You are on page 1of 5

PENETAPAN KADAR SULFAMERAZIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE NITRIMETRI.

I.

LATAR BELAKANG Kimia farmasi analisis melibatkan penggunaan sejumlah teknik dan metode untuk

memperoleh aspek kualitatif, kuantitatif, dan informasi struktu rdari suatu senyawa obat pada khususnya, dan bahan kimia pada umumnya. Dalam bidang analisis farmasi, identifikasi bahan baku yang digunakan sebagai bahan obat atau bahan bantu belum begitu banyak dilakukan. Yang banyak dilakukan adalah identifikasi anion ataupun kation yang merupakan bagian bahan obat, bahan baku, bahan bantu dan sediaan untuk senyawaan organik maupun senyawa organik, yang pada analisis kedua senyawa tersebut terdapat perbedaan-perbedaan yang penting. Analisa kualitatif dapat dilakukan dengan cara klinik maupun instrumental yaitu dengan menggunakan alat modern. Cara klasik dapat dibagi menjadi beberapa metode diantaranya adalah volumetri. Nitrimetri merupakan cara analisa volumetri yang berdasarkan pada reaksi pembentukan garam diazonium. Garam diazonium itu terbentuk dari hasil reaksi antara senyawa yang mengandung gugus amin aromatis bebas, pada suhu di bawah 15C dalam senyawa asam. Senyawa-senyawa yang dapat ditentukan dengan metode nitrimetri adalah seperti sulfamerazin, sulfadiazin dan sulfanilamid. Senyawa-senyawa ini dalam dunia farmasi sangat bermanfaat seperti sulfamerazin sangat berguna sebagai obat antimikroba. Melihat kegunaannya tersebut maka jurnal ini dibuat untuk menganalisa kadar sulfamerazin agar penyalahgunaan obat-obatan tersebut dapat dihindari. Persyaratan Kadar dalam Farmakope III hal 584 : Sulfamerazin mengandung tidak kurang dari 99,0% C 11H12N4O2S dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.

II.

PRINSIP DAN REAKSI Salah satu metode yang termasuk dalam titrasi redoks adalah diazotasi (nitrimetri). Titrasi diazotasi berdasarkan pada pembentukan garam diazonium dari gugus amin aromatis bebas yang direaksikan dengan asam nitrit, dimana asam nitrit ini diperoleh dengan cara mereaksikan natrium nitrit dengan suatu asam. Dalam titrasi diazotasi, digunakan dua macam indikator, yaitu indikator dalam dan indikator luar. Sebagai

indikator dalam digunakan campuran indikator tropeolin dan metilen biru, yang mengalami perubahan warna dari ungu menjadi biru kehijauan. Sedangkan untuk indikator luarnya digunakan kertas kanji iodida (Wunas, J, 1986). Reaksi : NaNO2 +HCl III. METODE Menggunakan titrasi Nitrimetri. Nitrimetri merupakan cara analisa volumetri yang berdasarkan pada reaksi pembentukan garam diazonium. HNO2 + NaCl

IV.

ALAT DAN BAHAN 4.1 Alat :


1. Botol semprot 2. Baskom 3. Erlenmeyer 4. gelas kimia 5. pipet tetes 6. thermometer 7. gelas ukur 8. corong 9. buret 10. statif.

4.2 Bahan :
1. Aquadest 2. Aluminium foil 3. HCl pekat 4. kertas indicator kanji 5. Sulfamerazin 6. es batu 7. natrium nitrit 8. tissue 9. kertas timbang.

V.

CARA KERJA
1. Ditimbang saksama 50,2 mg sulfamerazin 2. Dilarutkan dalam Erlenmeyer dengan 50 ml air suling dan 5 ml HCl pekat. 3. Erlenmeyer diutup dengan aluminium foil, dinginkan dengan cara merendam

Erlenmeyer berisi larutan kedalam es batu, sambil diukur suhu tidak kurang dari 15 0C dengan menggunakan termometer.
4. Dititrasi dengan NaNO2 hingga menunjukkan warna biru segera pada saat

digoreskan tetesan larutannya pada kertas kanji iodida.


5. Dicatat volume titrasinya.

VI.

PERHITUNGAN % Kadar I = x 100%

VII.

DAFTAR PUSTAKA Wunas, J., Said, S., (1986), Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif UNHAS, Makassar. Available in URL HYPERLINK . /2011/10/nitrimetri-perbaikan.html. Dirjen POM, (1979), Farmakope Indonesia, edisi III, Departemen Kesehatan RI., Jakarta. http://bajilfarmasiumi. blogspot.com

KIMIA FARMASI

oleh: Ni Komang Mira Yanti (P07134012031)

disampaikan kepada : Dosen Pembimbing Mata Kuliah Kimia Farmasi

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2013

You might also like