You are on page 1of 15

LAPORAN KASUS

GASTROENTERITIS DENGAN DEHIDRASI SEDANG




DISUSUN OLEH :
LILA SANDY ISMAIL
2007730073


DOKTER PEMBIMBING
Dr. AHMAD FAHRON,Sp.PD


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2011

BAB I
STATUS PASIEN

Identitas Pasien
Nama : Ny.SR
TTL : Jakarta 25-01-1974
Usia : 39 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Alamat : kebon baru semper
Tanggal MRS : 22 Agustus 2013
No.RM : 00-74-34-36
Dokter yang merawat : dr. H. Sukiman Rusli SpPD

Anamnesis
Keluhan Utama : BAK cair sejak 1 hari SMRS.
Keluhan Tambahan : mual, pusing, lemas, sakit perut, nafsu makan menurun, nyeri ulu
hati
Riwayat Penyakit Sekarang :
Os datang ke RS dengan keluhan BAB cair sejak 1 hari SMRS, BAB >10x/hari, BAB seperti
air, tidak ada darah, tidak ada lendir,tidak ada ampas, tidak berbau dan berwarna kuning
muda .Os juga disertai mual tetapi tidak sampai muntah ..OS juga mengeluh sakit perut yang
melilit setiap kali ingin BAB dan os merasa sangat lemas dan pusing. Os juga mengeluh
perutnya kembung. Nafsu makan os juga menurun namun os mengaku sangat merasa haus
dalam 2 hari SMRS ini. BAK jarang dalam 2 hari terakhir.
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Belum pernah seperti ini.
- DM disangakal
- HT disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :
- Di keluarga tidak ada yang mengeluh hal yang sama
- DM disangakal
- HT disangkal
Riwayat Alergi :
Riwayat alergi obat-obatan dan makanan disangkal
Riwayat Psikososial :
Makan teratur 3x/hari, sebelum BAB cair riwayat makan makanan yg pedas (lalap+sambal)
Riwayat Pengobatan :
Belum pernah diobati

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 90x/menit
Suhu : 36,2
o
C
Pernapasan : 18x/m
Antropometri
Berat Badan : 50 kg
Tinggi Badan : 150 kg
Status gizi : IMT 22,2 normoweight


Status Generalis
1. Kepala dan Wajah
Rambut
o Hair pull test : tidak mudah rontok (-)
o Distribusi : merata
o Warna : hitam
Wajah
o Mata
Konjungtiva : anemis
Sclera : tidak ikterik
Pupil : isokor
Reflek cahaya : positif (+)
o Telinga
Bentuk: normotia
Sekret : -
o Hidung
Deviasi septum nasi : negatif (-)
Epistaksis : negatif (-)
Sekret : negatif (-)
Mulut
Bibir dan mukosa tidak nampak sianosis, bibir dan mukosa kering,
bercak (-)
Gigi lengkap, tidak terdapat radang gusi atau gigi yang tercabut
Lidah tidak kotor dan tidak tremor
Faring, laring dan tonsil tidak hiperemis, T1: T1
2. Leher
KGB : tidak terlihat dan teraba adanya pembesaran KGB
Kel. Tiroid : tidak terlihat dan teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid
3. Thorax
I : normochest, simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada
P : vocal fremitus teraba sama dikedua lapang paru. Tidak terdapat nyeri tekan
P : sonor pada kedua lapang paru
A : vesikuler (+/+),wheezing (-/-),ronkhi (-/-)

Jantung
I : Ictus cordis tidak terlihat
P : Ictus cordis teraba
P : Batas jantung dalam batas normal
A : Bunyi jantung I dan II murni reguler,murmur (-),gallop(-)

Abdomen
I: bentuk perut datar, simetris, kontur rata, tidak teraba adanya massa tumor, jaringan
parut, dan caput medusa.
P: tidak ada pembesaran hepar dan spleen, bimanual ginjal (-), terdapat nyeri tekan
epigastrium, CVA (-).turgor kulit turun
P: hipertimpani
A: bising usus 15x/menit hiperperistaltik usus
Ekstremitas dan kulit
Kulit akral teraba hangat, tidak ikterus, tidak sianosis, RCT < 2 detik, dan tidak eritem.
Tonus : 5 5
5 5

Laboratorium tanggal 22 Agustus 2013
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi
Hb 9,10 g/dl 11,7 15,5
Leukosit 5.500 ribu/L 3,60-11,00
Hitung Jenis
Basofil 0 % 0 1
Eosinofil 10 % 2 4
Neutrofil Batang 4 % 3 5
Neutrofil Segmen 63 % 50 70
Limfosit 24 % 25 40
Monosit 13 % 2 8
Ht 30,8 % 35 - 47
Trombosit 458 Ribu/L 150 440
Ureum 16 mg/dL 10-50
Creatinin 1,1 mg/dL <1,4

Natrium 141 mEq/L 135-147
Kalium 2,8 mEq/L 3,5-5
Chloride 105 mEq/L 94-111




RESUME
Ny.M, 39 thn,mengeluh diare sejak 1 hari SMRS, frek.>10x/hari, nyeri perut melilit sering
menyertai diare, nausea (+), vomiting (-) , pusing (+), perut kembung, merasa haus, lemas
(+), nafsu makan menurun, BAK jarang.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan : tekana darah 120/80 mHg, nadi 90x/menit,bibir dan
mukosa kering, turgor kulit menurun, nyeri tekan epigastrium, abdomen hipertimpani, bising
usus hiperperistaltik.
Dari pemeriksaan lab di dapatkan kalium 2,8 mEq/L.


DAFTAR MASALAH
1. Gastroenteritis akut
2. dispepsia
3. Anemia
4. hipokalemia


ASSESMENT

1. Gastroenteritis akut
S: Berdasarkan anamnesa didapatkan os mengeluh BAB cair > 6x/ hari sejak 1 hari
SMRS, BAB cair, tidak ada darah, ampas, maupun lendir. Nyeri perut melilit selalu
menyertai BAB. Os juga mengeluh kembung. Os juga mengeluh mual.
O: Pada PF di temukan : abdomen hipertimpani dan hiperperistaltik usus.
A: GEA
P:
R/ Dx : Analisa feses
R/ Th : IVFD RL/6 jam
Loperamide 3x1
Ciprofloxacin 3x1 tab
Vitazym 3x1 tab
Inj Ranitidin 2x1
Domperidone 3x1 tab

2. Dispepsia
S: os merasa mual, tidak muntah, nyeri ulu hati
O: nyeri tekan epigastrium (+)
A: dispepsia
P: Inj Ranitidin 2x1
Domperidone 3x1 tab
3. Anemia
S: Lemas
O: konjungtiva anemis
pemeriksaan lab Hb 9,10 g/dL
A: Anemia
P :

4. hipokalemia
S:
O:
A:
P:

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi
Gastroenetritis adalah istilah umum untuk berbagai macam keadaan yang biasanya
disebabkan oleh infeksi dan menimbulkan gejala-gejala berupa hilangnya nafsu makan, mual,
muntah, diare ringan sampai berat dan rasa tidak enak di perut. Elektrolit, terutama natrium
dan kalium ikut hilang bersama dengan hilangnya cairan tubuh. Terganggunya
keseimbangan elektrolit dalam tubuh dapat menyebabkan dehidrasi yang bisa berakibat fatal,
apalagi dalam keadaan sakit yang berat, baik pada orang tua maupun anak-anak.

Secara klinik dibedakan 2 jenis:
1. Gastroenteritis disentriform: disebabkan antara lain oleh sigella, salmonella,
Entamoeba hystoliticia
2. Gastroenteritis koleriform: disebabkan antara lain oleh vibrio, Escherecia coli,
klostridia dan intoksikasi makanan
Kedua bentuk ini dapat menyebabkan dehidrasi. Tetapi yang terutama akan menyebabkan
keadaan syock dan dehidrasi berat adalah bentuk koleriform.
Etiologi
a. Infeksi
1. Enteral
- Bakteri
Shigella sp, E.coli pathogen, Salmonella sp,Vibrio cholera, Yersinia
enterocolytica, Campylobacter jejuni, V.parahaemoliticus,v.nag.,
Staphylococcus aureus, Streptococcus, klebsiella, pseudomonas, aeromonas,
proteus dll.
- Virus
Rotavirus, Adenovirus, Norwalkvirus, Norwalk like virus, cytomegalovirus
(cmv),Echovirus,virus HIV.
- Parasit
Protozoa: Entamoeba histolitica,Giardia lamblia, Cryptosporidium parvum,
balantidium coli.
- Worm
A.lumbricoides, cacing tambang, trichuris trichiura, S.stercoralis, cestodiasis
dll.
- Fungus : kandida/moniliasis
2. Perenteral
Otitis media akut (OMA), pneumonia. Travelers diarrhea : E.coli, Giardia
lamblia, Sigella, Entamoeba histolitica dll.
b. Makanan
- Intoksikasi makanan : makanan beracun atau mengandung logam berat,
makanan mengandung bakteri/toksik : clostridium perfringgens, B.cereus,
S.aureus, Streptococcus anhaemolyticus dll.
- Alergi : susu sapi, makanan tertentu.
- Malabsorpsi/maldigesti: karbohidrat monosakarida (glukosa, laktosa,
galaktosa), disakarida, (sakarosa, laktosa), lemak : rantai panjang trigleserida
protein : asam amino tertentu, celiacsprue gluten malabsorption, protein
intolerance, cows milk, vitamin dan mineral.
c. Imunodefesiensi : hipogamaglobulinemia, panhipogamaglobulinemia (bruton),
penyakit granulomatose kronik,devesiensi IgA , imunodefisiensi IgA
heavycombination
d. Terapi obat . antibiotik,kemoterapi, antacid, dll
e. Tindakan tertentu seperti gastrektomi ,gastroenterostomi,dosis tinggi terapi radiasi.
f. Lain-lain: sindrom Zollingger-ellison,neuropati automik (neuropati diabetic)

Pengobatan yang optimal pada penderita ini haruslah berorientasi sepenuhnya pada
patofisiologi. Hal-hal pokok yang harus diperhatikan:
1. Atasi syock hipovolemik dengan pemberian cairan per infus, ataupun sejenisnya.
2. Gantikan kehilangan cairan yang menyebabkan keadaan dehidrasi.
3. Replesi elektrolit untuk mencegah terjadinya asidosis dan hipovolemik.
4. Setelah rehidrasi, jaga keadaan tetap stabil sampai diare berkurang atau berhenti.
5. Berikan antibiotika untuk mengurangi volume dan lama diare.


1. Berdasarkan keadaan klinik, dehidrasi dibagi menjadi 3, yaitu:
Dehidrasi ringan: kehilangan cairan 2 5 % dari berat badan
Dehidrasi
Turgor kurang
Suara serak (vox cholerica)
Penderita belum jatuh dalam keadaan syock
Kotoran cair (watery diarrhea)
Produksi urin (air seni) berkurang
Senantiasa merasa haus
Permukaan lapisan lendir (bibir, lidah) agak kering

Dehidrasi Sedang: Kehilangan cairan 5 8 % dari berat badan.
Turgor jelek
Suara serak
Penderita jatuh dalam pre-syock atau syock
Mata cekung
Permukaan lapisan lendir sangat kering
Ubun-ubun cekung
Nadi cepat, nafas cepat dan dalam

Dehidrasi berat: Kehilangan cairan 8 10 % dari berat badan.
Seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun
(Apatis sampai koma)
Denyut nadi cepat dan isinya kurang (hipotensi/tekanan darah menurun)
Ekstremitas (lengan dan tungkai) teraba dingin
Oligo-anuria (produksi urin sangat sedikit, kadang tidak ada)
otot-otot menjadi kaku, sianosis

2. Berdasarkan berat jenis plasma
Plasma mempunyai berat jenis ( 1.025). Pada dehidrasi, berat jenis plasma dapat
meningkat. Penentuan berat jenis plasma dapat dilakukan dengan larutan tembaga sulfat
(Cu SO4).

a. Dehidrasi berat bila berat jenis plasma 1.032 1.040
b. Dehidrasi sedang bila berat jenis plasma 1.028 1.032
c. Dehidrasi ringan bila berat jenis plasma 1.025 1.028


Gejala
Jenis dan beratnya gejala tergantung dari jenis dan banyaknya mikroorganisme atau racun
yang tertelan. Gejalanya juga bervariasi tergantung dari daya tahan tubuh seseorang.
Gejala biasanya dimulai secara tiba-tiba, yaitu berupa kehilangan nafsu makan, mual atau
muntah. Bising usus meningkat (perut keroncongan), kram perut dan diare dengan atau tanpa
darah dan lendir.
Terkumpulnya gas di dalam usus menyebabkan rasa sakit. Penderita juga bisa mengalami
demam, tidak enak badan dan kelelahan yang berlebihan. Muntah dan diare yang hebat dapat
mengakibatkan dehidrasi dan penurunan tekanan darah, sehingga terjadi syok.
Keadaan ini juga menyebabkan tubuh kehilangan kalium, sehingga kadarnya dalam darah
menurun (hipokalemia). Juga terjadi penurunan kadar natrium dalam darah (hiponatremia),
terutama jika penderita menggantikan kehilangan cairan dengan meminum larutan yang
hanya mengandung sedikit atau bahkan tidak mengandung garam, misalnya air putih dan teh.

Diagnosa
Diagnosis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya, meskipun penyebabnya belum
bisa ditentukan dari gejalanya. Kadang-kadang anggota keluarga lainnya atau rekan
sekerjanya sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala yang sama. Atau penderita bisa
mendapatkan penyakit ini karena cara memasak yang salah, makan makanan yang tercemar
atau sudah kadaluarsa atau makan makanan laut mentah.
Jika gejalanya berat dan lebih dari 48 jam, maka dilakukan pemeriksaan laboratorium
terhadap contoh tinja untuk mencari adanya sel darah putih dan bakteri, virus atau parasit.
Pemeriksaan laboratorium dari muntahan, makanan atau darah, juga bisa membantu
menemukan penyebabnya. Bila gejalanya menetap selama beberapa hari, mungkin perlu
dilakukan pemeriksaan kolonoskopi untuk menemukan adanya kelainan tertentu, seperti
kolitis ulserativa ataupun disentri amuba (amubiasis).

Penatalaksanaan
Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah minum cairan yang cukup.
Pada penderita yang muntah pun, harus minum sedikit demi sedikit untuk mengatasi
dehidrasi, yang selanjutnya bisa membantu menghentikan muntahnya. Jika muntah
berlangsung terus dan terjadi dehidrasi berat, mungkin diperlukan infus cairan dan elektrolit.
Karena anak-anak lebih cepat jatuh ke dalam keadaan dehidrasi, mereka harus diberi larutan
garam dan gula.
Bila muntahnya hebat, bisa diberikan suntikan atau supositoria (obat yang dimasukkan
melalui lubang dubur). Jika gejalanya membaik, penderita secara bertahap mendapatkan
makanan lunak. Jika makanan tersebut tidak menghentikan diare setelah 12-24 jam dan bila
tidak terdapat darah pada tinja, berarti ada infeksi bakteri yang serius, dan diberikan obat-
obat seperti:
difenoksilat,
loperamide, atau
Obat anti diarrhea lainnya
Karena antibiotik dapat menyebabkan diare dan merangsang pertumbuhan organisme yang
resisten terhadap antibiotik, maka antibiotik jarang digunakan meskipun diketahui
penyebabnya adalah bakteri. Antibiotik bisa digunakan, tetapi pada infeksi bakteri tertentu,
yaitu Campylobacter, Shigella dan Vibrio cholerae.

Pengembalian cairan dan elektrolit yang hilang (rehidrasi)
Cairan yang dapat diberikan adalah: Ringer laktat dan larutan NaCl 0,9% : Natrium
bikarbonat = 2 : 1 (dengan tambahan KCL 3 x 1 gram per-oral) Setelah diagnosis ditegakkan,
maka rehidrasi dapat dilakukan menurut penilaian keadaan dehidrasi. Penilaian secara klinik
dapat dilakukan dengan sistem skor, yaitu sebagai berikut:

No PEMERIKSAAN SKOR
1 Muntah 1
2 Vox 2
3 Apatis 1
4 Somnolent (Soporous) 2
5 Tekanan darah < 90 mmHg 1
6 Tekanan darah < 60 mmHg/tak teratur 2
7 Nadi 120 x/menit 1
8 Nafas 30 x/menit 1
9 Turgor kurang 1
10 Facies cholerica 2
11 Ekstremitas dingin 1
12 Washer womans hand 1
13 Cyanosis 2
14 Umur antara 50 60 tahun - 1
15 Umur > 60 tahun - 2


Pada keadaan syock atau pre-syock, cairan diberikan dengan memakai rumus (metode
daldiyono):


Jumlah cairan ini diberikan dalam waktu 2 jam, kemudian diikuti dengan pemberian
sebanyak pengeluaran selama 2 jam sebelumnya. Bila setelah 3 jam syock telah diatasi,
skor/15 x berat badan x 10% x 1 liter
berikan larutan elektrolit per-oral. Bila masih dalam keadaan syock atau pre-syock, maka
skema diatas diulang. Jika skor kurang dari 3, maka hanya diberikan secara per-oral
(sebanyak mungkin sedikit demi sedikit). Sebaiknya infus dipertahankan bila volume tinja
lebih dari 600 ml/jam dan boleh dihentikan bila dalam 6 jam tak ada berak dan muntah lagi.
Berdasarkan berat jenis plasma kebutuhan cairan yang diberikan:
Jumlah cairan dibutuhkan = (BJ Plasma sekarang dikurangi BJ Plasma normal) hasilnya
dibagi 0,001 kemudian dikalikan Berat Badan lalu dikalikan 4 cc.
Metode Pierce berdasarkan kriteria klinis:
Dehidrasi ringan, kebutuhan cairan 5% X Kg BB
Dehidrasi sedang, kebutuhan cairan 8% X Kg BB
Dehidrasi berat, kebutuhan cairan 10% X Kg BB

PEMBERIAN CAIRAN PER-ORAL
1. Jenis cairan yang diberikan adalah:
a. Menurut WHO
4g NaCl, 2 g NaHCO
3
, 20 g Glukosa dan 1 g Na citrat dalam 1 liter air.
b. Rumus Namru 2
7g NaCl, 2 g NaHCO
3
, 3 g K citrat dan 20 g Glukosa dalam 1 liter air
Cairan 5 : 4 : 1 yang terdiri dari 5 g NaCl, 4 g NaHCO
3
, dan 1 g KCL dalam 1
liter air.
2. Cairan ini diberikan per-oral diminum seperti biasa. Bila penderita tidak bisa
meminumnya secara biasa, dipasang Nasogastric Tube (NGT)
3. Jumlah cairan yang diberikan dalam 3 jam pertama 1800 cc yaitu 600 cc cairan
perjam. Perhitungan pemberian cairan setelah 3 jam tersebut adalah 100 cc cairan per-
oral setiap jam ditambah sejumlah cairan per-oral sesuai dengan pengeluaran tinja
setiap jam sebelumnya.
4. Terapi tidak lagi diberikan bila pengeluaran tinja kurang dari 300 cc dalam 6 jam
terakhir. Diit bubur saring diganti bubur kasar. Bila penyebabnya adalah virio, maka
setelah rehidrasi tercapai dapat langsung makan seperti sebelum sakit. Bila dipakai
penilaian dengan berat jenis plasma, maka secara empirik berlaku rumus:


DAFTAR PUSTAKA

1 Sudoyo, Aru W., dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. ed. IV. Jakarta: FKUI. 2006.
2 Silvia A. Price, Lorraince M. Wilson. Patofisiologi. Jakarta: EGC. 2003.
3 Ganiswarna, S. G. (2003). Famakologi dan Terapi. Jakarta: Bagian Farmakologi FK- UI.

You might also like