow.SURABAYA PT Nestle Indonesia, Kejayan, Pasuruan menjadi salah satu dari 10 pabrik susu terbesar di dunia. Pioner industri susu di Indonesia ini, baru saja mengucurkan investasi sedikitnya SFR 100 juta atau Rp 1,2 triliun. Brata Hardjosubroto Head of Public Relations PT Nestle Indonesia mengatakan, Nestle Kejayan memang baru selesai melakukan perluasan pabrik. Operasional resminya dilakukan 3 Maret mendatang, kata Brata kepada Malang Post, kemarin. Dari perluasan ini, Nestle diproyeksikan memiliki kapasitas produksi terpasang 1 juta liter susu per hari. Sebelumnya, Nestle yang bahan bakunya disuplai peternak susu di Jatim ini,kapasitas baru 500 ribu liter per hari.

Adapun taktik yang digunakan Nestle untuk menyesuaikan kapasitas dengan permintaan pasar adlah : 1. Mengubah staf yang ada (menambah atau mengurangi jumlah karyawan) Perusahaan raksasa makanan bernutrisi Nestle memiliki rahasia yang unik dalam rekrutmen karyawan. Sukses mereka menjaring tenaga-tenaga profesional berkualitas terletak pada strategi menjaga calon-calon karyawan potensial tetap santai dan sabar menunggu kesempatan untuk bergabung. Strategi rekrutmen Nestle adalah memastikan para kandidat yang ingin bergabung setia menunggu, hingga tahun berikutnya ketika lowongan pada berbagai posisi telah tersedia. Berbicara pada Konferensi Rekrutmen dan Retensi yang diselenggarakan oleh Chartered Institute of Personnel and Development, Inggris pekan lalu, kepala bagian rekrutmen Nestle Fionna White mengungkapkan adanya "candidate relationship management" di perusahaannya. Menurut White, strategi tersebut berhasil mengurangi biaya proses rekrutmen sehingga perusahaan bisa menghemat cukup signifikan.

"Kami punya banyak kasus dimana para kandidat sabar menunggu sampai setahun, dan ketika pekerjaan untuk mereka telah tersedia, kami mengontak mereka dan mereka menerimanya," tutur dia kepada Personnel Today. Lebih jauh White memaparkan, pihaknya menerima sejumlah dana tertentu dari atas untuk kepentingan rekrutmen --dengan besaran yang sama dengan biaya merekrut orang melalui agensi. Departemen HR menggunakan dana itu untuk membuat website guna mengiklankan posisi-posisi yang kelak akan lowong. Dari situ White mendapatkan 300 pendaftar dengan 25 di antaranya dinilai "sempurna", dan setelah disaring lagi, ada 7 kandidat yang lolos. "Dengan cara seperti ini kami menghemat biasaya sebesar ongkos untuk agen rekrutmen, jadi dalam rangka investasi, ini strategi yang bagus," ujar dia. 2. Menyesuaikan peralatan dan proses, meliputi pembelian mesin tambahan, atau menjual atau menyewakan peralatan yang ada Tiga tahun belakangan ini, PT Nestle Indonesia telah melakukan perluasan pabrik-pabrik maupun sistem input pada operasional fasilitas. Seperti perluasan pabrik susu di Kejayan Factory, Pasuruan akhir maret baru-baru ini, yang diharapkan dapat mencapai target produksi susu 1 juta liter per hari. 3. Memperbaiki metode untuk meningkatkan hasil produksi 4. Mendesain ulang produk untuk meningkatkan hasil produksi F. Strategi Lokasi Keputusan Lokasi sering bergantung kepada tipe bisnis. Untuk keputusan lokasi industri, strategi yang digunakan biasanya adalah strategi untuk meminimalkan biaya, sedangkan untuk bisnis eceran dan jasa profesional, strategi yang digunakan terfokus pada memaksimalkan pendapatan. Secara umum, strategi lokasi adalah untuk memaksimalkan keuntungan lokasi bagi perusahaan. Pemilihan lokasi Nestle sendiri adalah dengan alasan untuk mendapatkan bahan baku dari komoditi terbaik. Seperti; komoditi kopi terbaik, di Lampung untuk Panjang Factory (Nescafe) dan kualitas susu terbaik, di Pasuruan untuk Kejayan factory (Dancow). Dengan demikian Nestle telah mengurangi biaya operasional berupa biaya angkut bahan baku.

You might also like