JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI
PENDAHULUAN Potensi sel somatik = sel zigotik
Embrio Somatik Tanaman Utuh/Lengkap (Embriogenesis Somatik) Teknik Kultur Jaringan utk merealisasikannya Muir Nicotiana tabacum, Steward Daucus carota Aplikasi : - penelitian : morfogenesis, regenerasi, fisiologis, biokimia, genetika - bisnis : agro-industri, nursery, produksi metabolit sekunder (farmasi) Perbanyakan vegetatif modern - hemat waktu, ruang, tenaga, biaya - hasil beribu-ribu bahkan berjuta-juta - sifat anakan pasti sama dgn induk - memungkinkan dilakukan perbaikan sifat (pemuliaan) Pelaku msh terbatas kalangan ilmuwan instansi terkait & akademisi PT PENGERTIAN Kultur Jaringan : metode mengisolasi bgn tanaman (protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan & organ), menumbuhkannya dlm kondisi aseptik (suci hama) pd medium budidaya mprbnyk diri & bregenerasi tanaman lengkap kembali.
PRINSIP DASAR 1. Sel bersifat autonom mampu atur rumah tangga sendiri maksudnya melakukan metabolisme utk hidup/bereproduksi. Schleiden & Schwan (1938) 2. Totipotensi kemampuan sel tumbuhan (baik sel somatik maupun sel gametik) untuk beregenerasi menjadi tanaman lengkap kembali, jika kondisinya sesuai. Dibuktikan o/ White (1930) stlh ditemukan auksin (IAA) 3. Regenerasi organ & akar in vitro dikontrol scr hormonal O/ ZPT Miller & Skoog (1957) nisbah sitokinin-auksin > 1 : pmbntkn pucuk sitokinin-auksin = 1: pmbntkn kalus sitokinin-auksin < 1: pmbntkn akar - sitokinin merangsang pembentukan tunas adventif & aksiler - auksin cenderung merangsang perakaran 4. Kompeten, dediferensiasi, determinasi - penting dimiliki eksplan agar dpt organogenesis/embriogenesis - kompeten : mampu merespon sinyal lingkungan & hormonal - bntk tanggapan pemograman diri ke arah organo/embriogenesis - prosesnya disebut jg induksi (inductive event) atau inisiasi dimulai pmbntkn jar penutup luka (kalus). - dediferensiasi : berubahnya sel-sel eksplan yang tadinya sudah terspesialisasi menjadi tidak terspesialisasi dan kembali ke kondisi meristematik (kebalikan diferensiasi). - determinasi : sel-sel atau jaringan terus berkembang menjadi organ atau embrio, walaupun diletakkan di lingkungan baru yang bebas dari signal penyebab organogenesis atau embryogenesis. Disebut jg proses development. Eksplan : bagian kecil dari tanaman (sel, jaringan atau organ) yang digunakan untuk memulai suatu kultur. Syarat eksplan : hrs msh muda (parenkim korteks, empulur, tunas, kotiledon, polen, mesofil daun.
Planlet : tanaman regenerasi hasil teknik kultur jaringan langsung or tdk langsung (bntk kalus dulu). Planlet dihasilkan by 2 proses : 1. Organogenesis : diferensiasi meristem unipolar hasilkan pucuk batang (caulogenesis) atau pucuk akar (rhizogenesis). Tahap pertama biasax caulogenesis kedua rhizogenesis. 2. Embriogenesis Somatik : diferensiasi meristem bipolar yang berupa bakal tunas dan akar. Tahap perkembangan embrio spt embrio zigotik globular, jantung, torpedo, kotiledon. 1 2 TUJUAN & MANFAAT KULTUR JARINGAN 1. Perbanyakan bibit hemat waktu, ruang, tenaga, biaya, bebas hama, hasil banyak contoh : bibit anggrek 2. Produksi metabolit sekunder bahan baku obat sel-sel dimanipulasi mbntk met. Skndr melakui kultur suspensi sel atau kalus 3. Dptx hibrida2 baru by silangan somatik fusi protoplas persilangan intergenetik no problem !!! 4. Produksi tanaman haploid & double haploid (galur homozigot) by kultur anther, ovul or mikrospora/polen tanaman mini 5. Penyimpanan plasma nutfah by pertumbuhan minimal dan kriopreservasi 6. Penyelamatan embrio anggrek, hsl silangan intergenetik 7. Induksi keragaman somaklonal 8. Mrekayasa genetik radiasi, bhn kimia mutagen tnmn transgenik 9. Menunjang penelitian penyakit tnmn interaksi dg nematoda, fungi, bakteri, mikoriza. SKEMA PROSES KULTUR JARINGAN a b b c 1 2 3 Keterangan : 1 : inisiasi/induksi 2 : organogenesis 3 : aklimatisasi a : tanaman induk b : eksplan c : planlet FASILITAS & PERALATAN TEKNIS Syarat teknik KJT: aseptik (ruang, bahan, alat, prosedur kerja).
Aseptik bebas kontaminasi mikroorganisme atau organisme yg tdk diharapkan.
Ruang kerja (lab) dibagi2 & diatur sedemikian rupa shg, terpisah tp mash tetap saling berhub. & mudah dicapai jg disesuaikan dg prosedur kerja.
Laboratorium tdk hrs baru tp yg terbaik pendirian lab yg baru. MEMILIH LOKASI LABORATORIUM Hal-hal yg perlu diperhatikan :
Tdk berlokasi di daerah berdebu. Tdk berlokasi di daerah berangin kencang. Daerah tdk terlalu kering (langka sumber air). Tdk dkt tempat pembuangan sampah.
Lokasi terbaik lingkungan bersih, bebas polusi, tanpa keterbatasan air bersih, lengkap sarana transportasi dan utilities (air, gas & listrik) yg memadai.
Syarat Ruangan :
Tertutup rapat (tanpa ventilasi) negara kita tropis banyak debu & sulit dihindari. Dipasang pengatur temperatur udara (AC) (25 28C). Dipasang Exhauter utk menyedot debu dlm ruangan. Lantai & dinding dr porselen spy mdh dibersihkan. Bebas hewan kecil & insekta. Pekerja hrs bersih (alas kaki dilepas, pakai jas lab, pakaian bersih, badan bersih). MENDESAIN LABORATORIUM Teknik KJT tahapan2 kerja khusus. Desain lab diatur sedemikian rupa spy tingkatan sterilitas ruangan sesuai dg tahapan kerja. Penataan didasarkan : Pdtahap-tahap prosedur & alat-alat yg dibutuhx
Persiapan medium : Penimbangan bhn kimia medium Pembuatan larutan stok Pengenceran & peracikan medium Penuangan dlm wadah kultur Sterilisasi
Persiapan alat : Persiapan & sterilisai alat2 diseksi (autoklaf/oven) & LAFC/entkas (UV light atau alkohol 70%). RUANG INOKULASI Ruang ini mutlak hrs steril Kegiatan meliputi : Sterilisasi Isolasi bagian2 tnmn Penanaman eksplan dlm medium Kegiatan subkultur Sterilisasi medium dg ultrafiltrasi Ruangan dilengkapi : Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Tempat cuci tangan Pengatur suhu (AC) Lampu ultraviolet & TL Ruang ini hrs terisolir tp msh bs brhub dg ruang stok, inkubasi, mikroskop. Pintu penghubung usahax selalu tertutup. RUANG INKUBASI (KULTUR) Ruangan ini cukup besar. Tdk mutlak steril Hindari keluar-masuk org Terdiri dr rak-rak kultur bertingkat. Rak dilengkapi lampu fluorescent. Jarak tiap tingkat 40 50 cm Lingkungan fisik (suhu & cahaya) diatur sedemikian rupa. Kualitas cahaya (lampu fluorescent) Intensitas cahaya (1000 4000 lux) Lama penyinaran (14 16 jam) dg alat automatic timer switch Temperatur diatur dg AC (25 28C) jk lbh dingin gunakan growth chamber RUANG MIKROSKOP Utk pengamatan (morfologi/anatomi) & analisa selama kultur berjalan.
Diperlukan : Mikroskop binokuler (stereoscope) Mikroskop fase kontras (inverted) Fluorescent microscope yg dilengkapi fotografi. Micro-manipulator (utk micro- injection DNA or organel ke dlm sel/protoplas) Ruangan: kering, bersih, meja dr beton utk meletakan mikroskop. RUANG AKLIMATISASI Aklimatisasi : Tahapan dmn planlet/tunas mikro dipindahx ke lingkungan luar botol (rumah kaca, rumah plastik, screenhouse).
Tujuan rumah kaca : utk meletakx pot-pot bibit tanaman baik yg akan dijadix eksplan atau bibit hasil perbanyakan kultur jaringan yg siap dijual or dipelihara sendiri.
Lokasi : di luar laboratorium tapi tdk jauh dr laboratorium. PENGELOMPOKKAN RUANGAN MENURUT SIFAT & PERSYARATAN RUANG-RUANGNYA : A. RUANG TIDAK STERIL
1. Ruang tamu 2. Ruanga administrasi 3. Runag staf 4. Kamar mandi & WC 5. Ruang ganti pakaian 6. Ruang penyimpanan bahan kimia dan alat-alat dr gelas 7. Ruang preparasi 8. Ruang penimbangan & sterilisasi 9. Rumah kaca (green house) B. RUANG TIDAK MUTLAK STERIL
Ruang ckp bersih & tdk berdebu, lantai & dinding tdk perlu disterilx dg alkohol. Hrs dipasang AC, jendela trtutup rapat & lingkngn terkontrol. 1. Ruang planlet/kultur 2. Ruang inkubator : lbh steril dr ruang kultur u pengamatan yg intensif. 3. Ruang shaker : utk kultur suspensi sel dr kalus dlm media cair. C. RUANG MUTLAK STERIL 1. Ruang isolasi/transfer/tanam. Ukuran kecil 2 x 3 cm 2 agar sterilisasi mudah.
Dinding dr porselen spy mdh disterilx dg alkohol 90% Lantai dr porselen disterilx dg alkohol 90% or phenol.
2. Alat Laminar Air Flow Cabinet (LAFC) Diletakkan di salah satu sisi ruang isolasi. Disebelah kanan LAFC ada meja utk nyimpan alat2 tanam Sediax meja dorong utk angkut alat & media sekaligus Pasangkan lampu UV utk sterilisasi. Dan lampu neon utk bekerja. Pintu dilengkapi jendela kaca.
R7 Ruang Administrasi R1 Ruang Persiapan R8 Ruang Cuci R2 Ruang Timbang R3 Ruang Stok R5 Ruang Mikroskop R4 Ruang Steril/transfer R 6
R u a n g
I n k u b a t o r / k u l t u r
DENAH UMUM LABORATORIUM KULTUR JARINGAN MEDIUM KULTUR JARINGAN Media kultur salah satu penentu keberhasilan baik jumlah maupun perbandingan komponen2x. Pemilihan jenis media trgantung tujuan, selera, jenis tnmn. Komposisi media dirancang khusus tujuan yg brbeda. Pd dasarx tdk ada satu macam media kultur yg mampu memberikan pertumbuhan optimal utk semua sel, penggantian medium atau salah satu komponen medium seringkali diperlukan. Utk mengembangkan atau memodifikasi medium kultur diperlukan studi literatur dan/atau brdasarx trial and error. KOMPONEN DASAR MEDIUM KULTUR Tumbuhan di alam bebas bersifat autotrof memerlukan air & garam mineral dlm tanah serta CO 2 dr udara melalui fotosintesis. Tanaman kultur in vitro sedikit or banyak kehilangan sifat autotrofx. Oleh krn itu nutrisi yg diperlukan jauh lebih kompleks, spt penambahan gula, ZPT, vitamin, asam amino. Cahaya dlm kultur hanya mengandalkan pd lampu neon. Eksplan or tanaman dlm botol tdk or sedikit punya akar. Penyerapan air berikut nutrisi yg terlarut di dlmnya scr difusi & osmosis melalui sel-sel eksplan yg kontak dg permukaan media. Media kultur tersusun atas bbrp atau seluruh komponen berikut : a. garam-garam anorganik (makro & mikro) b. zat-zat organik (gula, mio-inositol, vitamin, asam amino, ZPT c. substansi organik kompleks (air kelapa, ekstrak ragi & buah-2an) d. bahan pemadat (agar) e. arang aktif A. GARAM-GARAM ANORGANIK 1. Unsur Makronutrien (C, H, O, N, S, P, K, Ca dan Mg) Dasar pembuatan dari medium hidroponik. Unsur-unsur hara diberikan dlm bentuk garam-garam anorganik. Konsentrasi optimum tiap2 komponen utk capai pertumbhn maksimum sangat bervariasi berkisar 25 60 mM (Gamborg & Shylluk, 1981). Unsur makro diperlukan dlm jumlah cukup besar, antara lain : KNO 3 , NH 4 H 2 PO 4 , K 2 SO 4 , CaCl 2 .2H 2 O, MgSO 4 .7H 2 O dll Komponen terbesar sebenarnya air (95% media). Fungsi air : bhn pembentuk material tubuh, medium utk reaksi2 kimia & fsika, transport & distribusi zat-zat yg terlarut di dlmx. Kualitas air hrs tinggi & murni biasanya akuades, akuabides. Didapat dg alat penyulingan (water distilator), bisa jg dg deionizer. Air sumur or ledeng tdk bisa krn ada kontaminasi bhn anorganik, organik atau miroorganisme. Nitrogen (N) Penyusun asam nukleat, protein, klorofil, alkaloid, derivat purin, pirimidin, hormon endogen, koenzim. Lebih berperan pd pertumbuhan vegetatif. Diserap dlm bentuk ion ammonium (NH 4 + ) dan Nitrat (NO 3 - ) Konsentrasi ion NH 4 + berkisar 2 8 mM, ion NO 3 - ( 25 40 mM). Persenyawaan : KNO 3 , NH 4 NO 3 , Ca(NO 3 ) 2 .4H 2 O, NH 4 Cl dll
Fosfor (P) Dlm bntk persenyawaan : K 2 HPO 4 , NaH 2 PO 4 , NH 4 H 2 PO 4 Diserap dlm bentuk ion PO 4 - dg konsentrasi berkisar 0,5 20 mM/l Fungsi sbg pmbntk senyawa RNA, DNA, aktivator enzim. Berperan terutama saat pertumbuhan benih, pembungaan, pemasakan buah & biji. Kelebihan unsur P dpt menghambat akibat kompetisi penyerapan dg unsur lain spt Zn, Fe dan Cu.
Kalium (K) Diberikan dlm bntk KNO 3 , KH 2 PO 4 , K 2 HPO 4 , KCl, K 2 SO 4 . Diserap dlm bntk ion K + berkisar 1,8 25 mM/l. Utk memacu pembelahan sel, sintesa karbohidrat, protein, pembuatan klorofil, mereduksi nitrat, melancarkan metabolisme. Peranan utama sbg pengatur hidratasi sel, shg mempengaruhi keluar masuknya nutrient ke dlm sel.
Sulfur (S) Diberikan dlm bntk : MgSO 4 .7H 2 O, (NH 4 ) 2 SO 4 , K 2 SO 4 , FeSO 4 dll Pemberian berkisar 0,75 3 mM/l. Diserap dlm bentuk ion SO 4 2- Fungsi : penyusun protein, asam amino, vitamin B1, koenzim berperan dlm pembentukan bintil akar ketahanan & proteksi tubuh tumbuhan. Calsium (Ca) Diberikan dlm bentuk : Ca(NO 3 ) 2 .4H 2 O, CaCl 2 .2H 2 O, Ca(PO 4 ) 2 Pemberian ion Ca + berkisar antara 1 3 mM/l Fungsi : pembentukan dinding sel (Ca pektat), sbg kation selular, kofaktor enzim, pengaruhi hidratasi, permeabilitas & penyerapan nutrisi, mempengaruhi tingginya pH, menetralisir racun dlm bntk Ca oksalat. Fungsi umum : merangsang pembentukan bulu-bulu akar, mengeraskan batang & merangsang pembentukan biji krn Ca bersama2 Mg memproduksi cadangan makanan.
Magnesium (Mg) Diberikan dlm bentuk MgSO 4 .7H 2 O Fungsi : elemen utama pmbntkn klorofil, aktivator enzim, meningkatkan kandungan fosfat.
2. Unsur Mikronutrien : Cl, B, Mo, Mn, Zn, Cu, Fe & Co Diperlukan dlm jumlah sedikit Fungsi blm diketahui pasti, namun ketiadaannya menyebabkan kelainan pertumbuhan. Contoh : pemberian Fe dan Mn menyebabkan perkecambahan anggrek sangat baik. Air atau bahan kimia yg tingkat kemurniannya rendah seringkali terkontaminasi oleh unsur hara mikro.
Besi (Fe) Diperlukan sedikit lebih banyak drpd unsur mikro lainnya. Diberikan dlm bentuk kelat dengan senyawa NaEDTA. Tujuan agar tetap pd jaungkauan pH yg luas dlm jangka waktu yg lama sehingga dpt diserap oleh jaringan. Fungsi : sintesis klorofil, konversi energi pd fotosintesis & respirasi (bagian dr molekul sitokrom). Diberikan dlm bentuk : FeCl.6H 2 O, NaFeEDTA.2H 2 O, Fe(SO 4 ) 3
Boron (B) Diberikan dlm bentuk asam borak (H 3 BO 3 ). Fungsi : translokasi karbohidrat, diferensiasi seluler & perkembangan, sbg aktivator & inaktivator zat pengatur tumbuh. Kekurangan zat ini dpt meningkatkan ZPT yg akhirx menghambat pertumbuhan.
Molybdenum (Mo) Diberikan sbg sodium molibdat (Na 2 MoO 4 .2H 2 O). Berperan dlm konversi nitrogen ke ammonia & fiksasi nitrogen, ikut dlm metabolisme protein, sintesis asam askorbat, kofaktor enzim.
Mangan (Mn) Dlm bentuk MnSO 4 Fungsi : sbg komponen esensial pd membran kloroplas, aktifator enzim sbg perantara proses fosforilasi atau sbg gugus redoks Mn 2+ , bahan pembentuk klorofil, metabolisme protein, pmbentukn vitamin C.
Cobalt (Co) Dlm bentuk Cobalt Chloride (CoCl 2 ) Fungsi : elemen vitamin B kompleks, penting dlm fiksasi nitrogen.
Zincum (Zn) Dlm bentuk Zinc sulfat (ZnSO4). Fungsi : aktivator enzim, penyusun klorofil, pemacu pembentukan ZPT terutama IAA.
Curprum (Cu) Dlm bentuk Cupric sulfat (CuSO4.5H2O). Fungsi : bagian dr enzim, komponen fenolase, laktase, askorbat oksidase, ikut berperan dlm fotosintesis & reduksi nitrit.
Chlorin (Cl) Dlm bentuk Calcium Chlorida (CaCl2) Berperan dlm aktifitas enzim & memacu fotosintesis.
B. ZAT-ZAT ORGANIK Senyawa yg mengandung unsur karbon. Biasanya disintesis sendiri oleh tanaman. Tapi krn eksplan berukuran sangat kecil tdk mampu mensintesis sendiri shngga hrs ditambahkan pd medium kultur.
Gula Kultur in vitro blm sempurna dlm berfotosintesis shg perlu tambahan gua dlm medium kultur. Fungsi : sumber energi, bahan pembangun struktur tubuh, penjaga keseimbangan potensial osmotik dlm medium. Diberikan dlm bentuk sukrosa (gula pasir), gluktosa, maltosa, fruktosa tp harga sangat mahal dg hasil tdk selalu lbh baik dr sukrosa. Konsentrasi yg diperlukan sekitar 1 5% (10 50 g/l). Sukrosa lebih berpengaruh dlm perkembangan kalus. Maltosa lebih baik utk kultur mikrospora krn dpt memicu embriogenesis. Myo-Inositol Gula alkohol (heksitol). Terbukti mampu merangsang pertumbuhan jaringan yg dikulturkan. Berperan pula dlm bbrp reaksi metabolik yg berhubungan dg pembelahan sel, sbg perantara pd perubahan glukosa menjadi asam galaktironat yg mrpkn prazat utk pektin & penyusun dinding sel. Digunakan pd kisaran konsentrasi 100 5000 mg/l.
Vitamin Fungsi : mempercepat pertumbuhan & diferensiasi kalus, sbg kofaktor atau bagian kofaktor dr reaksi2 enzimatis penting, sbg senyawa protektif (antioksidan). Thiamin : mempercepat pembelahan sel, konsentrasi 0,1 30 mg/l Nicotinic acid : prekursor bbrp alkaloid. Asam askorbat (antioksidan): mencegah pencoklatan pd permukaan irisan jaringan akibat oksidasi polifenol menjadi kuinon yg berwarna coklat. Vitamin E (tocopherol) : merangsang pembentukan kalus friabel dlm kultur embrio jagung, merangsang dispersi sel pd kultur suspensi sel kedelai. Asam-asam Amino Sumber N organik yg lebih cepat diambil sel drpd N-anorganik dlm medium yg sama. Jenisnya : glutamin, glisin, L-sistein, L-arginin, L-metionin dll.
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Diperlukan sbg komponen pertumbuhan, perkembangan & diferensiasi. ZPT aktif pd konsentrasi rendah, diproduksi sendiri dlm sel (endogen). Perimbangan ZPT endogen dg eksogen turut menentukkan arah perkembangan suatu kultur. Tanpa ZPT pertumbuhan keksplan sangat lambat bahkan mungkin tdk tumbuh sama sekali. Dikelompokkan dlm bbrp grup : auksi, sitokinin, gibberelin, absscisic acid & ethylene. Auksin
Peranan : mempengaruhi pemanjangan sel, pembelahan sel, diferensiasi jaringan faskuler, inisiasi pembentukan akar dll. Lokasi sintesis : primordial daun (apeks pucuk), daun muda & kecambah. Prekursor : asam amino triftopan. Pengangkutan : dr sel ke sel scr basipetal (dr pucuk ke akar). Ada Auksin alami : IAA (Indol Acetic Acid) kelemahan : mudah rusak oleh cahaya, oksidasi enzimatik & pemanasan pd proses sterilisasi. Ada auksin sintetik : 2,4-D, NAA, IBA. Pemilihan jenis auksin tergantung : 1. Pertumbuhan yang dikehendaki 2. Level auksin endogen 3. Kemampuan jaringan mensintesa auksin 4. Golongan zat tumbuh lain yg ditambahkan Sitokinin
Sitokinin akan aktif apabila ada auksin. Peranan : memacu pembelahan sel & morfogenesis, memicu pertumbuhan kuncup lateral (mematahkan dominasi apikal), perkembangan daun, menghambat penuaan daun, mempengaruhi perkembangan kloroplas. Prekursor : adenin Lokasi sintesis : ujung akar & biji yg sedang tumbuh. Pengangkutan : kebalikan auksin (akropetal) melalui xilem. Jenis sitokinin : alami spt kinetin dan zeatin. sintetik spt BAP (6-benzylaminopurin), Thidiazuron. Manipulasi rasio auksin : sitokinin dpt mempengaruhi organogenesis auksin/sitokinin tinggi pembentukan akar auksin/sitokinin seimbang pembentukan kalus auksin/sitokinin rendah pembentukan tunas
Gibberellin (GA) Gibberellin banyak macamnya (34) tp yg biasa dipakai GA3. Disintesis : pd embrio, jaringan muda tunas, biji yg brkecambah. Prekursor : asam mevalonat. Pengangkutan : dlm xilem dan floem. Peranan : pertumbuhan batang, pembesaran& pembelahan sel, induksi perkecambahan biji, produksi enzim selama perkecambahan & pembungaan, memicu pembentukan akar krn GA memicu produksi auksin endogen.
Asam Absisat (ABA) & Etilene Prekursor ABA: asam mevalonat, disintesis pd daun2 tua. Peranan ABA: respon thd stress air, penutupan stomata & transpor fotosintat ke arah biji yg sedang tumbuh. Transpor : melalui floem menuju akar, kembali ke pucuk by xilem. Etilen berupa gas, prekursor dr metionin, disintesis dlm jaringan yg alami penuaan, pengangkutan scr difusi. Peranan : membebaskn dormansi, pembentukan akar adventif, diferensiasi tunas, pemasakan buah, induksi pembungaan. C. SUBSTANSI ORGANIK KOMPLEKS Antara lain : pepton, casein hydrolisat, ekstrak ragi, ekstrak macam2 tanaman (air kelapa, endosperm jagung, tomat, pisng, kentang dll). Komposisinya belum diketahui scr pasti. Peranan : sumber gula, vitamin, ZPT, asam amino. Kadar yg terlalu tinggi timbulkan penghambatan, shg hrs ada uji pendahuluan dg interval 1 5 g/l. Air kelapa 2 5% . Zat-zat ini dihindarkn utk penelitian krn kadar tdk jelas, respon tnmn tidak pasti, hasil tdk dpt diulang. D. BAHAN PEMADAT Berupa agar-agar (7 10 g/l), baik yg biasa, agarose atau gelrite (polisakarida dr bakteri). Jangan terlalu padat sbb akan mnghambat difusi senyawa jg terlalu encer sbb eksplan akan tenggelam. Keuntungan pemakaian agar : 1. agar membeku pd suhu 45C dan mencair pd 100C. 2. Tdk dicerna oleh enzim tanaman. 3. tdk bereaksi dgn senyawa2 penyusun media. Kelemahan pemakaian bahan pemadat : 1. Hanya sebagian eksplan kontak dg medium 2. Terjadi gradien nutrisi yg tdk sama 3. Mobilitas hara kurang baik 4. Terjadi akumulasi zat-zat toksik yg dikeluarkn oleh eksplan. E. ARANG AKTIF Arang aktif adl arang yg sdh dipanaskan selama beberapa jam dgn menggunakan uap atau udara panas. Memiliki daya absorpsi yg kuat. Dpt ditambahkan pd media inisiasi, regenerasi, atau perakaran. Kisaran konsentrasi 0,5 6 % trgantung tujuan. Fungsi : 1. Mengadsorpsi senyawa2 toksik dlm media (fenolik). 2. Mengadsorpsi ZPT shgga mencegah pertumbhn kalus yg tdk diinginkn, membantu emriogenesis kultur dlm media tanpa auksin dg cara menarik auksin endogen, merangsang perakaran dgn cara mengurangi tingkat cahaya. Tambahan Penting : pH yg dibutuhkan dlm media kultur sekitar 4,5 5,8, diatur dg pH meter atau kertas indikator dgn penambahan NaOH 1M dan HCl 1M, dilakukan sblm sterilisasi media BEBERAPA JENIS MEDIUM DASAR Jenis-jenis medium dasar diberi nama sesuai nama penemunya 1. Medium Murashige & Skoog (MS) thn 1962 medium paling populer, bisa digunakan utk hampir semua jenis tanaman terutama herba. Punya kandungan garam2 yg tinggi. 2. Medium Gamborg (B5) thn 1968, utk kultur suspensi sel kedelai, alfalfa & legume lain. 3. Medium White (W63) thn 1963, utk kultur akar memiliki kandungan garam2 dg konsentrasi rendah. 4. Medium Vacint & Went (VW) thn 1949, utk kultur embrio anggrek. 5. Medium Nitsch & Nitsch, utk kultur mikrospora & sel pd tembakau. 6. Medium N6 (Chu) thn 1978, utk kultur jaringan serealia terutama padi. 7. Medium WPM (Lloyd & McCown) thn 1980, utk tanaman berkayu. 8. Medium Kao & Michayluk 1975, utk kultur protoplas Cruciferae, Graminae, Leguminosae. TEKNIK ASEPTIK SYARAT KJT : aseptik bebas bakteri, jamur, yeast & jasad renik Kontaminasi faktor pembatas penentu keberhasilan - selama prosedur - selama kultur dipelihara Sumber Kontaminasi : 1. Eksplan, baik eksternal maupun internal 2. Organisme kecil yg msk ke dlm media (semut) 3. Botol kultur, media or alat-alat tanam yg kurang steril 4. Lingkungan kerja & ruang kultur yg kotor (spora di udara) 5. Kecerobohan dlm pelaksanaan Kontaminasi o/ mikroorganisme masalah serius - Nutrisi dlm Media cpt habis oleh mikroba - Jaringan tnmn mati krn kekurangan hara & keracunan senyawa toksik hasil metabolisme mikroba Kontaminasi bs terjadi pd setiap tahap pelaksanaan KJT Prosedur Aseptik utk menanggulanginya : 1. Sterilisasi ruang kerja 2. Sterilisasi medium & alat-alat 3. Sterilisasi eksplan 4. Kebersihan peneliti & kerja peneliti
A. STERILISASI RUANG KERJA
Sumber kontaminan serangga kecil, spora jamur & bakteri Lantai dibersihkan setiap pagi dgn desinfektan Udara disterilisasi dgn lampu ultraviolet (UV) Dlm ruang kerja ini terdapat LAFC atau Steril Box (entkas) LAFC kotak dilengkapi blower & lampu UV utk menanam eksplan dlm kondisi steril. Steril box lebih sederhana terbuat dr kotak bhn kaca, kayu dll Cara sterilisasi lampu UV min 30 menit dan semprot or lap dgn alkohol 70%, utk entkas bisa pakai tablet formalin yg diuapkan. B. STERILISASI MEDIA & ALAT-ALAT Alat-alat logam & gelas Menggunakan autoklaf Autoklaf : Sederhana (pakai kompor gas) Programmable autoclave (menggunakan energi listrik), wkt, suhu & tekanan diatur otomatis. Alat-alat spt scalpel,pinset, petridish, cork borer, pipet alat gelas, gunting, kertas saring dll dibungkus kertas coklat dulu. Botol stlh dicuci ditutup alumunium foil atau plastik & karet yg tahan panas, botol dgn tutup berulir jgn terlalu rapat. Temperatur 121C, tekanan 15 17 psi, waktu 15 40 menit trgantung banyaknya media. Sterilisasi Media dgn autoklaf punya bnyk kelemahan : 1. Sukrosa terurai jd fruktosa & glukosa 2. Terbentukx caramel gula berwarna coklat & beracun. 3. pH media akan berubah (menurun) 4. Pengendapan garam & depolimerisasi agar. Bahan termolabil (GA 3 , Thiamin-HCL) dgn cara ultra filtrasi (milipore filter) pd suhu ruangan. C. STERILISASI EKSPLAN Eksplan dr lapangan biasanya lebih banyak mengandung kontaminan Sebaiknya ditanam dulu di rumah kaca. Ditangani dgn sterilisasi permukaan. Beberapa punya kontaminan internal yg sulit diatasi dg sterilisasi permukaan shg perlu diberi antibiotik or fungisida. Tingkat kontaminasi berbeda tergantung : 1. Jenis tanamannya 2. Bagian tanaman yg digunakan 3. Morfologi permukaan (brbulu or tdk) 4. Lingkungan tumbuhnya 5. Musim wkt mengambil (kemarau or hujan) 6. Umur tanaman (seedlings or dewasa) 7. Kondisi tanamannya (sakit or sehat) Oleh krn itu sulit or tdk ada prosedur standar semua hrs melalui percobaan pendahuluan. Dilema : kontaminan & eksplan sama2 jasad hidup,kontaminan hrs dihilangkan tanpa mematikan eksplan Eksplan in vitro Eksplan dr lapang Bahan pensteril : Calsium hypoklorit, sodium hipoklorit, merkuri klorida (HgCl 2 ), alkohol, betadin dsb. Konsentrasi & waktu bervariasi Biasa jg dipakai dua macam pensteril Setelah perlakuan hrs dicuci dg akuades krn pensteril bersifat toksik Daya penetrasi pensteril ditingkatx dg 1-2 tetes agen pembasah yg dpt menambah tegangan permukaan eksplan (Tween 20) or dibantu pompa vakum. Pra-sterilisasi penting jg dg cr mencuci aksplan dg sabun dn dibilas di air mengalir 15 30 menit utk memecah koloni kontaminan agar lebih peka thd pensteril. Utk kontaminan internal pemberian antibiotik dilakukan terlebih dulu selama 4 - 5 jam lalu sblm sterilisasi lbh lanjut. Atau bs jg dg menambah antibiotik dlm media tumbuh. Antibiotik yg termolabil ditambahkan pd media yg sdh steril scr ultrafiltrasi dgn mikro-filter dg pori 0,2 m D. KEBERSIHAN PENELITI & KERJA PENELITI Tubuh, pakaian, hrs bersih,tdk berkeringat dan berdebu. Sepatu diganti sandal yg khusus utk di lab. Cara kerja jg hrs bersih tdk sembrono, ceroboh atau jorok melainkan hati-hati, teliti, bersih, tepat, sabar, tdk tergesa-gesa.
Metode KJT dilhat dr macam media tanam: 1. Metode padat Tujuan : induksi kalus, diferensiasi akar serta tunas lalu jadi planlet. Menggunakan agar-agar khusus or kemasan kertas utk rumah tangga atau agar batangan. Tidak boleh terlalu padat atau sebaliknya terlalu cair. Terlalu padat, nutrisi sulit diserap eksplan. Terlalu cair, eksplan akan tenggelam dan akhirnya busuk. Beberapa eksplan justru hrs lembek spt mikrospora, helaian daun tipis. Kegunaan metode padat ini : utk kloning, meregenerasikan protoplas yg telah diisolasi atau yg sdh fusi, menumbuhkan planlet dr protokormus stlh dipindah dr suspensi sel. 2. Metode Cair Disbt jg kultur suspensi sel, kultur dr sel-sel bebas di dlm medium cair Tujuan : 1. memecah kalus jd single cell 2. memperbanyak kalus dg sub kultur berulang 3. menumbuhkan protokormus atau plb (protocorm like body) Pembuatan media lebih mudah krn tanpa agar shg tdk perlu dimasak. ZPT yg digunakan biasanya 2,4-D sebanyak 2 ppm. Dipelihara di atas shaker dgn kecepatan 120 rpm. Sub kultur dilakukan dlm wkt 1 2 minggu, jika terlambat terjadi embryogenesis atau pencoklatan dan berhenti tumbuh. Sub kultur ada 2 cara : memecah biomasa mnjadi 2 bagian yg msng2 ditambah media baru dg volume sama, atau biomasa tetap tp dlm wadah yg lebih besar dgn jumlah media ditambah 2 kali lipat. Utk skala besar biasa digunakan fermentor. Kalus yg difermentasi utk berbagai keperluan : produksi metabolit sekunder, sumber protoplas, sumber kultur sel. Metode KJT dilihat dr bahan atau eksplan yang dipakai : Kultur meristem, antera, pollen, endosperm, suspensi sel, protoplas, embrio, pucuk/tunas, akar dll. Metode KJT dilihat dr cara pemeliharaan : Pemeliharaan dilakukan dgn memindahkan eksplan atau kalus ke media baru, jk terlambat maka pertumbuhan berhenti, terjadi browning lalu terjadi kontaminasi jamur atau bakteri. Ada 3 macam cara pemeliharaan : 1. Cara satu langkah (one step methode) dikehendaki eksplan langsung jadi kalus lalu planlet dlm satu macam medium. Media dasar dpt berbagai macam : MS, WPM, VW, dll tetapi dgn penambahan gula yg cukup tinggi 20 60g/l dan tambahan KNO3, hormon auksin 2,4-D, NAA. 2. Cara dua langkah (two step methode) Pertama induksi kalus, lalu dipindah ke media diferensiasi utk pembentukan tunas dan akar. 3. Cara tiga langkah (three step methode) pertama menumbuhkan kalus, kedua dipindah ke media pembentuk tunas dan ketiga, pembentukan akar. PELAKSANAAN KULTUR JARINGAN A. STERILISASI EKSPLAN 1. Sterilisasi eksplan secara mekanis utk eksplan keras, berdaging dgn cara membakar di atas lampu spirtus 3 kali sambil digoyang2 sampai apinya padam. misal : biji, buah salak, buah anggrek, umbi bawang dll. 2. Sterilisasi eksplan secara kimiawi utk eksplan lunak (jar. Muda) spt tangkai daun, daun, anther dll. caranya : - eksplan yg sdh dicuci dipotong kecil2 - direndam dlm fungisida atau antibiotik - dibawa ke dlm LAFC lalu direndam dlm alkohol 70% - direndam dlm natrium hipoklorit (bayclin) + TWEEN 20 - dibilas 3X dlm akuades steril. - bahan diambil dg pinset diletakan pd petri dish yg di alas kertas saring di dlmnya. - siap ditanam B. MENABUR/MENANAM EKSPLAN
Dilakukan di dlm LAFC dgn kondisi aseptik. Caranya: - Lepaskan gelang, cincin, jam tangan. - Gunakan masker penutup hidung & kepala jika perlu; - Basahi tangan sampai lengan dgn alkohol 70%. - Matikan lampu UV, nyalakan blower & lampu neon, semprot meja laminar dg alkohol, semprot dg alkohol semua alat & media yg akan masuk laminar. - Buka penutup botol kultur, letakkan eksplan yg sdh dipotong dgn pola & ukuran yg tepat pada media tumbuh. Usahakan permukaan yg teriris menyentuh media. Kerjakan dekat dg api. - Ingat!!! Pinset, scalpel sblm memegang eksplan hrs dibakar dulu lalu di celup ke akuades steril. - Tutup kembali botol kultur dg alumunium foil. - Simpan di ruang kultur. - Bereskan semua alat2, lap kembali dgn alkohol permukaan laminar, matikan blower & neon, tutup laminar, nyalakan lampu UV. C. MELAKSANAKAN SUB-KULTUR
Sub kultur upaya mengganti media tanam dengan media baru shg nutrisi utk kebutuhan eksplan (kalus or plb) tetap terpenuhi.
1. Sub Kultur pd media cair - Nutrisi pd media cair cpt habis oleh plb or kalus. - sub kultur setiap 4 hari sekali, secara aseptik. - pengambilan media dgn pipet. - pengambilan plb or kalus dgn pinset. - dari satu erlenmeyer biasa menjadi 7 erlen meyer. 2. Sub kultur pd media padat - dengan meletakkan eksplan (kalus or koloni tunas) dlm petridish lalu dipotong-potong or dipisah-pisah setelah itu ditanam lagi pd media baru. D. Menumbuhkan Planlet Komposisi media dasar biasanya separuh dr media induksi kalus. ZPT 2,4-D atau NAA dihilangkan sbb akan mbentuk kalus terus. ZPT yg dianjurkan sitokinin (kinetin) dan auksin (IAA) dengan perbandingan tertentu. Utk induksi pucuk maka sitokinin diperbanyak komposisinya, sebaliknya utk akar diperbanyak auksinnya.
Efektivitas Perawatan Menggunakan Madu Nektar Flora Dibandingkan Dengan Silver Sulfadiazine Terhadap Penyembuhan Luka Bakar Derajat II Terinfeksi Pada Marmut.