You are on page 1of 11

Beberapa Desain Kawat pada Pesawat Ortodonti Lepasan PENDAHULUAN Pesawat ortodonti lepasan adalah pesawat yang dapat

dipasang dan dilepaskan oleh pasien. pesawat ortodonti lepasan pada umumnya terbuat dari akrilik dan kawat. Komponen aktif pada pesawat ortodonti lepasan terdiri dari pegas, labial bow, skrup, dan elastik. Komponen aktif ini akan memberikan gaya sehingga menyebabkan terjadinya pergerakan gigi. Pegas merupakan komponen aktif yang paling sering digunakan. Desainnya bermacam-macam tergantung pada kebutuhan akan kondisi klinis pasien. Pegas, labial bow , dan klamer retensi terbuat dari kawat stainless steel. 1 Artikel ini membahas tentang beberapa desain pegas, labial bow, dan klamer retensi.

DESAIN PEGAS Titik kontak antara pegas dan gigi menentukan arah pergerakan gigi. Ada banyak jenis desain pegas. Berikut ini beberapa desain pegas yang sering digunakan.

1. Finger spring (single cantilever spring ) Finger spring terbuat dari kawat 0,5 atau 0,6 mm. Finger spring dibuat dengan coil atau helix di dekat titikattachment-nya dan free end untuk pergerakan. Finger spring diindikasikan untuk pergerakan mesio-distal gigi, misalnya untuk menutup diastema anterior. Finger spring diaktivasi dengan membuka coil (gambar 1A) atau menggerakkan lengan aktifnya ke gigi yang digerakkan (gambar 1B). Aktivasi optimal untuk kawat 0,5 adalah 3 mm, sedangkan untuk kawat 0,6 aktivasinya 1,5 mm.2

2. Double cantilever spring (Z spring) Z spring (gambar 2) digunakan untuk memproklinasikan gigi insisivus. Pegas ini terbuat dari kawat 0,5 mm dan dipasang pada permukaan palatal gigi.1,2 Z spring memiliki dua helix dengan diameter internal yang kecil. Z spring diaktivasi dengan membuka kedua helix 2-4 mm. Hanya satu helix diaktivasi untuk koreksi rotasi ringan.Z spring ideal untuk koreksi crossbite anterior.2

3. T-spring T-spring (gambar 3) terbuat dari kawat berdiameter 0,5 mm dan digunakan untuk menggerakkan premolar atau molar ke bukal. Pegas ini, seperti namanya, memiliki lengan berbentuk T dan ujungnya tertanam di dalam basis akrilik. Aktivasinya dengan mendorong ujung bebas dari Tspring ke arah pergerakan gigi yang diharapkan.1,2

4. Buccal Canine Retractor Spring Buccal canine retractor spring (gambar 4) digunakan pada kaninus yang terletak lebih ke bukal sehingga harus digerakkan ke palatal ataupun ke distal. Buccal canine retractor spring ini cenderung tidak nyaman bagi pasien sehingga jarang digunakan. Buccal canine retractor spring ini relatif memiliki dimensi vertikal yang tidak stabil sehingga sulit untuk mengaktifkannya.1 Ini dibuat dengan menggunakan kawat berdiameter 0,7 mm.1,3

Buccal canine retractor spring diaktivasi sekitar 1 mm yang diperlukan untuk memberikan gaya yang optimal untuk retraksi kaninus (gambar 5). Namun pada praktek klinisnya, hal ini sulit dicapai dengan tepat.1,3

LABIAL BOW Labial bow dapat digunakan menjadi aktif atau pasif. Labial bow aktif digunakan untuk retraksi gigi insisivus. Ada berbagai macam desain labial bow. Pemilihannya tergantung pada pilihan operator dan besarnya retraksi yang diperlukan. Labial bow yang fleksibel seperti Roberts retractor adalah yang pilihan yang tepat untuk mengurangi overjet yang besar. Jika retraksi yang diperlukan sedikit dengan minor irregularity perlu dikoreksi, labial bow yang kurang fleksibel dapat dipilih karena lebih tepat untuk pergerakan ini dan hanya memerlukan sedikit aktivasi.1

Berikut ini beberapa contoh desain labial bow :

1. Roberts retractor Ini merupakan labial bow yang fleksibel yang terbuat dari kawat berdiameter 0,5 mm (gambar 6). Fleksibilitasnya tergantung pada vertical limb dan coil-nya sehingga diperlukan ukuran yang adekuat (diameter internal minimal 4 mm). Kesalahan yang umumnya terjadi adalah bagian horizontalnya terlalu pendek sehingga gagal untuk mengontrol insisivus lateralnya.1

Aktivasi labial bow ini diperlukan sekitar 4 mm, tetapi daerah pengaktivan sangat penting. Labial bow diaktivasi dengan bending pada vertical limb di bawah coil.1

2. Labial bow dengan U loops Ini terbuat dari kawat 0,7 mm. Fleksibilitasnya tergantung pada tinggi vertikal loop (gambar 7). Sedikit pergerakan pada masing-masing gigi dapat diperoleh dengan membuat bayonet bend pada titik yang tepat (gambar 8). Keuntungan dari labial bow dengan U loop adalah jika hanya perlu mengurangi sedikit overjetatau diperlukan alignment insisivus.1

Untuk mengurangi overjet, labial bow ini diaktivasi pada U loops-nya. Aktivasi harus minimal. Labial bow sebaiknya bergeser ke arah palatal hanya 1 mm.1

3. Labial bow dengan reverse loop Labial bow ini (gambar 9) kadang-kadang digunakan untuk mencegah kaninus bergerak ke arah bukal saat retraksi. Namun, metode untuk mengontrol pergerakan kaninus harus dengan aktivasi yang tepat. Labial bow ini kurang kaku dan sebaiknya diaktivasi hanya 1 mm setiap kontrol.1

4. Extended labial bow Labial bow ini terbuat dari kawat dengan diameter 0,7 mm dan fleksibilitasnya bertambah dengan memperbesarloop-nya (gambar 10). Labial bow ini merupakan alternatif untuk Roberts retractor untuk mengurangioverjet dan juga sesuai untuk alignment gigi insisivus. Karena ukuran loop-nya, labial bow ini kurang nyaman digunakan oleh pasien. Labial bow ini harus diaktivasi dengan hati-hati untuk menghindari trauma pada mukosa bukal.1

KLAMER RETENSI

Beberapa contoh klamer retensi yaitu sebagai berikut : 1. Klamer Adam. Sejauh ini klamer retentif yang paling sering digunakan pada pesawat lepasan saat ini adalah klamer Adam (Gambar 11). Klamer ini terbuat dari kawat stainless steel 0,7 mm. Titik retentif pada klamer harus terletak dengan baik pada undercut mesiobukal dan distobukal. Pada anakanak dimana mahkota gigi belum erupsi penuh, maka akan sedikit sulit untuk meletakkannya pada undercut sehingga perlu untuk memasukkan sedikit di bawah margin gingiva. Tahap ini dilakukan dengan trimming model untuk membentuk kontur anatomis mahkota, sehingga klamer dapat terletak sedikit jauh untuk meletakkan undercut di bawah tinggi kontur.1,4

Jika pesawat lepasan yang baru diterima dari laboratorium, atau jika pasien datang kembali untuk kontrol, dokter gigi sering perlu mengetatkan klamer. Prosedur ini dilakukan seperti yang diilustrasikan pada gambar 12A, dengan bending yang sederhana klamer sedikit ke gingiva dari titik attachment-nya. Mungkin juga melakukanbending pada titik retentif ke dalam untuk mendapatkan kontak yang lebih baik pada daerah undercut (gambar12B).4

2. Ball ended clasp Klamer ini dipasang pada undercut di embrasur dan memberikan retensi yang efektif. Penempatan pada embrasur umumnya tidak diinginkan karena dapat merusak gingiva dan menyebabkan diastema. Namun klamer ini kadang-kadang digunakan jika gigi desidui harus digunakan sebagai retensi (gambar 13).1

3. Triangular clasp Triangular clasp (gambar 14) digunakan untuk menambah retensi. Jika hanya digunakan sendiri, klamer ini tidak dapat memberikan retensi yang adekuat. Klamer ini diletakkan di undercut antara dua gigi posterior.

PEMBAHASAN

Pesawat ortodonti lepasan dapat didefenisikan sebagai pesawat yang dapat dipasang dan dilepaskan dari mulut oleh pasien. Dari defenisi ini memberikan makna bahwa keberhasilan ataupun kegagalan dari perawatan dengan pesawat ortodonti lepasan sangat tergantung pada kekoopearifan pasien. Dengan demikian, desain dan pembuatan pesawat ini harus dapat memaksimalkan kekoopeatifan pasien.5 Desain pesawat lepasan memiliki banyak variasi dan modifikasi yang dibutuhkan tergantung pada perbedaan maloklusi dan pemilihan dari klinisi yang berbeda-beda. Ada beberapa prinsip umum yang harus diketahui dalam mendesain pesawat lepasan seperti kenyamanan pasien, sederhana sehingga pasien dapat memasang dan melepaskan pesawat dengan mudah, retensi, kekuatan untuk meminimalisasi resiko terjadinya patah pada pesawat, oral higiene, serta estetis.5 Material yang paling tepat untuk pegas, labial bow dan klamer ortodonti adalah stainless steel 18/8 (SS). SS memiliki elastisitas dan mudah dibentuk, serta tahan terhadap terjadinya korosi. Hal-hal yang diperlukan dalam mendisain pegas yaitu pastikan bahwa pegas akan bekerja pada jarak dan arah yang diperlukan untuk menggerakkan gigi, serta pegas harus memiliki

mekanis yang baik agar tahan terhadap gangguan yang terjadi saat makan, berbicara, atau membersihkannya.2 Gaya yang diberikan pada gigi sebaiknya adalah gaya yang ringan. Gaya yang besar dapat memperlambat pergerakan gigi, terjadinya pergerakan gigi yang tidak diharapkan, dan tidak nyaman pada pasien. Arah pergerakan gigi ditentukan oleh titik kontak antara pegas/ labial bow dengan gigi.1

DAFTAR PUSTAKA

1. K.G. Isaacson, J.D. Muir, R.T. Reed. Removable orthodontic appliances. India: Elsevier, 2002 2. Gurkeerat Singh. Textbook of orthodontics second edition. India : Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd, 2007 3. Laura Mitchell. An introduction to orthodontics, 2nd edition. London : Oxford University Press, 2001 4. W.R. Proffit, H.W. Fields, D.M. Sarver. Contemporary orthodontic, fourth edition. Missouri : Mosbi Elsevier, 2007 ; 402 5. Eliakim Mizrahi. Orthodontic pearls, a selection of practical tips and clinical expertise. London : Tailor & Francis, 2004 ; 149

You might also like