You are on page 1of 7

TUGAS TERSTRUKTUR

MATA KULIAH AGROFORESTRI







Oleh :

NAMA : Yunita Nurlatifah
NIM : 115040201111103
KELAS : C

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
Simulasi yang dikehendaki soal yaitu terdapat 3 buah desa dengan penggunaan lahan
berbeda beda. Pada awalnya, 3 buah desa tersebut mempunyai kondisi awal yang hampir
sama dalam berbagai hal. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, masing masing desa
telah berkembang sesuai kedaan masing masing. Desa A tetap mempertahankan seluruh
wilayahnya sebagai hutan, Desa B telah mengubah hutan seluruhnya menjadi sistem
agroforestri campuran dan Desa C telah mengubah seluruh wilayahnya dengan pertanian
intensif.
Simulasi pertama yaitu kondisi desa A yang berupa hutan. Hutan yang saya
imajinasikan adalah sebagai hutan alami, yang penduduknya masih berupa suku suku
pedalaman. Dengan keadaan yang saya inajinasikan tersebut, sudah barang tentu berbagai
kecanggihan teknologi atau kecanggihan alat belum sampai masuk atau menjamah desa
tersebut. Komoditas atau vegetasi yang tumbuh pun masih berupa tumbuhan alami dan jika
dilihat dari segi kerapatan kanopi, juga masih sangat rapat. Jika dilihat dari cara berpikir
penduduknya pun masih sangat primitif, dimana mereka memenuhi kebutuhan hidup
bergantung dari hutan saja. Dengan keadaan yang demikian, faktor ekologis atau kondisi
biofosik di desa A dapat dikatan masih sangat terjaga, didukung dari kerapatn serta tumbuhan
yang ada. Akan tetapi, jika dilihat dari segi ekonomi penduduk setempat, dapat dikatakan
bahwa kondisinya kurang. Kondisi ini dipicu oleh cara berpikir mereka yang masih tergolong
primitif. Hal ini disebabkan belum masuknya teknologi sedikitpun ke Desa A tersebut.
Dilihat dari sistem yang digunakan, mereka lebih memilih sistem barter dan memanfaatkan
apa yang ada di hutan untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Selain memanfaatkan
apa yang ada di hutan, sesekali mereka pergi ke daerah hilir untuk mendapat apa yang
mungkin tidak mereka dapat di desa A tersebut. Selain itu, mereka juga masih memegang
teguh adat istiadat yang ada. Hal tersebut terjadi karena kembali lagi diakibatkan belum
terjamahnya desa A dari teknologi.
Untuk kondisi kedua yaitu desa B yang sudah mengalami sedikit perkembangan. Di
desa B tersebut, hutan telah dirubah menjadi sistem agroforestri campuran. Keadaan yang
saya imajinasikan adalah sistem agroforestri kompleks dengan perpaduan antara berbagai
jenis tanaman tahunan dengan tanaman hortikultura sebagai tambahannya. Masyarakat di
desa tersebut sudah sedikit terpengaruh dengan perkembangan jaman. Terlihat dari cara
berpikir mereka yang sudah memikirkan untuk memenuhi aspek ekonomi mereka. Hal
tersebut terlihat dari kegiata mereka yang menanam tanaman hortikultura atau tanaman
semusim lainnya. Disamping ada yang digunakan untuk dimakan sendiri, sebagian lagi dijual
untuk mendapatkan uang. Uang tersebut nantinya akan digunakan sebagai alat tukar uutk
memenuhikebuthan yang lainnya. Disamping memikirkan untuk memenuhi aspek ekonomi,
mereka juga masih memikirkan tentang aspek ekologi. Hal tersebut tergambar dari cara
mereka mengelola lahan di desa dengan tetap menanam pohon pada sebagian besar lahan
yang mereka punya. Pohon pohon tersebut diharapkan dapat tetep menjaga keseimbangan
ekosistem dan alam. Dengan adanya pohon pohon tersebut, siklus hidrologi masih berjalan
dengan baik sehingga kebutuhan akan air bersih masih bisa terpenuhi. Jika ditinjau dari aspek
sosial budaya, masyaakat sekitar masih cenderung mempertahankan budaya yang mereka
yakini, walaupun ada pengaruh dari budaya asing yang mulai masuk.
Desa yang ketiga yaitu desa C dengan keadaan seluruh lahan yang sudah diubah
menjadi pertanian intensif. Keadaan yang saya pahami dalam kasus ini, desa ini merupakan
desa yang paling maju dibanding dengan kedua desa sebelumnya. Keadaan ini tergambar dari
tingkat pemikiran penduduk desa yang lebih konsentrasi terhadap faktor ekonomi dengan
menggunakan sebagian besar lahannya bahkan seluruh lahan menjadi pertanian intensif.
pertanian intensif biasanya dilakukan pada daerah yang sudah banyak terpengaruh oleh
adanya teknologi. Dengan perkembangan teknologi, maka pemikiran dari pendudukpun akan
ikut terpengaruh, termasuk dalam cara mereka mengelola lahan pertanian yang mereka
miliki. Akan tetapi, dengan pengelolaan yang cenderung intesif tersebut, mereka kurang
memikirkan dari aspek ekologisnya. Pertanian intensif biasanya digambarkan dengan sistem
pertanaman monokultur dan menggunakan input bahan organik yang berlebih. Akan tetapi,
di Desa C ini lebih baik dalam segi penghasilan penduduknya jika dibandingkan dua desa
yang lain. Hal tersebut merupakan indikator dari segi sosial budayanya. Sedangkan jika
ditinjau dari sosial budaya, desa C sudah paham tentang sistem penguasaan lahan dengan
mempunyai sertifikat tanah. Kelembagaan pertanian juga sudah berkembang dan terkelola
dengan baik.








Variabel Desa A Desa B Desa C
Biofisik

Kondisi Permukaan
Tanah
Kondisi permukaan tanah
masih terjaga
kelembabannya, selain itu
masukan bahan orgaik
maupun tambahan seresah
secara alami mendukung
keadaan permukaan tanah
tersebut.
Untuk kondisi desa
B, kondisi
permukaan tanah
lumayan terjaga.
Namun sudah
mengaami sedikit
penurunan jika
dibanding dengan
Desa A. Seresah
dan masukan BO di
dapat ditemui di
lahan pertanaman
pohon tahunan yang
dikelola.
Kondisi
permukaan tanah
sudah tidak
bagus, karena
pertanian yang
bersifat intensif
dan tutupan lahan
yang kurang.
Kondisi Hidrologi Kondisi hidrologi masih
terjaga, dan siklusnya
masih lancar karena
didukung oleh perakaran
dari pohon pohon alami
yang masih tertanam di
Desa A.
Kondisi hidrologi
juga masih baik
walaupun sedikit
mengalami
penurunan jika
dibanding desa A.
Siklus hidrologi
juga menurun
akibat tidak
adanya pohon
sebagai
penyimpan air
tanah.
Kondisi Keragaman
Hayati
Karena landuse yang
merupakan hutan alami,
jadi dapat dikatakan
bahwa keanekaragaman
hayati masih terjaga
(tinggi).
Keragaman hayati
juga masih sedang,
masih terjaga,
namun tidak
sebagus desa A.
Keragaman hayai
juga rendah,
karena pertanian
yang bersifat
monokultur.
Kondisi Cadangan
Karbon
Didukung oleh beraneka
ragamnya pohon yang
tumbuh di hutan, maka
cadangan karbon di desa A
Cadangan karbon
kondisinya sedang,
karena masih ada
pohon pohon
Cadangan karbon
juga rendah akibat
tidak adanya
pohon.
juga masih tinggi. besar yang ditanam
di desa, disamping
mereka juga
menanam tanaman
hortikultura.
Kondisi Sosial-
Ekonomi

Penghasilan
Masyarakat
Penghasilan penduduk
cenderung rendah karena
sistem yang diguakan
masih primitif dengan
sistem barter.
Penghasilan
masyarakat
diperoleh dari
penjualan tanaman
hortikultura yang
mereka tanam. Dari
segi ini lebih baik
dari desa A.
Penghasilan
masyarakat
meningkat, dan
paling tinggi jika
dibanding 2 desa
lainnya.
Pendapatan Daerah Untuk pendapatan daerah
juga tidak ada, karena
penduduk setempat tidak
menyumbang pendapatan
daerah berupa pajak.
Penduduk setempat
sudah
menyumbang
pendapatan daerah
dengan membayar
pajak.
Penduduk
menyumbang
pendapatan
daerah palig
tinggi.
Pendapatan
daerah juga
meningkat.
Lapangan Kerja Karena kehidupan mereka
yang cenderung masih
primitif, yang mereka
lakukan hanya berburu
atau sekedar memenuhi
kebutuhan hidupnya yang
berupa sandang pangan
papan saja, tanpa
memperhatikan
penghasilan berupa uang.
Dari segi lapangan
kerja, sudah mulai
terbuka, misalnya
untuk buruh tani.
Lapangan
pekerjaan terbuka
lebar dan semakin
banyak, karena
mereka sudah
berpikir lebih
maju.
Jasa Lingkungan Penduduk di desa A sangat
berjasa pada lingkungan,
karena dengan
mempertahankan lahnnya
sebagai hutan, fungsi
ekologis akan tetap
terjaga.
Jasa terhadap
lingkungan masih
ada, dari meanam
poho tersebut.
Jasa terhadap
lingkungan
rendah, karena
mereka hanya
memikirka dari
segi ekonomi
saja.
Kondisi Sosial-
Budaya

Penguasaan Lahan Jika yang dimaksud
dengan penguasaan lahan
adalah kepemilikan
sertifikat, maka desa ini
belum mempunyai
pemikiran sampai pada
tahap itu. Mereka
beranggapan bahwa lahan
yang mereka tempati
sudah turun temurun dari
nenek moyang dan
merupakan lahan mereka.
Penduduk sebagian
sudah menyadari
pentingnya
mengetahui tentang
penguasaan lahan,
jadi sebagian sudah
membuat surat
kepemilikan tanah.
Kesadaran akan
penguasaan lahan
sudah tinggi,
lahan biasanya
milik sendiri atau
lahan sewa dan
sudah mempunyai
surat kepemilikan
tanah.
Pelestari Budaya Budaya lokal masih tetap
terjaga bahkan belum
terkontaminasi dengan
berkembangnya budaya
luar.
Budaya lokal sudah
terkontaminasi
dengan budaya luar,
namun masih ada.
Pelestarian
budaya rendah
akibat
kontaminasi
budaya dari luar.
Pelestarian
Pengetahuan Lokal
Pengetahuan lokal yang
dimiliki oleh penduduk
setempat masih dipelihara
dan belum terjamah oleh
perkembangan jaman.
Pengetahuan lokal
masih dipelihara
meskipun sudah ada
pengaruh dari
pengetahuan dari
luar desa.
Pengetahuan lokal
juga rendah akibat
pengaruh dari
budaya luar.
Kelembagaan Lokal Kelembagaan lokal belum Kelembagaan lokal Kelembagaan













begitu berkembang di desa
ini. Asas gotong royong
mungkin lebih diterima
dalam masyarakat desa.
mulai dibentuk, da
sudah berjalan
meskipun belum
terkelola dengan
baik.
lokal sudah baik,
dan terkelola
dengan baik.
Sudah ada
organisasi atau
lembaga yang
menaungi mereka.

You might also like