You are on page 1of 7

A.

TUJUAN PRAKTIKUM
B. DASAR TEORI
C. ALAT DAN BAHAN
D. LANGKAH KERJA


































E. DATA PENGAMATAN
Kondisi awal
-TDS : 200 ppm
-Konduktivitas : 0.295 mS
-pH : 5.19
-Kekeruhan : 8.08 NTU
-Laju alir : 120 mL / 5 detik
Waktu (menit) TDS (ppm) Konduktivitas (mS) pH Kekeruhan (NTU)
5 237 0.353 5.31 4.89
10 238 0.354 5.62 2.84
15 251 0.374 5.73 2.27
20 259 0.386 5.80 2.35
25 262 0.390 6.14 2.63
30 267 0.398 6.16 2.67
35 267 0.396 6.19 3.13
40 267 0.397 6.20 3.01
45 261 0.391 6.21 3.23
50 246 0.365 6.24 1.86

F. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini adalah adsorpsi limbah dengan menggunakan adsorben arang
aktif. Adsorben ialah zat yang melakukan penyerapan terhadap zat lain (baik cairan
maupun gas) pada proses adsorpsi. Umumnya adsorben bersifat spesifik, hanya menyerap
zat tertentu. Dalam memilih jenis adsorben pada proses adsorpsi, disesuaikan dengan sifat
dan keadaan zat yang akan diadsorpsi. Tiap partikel adsorben dikelilingi oleh molekul yang
diserap karena terjadi interaksi tarik menarik. Zat ini banyak dipakai di pabrik untuk
menghilangkan zat-zat warna dalam larutan. Penyerapan bersifat selektif, yang diserap
hanya zat terlarut atau pelarut sangat mirip dengan penyerapan gas oleh zat padat.
Jenis adsorben yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah karbon aktif/arang
aktif/norit. Permukaan arang aktif bersifat non-polar. Struktur pori berhubungan dengan
luas permukaan, dimana semakin kecil pori-pori arang aktif, mengakibatkan luas
permukaan semakin besar. Dengan demikian kecepatan adsorpsi bertambah. Untuk
meningkatkan kecepatan adsorpsi, dianjurkan menggunakan arang aktif yang telah
dihaluskan. Karbon aktif ini cocok digunakan untuk mengadsorpsi zat-zat organik.
Komposisi arang aktif terdiri dari silika (SiO
2
), karbon, kadar air dan kadar debu. Unsur
silika merupakan kadar bahan yang keras dan tidak mudah larut dalam air, maka
khususnya silika yang bersifat sebagai pembersih partikel yang terkandung dalam air keruh
dapat dibersihkan sehingga diperoleh air yang jernih.
Sifat arang aktif yang paling penting adalah daya serap. Untuk menghilangkan
bahan-bahan terlarut dalam air, biasa menggunakan arang aktif dengan mengubah sifat
permukaan partikel karbon melalui proses oksidasi. Partikel ini akan menyerap bahan-
bahan organik dan akan terakomulasi pada bidang permukaannya. Pada umumnya ion
organik dapat diturunkan dengan arang aktif.

Pengaruh Waktu Adsorpsi terhadap TDS Air Limbah

Nilai TDS akan menurun dengan bertambahnya waktu. Penurunan nilai TDS
menunjukkan bahwa ukuran kandungan dari bahan-bahan organik maupun anorganik yang
terdapat pada limbah air mengecil. Pada Gambar diatas dapat terlihat bahwa nilai TDS
pada awal proses mengalami kenaikan kemudian kurva menurun dengan bertambahnya
waktu hal ini dikarenakan belum terjadi penyerapan yang sempurna oleh adsorben terhadap
air limbah.Setelah menit ke 40 nilai TDS mengalami penurunan yang berarti penyerapan
telah berjalan dengan baik. Nilai TDS itu sendiri menunjukan ukuran kandungan
235
240
245
250
255
260
265
270
0 10 20 30 40 50 60
T
D
S

(
p
p
m
)

Waktu (menit)
Kurva waktu terhadapTDS
TDS (ppm)
gabungan semua bahan anorganik dan organik yang terkandung dalam cairan dalam: (sol
koloid) molekul, terionisasi atau mikro-butiran bentuk ditangguhkan.
Pengaruh Waktu Adsorpsi terhadap Konduktivitas Air Limbah

Berdasarkan data yang diperoleh, lamanya proses adsorpsi akan berpengaruh
terhadap perubahan nilai DHL/Konduktivitas pada effluen yang ditunjukkan pada diatas.
Prinsip daya hantar listrik yaitu semakin lama waktu alir maka daya hantar listriknya akan
semakin tinggi dikarenakan waktu alir yang lama dapat dipastikan menghasilkan adsorbat
yang jernih (Udin, 2011). Tinggi rendahnya daya hantar listrik pada air dapat menunjukkan
banyaknya jumlah logam yang terlarut dalam air. Semakin banyak garam-garan terlarut
terionisasi, semakin tinggi pula nilai DHL. Asam, basa dan garam merupakan penghantar
listrik yang baik sedangkan bahan organic merupakan penghantar listrik yang buruk.
Adsorbat yang jernih, sedikit mengandung bahan-bahan terlarut didalamnya sehingga
pergerakan elektrolit atau ion-ion dalam larutan dapat bergerak dengan cepat sehingga
menyebabkan daya hantar listriknya menjadi besar, berbeda dengan larutan yang
mengandung berbagai macam bahan-bahan terlarut didalamnya, pergerakan ion akan
terganggu dan lebih lambat sehingga menyebabkan daya hantar listrik menjadi kecil. Maka
semakin besar DHL maka semakin besar nilai daya hantar listriknya maka dapat
disimpulkan kualitas air tersebut semakin baik. Untuk pengaruh DHL terhadap waktu,
seharusnya grafik terus meningkat hingga pada satu waktu tertentu, nilai DHL kemudian
0.34
0.35
0.36
0.37
0.38
0.39
0.4
0.41
0 20 40 60
K
o
n
d
u
k
t
i
v
i
t
a
s

(
m
S
)

Waktu (menit)
Kurva waktu terhadap konduktivitas
Konduktivitas (mS)
menurun dimana nilai DHL tertinggi adalah kenaikan DHL optimum pada proses
pengolahan menggunakan proses adsorpsi karbon aktif.
Pengaruh Waktu Adsorpsi terhadap pH Air Limbah


Lamanya waktu pengolahan air limbah bekas cucian pakaian oleh partikel adsorben
dalam proses adsorpsi akan mempengaruhi effluent. Pengaruh lamanya waktu proses
adsorpsi terhadap pH ditunjukkan pada diatas.
Berdasarkan Gambar diatas dapat diketahui bahwa effluent hasil proses adsorpsi air
limbah menggunakan karbon aktif mengalami kenaikan pH seiring dengan bertambahnya
waktu adsorpsi. Menurut Bai & Abraham dalam Afrianita (2001), pH adsorbat
mempengaruhi gaya elektrostatik ion untuk berhubungan dengan gugus fungsi pada
adsorben (Bai & Abraham dalam Afrianita 2001). Pada pH rendah, anion akan muncul ke
permukaan yang disebabkan banyaknya ion H
+
yang muncul pada permukaan adsorben.
Semakin bertambahnya waktu adsorpsi maka semakin meningkat juga proses penyerapan
senyawa - senyawa kimia yang terlarut dalam air limbah tersebut, sehingga ion-ion logam
dalam air limbah juga akan terserap. Ion-ion logam tersebut melepas pasangan anion-
anionnya sehingga effluent mengandung banyak anion yang menyebabkan pH effluent
menjadi bertambah basa.

5.2
5.4
5.6
5.8
6
6.2
6.4
0 10 20 30 40 50 60
p
H

Waktu (menit)
Kurva waktuterhadap pH
pH

Lamanya waktu pengolahan limbah oleh partikel adsorben dalam proses adsorpsi
akan mempengaruhi kekeruhan dari effluent. Pengaruh lamanya waktu proses adsorpsi
terhadap kekeruhan ditunjukkan pada diatas.
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui bahwa kekeruhan terhadap waktu
semakin menurun seiring berjalannya waktu. Namun pada tengah proses terjadi kenaikan
kekeruhan hal ini disebabkan karena tidak konstannya pengadukan pada sampel.
Kecepatan pengadukan yang rendah menyebabkan kurang efektifnya tumbukan yang
terjadi antar adsorben dengan adsorbat sehingga daya serap yang ada bernilai kecil.
Penurunan kekeruhan pada dasarnya terjadi apabila penyerapan dilakukan dalam jangka
waktu yang lama dan debit yang keluar tidak terlalu besar, maka hasil dari adsorban akan
terlihat lebih jernih dan nilai kekeruhan akan lebih kecil dibandingkan sampel awal
sebelum diserap oleh adsorbat. Hal itu dikarenakan proses interaksi tarik-menarik antara
adsorben dan adsorbat akan semakin lama sehingga nilai kekeruhan pun akan semakin
turun. Namun, pada waktu tertentu nilai kekeruhan akan mengalami peningkatan kembali
dikarenakan karbon aktif yang digunakan sebagai adsorben telah jenuh sehingga proses
penyerapannya pun akan berkurang sehingga dapat diketahui seberapa besar penyerapan
maksimum yang dapat dilakukan oleh karbon aktif.


0
1
2
3
4
5
6
0 20 40 60
K
e
k
e
r
u
h
a
n

(
N
T
U
)

Waktu (menit)
Kurva waktu terhadap kekeruhan
Kekeruhan (NTU)
G. KESIMPULAN

Dari hasil yang didapat, dapat disimpulkan bahwa:
Proses adsorpsi dengan adsorben arang aktif dapat menurunkan pH,TDS dan kekeruhan
sesuai dengan grafik diatas.
Proses adsorpsi dengan adsorben arang aktif dapat meningkatkan DHL dalam
pengolahan air limbah .

H. DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Karbon_aktif
http://widiyanti4ict.wordpress.com/mata-kuliah/kimia-fisika/isoterm-adsorpsi-
karbon-aktif/
http://www.airlimbahku.com/2009/03/adsorpsi-karbon-aktif.html

You might also like