You are on page 1of 18

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang SIndrome gawat nafas (respiratory distress syndrome) adalah istilah yang digunakan unyuk disfungsi pernapasan pada neonatus. Gangguan ini merupakan penyakit yang berhubungan dengan keerlambatan perkembangan maturitas paru(Whalley dan wong,199 ). Gangguan ini biasanya !uga di kenal denga nama hyaline membrane disease("#$) atau penyakit membrane hyaline, karena pada penyakit ini selalu ditemukn membran hialin yang melapisi al%eoli. &$S sering ditemukan pada bayi premature. Insidens berbanding terbalik dengan usia kehamilan dan berat badan. 'rtinya semakin muda usia kehamilan ibu semakin tinggi ke!adian &$S pada bayi tersebut. Sebaliknya, semakin tua usia kehamilan semakin rendah ke!adian &$S. (ersentase ke!adian menurut usia kehamilan adalah )*+,*- ter!adi pada bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari ., minggu, 1 +/*pada bayi antara /.+/) minggu dan !arang sekali ditemukan pada bayi 0ukup bulan(matur). Insidens pada bayi premature kulit putih lebih tinggi dari pada bayi kulit hitam dan lebih sering ter!adi pada bayi laki+laki dari pada bayi perempuan (1elson,1999). Selain itu kenaikan frekuensi !uga ditemukan pada bayi yang lahir dari ibuyang menderita gangguan perfusi darah uterus selama kehamilan misalnya,ibu penderita diabetes, hipertensi, hipotensi, seksio serta perdarahan antepartum. 1.2 Rumusan Masalah 2erdasarkan uraian pada latar belakang,maka dapat dirumuskan masalahnya 3Sindrom Gawat 1apas4

1.3 Tujuan Penel t an 1.3.1 Tujuan Umum ! 5u!uan pembuatan makalah ini untuk memperoleh pengetahuan mengenai Sindrom Gawat 1apas 1.3.2 Tujuan "husus 1. #engetahui tingkat pengetahuan mahasiswa6mahasiswi di Siti 7hadi!ah mengenai Sindrom Gawat 1apas. .. #emberikan pengetahuan kepada mahasiswa6mahasiswi Siti 7hadi!ah (alembang mengenai Sindrom Gawat 1apas. 1.# Man$aat Penel t an 1.#.1 %e&ara Te'r t s #enambah khasanah ilmu terutama dalam keperawatan khususnya mengenai respiratory distress syndrome. 1.#.2 %e&ara Prakt s 1. 2agi 7elompok 8ntuk memperoleh pengalaman dan wawasan mengenai respiratory distress syndrome sehingga terpa0u untuk meningkatkan potensi diri sehubungan dengan penaggulangan Sindrom Gawat 1apas. .. 2agi Institusi (endidikan 2agi pendidikan ilmu keperawatan sebagai bahan ba0aan dan menambah wawasan bagi mahasiswa kesehatan khususnya mahasiswa ilmu keperawatan dalam hal pemahaman perkembangan dan upaya pen0egahan yang berhubungan dengan Sindrom Gawat 1apas yang sebaiknya dimulai sedini mungkin.

BAB II PEMBAHA%AN 2.1 De$ n s Sindrom distress pernapasan dapat dibagi men!adi 9 1. .. Sindrom $istres (ernapasan $ewasa ( '&$S ) Sindrom $istres pernapasan Idiopatik 2ayi 2aru :ahir ( I&$S ) '&$S adalah suatu penyakit yang ditandai oleh kerusakan luas al%eolus dan atau membran kapiler paru. '&$S selalu ter!adi setelah suatu gangguan besar pada sistem paru, kardio%askuler atau tubuh se0ara luas. "yaline #embrane $isease dikenal !uga sebagai respiratory distress sydrome yang idiopatik, merupakan keaadaan akut yang terutama ditemukan pada bayi prematur saat lahir atau segera setelah lahir, lebih sering pada bayi dengan usia gestasi dibawah /. minggu yang mempunyai berat dibawah 1 ** gram. 7ira+kira )*- bayi yang lahir sebelum gestasi .9 minggu mengalami &$S. &espiratory distres syndrome adalah perkembangan yang imatur pada sistem pernafasan atau tidak adekuatnya !umlah surfaktan dalam paru. &$S dikatakan sebagai "yaline #embrane $isesae. &$S adalah keadaan hipoksia dan 0edera paru yang ter!adi akibat atelektasis primer yang luas. 2angunan paru !anin dan produksi surfa0tan penting untuk fungsi respirasi normal. 2angunan paru dari produksi surfaktan ber%ariasi pada masing+masing bayi. 2ayi prematur lahir sebelum produksi surfa0tan memadai. Surfa0tan, suatu senyawa lipoprotein yang mengisi al%eoli, men0egah al%eolar 0olaps dan menurunkan ker!a respirasi dengan menurunkan tegangan permukaan. (ada defisiensi surfa0tan, tegangan permukaan meningkat, menyebabkan kolapsnya al%eolar dan menurunnya komplians paru, yang mana akan mempengaruhi %entilasi al%eolar sehingga ter!adi hipoksemia dan hiperkapnia dengan a0idosis respiratory. &eduksi pada %entilasi akan menyebabkan %entilasi dan perfusi sirkulasi paru men!adi buruk, menyebabkan keadaan hipoksemia. "ipoksia !aringan dan a0idosis

metabolik ter!adi berhubungan dengan atelektasis dan kegagalan pernafasan yang progresif. 'telektasis primer menga0u kepada keadaan kolapsnya al%eolus se0ara substansial yang di!umpai pada bayi baru lahir. $engan kolapsya al%eolus maka %entilasi berkurang. 5imbul hipoksia yang menyebabkan 0edera paru dan terpa0unya reaksi peradangan. (eradangan menyebabkan edema dan pembengkakkan ruang interstisium yang semakin menurunkan pertukaran gas antara kapiler dan al%eolus yang masih berfungsi. (eradangan !uga menyebabkan terbentuknya membran+membran hialin yang merupakan akumulasi fibrin putih di al%eolus. (engendapan fibrin tersebut semakin menurunkan pertukaran gas serta 0omplian0e paru maka usaha bernapas meningkat. (enurunan %entilasi al%eolus menyebabkan penurunan ;6< dan %asokonstriksi arteriol paru. ;asokonstriksi paru dapat menyebabkan peningkatan %olume dan tekanan !antung kanan, sehingga ter!adi pirau darah dari atrium kanan, melalui foramen o%ale bayi baru lahir yang masih paten, langsung ke atrium kiri. $emikian !uga, resistensi paru yang tinggi !uga dapat menyebabkan darah deoksigenasi melewatkan paru dan langsung di salurkan ke sisi kiri tubuh melalui duktus arteriosus dan menyebabkan pirau kanan ke kiri. (irau kanan ke kiri memperburuk keadaan hipoksia, sehingga timbul sianosis berat. 8ntuk setiap usaha melakukan %entilasi pada al%eolus yang kolaps, bayi harus mengeluarkan se!umlah besar energi. (engeluaran energi tersebut akan diiringi oleh peningkatan kebutuhan oksigen yang semakin memperah sianosis. Seiring dengan peningkatan kebutuhan oksigen bayi terperangkap dalam suatu siklus umpan balik positif. (ada awalnya bayi akan memperlihatkan napas yang 0epat dan dangkal sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan oksigennya yang tinggi, sehinga pada analisis gas darah mula+mula ter!adi alkalosisi respiratorik karena karbon dioksida terbuang. 1amun, bayi akan segera kelelahan karena kesulitan mengembangkan al%eolus dan parunya dan tidak dapat mempertahankan usaha respirasinya. 'pabila hal ini ter!adi, maka usaha

bernapas melambat dan gas darah memperlihatkan asidosis respiratorik dan dimulainya kegagalan pernapasan. #aka di!elaskan dengan skema ini Peningkatan Usaha Bernapas > Peningkatan Kebutuhan Oksigen >

Sewaktu usaha bernapas meningkat maka kebutuhan oksigen juga meningkat yang kemudian meningkatkan usaha bernapas. 2.2 Et 'l'g 2.2.1 IRD% 1. (rematuritas dengan paru+paru yang imatur (gestasi dibawah /. minggu) dan tidak adanya, gangguan atau defisiensi surfa0tant .. 2ayi prematur yang lahir dengan operasi ?aesar /. (enurunan suplay oksigen saat !anin atau saat kelahiran pada bayi matur atau prematur. 2.2.2 ARD% 5er!adi akibat 0edera langsung pada kapiler paru atau al%eolus.1amun karena kapiler dan al%eolus berhubungan sangat erat maka destruksi yang luas pada salah satunya biasanya menyebabkan destruksi yang lain."al ini ter!adi akibat pengeluaran en@im+en@im litik oleh sel+sel yang mati,serta reaksi peradangan yang ter!adi setelah 0edera dan kematian sel.0ontoh+0ontoh kondisi yang mempengaruhi kapiler dan al%eolus disa!ikan di bawah ini.

1. $estruksi 7apiler 'pabila kerusakan berawal di membran kapiler,maka akan ter!adi pergerakan plasma dan sel darah merah keruangan interstisium. "al ini meningkatkan !arak yang harus di tempuh oksigen dan karbondioksida untuk berdifusi, sehingga ke0epata pertukaran gas menurun. ?airan yang menumpuk di 0airan interstisium bergerak ke dalam al%eolus,mengen0erkan surfaktan dan meningkatkan tegangan permukaan. Gaya yang di perlukan untuk mengembangkan al%eolus men!adi sangat meningkat. (eningkatan tegangan permukaan ditambah oleh edema dan pembengkakan ruang interstisium dapat menyebabkan atelektasis kompresi yang luas, sehingga 0omplian0e paru berkurang. "al ini kemudian menyebabkan penurunan %entilasi dan hipoksia. (enyebab kerusakan kapiler paru antara lain adalah septi0emia, pan0reatitis dan uremia. (neumonia, inhalasi asap, trauma dan tenggelam !uga dapat merusak kapiler. .. $estruksi 'l%eolus 'pabila al%eolus adalah tempat awal ter!adinya kerusakan, maka luas permukaan yang tersedia untuk pertukaran gas berkurang sehingga ke0epatan pertukaran gas !uga menurun. (enyebab kerusakan al%eolus antara lain adalah pneumonia, aspirasi dan inhalasi asap. 5oksisitas oksigen yang timbul setelah .=+/) !am terapi oksigen tinggi, !uga dapat men!adi penyebab kerusakan membran al%eolus melalui pembentukan radikal+radikal bebas oksigen. 5anpa oksigen, !aringan %askular dan paru mengalami hipoksia sehingga semakin memyebabkan 0edera dan kematian sel. 'pabila al%eolus dan kapiler telah rusak, maka reaksi peradangan akan terpa0u yang menyebabkan ter!adinya edema dan pembengkakan ruang interstisium serta kerusakan kapiler dan al%eolus di sekitarnya. $alam .= !am setelah awitan '&$S,

terbentuk membran hialin didalam al%eolus. #embran ini adalah pengendapan fibrin putih yang bertambah se0ara progresif dan semakin mengurangi pertukaran gas.'khirnya ter!adi fibrosis menyebabkan al%eolus lenyap. ;entilasi, respirasi dan perfusi semuanya terganggu. 'ngka kematian akibat '&$S adalah sekitar *-. 2.3 (akt'r Res k' 1. .. (rematuritas 7elompok bayi baru lahir Semakin prematur bayi semakin tinggi ter!adi I&$S, sel+sel al%eolus penghasil surfaktan belum matang sampai usia gestasi antara ., dan /. minggu. 'da / hal berkaitan dengan I&$S 9 2ayi yang lahir sebelum surfaktan terbentuk $i al%eolus akan menghadapi tegangan permukaan al%eolus yang sangat tinggi setiap kali bernapas, ini berperan menyebabkan atelektasis primer yang di!umpai pada I&$S 'l%eolus bayi prematur berukuran sangat ke0il dan tidak berlipat+ lipat Ini merupakan faktor yang berperan meningkatkan tekanan yang harus dilakukan untuk mengatasi tegangan permukaan 2ayi prematur memiliki otot dada yang lemah dan belum berkembang #ustahil bayi tanpa surfaktan dapat berhasil mengembangkan al%eolusnya dari waktu ke waktu,napas demi napas. /. 7elompok lain bayi baru lahir yang beresiko menderita I&$S adalah bayi yang lahir dari ibu $iabetes #elitus $ependen+insulin. 5ampaknya surfaktan. 2.# )am*aran "l n s + * asan,a sejak lah r 1. $ispnoe 2erat isulin yang disuntikkan menghambat pembentukkan

.. /.

(enurunan Compliance (aru (ernapasan yang dangkal dan terbang. 0epat pada mulanya yang menyebabkan alkalosis respiratorik karena ( ?B. ) karbondioksida banyak

=. . ). A. ,. 9. 1*.

(eningkatan ke0epatan penapasan 7ulit kehitaman akibat hipoksia &etraksi antargia atau dada setiap kali bernapas 1apas 0uping hidung 2anyak bayi selamat dari I&$S, dimana ge!ala mereda dan menghilang biasanya dalam / hari. 5akipnea ( C )*D6mnt) #endengkur $idapatkan ge!ala lain seperti 9

1. .. /. =. . ).

2radikardi "ipotensi 7ardiomegali Edema terutama didaerah dorsal tangan atau kaki "ipotermi 5onus otot yang menurun

2.. Pat'$ s 'l'g 2ayi prematur lahir dengan kondisi paru yang belum siap sepenuhnya untuk berfungsi sebagai organ pertukaran gas yang efektif. "al ini merupakan faktor kritis dalam ter!adinya &$S. 7etidaksiapan paru men!alankan fungsinya tersebut terutama disebabkan oleh kekurangan atau tidak adanya surfaktan. Surfaktan adalah substansi yang merendahkan teganagn permukaan al%eolus sehingga tidak ter!adi kolaps pada akhir ekspirasi dan mampu menahan sisa udara fungsional ( kapasitas residu fungsional ) ( Ilmu kesehatan anak, 19, ). Surfaktan !uga menyebabkan ekspansi paru pada tekanan intraal%eolar yang rendah. 7ekurangan atau ketidakmatangan fungsi surfaktan

menimbulkan ketidakseimbangan inflasi saat inspirasi dan kolaps al%eoli saat ekspirasi. 5kanpa surfaktan !anin tidak dapat men!aga parunya tetap mengembang. Bleh karena itu perlu usaha yang keras untuk mengembangkan parunya.pada setiap hembusan napas (ekspirasi) sehingga untuk pernapasan berikutnya dibutuhkan tekanan negatif intratoraks yang lebih besar dengan disertai usaha inspirasi yang kuat. 'kibatnya setiap kali bernapas men!adi sukar seperti saat pertama kali bernapas ( saat kelahiran ). Sebagai akibatnya !anin lebih banyak menghabiskan oksigen untuk menghasilkan energi ini daripada yang ia terima dan ini menyebabkan bayi kelelahan. $engan meningkatnya kelelahan bayi akan ktidakmampuan mempertahankan pengembangan paru ini dapat menyebabkan atelektasis. 5idak adanya stabilitas dan atelektasis akan meningkatkan pulmonary %as0ular resistan0e ((;&) yang nilainya menurun pada ekspansi paru normal. 'kibatnya ter!adi hipoperfusi !aringan paru dan selan!utnya menurunkan aliran darah pulmonal. $i samping itu peningkatan (;& !uga menyebabkan pembalikan parsial sirkulasi darah !anin dengan arah aliran dari kanan ke kiri melalui duktus arterious dn foramen o%ale. 7olaps paru ( atelektasis ) akan menyebabkan gangguan %entilasi pulmonal yang menimbulkan hipoksia. 'kibat dari hipoksia adalah konstruksi %askularisasi pulmonal yag menimbulkan penurunan oksigenisasi !aringan dan selan!utnya menyebabkan metabolisme anaerobi0. #etabolisme anaerobik menghasilkan timbunan asam laktat sehingga ter!adi asidosis metabolik pada bayi dan penurunan 0urah !antung yang menurunkan perfusi ke organ %ital. 'kibat lain adalah kerusakan endotel kapiler dan epitel duktus al%eolus yang menyebabkan ter!adinya transudasi ke dalam al%eoli dan terbentuknya fibrin. Fibrin bersama+sama dengan !arngan epitel yang nekrotik membentuk suatu lapisan yang disebut membran hialin. #embran ialin ini melapisi al%eoli dan menghambat pertukaran gas. 'tlektasis menyebabkan paru tidak mampu mengeluarkan karbondioksida dari sisa pernapasan sehingga ter!adi asidosis respiratorik. (enurunan (" menyebabkan %asokontriksi yang makin berat. $engan penurunan sirkulasi paru dan dan perfusi al%eolar , (aB. akan menuru ta!am,

(" !uga akan menurun ta!am serta materi yang diperlukan untuk produksi surfaktan tidak mengalir ke dalam al%eoli. Sintesis surfaktan dipengaruhi sebagian oleh (", suhu, dan perfusi normal. 'sfiksia, "ipoksemia, dan iskemia paru terutama dalam hubungannya dengan hipo%olemia, hipotensi, dan stress dingin dapat menekan sintesis surfaktan. :apisan epitel paru dapat !uga terkena trauma akibat kadar oksigen yang tinggi dan pengaruh penatalaksanna pernapasan yang mengakibatkan penurunan surfaktan lebih lan!ut. &$S adalah penyakit yang dapat sembuh sendiri dan mengikuti masa deteriosasi ( kurang lebih =, !am ) dan !ika tidak ada komplikasi paru akan membaik dalam A. !am. (roses perbaikan ini terutama dikaitkan dengan meningkatkan produksi dan ketersediaan materi surfaktan. 2./ Pemer ksaan D agn'st k 2./.1 Penentuan $akt'r k'm0l kas 0erlu 1 lakukan 1engan tes s0es $ k2 se0ert ! 1. $arah .. 8rine dan glukosa darah ( untuk mengetahui hipoglikemia ) /. 7alsium serum ( untuk meningkatkan hipokalsemia ) =. 'nalisis gas darah ( menentukan (" serum ) . (aB. ( tes untuk hipoksia ) 2./.2 D agn'st k 0renatal 8ntuk menentukan maturitas paru dilakukan pemeriksaan ( tes 0airan amnion ) yang disebut rasio :6S ( lesitin banding spingomielin ). &asio :6S ini berguna untuk menentukan maturitas paru. Fosfolipid disintesis di sel al%eolar dan kinsentrasi dalam 0airan amnion selalau berubah selama masa kehamilan. (ada mulanya spingomielin lebih banyak, tetapi kira+kira pada usia kehamilan /.+// minggu konsenrasi men!adi seimbang kemudian spingomielin berkurang dan lesitin meningkat se0ara berarti sampai usia kehamilan / minggu dengan rasio .91.

1*

2.3 Penatalaksanaan 2.3.1 "e0era4atan 1. (engobatan &$S diarahkan untuk pen0egahan (en0egahan (enyebab lain dari kematian bayi antara lain adalah perhatian terhadap di mana dan dalam posisi apa bayi ditempatkan dan usaha+usaha untuk men0egah penganiyayaan anak. .. (emberian minum per oral tidak diperbolehkan selama fase akut penyakit, karena dapat menyebabkan aspirasi. (emberian minum dapat diberikan melalui parenteral. /. 5indakan (endukung yang 7rusial #empertahankan %entilasi dan oksigenisasi adekuat #empertahankan keseimbangan asam+basa #empertahankan suhu lingkungan netral #empertahankan perfusi !aringan yang adekuat #en0egah hipotermia #empertahankan 0airan dan elektrolit yang adekuat $alam merawat bayi &$S perawat harus melakukan obser%asi 0ermat dan intensif, masalah kompleks yang berhubungan dengan terapi pernapasan harus diperhatikan terutama pengobatan yang kontinu terhadap hipoksemia dan asidosis. Fungsi keperawatan yang paling penting adalah mengamati respon bayi terhadap terapi, mu0us mungkin terkumpul di saluran pernapasan yang akan menghambat saluran pernapasan dan srlang endotrakea (E5). (engisapan hanya dilakukan bila diperlukan dan berdasarkan pertimbangan terhadap bayi tersebut. (ertimbangan terhadap pengisapan termasuk auskultasi dada, pembuktian bahwa

=. (ertimbangan 7eperawatan

11

oksigenisasi rendah, kelebihan kelembaban paada selang E5 dan kepekaan bayi. (ada saat melakukan pengisapan mukus, perawat harus menyadari dan waspada tentang hal berikut. (engisapan bukan prosedur yang aman karena dapat menyebabkan spasme bronkus, bradikardia karena stimulasi saraf fagal, hipoksia, dan peningkatan tekanan intra0ranial sehingga mendorong bayi pada keadaan hemoragi intra%entrikular. 5indakan ini tidak boleh dilakukan se0ara rutin, tehnik pengisapan ini dapat menyebabkan pneumotoraks. (enting diperhatiakn bahwa pengisapan yang terus menerus akan ikut mengeluakan udara bersamaan dengan keluarnya mu0us. Bleh karena itu sekali pengisapan tidak boleh lebih dari ( pengisapan menyebabkan saluran udara terambat ) 5u!uan pengisapan !alan napas buatan adalah men!aga terbukanya !alan napas, bukan bronkus. (engisapan yang dilakukan di luar E5 dapat menyebabkan lesi trauma pada trakea. 'wasi oksigenisasi atau oksimeter denyut nadi sebelum, selama dan sesudah pengisapan untuk memberi penilaian yang terus menerus terhadap status oksigenisasi dan untuk menghindari hipoksemia. 2.3.2 Me1 s (engobatan yang biasa diberikan selama fase akut penyakit &$S adalah 9 1. 'ntibiotika untuk men0egah infeksi sekunder .. Furosemid untuk memfasilitasi reduksi 0airan gin!al dan menurunkan 0airan paru /. Fenobarbital =. ;itamin E untuk menurunkan produksi radikal bebas oksigen . #etilksantin ( teofilin dan kafein ) untuk mengobati apnea dan untuk pemberhentian dari pemakaian %entilasi mekanik detik infeksi, kerusakan !alan pernapasan bahkan

1.

). Salah satu pengobatan terbaru dan telah diterima penggunaanya adalah pemberian surfaktan eksogen. Surfakatan eksogen adalah deri%ate dari sumber alami misalnya manusia ( di dapat dari 0airan amnion atau paru sapi,tetapi bisa !uga berbentuk surfakatan buatan ) 2.5 "'m0l kas Sebagian bayi yang selamat dari &$S kemudian mengidap displasia bronkupulmonaris, yaitu suatu penyakit pernapasan kronik yang ditandai oleh pembentukkan !aringn parut di al%eolus, peradangan al%eolus dan kapiler, dan hipertensi paru. 5anda+tanda dispnu dan hipoksia dapat berlan!ut dan menyebabkan kelelahan, kegagalan pernapasan, dan kematian bayi, biasanya dalam / hari.

1/

BAB III PENUTUP 3.1 "es m0ulan '&$S adalah suatu penyakit yang ditandai oleh kerusakan luas al%eolus dan atau membran kapiler paru. '&$S selalu ter!adi setelah suatu gangguan besar pada sistem paru, kardio%askuler atau tubuh se0ara luas. (ersentase ke!adian menurut usia kehamilan adalah )*+,*- ter!adi pada bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang dari ., minggu, 1 +/*pada bayi antara /.+/) minggu dan !arang sekali ditemukan pada bayi 0ukup bulan(matur). Insidens pada bayi premature kulit putih lebih tinggi dari pada bayi kulit hitam dan lebih sering ter!adi pada bayi laki+laki dari pada bayi perempuan (1elson,1999). Selain itu kenaikan frekuensi !uga ditemukan pada bayi yang lahir dari ibuyang menderita gangguan perfusi darah uterus selama kehamilan misalnya,ibu penderita diabetes, hipertensi, hipotensi, seksio serta perdarahan antepartum. 3.2 %aran Saran yang dapat diberikan dari makalah ini adalah laksanakanlah penatalaksanaan yang sebaik+baiknya pada neonatus dengan sindroma gawat nafas ini, sehingga pada akhirnya akan dapat menurunkan angka kematian neonatus + 2agi #ahasiswa $iharapkan mahasiswa dapat melakukan pengka!ian yang lebih lengkap untuk mendapatkan hasil yang optimal dan mampu memberikan asuhan yang kompeten bagi pasien. #ahasiswa !uga diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya selama proses pembela!aran di lapangan. + 2agi Institusi (endidikan $iharapkan bimbingan yang seoptimal mungkin dari pendidik lapangan dalam membimbing mahasiswa di lapangan dalam memberikan

1=

asuhan kebidanan dan keperawatan bagi pasien sehingga mahasiswa dapat menge%aluasikan teori dan praktek yang telah diperolehnya. + 2agi pasien dan keluarga $iharapkan kepada klien agar menerapkan asuhan kebidanan yang telah diberikan baik berupa tindakan pen0egahan maupun dalam pelaksanaannya

DA(TAR PU%TA"A ?orwin, Eli@abeth G. .***. Buku Saku Patofisiologi. Gakarta9 EG? Surasmi, 'srinin. .**/. Perawatan Bayi esiko !inggi. Gakarta9 EG? http966hyaline.membrane.disease6respiratory.distress.syndrome.blogspod.0 om6html Sabtu 9 . +1*+.**9611.1 WI2 F78I .19, . "lmu Kesehatan #nak $ilid ". Gakarta9 EG? :adewig,patri0ia,dkk..**).Buku Saku #suhan Keperawatan "bu Bayi Baru %ahir &disi '.Gakarta9 EG? #anuaba, Ida 2agus Gde. "lmu Kebidanan( Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Gakarta9 EG? #ans!oer, ' dkk. .**.. Kapita Selekta Kedokteran. Gakarta 9 F78I 1gatisyah..** .Perawatan #nak Sakit &disi ).Gakarta9 EG? (elatihan (B1E$ 7omponen 1eonatal .,+/* Bktober .**=) Surasmi,'srining,dkk..**/.Perawatan Bayi esiko !inggi.Gakarta9 EG? http966askep+askeb+kita.blogspot.0om6

1)

DA(TAR I%I "ATA PN)ANTAR.............................................................................. DA(TAR I%I.......................................................................................... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang........................................................................ 1.2 Rumusan Masalah................................................................... 1.3 Tujuan Penel t an ................................................................... 1.# Man$aat Penel t an ................................................................. BAB II PEMBAHA%AN 2.1 De$ n s ................................................................................... 2.2 Et 'l'g ................................................................................... 2.3 (akt'r Res k'........................................................................ 2.# )am*aran "l n s + * asan,a sejak lah r -........................... 2.. Pat'$ s 'l'g ........................................................................... 2./ Pemer ksaan D agn'st k....................................................... 2.3 Penatalaksanaan .................................................................. 2.5 "'m0l kas ............................................................................ BAB III PENUTUP 3.1 "es m0ulan............................................................................ 3.2 %aran ..................................................................................... DA(TAR PU%TA"A 1# 1# 3 . 3 3 5 16 11 13 1 1 2 2

1A

"ATA PEN)ANTAR (u!i dan Syukur (enulis

ii dapat

u0apkan ke "adirat 5uhan Hang #aha Esa

karena berkat limpahan &ahmat dan 7arunia+1ya sehingga (enulis Ne'natus7 tepat pada waktunya.

menyusun makalah ini yang ber!udul 7% n1r'm )angguan Na$as Pa1a

(enulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan 5uhan Hang #aha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini (enulis yang membantu dalam pembuatan makalah ini. 'khir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pemba0a. (enulis menyadari bahwa makalah ini masih !auh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya, untuk itu (enulis mengharapkan kritik dan saran dari pemba0a, atas kritik dan sarannya, (enulis mengu0apkan terimakasih. menghaturkan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar+besarnya kepada $osen (embimbing dan semua pihak

(ariaman, $esember .*1.

(enulis

1, i

You might also like