You are on page 1of 69

50

BAB III. BUDIDAYA BEBERAPA


TANAMAN HORTIKULTURA

Deskripsi Singkat
Pokok Bahasan : Budidaya Beberapa Tanaman Hortikultura
Waktu : 2 (satu) kali tatap muka pelatihan
Tujuan : Agar Praja mampu menjelaskan budidaya
beberapa tanaman hortikultura yang dapat
ditanam dengan pola Green House dan
Shading House
Metode : Ceramah, diskusi dan peragaan


A. BUDIDAYA TANAMAN SAWI
1. Pendahuluan
Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang
dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik
segar maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang
kadang-kadang mirip satu sama lain. Di Indonesia penyebutan sawi
biasanya mengacu pada sawi hijau (Brassica rapa kelompok
parachinensis, yang disebut juga sawi bakso, caisim, atau caisin). Selain
itu, terdapat pula sawi putih (Brassica rapa kelompok pekinensis, disebut
juga petsai) yang biasa dibuat sup atau diolah menjadi asinan. Jenis lain
yang kadang-kadang disebut sebagai sawi hijau adalah sesawi sayur
(untuk membedakannya dengan caisim). Kailan (Brassica oleracea
kelompok alboglabra) adalah sejenis sayuran daun lain yang agak
berbeda, karena daunnya lebih tebal dan lebih cocok menjadi bahan
campuran mi goreng. Sawi sendok (pakcoy atau bok choy) merupakan
jenis sayuran daun kerabat sawi yang mulai dikenal pula dalam dunia
boga Indonesia.

51
Gambar 1. Beberapa Jenis Sawi
Sawi Hijau Sawi Putih
Sumber : cozyeslife.blogspot.com Sumber : agrobost.wordpress.com

2. Manfaat
Manfaat sawi sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di
tenggorokan pada penderita batuk. Penyembuh penyakit kepala, bahan
pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan
memperlancar pencernaan. Sedangkan kandungan yang terdapat pada
sawi adalah protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B,
dan Vitamin C.

3. Jenis Sawi
Secara umum tanaman sawi biasanya mempunyai daun panjang,
halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Petani kita hanya mengenal 3
macam sawi yang biasa dibudidayakan yaitu : sawi putih (sawi jabung),
sawi hijau, dan sawi huma. Sekarang ini masyarakat lebih mengenal
caisim alias sawi bakso. Selain itu juga ada pula jenis sawi keriting dan
sawi sawi monumen. Caisim alias sawi bakso ada juga yang menyebutnya
sawi cina., merupakan jenis sawi yang paling banyak dijajakan di pasar-
pasar dewasa ini. Tangkai daunnya panjang, langsing, berwarna putih
kehijauan. Daunnya lebar memanjang, tipis dan berwarna hijau. Rasanya
yang renyah, segar, dengan sedikit sekali rasa pahit. Selain enak ditumis
52
atau dioseng, juga untuk pedangan mie bakso, mie ayam, atau restoran
cina.

4. Syarat Tumbuh
Sawi bukan tanaman asli Indonesia, menurut asalnya di Asia.
karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca dan
tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia ini. Tanaman sawi dapat
tumbuh baik di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin,
sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi.
Meskipun demikian pada kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di
dataran tinggi. Daerah penanaman yang cocok adalah mulai dari
ketinggian 5 meter sampai dengan 1.200 meter di atas permukaan laut.
Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian
100 meter sampai 500 meter dpl. Tanaman sawi tahan terhadap air hujan,
sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim kemarau yang
perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur. Berhubung dalam
pertumbuhannya tanaman ini membutuhkan hawa yang sejuk. lebih cepat
tumbuh apabila ditanam dalam suasana lembab. Akan tetapi tanaman ini
juga tidak senang pada air yang menggenang. Dengan demikian,
tanaman ini cocok bila di tanam pada akhir musim penghujan. Tanah
yang cocok untuk ditanami sawi adalah tanah gembur, banyak
mengandung humus, subur, serta pembuangan airnya baik. Derajat
kemasaman (pH) tanah yang optimum untuk pertumbuhannya adalah
antara pH 6 sampai pH 7.

5. Budidaya Tanaman Sawi
Cara bertanam sawi sesungguhnya tak berbeda jauh dengan
budidaya sayuran pada umumnya. Budidaya konvensional di lahan
meliputi proses pengolahan lahan, penyiapan benih, teknik penanaman,
penyediaan pupuk dan pestisida, serta pemeliharaan tanaman. Sawi
dapat ditanam secara monokultur maupun tumpang sari. Tanaman yang
53
dapat ditumpangsarikan antara lain : bawang dau, wortel, bayam,
kangkung darat. Sedangkan menanam benih sawi ada yang secara
langsung tetapi ada juga melalui pembibitan terlebih dahulu. Berikut ini
akan dibahas mengenai teknik budidaya sawi secara konvensional di
lahan.

a. Benih
Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha
tani. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan
bagus. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar
750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin
mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman (Gambar
2).
Gambar 2. Benih Sawi

Sumber : agrobis.wordpress.com
Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik,
seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar
air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan
kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium
foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus
memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil
sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Dan penanaman sawi
yang akan dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi yang lain. Juga
memperhatikan proses yang akan dilakukan mesilnya dengan dianginkan,
54
tempat penyimpanan dan diharapkan lama penggunaan benih tidak lebih
dari 3 tahun.

b. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah secara umum melakukan penggemburan dan
pembuatan bedengan. Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan
untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian
pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan
menambah kesuburan lahan yang akan kita gunakan. Tanah yang hendak
digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau
pepohonan yang tumbuh. Dan bebas dari daerah ternaungi, karena
tanaman sawi suka pada cahaya matahari secara langsung. Sedangkan
kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm. Pemberian
pupuk organik sangat baik untuk penyiapan tanah. Sebagai contoh
pemberian pupuk kandang yang baik yaitu 10 ton/ha. Pupuk kandang
diberikan saat penggemburan agar cepat merata dan bercampur dengan
tanah yang akan kita gunakan. Bila daerah yang mempunyai pH terlalu
rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengapuran ini
bertujuan untuk menaikkan derajad keasam tanah, pengapuran ini
dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman benih, yaitu kira-kira 2 sampai 4
minggu sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam melakukan
penggemburan tanah yaitu 2 4 minggu sebelum lahan hendak ditanam.
Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit
(CaMg(CO3)2).

c. Pembibitan
Pembibitan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah
untuk penanaman. Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat
beradaptasi terhadap lingkungannya. Sedang ukuran bedengan
pembibitan yaitu lebar 80 120 cm dan panjangnya 1 3 meter. Curah
hujan lebih dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan 20 30 cm. Dua minggu
55
sebelum di tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk
kandang lalu di tambah 20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5 gram Kcl.
Cara melakukan pembibitan ialah sebagai berikut : benih ditabur, lalu
ditutupi tanah setebal 1 2 cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian
diamati 3 5 hari benih akan tumbuh setelah berumur 3 4 minggu sejak
disemaikan tanaman dipindahkan ke bedengan.

d. Penanaman
Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai
dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20 30 cm dengan jarak antar
bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan
terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10 ton/ha, TSP 100 kg/ha, Kcl 75
kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20
x 20 cm. Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu
membuat lubang dengan ukuran 4 8 x 6 10 cm.

e. Pemeliharaan
Pemeliharaan adalah hal yang penting. Sehingga akan sangat
berpengaruh terhadap hasil yang akan didapat. Pertama-tama yang perlu
diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim,
bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan
pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita
harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila
tidak terlalu panaspenyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau
pagi hari. Tahap selanjutnya yaitu penjarangan, penjarangan dilakukan 2
minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang
tumbuh terlalu rapat. Selanjutnya tahap yang dilakukan adalah
penyulaman, penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan
tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang mati atau
terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru.
Penyiangan biasanya dilakukan 2 4 kali selama masa pertanaman sawi,
56
disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman.
Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman.
Apabila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan
dengan penyiangan. Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu
tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha. Dapat juga dengan satu sendok the
sekitar 25 gram dilarutkan dalam 25 liter air dapat disiramkan untuk 5 m
bedengan.

f. Penanaman Vertikultur
Langkah angkah penanaman secara vertikultur adalah sebagai berikut :
1. Benih disemaikan pada kotak persemaian dengan media pasir.
Bibit dirawat hingga siap ditanaman pada umur 14 hari sejak benih
disemaikan.
2. Sediakan media tanam berupa tanah top soil, pupuk kandang, pasir
dan kompos dengan perbandingan 2:1:1:1 yang dicampur secara
merata.
3. Masukkan campuran media tanam tersebut ke dalam polibag yang
berukuran 20 x 30 cm.
4. Pindahkan bibit tanaman yang sudah siap tanam ke dalam polibag
yang tersedia. Tanaman yang dipindahkan biasanya telah berdaun
3 5 helai.
5. Polibag yang sudah ditanami disusun pada rak-rak yang tersedia
pada Lath House.

g. Penanaman Hidroponik
Langkah-langkah penanaman secara hidroponik adalah sebagai
berikut :
1. Siapkan wadah persemaian . Masukkan media berupa pasir halus
yang disterilkan setebal 3 4 cm. Taburkan benih sawi di atasnya
selanjutnya tutupi kembali dengan lapisan pasir setebal 0,5 cm.
57
2. Setelah bibit tumbuh dan berdaun 3 5 helai (umur 3 4 minggu0,
bibit dicabut dengan hati-hati, selanjutnya bagian akarnya dicuci
dengan air hingga bersih, akar yang terlalu panjang dapat digunting.
3. Bak penanaman diisi bagian bawahnya dengan kerikil steril setebal
7 10 cm, selanjutnya di sebelah atas ditambahkan lapisan pasir
kasar yang juga sudah steril setebal 20 cm.
4. Buat lubang penanaman dengan jarak sekitar 25 x 25 cm,
masukkan bibit ke lubang tersebut, tutupi bagian akar bibit dengan
media hingga melewati leher akar, usahakan posisi bibit tegak lurus
dengan media.
5. Berikan larutan hidroponik lewat penyiraman, dapat pula pemberian
dilakukan dengan sistem drip irigation atau sistem lainnya, tanaman
baru selanjutnya dipelihara hingga tumbuh besar.

Hama dan Penyakit
1. Hama.
- Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell.).
- Ulat tritip (Plutella maculipennis).
- Siput (Agriolimas sp.).
- Ulat Thepa javanica.
- Cacing bulu (cut worm).
- Penyakit
2. Penyakit akar pekuk.
- Bercak daun alternaria.
- Busuk basah (soft root).
- Penyakit embun tepung (downy mildew).
- Penyakit rebah semai (dumping off).
- Busuk daun.
- busuk Rhizoctonia (bottom root).
- Bercak daun.
- Virus mosaik.
58

Panen Dan Penanganan Pasca Panen
Dalam hal pemanenan penting sekali diperhatikan umur panen dan
cara panennya. Umur panen sawi paling lama 70 hari. Paling pendek
umur 40 hari. Terlebih dahulu melihat fisik tanaman seperti warna, bentuk
dan ukuran daun. Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut seluruh
tanaman beserta akarnya dan dengan memotong bagian pangkal batang
yang berada di atas tanah dengan pisau tajam. Pasca panen sawi yang
perlu diperhatikan adalah :
- Pencucian dan pembuangan kotoran.
- Sortasi.
- Pengemasan.
- Penympanan.
- Pengolahan.

B. BUDIDAYA PAPRIKA
Gambar 3. Paprika

Sumber : http//www.freshplaza.com

1. Persiapan Greenhouse
Persiapan greenhouse meliputi sanitasi dan sterilisasi. Sanitasi
dilakukan dengan membuang sisa tanaman yang masih ada didalam
greenhouse. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan penularan
penyakit dan hama yang ada pada sisa tanaman itu.
59
Gambar 3. Sterilisasi Greenhouse

Sumber : http//www.images.miarusmiaty.multiply.multiplycontent.com
Sterilisasi greenhouse dilakukan dengan menggunakan bahan
kimia seperti Lysol dan Formalin untuk membunuh bibit penyakit yang
dapat menyerang tanaman paprika. Untuk musim tanam berikutnya,
dilakukan penggantian plastik mulsa greenhouse yang berfungsi untuk
menjaga kelembaban daerah sekitar perakaran tanaman paprika.

2. Pembibitan
Benih paprika sebelum ditanam di dalam greenhouse disemai
dahulu agar lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan tanam nanti.
Teknis pembibitan paprika adalah sebagai berikut :
Benih terlebih dahulu direndam dengan air hangat kuku selama 30
menit.
Media tanam berupa arang sekam atau rockwool dibasahi dengan
air bersih dan dipastikan agar media basah sampai merata dan
dibiarkan sesaat agar air siraman yang berlebihan menetes.
Apabila menggunakan media Rockwool, dibuat lubang kecil pada
Rockwool dan apabila menggunakan arang sekam dibuat garitan
kecil yang saling berpotongan pada sekam dengan jarak + 2 x 2 cm.
Benih diletakkan satu persatu pada setiap lubang dengan posisi
calon lembaga (titik tumbuh) menghadap ke bawah 0,5 cm
60
dengan menggunakan pinset, setelah semua benih disemai
kemudian tutup dengan plastik mulsa.
Benih-benih tersebut ditaruh dilemari semai (germnation chamber)
dengan suhu optimal 20-25 C dan RH 70%-90%. Suhu dan RH
dapat diatur dengan cara memasang lampu jika suhu rendah dan
jika kelembaban rendah semprotkan air ke dalam lemari semai
dengan menggunakan hand sprayer.
Benih akan berkecambah dalam waktu 7 hari, plastik mulsa
dibuka kemudian bibit dipindahkan ke tempat yang ada sinar
dengan tetap menjaga suhu dan kelembaban.
Bibit dengan kotiledon tumbuh sempurna, dipindahkan ke polybag
15 x 15 cm yang telah dibasahi dengan larutan nutrisi dengan EC
1,5 mS/cm dan pH 5,5.
Pemeliharaan di persemaian/pembibitan meliputi penyiraman 1-2
kali sehari (tergantung cuaca, fase pertumbuhan bibit, dan media
yang digunakan), pengendalian hama dan penyakit selama di
nursery misalnya Trips, Mite, Leaf miner, rebah kecambah dll) dan
yang tak kalah pentingnya adalah pengaturan kembali jarak antar
tanam agar daun tanaman tidak saling menutupi.
Bibit siap ditanam ke greenhouse produksi setelah berumur 21-30
hari di polybag atau sudah berdaun 5 helai.
Gambar 4. Persemaian Paprika

Sumber : http//www.images.miarusmiaty.multiply.multiplycontent.com
61

Gambar 5. Pembibitan dan Pengecekan Bibit Paprika

Sumber : http//www.ediskoe.blogspot.com

3. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan memindahkan bibit yang telah
berumur + 21-30 hari pada media tanam yang lebih besar yang telah
disusun di dalam greenhouse. Media yang digunakan untuk penanaman
ini adalah arang sekam. Pemindahan tanaman dilakukan dengan cara :
Bibit diletakkan di sisi polybag untuk penyesuaian cuaca.
Media tanam disiram sampai basah dengan larutan hara sebanyak
2 liter.
Regulating stick dicabut dan dikeluarkan dari media.
Bagian tengah media dilubangi dan tambahkan karbofuram 1
g/polybag.
Bibit disiram dan dikeluarkan beserta medianya dengan cara
membalikkan polybag bibit sambil menyangga bibit dengan tangan.
Bibit dimasukkan ke lubang tanam, dan media dirapatkan di sekitar
batang.
Regulating stick dipasang kembali.




62
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman paprika meliputi pemupukan, pengajiran,
pemangkasan, penjarangan buah, dan pengendalian hama dan penyakit.
Pemupukan dilakukan bersamaan dengan penyiramaan/irigasi. Pupuk
dilarutkan dalam air kemudian ditampung di dalam tangki air untuk irigasi
tetes. Frekuensi pemberian pupuk ini tergantung pada kondisi cuaca dan
umur tanaman. Pada kondisi cuaca panas, pemberian pupuk dilakukan
lebih sering untuk menjaga supaya tanaman tidak layu. Waktu pemberian
pupuk dilakukan pada pukul 8:00, 10:00, 12:00, 14:00, dan 16:00 dengan
lama tiap pemberian selama 2 menit.
Terdapat 2 sistem irigasi pada hidroponik paprika di Kabupaten
Bandung. Sistem irigasi pertama menggunakan metode penyiraman
tanaman satu per satu menggunakan selang. Sistem irigasi kedua
menggunakan irigasi tetes dimana pada masing-masing polybag tanaman
dipasang pipa kecil yang terhubung dengan tangki penyimpanan air.
Dengan irigasi tetes penyiraman tanaman dilakukan sekaligus pada
seluruh tanaman pada waktu yang bersamaan. Skema irigasi tetes dapat
dilihat pada Gambar 6.
Pada tanaman yang masih muda larutan pupuk diberikan sebanyak
0,5 liter per pohon dan pada tanaman dewasa diberikan sebanyak 1,2 liter
per pohon. Salah satu sistem irigasi yang digunakan petani paprika di
Kabupaten Bandung menggunakan sistem irigasi tetes. Pada sistem
irigasi tetes ini, selain seluruh polybag tanaman mendapat penyiraman
yang bersamaan, volume penyiraman lebih terkontrol sehingga lebih
efisien dalam hal waktu dan volume penyiraman.






63
Gambar 6. Skema Irigasi Tetes pada Sistem Hidroponik



Sumber : http//www.images.miarusmiaty.multiply.multiplycontent.com
Gambar 7. Pengajiran

Sumber : http//www. hebatdesaku.com
Pengajiran dilakukan dengan melilitkan benang pada tanaman
paprika untuk menopang tanaman paprika. Dengan penopangan tanaman
akan diperoleh bentuk tanaman yang sesuai dengan kegiatan produksi
secara maksimal, terutama dalam efisiensi lahan. Pengajiran dilakukan
pada tanaman yang berumur 2 minggu setelah tanam.
64
Pemangkasan dilakukan untuk membentuk tanaman sehingga
pertumbuhan dan produksi tanaman maksimal. Pemangkasan ini meliputi
pemangkasan cabang dan tunas (pewiwilan), pemangkasan daun dan
pemangkasan bunga.
Pemangkasan cabang dan tunas dilakukan dengan mengatur dan
mengurangi cabang dan tunas di ketiak daun sehingga hanya ada
2 cabang utama. Pemangkasan ini dilakukan sampai bunga yang
dipelihara tumbuh dan mekar.
Pemangkasan daun dilakukan dengan membuang semua daun
pada batang utama, daun yang tua dan sakit serta daun yang
terlalu rimbun.
Pemangkasan bunga dilakukan sampai tanaman berusia 4 minggu
setelah tanam. Bunga yang muncul sebelum 4 minggu setelah
tanam dibuang. Dari satu ketiak daun sebaiknya hanya dipelihara 1
bunga agar buah yang dihasilkan besar dan berkualitas.

Gambar 8. Tanaman Paprika Hasil Pemangkasan

Sumber : http//www.images.miarusmiaty.multiply.multiplycontent.com


65
Gambar 9. Pemeliharaan Paprika

Sumber : http//www.images.miarusmiaty.multiply.multiplycontent.com
Salah satu kendala dalam pertanian yang menggunakan sistem
monokultur adalah penyebaran penyakit dan hama yang sangat cepat jika
tidak segera ditangani. Untuk mencegah penyebaran penyakit dan hama,
dilakukan tindakan seperti pengamatan dini pada serangan hama dan
penyakit, membuang dan membakar tanaman yang terkena serangan dan
penyemprotan pestisida.

5. Pemanenan
Dalam pemanenan perlu diperhatikan beberapa hal seperti waktu
dan cara pemanenan. Berdasarkan waktu, pemanenan dibagi menjadi 2,
yaitu panen buah matang hijau dan panen buah matang berwarna (merah,
kuning, orange). Penggolongan ini disesuaikan dengan permintaan pasar
dan harga jual.
Pada saat pemetikan harus diusahakan agar tidak merusak ranting
atau tanaman yang masih muda. Buah paprika sebaiknya dipanen beserta
tangkai buahnya dengan menggunakan gunting atau pisau tajam.
Diusahakan agar tangkai buah tidak terlepas dari buah atau tertinggal di
cabang tanaman karena buah akan mudah terserang patogen.


66
Gambar 10. Pemanenan Paprika

Sumber : http//www.images.miarusmiaty.multiply.multiplycontent.com

6. Pascapanen
Pada tahap pascapanen, buah paprika yang telah dipanen dicuci.
Pencucian ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan sisa pestisida
yang ada pada buah paprika. Selain itu, pencucian ini juga bertujuan
untuk menurunkan panas lapang buah sehingga transpirasi buah
menurun. Setelah dilakukan pencucian, buah paprika kemudian disortasi
dan digrading.

C. Budidaya Mentimun
Gambar 11. Mentimun bentuk love dan star

Sumber : http//www.amiryess.blogspot.com
67
1. Pendahuluan
Mentimun dibudidayakan dimana-mana, baik di ladang, halaman
rumah atau di rumah kaca gambar 12.
Gambar 12. Tanaman mentimun

Sumber : http//www.ijolhumut.blogspot.com
Tanaman ini tidak tahan terhadap hujan yang terus menerus.
Pertumbuhannya memerlukan kelembaban udara yang tinggi, tanah subur
yang gembur dan mendapat sinar matahari penuh dengan drainage yang
baik. Mentimun sebaiknya dirambatkan ke para-para dan tumbuh baik dari
dataran rendah sampai 1.300 m dpl (Gambar 11).
Gambar 13. Tanaman mentimun yang menjalar


Sumber : Sumber :
http//www.faculty.ksu.edu.sa http//www.ayobertani.wordpress.com
68
Tanaman ini diduga berasal dari daerah pegunungan Himalaya di
India Utara. Tanaman semusim, merayap atau merambat, berambut
kasar, berbatang basah, panjang 0,5-2,5 m. Tanaman ini mempunyai sulur
dahan berbentuk spiral yang keluar di sisi tangkai daun. Daun tunggal,
letak berseling, bertangkai panjang, bentuknya bulat telur lebar, bertaju 3-
7, dengan pangkal berbentuk jantung, ujung runcing, tepi bergerigi.
Panjang 7-18 cm, lebar 7-15 cm, warnanya hijau. Bunganya ada yang
jantan berwarna putih kekuningan, dan bunga betina yang bentuknya
seperti terompet. Buah bulat panjang, tumbuh bergantung, warnanya hijau
berlilin putih, setelah tua warnanya kuning kotor, panjang 10--30 cm,
bagian pangkal berbintil, banyak mengandung cairan. Bijinya banyak,
bentuknya lonjong meruncingi pipih, warnanya putih kotor. Daun dan
tangkai muda bisa dimakan sebagai lalab mentah atau dikukus. Buahnya
bisa dimakan mentah, direbus, dikukus atau disayur. Bisa juga dibuat acar
atau dimakan bersama rujak. Banyak jenis mentimun yang ada di pasar,
seperti mentimun biasa, mentimun krai, mentimun wuku, mentimun poan
dan mentimun watang. Perbanyakan mentimun dilakukan dengan
menggunakan biji.

2. Syarat Tumbuh
a. Iklim
Ketinggian tempat : 1 m - 1.000 m di atas permukaan laut dengan
curah hujan tahunan : 800 mm - 1.000 mm/tahun. Bulan basah (di atas
100 mm/bulan) : 5 bulan - 7 bulan dan bulan kering (di bawah 60
mm/bulan) : 4 bulan - 6 bulan. Suhu udara sebesar 170 C - 230 C
dengan kelembapan : sedang. Penyinaran yang dibutuhkan antara
sedang - tinggi b. Tanah dengan tekstur lempung, dan drainase yang
baik. Kedalaman air tanah antara 50 cm - 200 cm dari permukaan tanah
Kedalaman perakaran di atas 15 cm dari permukaan tanah. Kemasaman
tanah (pH) : 5,5 - 6,8 dan tingkat kesuburan yang tinggi.

69
2. Pedoman Bertanam
a. Pegolahan Tanah, Pencangkulan tanah sedalam 30 cm lalu
diratakan, dibuat bedengan ukuran 120 cm x (300 - 500) cm. Pada
bedengan dibuat lubang dan diberi pupuk kandang 1 kg - 2 kg/lubang. b.
Persiapan Bibit Tanaman mentimun dapat diperbanyak dengan biji. c.
Penanaman Biji ditanam langsung ke dalam lubang tanam. Setiap
lubang diberi 2 butir - 3 butir. Jarak tanam 50 cm x 100 cm Sediakan
turus untuk merambat mentimun.

Gambar 14. Biji mentimun


Sumber : http//www.aggie-horticulture.tamu.edu

Gambar 15. Pembibitan mentimun

Sumber : http//www.wongtaniku.wordpress.com

70
D. Budidaya Krissan
Gambar 16. Aneka bunga krisan

Sumber : Sumber :
http//www.duniakembang.blogspot.com http//www.connecti.biz

1. Pendahuluan
Budidaya krisan di Indonesia umumnya dilakukan di dalam rumah
lindung yang dapat berupa rumah kaca atau rumah plastik. Rumah
lindung ini berfungsi untuk memberikan kondisi lingkungan yang kondusif
untuk pertumbuhan tanaman krisan yang optimal. Modifikasi lingkungan
tumbuh pun dapat dilakukan melalui penerapan teknik budidaya yang
sesuai hingga memberikan iklim mikro yang optimal untuk pertumbuhan
tanaman dan mengurangi pengaruh negatif lingkungan seperti intensitas
cahaya matahari yang tinggi, terpaan air hujan langsung dan amplitudo
suhu harian yang tinggi serta serangan serangga hama dan patogen.

2. Syarat Tumbuh
Tanaman krisan dapat tumbuh baik pada ketinggian tempat 700 m
1200 m dpl dengan suhu udara antara 20C 26C untuk pertumbuhan
dan antara 16C 18C untuk pembungaan dengan kelembaban udara
antara 70% - 80%. Untuk pertumbuhan akar pada saat awal pertumbuhan
diperlukan kelembaban 90% - 95%. Tingkat keasaman tanah PH 6,2 6,7
71
dan EC 0,8 Ms/cm-1 Ms/cm. Tanaman krisan merupakan tanaman hari
pendek (short day plant) yaitu tanaman akan segera berbunga pada hari
panjang hari (jumlah jam terangnya) kurang dari 14,5 jam. Di Indonesia
panjang hari dan panjang malam hampir sama yaitu 12 jam, oleh karena
itu diperlukan penambahan cahaya dengan tujuan memperpanjang fase
vegetatif, agar bagian vegetatif tanaman dapat tumbuh kuat dan dapat
mengatur ketingiian tanaman.

3. Budidaya Krisan
a. Penyiapan rumah lindung
Tujuan membuat rumah lindung adalah untuk melindungi tanaman
dari keadaan cuaca, lingkungan dan organisme pengganggu tanaman
(OPT) yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman dan kualitas
bunga yang dihasilkan. Rumah lindung dibuat ukuran 100 m2 memanjang
sesuai keadaan tanah, tinggi 4 m dari permukaan tanah. Rumah lindung
menggunakan rangka bambu, atapnya menggunakan plastik UV,
sedangkan bagian samping ditutup dengan screen halus berdiameter 1
mm.

b. Penyiapan sarana dalam rumah lindung
- Menyiapkan bedengan (tinggi 25 cm dan lebar 1 m) memanjang
searah panjang rumah lindung.
- Dibuat jaring penegak tanaman dengan lubang anyaman sesuai
jarak tanam yang digunakan
- Menyiapkan bak air lengkap dengan sarana penunjang lainnya
seperti slang palstik, ember dsb untuk memudahkan mengairi
tanaman krisan.
- Memasang instalasi listrik, lampu dan pengatur waktu atau timer
(bila memungkinkan) untuk pemberian cahaya tambahan bagi
tanaman, dengan jarak titik lampu 2 mx 2 m dan tinggi 1,5 m dari
atas permukaan bedengan. Intensitas cahaya tambahan
72
diusahakan sekitar 70-100 lux selama sekitar 4 jam pada malam
hari.
- Menyediakan peralatan pemeliharaan seperti gunting stek, cangkul,
embrat dsb untuk memudahkan proses pemeliharaan tanaman dan
panen.

c. Persiapan tanam
Tanah diolah secara sempurna sedalam sekitar 30 cm
menggunakan cangkul, dan gulma dibuang ke luar rumah lindung.
- Tanah dikering anginkan selama 2 minggu, pada periode ini tanah
tidak boleh diberi air atau terbasahi.
- Dibuat bedengan memanjang sesuai panjang rumah lindung, tanah
diolah ringan dengan mencampur pupuk kandang (sudah matang)
sebanyak 3 kg/m2. Pada saat yang bersamaan, bedengan diberi
pupuk dasar berupa 20 g Urea/m2, 30 g SP-36/m2, dan 35 g
KCl/m2 , dicampur secara merata. Untuk tanah dengan
kemasaman tinggi, perlu ditambahkan kapur.

d. Tanam
- Sehari sebelum tanam, bedengan diberi air sampai kapasitas
lapang.
- Dibuat lubang tanam dengan bambu atau penugal, jarak tanam
12,5 cm x 12,5 cm.
- Memperoleh tinggi tanaman yang dikehendaki sebelum tanaman
dibungakan. Intensitas cahaya lampu 70-100 lux atau setara
dengan intensitas cahaya lampu pijar 75-100 watt atau TL 40 watt.
Pemberian cahaya lampu menggunakan metode nite-break (siklik)
dengan pola 10-206 (10 menit lampu menyala diikuiti dengan 20
menit lampu dimatikan dalam satu siklus/6 kali) selama 4 jam dari
jam 22.00-02.00 setiap hari. Setelah tanaman umur 30 hari,
pemberian cahaya tambahan dihentikan.
73
- Pupuk susulan diberikan saat tanaman umur 2 minggu dan 40 hari
dengan pupuk majemuk NPK takaran 50 g/m2. Untuk menunjang
pertumbuhannya, tanaman juga Memasang jaring penegak
tanaman yang dibuat dari anyaman plastik, untuk membantu agar
tanaman nantinya dapat tumbuh tegak. Lebar anyaman
disesuaikan dengan jarak tanam.
- Bibit berupa stek berakar ditanam pada masing-masing lubang
tanam (kerapakan 64 tanaman/m2). Setelah tanam, bedengan
diberi air secukupnya agar tanaman tidak mati.

e. Sulam
Satu minggu setelah tanam, bibit yang mati atau tumbuh tidak
normal diganti bibit baru dengan umur sama.

f. Pemeliharaan
- Seiring dengan pertumbuhan tanaman, jaring penegak tanaman
dinaikkan perlahan-lahan agar arah pertumbuhan tanaman tetap
tegak lurus (tidak miring atau roboh). Jaring penegak ini
dipertahankan hingga panen. Setelah panen, jaring penegak
disimpan untuk digunakan pada tanam berikutnya.
- Selama 7 hari setelah tanam, tanaman diairi setiap hari hingga
membasahi seluruh bedengan. Setelah 1 minggu dari tanam,
tanaman diairi empat kali seminggu. Pemberian air biasa disiram,
menggunakan metode springkle, trikle atau drip.
- Pemberian hari panjang dengan cara memberi tambahan cahaya
lampu pada malam hari, dimaksudkan untuk mempertahankan fase
vegetatif dalam jangka waktu tertentu guna perlu tambahan pupuk
cair mulai awal pertumbuhan tanam hingga menjelang panen,
takaran sesuai anjuran dengan selang waktu 2 kali seminggu.
- Setiap 2 minggu dilakukan pembersihan gulma dengan cara
mencabutnya menggunakan tangan. Apabila tajuk tanaman sudah
74
menutup tanah, frekuensi menyiang dikurangi sesuai kebutuhan.
Pembersihan rumput juga perlu dilakukan di areal di luar rumah
lindung.

g. Pengendalian hama dan penyakit
- Hama yang merusak krisan antara lain pengorok daun (Liriomyza
sp) dan trip (Thrip parvispinus), sedangkan penyakitnya adalah
karat daun (Puccinia horiana) dan busuk akar-pangkal batang
(Pythium sp). Hama pengorok daun dapat dikendalikan dengan
memotong dan membuang daun terserang, tanam varietas tahan,
insektisida berbahan aktif abamektin, amitraz, klorfenapir, atau
siromazin. Hama trip, dapat dikendalikan dengan cara memotong
dan membuang daun/bunga terserang, atau menyemprot tanaman
menggunakan insektisida berbahan aktif merkaptodimetur.
- Penyakit karat daun , dapat dikendalikan dengan menanam
varietas tahan, memotong dan membuang daun sakit,
menggunakan jarak tanam lebar, atau menggunakan fungisida
berbahan aktif karbendazim. Penyakit busuk akar-pangkal batang
menyebabkan tanaman layu dan mati, dapat dikendalikan dengan
menggunakan pupuk kandang yang sudah jadi, menanam stek
sehat, atau mencabut tanaman sakit lalu membuangnya ke luar
rumah lindung, dan bekas cabutan diberi fungisida. sedangkan
penyakitnya adalah karat daun (Puccinia horiana) dan busuk akar-
pangkal batang (Pythium sp). Penyakitt karat daun terjadi pada
daun, dapat dikendalikan dengan menanam varietas tahan,
memotong dan membuang daun sakit, menggunakan jarak tanam
lebar, atau menggunakan fungisida berbahan aktif karbendazim.




75
h. Panen
Bila bunga pada seluruh pertanaman telah 80% mekar sempurna,
tanaman bunga krisan bisa dipanen, dengan memotong batang krisan
setinggi 10 cm dari permukaan bedengan menggunakan pisau atau
gunting yang tajam. Panen sebaiknya pada pagi hari jam 06.00-08.00.

Gambar 17. Bunga krisan yang siap dipanen dan dijual

Sumber : Sumber :
http//www.swaiklan.com http//www.deptan.go.id


E. Budidaya Lily
1. Pendahuluan
Lily (Lilium sp.) merupakan salah satu tanaman bunga potong yang
memiliki nilai ekonomi tinggi. Warna menarik yang dimilikinya
menempatkan bunga tersebut sebagai hiasan yang memikat bagi
penggemarnya sepanjang masa. Lily di Indonesia dibudidayakan di
daerah pegunungan dan dapat ditanam sepanjang tahun. Daerah
penghasil bunga lily yang potensial saat ini adalah: Cipanas-Puncak,
Sukabumi, Lembang dan Bogor.



76

Gambar 18. Aneka bunga lily

Sumber : Sumber :
http//www.canadianfarmersmarket.com http//www. greenhousecanada.com

Gambar 19. Aneka rangkaian bunga lily


Sumber : http//www.flickr.com

Tuntutan akan kebutuhan bunga potong lily semakin ; meningkat,
tetapi kebutuhan tersebut belum dapat dipenuhi oleh para produsen
bunga potong di Indonesia. Untuk dapat menghasilkan kualitas bunga
yang baik dibutuhkan kualitas bibit yang baik, serta teknik budi daya yang
baik pula. Sampai saat ini, bibit lily masih diimpor dari negeri Belanda
dengan harga yang cukup mahal, karena bibit lily belum ada atau belum
77
banyak diprodiiksi di Indonesia. Dalam tulisan ini tidak dibahas tentang lily
lokal (krek lily) karena waktu panennya sulit untuk diprediksi.
Lily merupakan tanaman yang memiliki umbi sejati (bulb),
bentuknya cawan yang dikelilingi oleh sisik. Sisik-sisik tersebut
menyerupai lembaran yang berdaging dan dapat dipisahkan dengan
mudah yang kemudian dapat ditumbuhkan menjadi tunas (tanaman baru).
Cara seperti itu adalah salah satu jalan untuk memperbanyak tanaman lily.
Tanaman lily dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu: lily asiatik, lily
oriental, dan lily longiflorum.
Lily asiatik yang biasa digunakan di Kebun Ciputri memiliki ukuran
lingkar umbi 10-14 cm. Batang tanaman tegar, dengan panjang berkisar
antara 50-100 cm. Daunnya melekat pada batang dan tumbuh berseiang-
seling, bentuk daunnya lanset meruncing dan tidak bertangkai daun.
Tandan bunga berada di ujung batang, terdiri dari 4-15 kuntum bunga per
batang. Bunga lily asiatik bermacam-macam warnanya, sesuai dengan
jenisnya.
Lily oriental yang biasa digunakan di Kebun Ciputri memiliki ukuran
lingkar umbi 1418 cm. Tinggi tanaman bisa mencapai antara 50-85 cm.
Daun lily oriental lebih besar dari lily asiatik. Setiap batang bunga
mempunyai 2-6 kuntum bunga. Bunganya berbentuk seperti mangkuk,
dan bila sudah mekar baunya harum.
Lily longiflorum yang biasa digunakan di Kebun Ciputri mempunyai
ukuran lingkar umbi 12-14 cm dan 14-16 cm. Batang tanaman tegar,
tingginya antara 50-100 cm. Daunnya melengkung, lebih panjang dan
lebih besar daripada daun lily asiatik. Bunganya berbentuk seperti
terompet, dengan jumlah bunga 2-5 kuntum per tangkai.

2. Syarat Tumbuh
Lily dapat tumbuh secara optimal pada dataran tinggi antara 400-
l .500 meter di atas permukaan laut. Tanaman tumbuh dengan baik pada
tanah yang subur dan gembur yang mengandung banyak bahan organik
78
sehingga airasi dan drainase tanah cukup baik. Keasaman tanah yang
optimal adalah memiliki pH antara 5,5-7, dengan temperatur udara antara
20-25C pada siang hari dan10-15C pada malam hari.

3. Budidaya Tanaman
a. Rumah Naungan Tanaman
Sebelum pelaksanaan penanaman dimulai, yang perlu
dipersiapkan adalah rumah naungan tanaman. Kerangka rumah naungan
tanaman dapat dibuat dari bambu, kayu, atau besi dengan atap plastik
yang tembus cahaya. Rumah naungan tanaman dibuat untuk menghindari
air hujan, mencegah panas yang terlalu tinggi, mencegah terpaan angin,
dan menciptakan lingkungan tumbuh yang lebih baik.

Gambar 17. Penanaman bunga lily dalam greenhouse

Sumber : http//www.gardenphotography.blogspot.com

b. Pengolahan Tanah
Tanaman lily memerlukan media tumbuh yang gembur dan cukup
aerasi agar pertumbuhan akarnya bisa optimal. Sebelum tanah diolah
sebaiknya kondisi lahan sudah dibersihkan dari gulma dan sisa-sisa
tanaman lainnya. Untuk menjaga struktur tanah tetap baik perlu
ditambahkan pupuk kandang, volume yang biasa digunakan yaitu 1,5-3
79
m
3
/100 m
2
. Penambahan pupuk kandang ini mutlak dilakukan untuk jenis
tanah yang kandungan liatnya tinggi. Cara pemberian pupuk kandang
dilakukan dengan menyebarnya secara merata di atas lahan bersama-
sama dengan pupuk dasar yaitu SP 36 sebanyak 75 gram/m
2
dan kapur
dolomit sebanyak 300 gram/m
2
. Apabila pH tanah terlalu rendah maka
harus dilakukan pengapuran, seperti dijelaskan pada Bab Pupuk dan
Pemupukan. Setelah pupuk kandang dan pupuk dasar disebar selanjutnya
lahan dicangkul sedalam 20-30 cm dan diaduk secara merata.

c. Persiapan tanam
Sebelum membuat lubang tanam untuk bulb sebaiknya sarana
irigasinya sudah disiapkan. Pada penanaman lily, pembuatan bedengan
tidak dilakukan sebelum penanaman bulb, melainkan setelah bulb ditanam,
oleh karena itu alat irigasinya direncanakan sesuai dengan lebar bedeng
yang direncanakan. Lebar bedeng sebaiknya tidak terlalu besar agar
sebaran air irigasi lebih merata ke seluruh permukaan bedeng, dan
apabila menggunakan pipa PVC untuk pemasangan sprinkler sebaiknya
cukup menggunakan satu jalur di tengah bedeng. Cara pemasangan alat
irigasi harus mempertimbangkan kemudahan dalam membuat lubang
penanaman yang akan dilakukan.
Setelah alat irigasi terpasang, lahan sudah siap dibuat lubang
tanam. Untuk mempermudah pembuatan lubang tanam, alat irigasi berupa
ctrip atau pipa fleksibel sebaiknya digulung terlebih dahulu.
Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan mengangkat tanah
yang akan dibuat bedengan, setengah diangkat ke kiri dan setengah lagi
ke kanan, seperti pada Gambar 10-4.1 di halaman berikut.
Lebar lubang tanam dibuat antara 80-100 cm, panjang sesuai
dengan panjang rumah tanaman, kedalaman 10-1 ~, cm dan jarak
antarlubang tanam 40 cm, bagian ini nantinya yang akan digunakan
sebagai jalan antarbedengan.

80
d. Populasi tanaman
Populasi tanaman untuk lily ditentukan dengan mempertimbangkan
jenis lily dan ukuran bulb yang akan ditanam. Hal ini disebabkan setiap
jenis memiliki struktur daun yang berbeda, demikian juga dengan ukuran
bulb, semakin besar ukurannya akan menghasilkan tanaman yang lebih
besar, sehingga populasinya harus dibedakan. Sebagai acuan pemakaian
populasi tanaman dapat diperhatikan Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Populasi Tanaman per Meter Persegi sesuai dengan Jenis dan
Ukuran Keliling Bulb

Jenis 12-14 14-16 16-18
Asiatik hibrid
Oriental
Stargaser
Casablanca
Longiflorum
35-65

45-55
35-45
45-55
50-60

40-50
30-40
40-50
40-50

40-50
25-35
35-45


e. Penanaman
Penanaman dilakukan pada lubang tanam yang sudah dibuat dan
menggunakan populasi bulb sesuai pada Tabel 1. Sebelum bulb ditanam,
lubang tanam disiram sampai pada kondisi kapasitas lapang, untuk itu
dibutuhkan air sekitar 5-10 liter per meter persegi. Cara penanaman
dilakukan dengan meletakkan bulb di atas lubang tanam dengan posisi
tunas bulb menghadap ke atas.
Setelah bulb diletakkan dengan baik, selanjutnya ditutup dengan
tanah di pinggir lubang secara hati-hati jangan sampai posisi bulb miring,
karena akan menyebabkan tunas yang tumbuh miring dan lebih lama.
Penutupan tanah dilakukan sampai permukaan bedeng setinggi 6 - 10 cm
di atas bulb. Setelah bulb ditutup dan telah terbentuk bedengan,
selanjutnya dilakukan penyiraman sampai kondisi kapasitas lapang.

81
Contoh Proyeksi Penanaman Lily
Apabila diinginkan pemanenan yang berkesinambungan maka
penanaman juga dilakukan secara rutin, berikut ini akan disampaikan
contoh skedul penanaman lily asiatik.

Tabel 2. Skedul Tanaman Lily
Kegiatan Skedul Tanaman
Tanam
(bibit)

Minggu I Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 dst.
1150 1150 1150 1150 1150
Panen
(batang)
Minggu 8 Minggu 9 Minggu 10 Minggu 11 Minggu 12 dst.
1092 1092 1092 1092 1092

Keterangan:
Penanaman pada minggu ke-1 dengan kondisi cuaca yang normal
yaitu dengan intensitas cahaya matahari penuh diharapkan bunganya
dapat dipanen pada minggu ke-8, sedangkan bila intensitas cahaya
matahari kurang pemanenan bunga bisa mundur. Apabila penanaman
dilakukan secara rutin setiap satu minggu maka pemanenan bisa
dilakukan secara rutin setiap hari, karena kematangan bunga tidak
serempak dalam satu hari melainkan bisa berselang dalam satu minggu.
Dengan asumsi tingkat keberhasilan tanam 95%, dengan penanaman
1.150 bulb per minggu, akan terpanen 1.092 tangkai bunga per minggu.
Jadi rata-rata panen per hari adalah 156 batang.

f. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dua hari sekali atau tergantung dari kondisi
tanah. Tanaman lily pada umumnya menghendaki kondisi tanah yang
selalu lembap tetapi tidak terlalu basah. Apabila kondisi tanah kering
82
maka pertumbuhan tanaman akan lambat dan kerdil karena tanaman lily
sangat peka terhadap kondisi tanah yang kering.
Air yang digunakan untuk penyiraman harus bersih dari hama
penyakit karena tanaman lily sangat peka terhadap serangan cendawan,
dengan sistem irigasi sprinkler penyiraman dilakukan selama kurang lebih
5 menit.

g. Pengendalian Gulma
Pengendalian gulma sangat penting dilakukan untuk menghindari
persaingan dalam penyerapan unsur hara dan untuk kebersihan
lingkungan. Penyiangan dilakukan pada tanaman umur 3 minggu dan
umur 7 minggu setelah tanam, atau tergantung dari banyaknya gulma
yang tumbuh di areal pertanaman. Selain mencabut gulma di sekitar
tanaman, daundaun tanaman yang kering juga dibuang.

h. Pemupukan
Pemberian pupuk lanjutan dilakukan untuk menyediakan hara bagi
tanaman, pupuk yang diberikan yaitu: Ca(NO,) KNO~ dan MgSOa
.

Pemupukan dilakukan 3 - 4 kali tergantung pada umur tanaman. Untuk lily
asiatik yang hanya berumur 8 minggu, pemupukan cukup dilakukan 3 kali
saja, sedangkan lily longiflorum dan oriental memiliki umur yang lebih
panjang sehingga pemupukan dilakukan sampai 4 kali.
Pemupukan pertama dilakukan ketika tunas lily sudah keluar dari
permukaan sepanjang 10 - 15 cm, yaitu pada umur 15 - 20 hari setelah
tanam, pemupukan kedua t umur 30 - 35 hst, pemupukan ketiga umur 45 -
50 hst, dan pemupukan keempat pada umur 60 - 65 hst. Sedangkan jenis
pupuk yang digunakan bisa dilihat pada Tabel 3.




83
Tabel 3. Jenis pupuk yang digunakan setiap tahap pemupukan
Jenis Lily Tahap Pemupukan
I II III IV
Asiatik hibrida Ca(N0
3
)
2
KN0
3

MgSO
4

KNO
s


Longiflorum &
Oriental
Ca(NO
s
)
2
KN0
3

MgSO
4

Ca(NO
2
)
2


KN0
3

MgSO
4


Agar pemupukan lebih efektif dan efisien, sebaiknya pupuk yang
diberikan pada tanaman lily dilarutkan dengan air kemudian disiramkan
secara manual dengan disemprotkan ke tanah atau bila menggunakan
irigasi drip bisa langsung lewat alat irigasi. Untuk pemupukan tahap
pertama karena tanaman masih muda maka konsentrasi pupuk tidak perlu
terlalu tinggi yaitu 2 gram/liter. Sedangkan pada pemupukan kedua dan
ketiga masingmasing 5 gram/liter dan pemupukan keempat, saat mulai
terbentuk bakal bunga, konsentrasi KNO
3
diberikan 10 gram/liter dan
MgSO
4
, tetap 5 gram/liter. Volume pupuk yang diberikan pada semua
tahap pemupukan adalah 5 liter larutan pupuk untuk setiap meter persegi .
Khusus untuk jenis-jenis lily oriental harus selalu diperhatikan
bagian pucuk tanamannya, karena jenis ini sangat peka terhadap
kekurangan Mg. Gejala kekurangan tampak pada daun-daun mudanya
yang berwarna hijau muda dan bintik-bintik hijau tua pada bagian
tengahnya. Apabila tampak gejala demikian maka pemupukan MgSO,
harus diulang.

i. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman lily dilakukan
dengan menggunakan pestisida, yang disemprotkan memakai sprayer
semiotomatis. Penyemprotan dilakukan rutin setiap 2 kali seminggu,
kecuali jika terjadi serangan berat maka frekuensi penyemprotan dapat
ditingkatkan.
84
Hama yang sering menyerang tanaman lily adalah: Aphids. Hama
tersebut mengisap cairan daun sehingga daun dapat terhenti
pertumbuhannya. Pada bagian daun yang diisap terjadi lengkungan bekas
isapan sehingga daun menjadi mengerut, selain itu aphids dapat
menimbulkan cendawan jelaga sehingga bagian yang terserang tnenjadi
kotor dan berwarna hitam. Pengendalian di lapangan dilakukan dengan
penyemprotan insektisida Confidor 0,5-1 cc/liter air dan Mesurol 1 g/liter
air secara bergantian.
Penyakit yang banyak menyerang tanaman lily adalah: Penyakit
busuk akar yang disebabkan oleh Phytium sp, penyakit layu fusarium yang
disebabkan oleh Fusarium o.ry~sporum, dan penyakit busuk batang yang
disebabkan oleh phytoptora sp. Penyakit tersebut dapat dikendalikan
dengan penyemprotan fungisida Benlate l g/liter air dan Previcur 1 cc/liter
air secara bergantian.

j. Panen dan Pasca Panen
Bunga lily mulai dapat dipanen pada umur yang berbeda-beda
tergantung jenisnya. Umur panen untuk jenis lily Asiatik adalah 6-8 minggu,
lily Oriental 12-13 minggu, dan lily Longiflorum 9-11 minggu. Tanaman lily
yang sudah dapat dipanen untuk jenis Asiatik dan Oriental adalah
tanaman yang minimal mempunyai dua kuntum bunga yang sudah
memperlihatkan warna tetapi masih dalam keadaan kuncup. Untuk jenis
lily Longiflorum, yang termasuk kriteria panen adalah: kuntum bunga
sudah membesar, agak bulat, warna lebih putih bersih, dan bila ditekan
terasa lebih lunak.
Panen dilakukan setiap hari pada pagi hari ketika keadaan bunga
masih segar. Tanaman yang sudah memenuhi kriteria panen dipotong
pada bagian pangkal batang dengan menggunakan gunting atau pisau,
kemudian daun bagian bawah dibuang kira-kira 10-15 cm, dan hasil
panenan dikumpulkan dan diangkut ke ruang sortasi. Setelah di ruang
sortasi, pangkai batang bunga direndam di bak air untuk menghindari
85
penguapan air pada saat pemanenan, selanjutnya bunga dipilih sesuai
jenisnya dan bagian pangkal batang diikat dengan karet, dibungkus
dengan plastik, dan diberi label. Satu bungkus lily Asiatik berisi 5 batang
bunga. Satu bungkus lily Oriental atau lily Longiflorum berisi 5 kuntum
bunga. Untuk pengangkutan jarak jauh bagian pangkal batang diberi
kapas yang dibasahi dengan air dan dibungkus dengan kantong plastik
agar bunga tetap segar. Selanjutnya bunga siap dikirim ke pasar atau
konsumen bunga.

Tabel 4. Beberapa Contoh Jenis Lily
Warna Jenis
Asiatik Hibrida
Putih
Kuning
Orange
Pink Muda
Pink Tua
Salem

Navonna
Pollyanna, Romano, Dreamland
Elite, Colombo, Brunello
Marseille, Vivaldi, Magento
Latoya, Toronto, Minstreel
Kansas, Bangalore, Cannes
Oriental Hibrida
Putih
Merah
Pink Tua
Pink Muda
Ungu
Dua Warna

Casablanca, Empoli
Stargazer, Cascade, Starfighter
Barbaresco, Solaia, Acapulco
Sourbonne, Lombardia
Monte Christo
Arena, Nippon, Galilei, Venere, Cordoba
Longiflorum
Putih

Snow queen, White Forest, Lorina, White
Europe, Gelria


86
E. BUDIDAYA GERBERA
1. Pendahuluan
Gerbera atau Herbras sudah lama dikenal di Indonesia, terutama
sebagai tanaman hias dan bunga potong. Tanaman ini termasuk salah
satu tanaman hias pendatang dari luar negeri. Tanaman ini aslinya
berasal dari Afrika Selatan. Dalam klasifikasi tumbuhan, tanaman Gerbera
termasuk dalam famili Compositae (Sembung-sembungan). Nama ilmiah
tanaman Gerbera adalah Gerbera jamesonii Bolus ex Hook. Tanaman ini
termasuk tanaman perenial yang mempunyai umur tahunan. Tanaman
Gerbera tumbuh dan menghasilkan anakan dan berbunga secara terus-
menerus sepanjang tahun dari rumpun anakan yang telah tua secara
bergantian.
Gambar 18. Aneka Gerbera


Sumber : Sumber :
http//www.wallpapers.free-review.net http//www.ascententerprise.com


Tanaman Gerbera dapat mencapai ketinggian sampai 50 cm atau
lebih, dengan perakaran yang menyebar ke segala arah (serabut)
(Gambar 19).



87
Gambar 19. Tanaman gerbera dalam pot
Daun-daunnya tumbuh secara
tunggal berbentuk roset, helaian
daunnya bercelah-celah tidak merata,
dan permukaan daunnya ditumbuhi
dengan bulu-bulu halus. Tanaman ini
membentuk bunga pada pucuk/ujung
batang, bertangkai panjang, dan
berbentuk cakram. Mahkota bunga
bentuknya menarik, yaitu mirip
kumpulan pita yang tersusun rapi
membentuk bulatan.
Sumber : http//www.fortunegerbera.com
Pada setiap tangkai bunga ada satu kuntum bunga. Warna
bunganya bervariasi, di antaranya: merah, pink, putih, kuning, krem, dan
jingga. Berdasarkan struktur helai mahkota bunganya, dapat dibedakan
dalam 3 jenis Gerbera, yaitu:
- Gerbera berbunga selapis (tunggal-.single). Helaian mahkota
bunganya tersusun hanya selapis dan umumnya berwarna
tunggal, misalnya : putih, merah, atau kuning saja.
- Gerheru berhunga dua lapis (double). Helaian mahkota
bunganya tersusun dua lapis dan variasi warnanya lebih dari
satu macam.
- Gerbcra berbunga tiga lapis (triple). Helaian mahkota bunganya
tersusun tiga lapis dan warnanya lebih dari dua macam.

2. Syarat Tumbuh
Tanaman Gerbera dapat tumbuh pada daerah dataran rendah sampai
dataran tinggi. Namun perturnbuhannya, baik pertumbuhan vegetatif
maupun generatif, akan sangat baik pada daerah dataran menengah
sampai dataran tinggi (600 - 1400 m dpl). Gerbera menghendaki
88
lingkungan yang cerah (intensitas cahaya matahari cukup). Suhu harian
yang optimum untuk pertumbuhan tanaman gerbera adalah 21 - 27

C
dengan suhu minimum l6

C.
Gerbera menghendaki tanah yang gembur, kaya akan humus atau
bahan organik tanah, serta mempunyai aerasi dan porositas yang baik.
PH yang cocok untuk pertumbuhan tanaman Gerbera berkisar antara 5,5 -
6. Selain itu tanaman Gerbera menghendaki tanah yang mempunyai daya
memegang air (wuter holding cupacity) dan struktur tanah yang baik. Bila
kedua faktor tersebut tidak dimiliki oleh tanah, maka perlu ditambahkan
gambut atau pupuk kandang yang sudah matang (sudah mengalami
dekomposisi) secukupnya.

3. Budidaya Tanaman
a. Bibit dan Perbanyakan Bahan Tanaman
Keberhasilan dalam suatu budi daya tanaman salah satunya
ditentukan oleh bibit yang baik. Bibit tanaman hendaknya memiliki
beberapa kriteria yaitu bibit tersebut harus sama besar supaya
pertumbuhannya dapat serempak dan merata, bibit harus bebas dari
hama dan penyakit, dan tersedia dalam jumlah yang cukup.
Berdasarkan kriteria tersebut, bila menghendaki budi daya gerbera
secara komersial maka bibit yang diperlukan tersebut harus berasal dari
bibit hasil kultur jaringan yang diproduksi oleh breeder-breeder (penangkar
bibit) yang sudah mempunyai nama yang baik di dunia tlorikultura. Antara
lain breeder-breeder dari Belanda yaitu Florist de Kwakel BV, Presman
Gerbera BV, dan Piet Schreurs de Kwakel BV .
Perbanyakan tanaman Gerbera selain lewat kultur jaringan dapat
dilakukan secara generatif dengan biji untuk tanaman gerbera pot ataupun
secara vegetatif dengan pemecahan anakan-anakan atau potongan-
potongan rimpang. Teknik perbanyakan yang sering dilakukan adalah
dengan cara vegetatif, dengan pemisahan anakan. Perbanyakan dengan
anakan dapat dilakukan dengan memperhatikan bahwa bibit diambil dari
89
tanaman induk yang sudah berumur minimal 1,5 tahun, pertumbuhannya
baik, dan bebas dari hama atau penyakit. Anakan yang diarnbil adalah
anakan yang masih muda dan belum membentuk tunas generatif.
Anakan-anakan yang memenuhi kriteria di atas kemudian
dipisahkan dari tanaman induknya dengan cara dipotong, lalu dibawa ke
tempat pembibitan. Kegiatan pembibitan yang dilakukan berupa
pemisahan anakan-anakan berdasarkan varietasnya lalu dicuci. Seluruh
akar dan sebagian daun dibuang dengan menyisakan dua sampai tiga
helai daun. Kemudian bibit direndam dalam larutan Benlate (0,5 gr/liter}
atau Frevicur (1 cc/liter), selama 15 menit. Selanjutnya bibit ditiriskan dan
siap ditanam pada media pembibitan. Sebelum ditanam anakan yang
merupakan calon bibit tersebut diberi perlakuan dengan Rootone-F pada
pangkal bibit bekas potongan. Perlakuan dengan Rootone-F ini
dimaksudkan untuk merangsang pertumbuhan akar, selain itu juga untuk
melindungi bibit dari serangan jamur, karena Rootone-F merupakan ZPT
dan fungisida. Kemudian anakan ditanam pada bedengan-bedengan
pembibitan yang sudah disiapkan.
Media tanam yang digunakan untuk pembibitan berupa campuran
tanah dan pupuk kandang, dengan perbandingan volume 2 : 1. Pada
bedengan yang akan ditanami bibit dibuat lubang tanam dengan jarak
tanam 5 cm x 5 cm (untuk varietas yang berpangkal batang kecil) dan 7
cm x 7 cm (untuk varietas yang berpangkal batang besar).
Penyiraman setama di pembibitan dilakukan setiap hari (1-2 kali per
hari tergautung kondisi cuaca). Bibit akan siap ditanam pada lahan
produksi setelah berumur 3 - 4 minggu. Kriteria bibit yang siap untuk
ditanam di lahan produksi adalah sudah berakar 3 - 5 cm, memiliki 1 - 2
tunas baru, dan telah berumur sekitar 3 minggu di pembibitan.




90
b. Pengolahan Lahan
Lahan untuk pertanaman gerbera sebaiknya disiapkan/diolah 2 - 3
minggu sebelum tanam. Beberapa langkah kegiatan yang harus dilakukan
meliputi:
Lahan dicangkul sampai kedalaman 40 cm hingga strukturnya
gembur.
Kemudian tanah tersebut dibuat menjadi bedengan-bedengan
dengan lebar 1 meter, tingginya 25 cm, dan jarak
antarbedengan 50 cm.
Selanjutnya ditambahkan pupuk kandang (organik) yang sudah
mengalami dekomposisi dengan dosis 2-3 M3 / 100 m2, lalu aduk
sampai merata.
Pada jangka waktu kira-kira 1 minggu sebelum tanam diberikan
pupuk anorganik sebagai pupuk dasar dengan cara disebar
sepanjang bedengan kemudian diaduk secara merata. Pupuk
yang diberikan berupa: Urea (40 gr/m2), TSP (60 gr/m2), dan
KCl (75 gr/m2).
Untuk mendapatkan hasil yang optimal, sebaiknya tanah untuk
pertanaman Gerbera disterilisasi terlebih dahulu dengan basamid G
(Dazomet) dengan dosis yang sesuai dengan rekomendasi, atau
dilakukan sterilisasi dengan steaming (diuap panas).

c. Penanaman
Setelah lahan siap untuk ditanami dan bibit telah tersedia,
penanaman dapat segera dilakukan. Kegiatan penanaman dimulai dengan
pembuatan lubang tanam (jika pada saat pengolahan lahan tidak
dilakukan pembuatan lubang tanam) dengan jarak 40 cm antarbarisan dan
30 cm dalam barisan. Lubang tanam dibuat selebar dan sedalam daun
cangkul. Penanaman dilakukan dengan cara membenamkan bibit ke
dalam lubang tanam sedemikian rupa sehingga seluruh akar dan leher
akar (pangkal batang) tertimbun tanah, dan tanaman berada pada posisi
91
tegak. Perlu diperhatikan jangan sampai ada perakaran tanaman yang
melipat, perakaran jangan sampai diluruskan ke bawah, melainkan
dihamparkan horizontal di dasar lubang. Penanaman sebaiknya dilakukan
pada kondisi cuaca yang tidak terlalu panas (pagi hari). Setelah
penanaman selesai, segera lakukan penyiraman secukupnya.

d. Penyulaman
Tanaman yang mati atau pertumbuhannya tidak normal, sebaiknya
sedini mungkin disulam (diganti) dengan tanaman/bibit yang baik.
Penyulaman sebaiknya dilakukan pada saat tanaman berumur tidak lebih
dari 30 hari setelah tanam. Hal itu dilakukan untuk memudahkan kegiatan
pemeliharaan tanaman, selain juga mempunyai umur yang hampir sama.
supaya semua tanaman. Selain itu perlu diperhatikan bahwa kegiatan
penyulaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari.

e. Penyiraman
Penyiraman Gerbera perlu dilakukan sejak penanaman, selama
masa pertumbuhan, sampai pada masa produksi secara rutin. Jumlah air
yang diberikan lewat penyiraman sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca.
Dalam kondisi normal, tanaman yang baik membutuhkan air lebih dari 6
liter per hari / m
2
. Periode antara sejak penanaman sampai dengan saat
pertama pembentukan bunga, air dapat diberikan dengan sistem irigasi
"overhead sprinkler". Setelah pembentukan bunga, air sebaiknya diberikan
melalui sistem "drip irigation", untuk menjaga agar tanaman (bunga) tetap
kering. Setelah penyiraman diharapkan kondisi tanah dalam keadaan
tidak kekeringan ataupun tidak terlalu basah.

f. Penyiangan dan Penggemburan
Penyiangan dilakukan untuk mengurangi pengaruh persaingan
dengan gulma. Sedangkan penggemburan dilakukan untuk meningkatkan
kembali porositas tanah, sehingga aerasi dan drainase tanah menjadi
92
lebih baik lagi. Penyiangan dan penggemburan biasanya dilakukan secara
bersamaan, sekaligus dengan kegiatan pembumbunan tanaman agar
batang pokok tetap berada di bawah permukaan tanah.

g. Perompesan
Perompesan pada tanaman Gerbera dilakukan untuk membuang
daun-daun dan bunga-bunga yang kering, layu, atau terkena serangan
hama penyakit. Kegiatan ini dilakukan sekaligus dengan penjarangan
rumpun. Rumpun yang terlalu padat, selain dapat menyebabkan
perkembangan penyakit (Jamur), juga dapat menyebabkan bunga yang
dihasilkan menjadi kurang baik kualitasnya, baik itu batangnya menjadi
pendek atau kecil, atau ukuran bunganya mengecil.

h. Pemupukan
Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik dan pupuk anorganik.
Pupuk organik yang digunakan adalah pupuk kandang ayam. Pupuk
organik selain diberikan pada saat pengolahan tanah sebagai pupuk dasar,
perlu diulang pemberiannya setahun sekali dengan dosis 1- 2 kg/m2.
Pupuk anorganik diberikan pada tanaman sesuai dengan umur
tanaman. Sejak tanaman berumur 1 minggu setelah tanam sampai
tanaman berumur 2 bulan, jumlah dan jenis pupuk yang diberikan berupa
200 gr Urea dan 100 gr KN03, yang dilarutkan dalam 100 liter air, dengan
volume aplikasi 3 lt larutan pupuk per m2. Pemberian pupuk dilakukan
dengan cara disiramkan secara merata pada barisan di antara tanaman
dan dilakukan setiap minggu (satu kali seminggu). Setelah tanaman
melewati umur 2 bulan, jumlah dan jenis pupuk yang diberikan berupa 10 -
15 gr NPK 15-15-15 per tanaman dan 7 gr MgS04 per m2. Pupuk ini
diberikan dengan cara disebarkan di dalam rorak di sekeliling tanaman.
Untuk tanaman yang berumur > 2 bulan pupuk diaplikasikan, hanya satu
kali sebulan.
93
Selain diberikan berbagai jenis pupuk di atas, diberikan juga pupuk
daun dan zat pengatur tumbuh yang diaplikasikan dengan cara
disemprotkan pada daun/ tanaman dengan volume aplikasi l O lt larutan
pupuk per 100 m2.
Pupuk daun dan ZPT yang digunakan, yaitu:
Vitabloom untuk daun / Hijau (30-10-10) dan Vitabloom untuk
bunga / kuning (5-50-17) dengan konsentrasi 3 gr/liter air,
diaplikasikan setiap minggu secara bergantian.
Atonik (1 cc / 101iter alr~. Drberikan bersamaan dengan aplikasi
Vitabloom. Atonik diberikan sekali dalam seminggu. Atonik ini
berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar dan daun.

i. Pengendalian Hama dan Penyakit
Beberapa hama yang banyak menyerang tanaman Gerbera, antara
lain:
Tungau
Kumbang
Ulat
Kutu Daun
Thrips
Belalang
Siput
Beberapa penyakit yang menyerang tanaman Gerbera,antara lain:
Penyakit Bercak Daun Cercospora
Penyakit Kapang Kelabu
Penyakit Tepung

j. Panen dan Pasca Panen
Tanaman Gerbera dapat berbunga sepanjang musim, karena dari
setiap rumpun dapat tumbuh beberapa tangkai bunga secara bersamaan
atau bergantian. Bunga pertama dan kedua yang muncul setelah tanam
94
(saat tanaman berumur 3 - 5 bulan) sebaiknya dibuang, karena tidak
memenuhi standar kualitas yang diinginkan. Secara umutn bunga Gerbera
baru dapat dipanen sekitar umur 6 bulan setelah tanam.
Gambar 19. Gerbera Siap Dipanen
Sumber : Sumber :
http//www.amystewart.com http//www.shutterstock.com

Pemetikan bunga Gerbera dilakukan bila kondisi bunga sudah tiga
perempat mekar sampai mekar penuh dan memiliki 1 - 2 lingkar cincin
benang sari. Pemanenan dilakukan dengan tangan, dengan cara memutar
tangkai bunga dan mencabutnya. Perlu diperhatikan agar jangan sampai
batangnya ikut tercabut. Bunga Gerbera setelah dipanen, secepatnya
dimasukkan ke dalam ember yang berisi air dan diletakkan di tempat yang
teduh. Pada pertanaman Gerbera yang baik dan jenisnya unggul, tiap
rumpun Gerbera dapat menghasilkan 5 - 15 kuntum bunga per tahun, atau
sekitar 35 - 105 kuntum bunga per m
2
per tahun.
Kegiatan berikutnya setelah panen meliputi:
Penyortiran dan pembersihan. Bunga-bunga yang panjang
tangkainya kurang dari 40 cm dan yang terserang hama penyakit atau
rusak akibat kegiatan pemanenan, dibuang.
Bunga-bunga yang bagus, dengan pan,jang tangkai lebih dari 40
cm, bebas hama dan penyakit, bebas dari kerusakan serta berpenampilan
segar, segera dipisahkan. Kemudian bunga-bunga tersebut dipisahkan
berdasarkan varietasnya, dan setiap kuntum dibungkus dengan kertas
95
berbentuk kerucut dan diikat dengan menggunakan karet atau tali rafia,
setiap ikat terdiri dari 10 tangkai bunga. Bunga-bunga yang telah diikat
tersebut kemudian dibungkus dengan kertas yang sudah tersedia.
Untuk pengiriman ke luar kota atau ekspor, bunga dimasukkan ke
dalam kardus khusus untuk gerbera. Tiap-tiap bunga diletakkan mendatar
di dalam kardus dan tangkaitangkainya diatur berbaris sejajar di bagian
lapisan bawah kardus. Untuk menjaga bunga tidak cepat layu, tiap-tiap
pangkal tangkai bunga dimasukkan ke dalam tabung plastik kecil yang
berisi air.

G. BUDIDAYA MELON
Gambar 20. Aneka buah melon

Sumber : http//www.greeneryuk.com

1. Pendahuluan
Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah termasuk famili
Cucurbitaceae, banyak yang menyebutkan buah melon berasal dari
Lembah Panas Persia atau daerah Mediterania yang merupakan
perbatasan antara Asia Barat dengan Eropa dan Afrika. Dan tanaman ini
akhirnya tersebar luas ke Timur Tengah dan ke Eropa. Pada abad ke-14
melon dibawa ke Amerika oleh Colombus dan akhirnya ditanam luas di
Colorado, California, dan Texas. Akhirnya melon tersebar keseluruh
penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtropis termasuk Indonesia.

96
2. Jenis Tanaman
Jenis-jenis melon yang terkenal adalah: melon Christianism (1850);
melon Sill Hybrid (1870); melon Surprise (1876); melon Ivondequoit, Miller
Cream, Netted Gem, Hacken Sack dan Osage (18811890); melon Honey
Rock dan Improved Perfecto (1933); melon Imperial (1935); melon Queen
of Colorado dan Honey Gold (1939). Untuk memudahkan sistem
penanaman dan pengelompokan melon, para ahli mengklasifikasikan
melon dalam dua tipe, yaitu:

a) Tipe Netted-Melona
- Ciri-ciri: kulit buah keras, kasar, berurat dan bergambar seperti jala
(net); aroma relatif lebih harum dibanding dengan wintermelon;
lebih cepat masak antara 7590 hari; awet dan tahan lama untuk
disimpan.
- Varietas: (1) Cucumis melo var. reticulatus, buah kecil, berurat
seperti jala dan harum; (2) Cucumis melo var. cantelupensis, buah
besar, kulit bersisik dan harum.

b) Tipe Winter-Melon
- Ciri-ciri: kulit buah halus, mengkilat dan aroma buah tidak harum;
buah lambat untuk masak antara 90120 hari; mudah rusak dan
tidak tahan lama untuk disimpan; tipe melon ini sering digunakan
sebagai tanaman hias.
- Varietas: (1) Cucumis melo var. inodorous, kulit buah halus, buah
memanjang dengan diameter 2,57,5 cm; (2) Cucumis melo var.
flexuosus, permukaan buah halus, buah memanjang antar 3570
cm; (3) Cucumis melo var. dudain, ukuran kecil-kecil, sering untuk
tanaman hias; (4) Cucumis melo var. chito, ukuran buah sebesar
jeruk lemon, sering digunakan sebagai tanaman hias.


97
3. Manfaat Tanaman
Buah melon dimanfaatkan sebaga makanan buah segar dengan
kandungan vitamin C yang cukup tinggi.

4. Sentra Penanaman
Sebelum tahun 1980, buah melon hadir di Indonesia sebagai buah impor.
Kemudian banyak perusahaan agribisnis yang mencoba menanam melon
untuk dibudidayakan daerah Cisarua (Bogor) dan Kalianda (Lampung)
dengan varietas melon dari Amerika, Taiwan, Jepang, Cina, Perancis,
Denmark, Belanda dan Jerman. Kemudian melon berkembang di daerah
Ngawi, Madiun, Ponorogo sampai wilayah eks-keresidenan Surakarta
(Sragen, Sukoharjo, Boyolali, Karanganyar dan Klaten). Daerah-daerah
tersebut merupakan pemasok buah melon terbesar dibandingkan dengan
daerah asal melon pertama.

5. Syarat Tumbuh
a. Iklim
- Angin yang bertiup cukup keras dapat merusak pertanaman melon,
dapat mematahkan tangkai daun, tangkai buah dan batang
tanaman.
- Hujan yang terus menerus akan menggugurkan calon buah yang
sudah terbentuk dan dapat pula menjadikan kondisi lingkungan
yang menguntungkan bagi patogen. Saat tanaman melon
menjelang panen, akan mengurangi kadar gula dalam buah.
- Tanaman melon memerlukan penyinaran matahari penuh selama
pertumbuhannya.
- Tanaman melon memerlukan suhu yang sejuk dan kering untuk
pertumbuhannya. Suhu pertumbuhan untuk tanam melon antara
2530 derajat C. Tanaman melon tidak dapat tumbuh apabila
kurang dari 18 derajat C.
98
- Kelembaban udara secara tidak langsung mempengaruhi
pertumbuhan tanaman melon. Dalam kelembaban yang tinggi
tanaman melon mudah diserang penyakit.

b. Media Tanam
- Tanah yang baik untuk budidaya tanaman melon ialah tanah liat
berpasir yang banyak mengandung bahan organik untuk
memudahkan akar tanaman melon berkembang. Tanaman melon
tidak menyukai tanah yang terlalu basah.
- Tanaman melon akan tumbuh baik apabila pH-nya 5,87,2.
- Tanaman melon pada dasarnya membutuhkan air yang cukup
banyak. Tetapi, sebaiknya air itu berasal dari irigasi, bukan dari air
hujan.

c. Ketinggian Tempat
Tanaman melon dapat tumbuh dengan cukup baik pada ketinggian
300900 meter dpl. Apabila ketinggian lebih dari 900 meter dpl tanaman
tidak berproduksi dengan optimal.

6. Pedoman Budidaya
a. Pembibitan
Persyaratan Benih
Tanaman melon yang sehat dan berproduksi optimal berasal dari
bibit tanaman yang sehat, kuat dan terawat baik pada awalnya. Benih
direndam kedalam larutan Furadam dan Atonik selama 2 (dua) jam. Benih
yang baik berada di dasar air, dan benih yang kurang baik akan
mengapung di atas permukaan air. Oleh sebab itu pembibitan merupakan
kunci keberhasilan suatu agribisnis melon.



99
Penyiapan Benih
- Pengadaan benih secara generatif
Fase generatif ditandai dengan keluarnya bunga. Pada fase ini
tanaman memerlukan banyak unsur fosfor untuk memperkuat akar dan
membentuk biji pada buah. Pada fase ini apabila tanaman dalam kondisi
sehat maka jaringjaring pada buah diharapkan muncul secara merata.
Untuk mendukung pertumbuhan generatif, tanaman disemprot dengan
pupuk daun Complesal super tonic (merah) dengan konsentrasi 2
gram/liter seminggu sekali. Untuk mencegah kekurangan unsur kalsium
dan boron maka tanaman disemprot dengan pupuk daun Ferti -cal dengan
konsentrasi 2 ml/liter atau CaB dengan konsentrasi 2 ml/liter.

- Pengadaan benih secara vegetatif (Kultur Jaringan)
Dengan metoda kultur jaringan, pemilihan media tanam dan
sumber eksplan yang digunakan haruslah tepat agar memberikan hasil
yang maksimal. Media dasar yang dipakai tersusun dari garam-garam
berdasarkan susunan Murashige & Skoog (1962) dengan penambahan
thiamin 0,04 mg/liter, myoinositol 100 mg/liter, surkosa 30 gram/liter
berbagai kombinasi hormon tanaman yang ditambahkan sesuai dengan
perlakuan. Media dibuat dalam bentuk padat dengan penambahan agar
bacto 8 gram/liter, pH media dibuat 5,7 dengan penambahan NaOH atau
HCl 0,1 N. sterilisasi media dilakukan dengan autoklaf bertekanan 17,5
psi, suhu 120 derajat C selama 30 menit.Tanaman yang didapat dari kultur
jaringan membentuk bunga jantan dan bunga betina separti halnya
tanaman yang didapat dari biji.

- Sumber benih
Untuk menanam melon kita harus mengetahui sumber benihnya
terlebih dahulu. Sebaiknya selalu menggunakan benih asli (F1 hibrid).


100
- Cara penyimpanan benih
Benih harus disimpan ditempat yang kering dan tempat untuk
menyimpan benih dapat dibuatkan rumah pembibitan yang sederhana
karena mengingat umur benih hanya selama 1014 hari, karena untuk
melindungi benih tanaman yang masih muda dari terik sinar matahari, air
hujan, dan serangan hama maupun penyakit. Alas rumah pembibitan,
tempat polibag diletakkan dilapisi kertas koran agar perakaran bibit tidak
menembus ke dalam tanah.

- Kebutuhan benih
Benih yang dibutuhkan sesuai dengan luas tanam ditambah 10%
untuk cadangan penyulaman.

- Perlakuan benih
Benih melon memerlukan perlakuan yang lebih sederhana
dibandingkan dengan benih semangka non-biji. Hal ini karena kulit melon
cukup tipis sehingga tidak memerlukan perlakuan ekstra. Perlakuan untuk
benih melon adalah pencucian, perendaman, serta pemeraman benih.

b. Teknik Penyemaian Benih
Cara dan Waktu Penyemaian
Benih melon yang akan disemaikan, direndam terlebih dahulu di
dalam air selama 24 jam. Kemudian benih disemaikan pada kantong
plastik, yang telah diisi tanah dan pupuk kandang yang dicampur dengan
perbandingan 5:1. Benih disemaikan dalam posisi tegak dan ujung calon
akarnya menghadap ke bawah. Benih ditutup dengan campuran abu
sekam dan tanah dengan perbandingan 2:1 yang telah disiapkan, agar
tanaman dapat tumbuh dengan baik, tidak mudah rebah. Untuk
merangsang perkecambahan benih dengan
101
menciptakan suasana hangat maka tutuplah permukaan persemaian
dengan karung goni basah. Apabila kecambah telah muncul kepermukaan
media semai (pada hari ke-3 atau ke-4) maka karung goni dapat dibuka.

Pembuatan Media Semai
Melon termasuk tanaman yang tidak terlalu menuntut media semai
yang khusus untuk pembibitannya. Medianya dapat dibuat dengan
berbagai variasi, contohnya dengan mencampurkan tanah, pasir dan
pupuk kandang atau kompos, asal perbandingannya sesuai misalnya
1:1:1. Untuk mendapatkan hasil bibit melon yang kekar dan sehat maka
komposisi media semai yang tepat terdiri dari campuran tanah, pupuk
kandang, pupuk SP-36 atau NPK ditambah dengan insektisida karbofuran.

Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Setelah benih disemai di polybag akan tumbuh menjadi calon bibit,
dan harus mendapatkan pemeliharaan yang baik agar menjadi bibit melon
yang sehat dan kekar.
Gambar 21. Pembibitan melon

Sumber :
Sumber :
http//www.tajudinms.blogspot.com http//www.chestofbooks.com


102
Cara dan Waktu Penyiraman
Bibit dipersemaian di siram setiap pagi hari. Mulai dari kecambah
belum muncul sampai bibit muncul kepermukaan tanah. Untuk
penyiraman digunakan tangki semprot. Saat menyemprot untuk
penyiraman jangan terlalu kuat karena akan mengikis tanah media dan
melemparkan benih atau kecambah keluar dari
polibag. Apabila daun sejati keluar, penyiraman bibit baru dapat dilakukan
embrat atau gembor. Saat cuaca panas, tanah pada polybag kering dan
penyiraman perlu diulangi pada sore hari, jangan menyiram bibit tanaman
pada siang hari karena akan menyebabkan air dan zat-zat makanan tidak
dapat terserap akibatnya bibit menjadi kurus, kering dan layu.

Penjarangan
Penjarangan dilakukan dengan tujuan untuk menyiapkan bibit-bibit
yang sehat dan kekar untuk ditanam. Penjarangan ini mulai dilakukan 3
hari sebelum penanaman bibit ke lapangan. Bibit yang mempunyai
pertumbuhan seragam dikumpulkan menjadi satu. Bibit-bibit yang
pertumbuhannya merana disingkirkan dan tidak ditanam.

Pemupukan bibit
Untuk pertumbuhan vegetatif bibit dapat dipacu dengan
penyemprotan pupuk daun yang mengandung unsur nitrogen tinggi.
Pupuk daun cukup dilakukan satu kali, yaitu pada saat umur bibit 79 HSS
dengan konsentrasi 1,01,5 gram/liter. Pupuk akar berupa pupuk kimia
maupun pupuk organik tidak perlu ditambahkan selama pembibitan
karena pupuk akar yang diberikan pada media semai telah mencukupi.

Pemberian Pestisida Pada Masa Pembibitan
Pada masa pembibitan penyemprotan pestisida dilakukan apabila
dianggap perlu. Konsentrasi penuh akan menyebabkan daun-daun bibit
melon ini terbakar (plasmolisis). Penyomprotan ini dilakukan terutama
103
pada saat 2-3 hari sebelum bibit ditanam dilapangan. Contoh pestisida
yang digunakan adalah Insektisida Dicarzol 0,5 g/liter dan fungisida
Previcur N 1,0 ml/liter.

c. Pemindahan Bibit
Bibit melon dipindahkan ke lapangan apabila sudah berdaun 45
helai atau tanaman melon telah berusia 1012 hari. Cara pemindahan
tidak berbeda dengan cara pemindahan tanaman lainnya, yaitu kantong
plastik polibag dibuang secara hati-hati lalu bibit berikut tanahnya ditanam
pada bedengan yang sudah dilubangi sebelumnya, bedenganpun jangan
sampai kekurangan air. 6.2. Pengolahan Media Tanam 1) Persiapan a)
Pengukuran pH Tanah Pengukuran pH tanah dengan menggunakan alat
pH meter. Tanah yang akan di ukur dibasahi terlebih dahulu. Pengambilan
sampel dilakukan di 10 titik yang berbeda, kemudian dihitung pH rata-rata.

d. Analisis Tanah
Berdasarkan fakta di lapangan tanaman melon dapat ditanam pada
berbagai jenis tanah terutama tanah andosol, latosol, regosol, dan
grumosol, asalkan kekurangan dari sifat-sifat tanah tersebut dapat
dimanipulasi dengan pengapuran, penambahan bahan organik, maupun
pemupukan.

e. Penetapan Waktu/Jadwal Tanam
Penetapan waktu tanam berkaitan dengan perkiraan waktu panen
suatu varietas melon yang ditanam dan waktu panen varietas melon
lainnya. Misalnya waktu tanam melon pada bulan Maret adalah varietas
ten me, April varietas aroma, Mei varietas new century (hamiqua) dan
seterusnya sehingga petani/pengusaha agribisnis perlu menjadwal waktu
tanaman varietas melon yang dikehendaki pelanggan.


104
f. Penetapan Luas Areal Penanaman
Penetapan luas penanaman berkaitan erat dengan pemilikan
modal, luas lahan yang tersedia, musim dan permintaan pasar. Tanaman
melon yang diusahakan di lahan terbuka di musim hujan akan rusak
terserang penyakit karena terguyur hujan terus-menerus. Maka
penanaman melon di musim hujan lebih diarahkan dengan sistem
hidroponik.

Gambar 22. Penanaman melon di greenhouse


Sumber : Sumber :
http//www.forums2.gardenweb.com http//www.en.item.rakuten.com


g. Pengaturan Volume Produksi
Pengaturan volume produksi berkaitan erat dengan perkiraan harga
pada saat panen dan permintaan pasar. Cara penanaman melon
dilakukan secara bertahap. Misalnya penanaman pertama 20% di lokasi
A, kedua 40% di lokasi B, dan ketiga 40% di lokasi C. Interval penanaman
berkisar 2 minggu. Pengaturan ini lazim dilakukan pada agribisnis melon
dengan system hidroponik. Untuk menjaga kontinuitas produksi, biasanya
interval tanamnya berselang 1-2 minggu.


105
7. Pembukaan Lahan
a. Pembajakan
Untuk penanaman melon di dataran menengah-tinggi, struktur
tanah biasanya sudah sangat remah sehingga tidak memerlukan
pembajakan. Lahan yang dibajak harus digenangi air lebih dahulu selama
semalam, kemudian keesokan harinya dilakukan pembajakan ini cukup
untuk membalik tanah sehingga cukup dilakukan sekali dengan
kedalaman balikan sekitar 30 cm.

b. Penggarukan dan Pencangkulan Lahan Serta Waktu Lahan
Siap Tanam

Untuk pencangkulan dan penggarukan, keadaan tanahnya harus
cukup kering. Karena kita bisa mudah membentuk tanah yang semula
berbongkah-bongkah dan cukup liat, tanah yang beremah-remah dan
cukup sarang (mudah diserap air). Dengan tanah tersebut akan
menguntungkan tanaman. Selain perakarannya mudah menembus tanah,
juga akan mudah bernapas. Cara-cara pencangkulan adalah sebagai
berikut:
- Mula-mula lakukan pembalikan tanah (tanahnya masih
berbongkah-bongkah.
- Tanah dari hasil pencangkulan pertama dihaluskan atau
dihancurkan, dengan kedalaman 3050 cm. (untuk dua kali
cangkulan)
- Pencangkulan dilakukan kalau keadaan tanahnya betul-betul sudah
dikategorikan ke dalam tanah berat. Jika tidak, sekali cangkul tanah
sudah cukup beremah dan kita dapat mengerjakan pekerjaan yang
lain.




106
c. Pembentukan Bedengan
Cara Pembuatan
Selama 57 hari lahan dibiarkan kering setelah dibajak (atau
dibalik). Proses ini akan membuat tanah menjadi lengket dan berbongkah
sehabis dibajak menjadi agak hancur karena mengalami proses
pengeringan matahari dan penganginan. Selama proses tersebut
beberapa senyawa kimia yang beracun
dan merugikan tanaman dan akan hilang perlahan-lahan. Setelah kering,
bongkahan tanah dibuat petakan dengan tali rafia untuk membentuk
bedengan dengan ukuran panjang bedengan maksimum 1215 m; tinggi
bedengan 3050 cm; lebar bedengan 100110 cm; dan lebar parit 5565
cm.

Bentuk Bedengan
Bedengan dibentuk dengan cara mencangkuli bongkahan tanah
menjandi struktur tanah yang remah/gembur. Bila telah bentuk bedengan
terlihat, baik itu bedengan kasar/setengah jadi bedengan tersebut
dikeringanginkan lagi selama seminggu agar terjadi proses
oksidasi/penguapan dari unsur-unsur beracun ada hingga menghilang
tuntas.

Ukuran dan J arak Bedengan
Dengan panjang maksimum 15 m tersebut akan memudahkan
perawatan tanaman dan mempercepat pembuangan air, terutama di
musim hujan. Tinggi bedengan dibuat sesuai dengan musim dan kondisi
tanah. Pada musim hujan tinggi bedengan 50 cm agar perakaran tanaman
tidak terendam air jika hujan deras. Dan pada musim kemarau tinggi
bedengan cukup 30 cm, karena untuk memudahkan perawatan pada saat
bedengan digenangi. Parit dibuat dengan lebar 5565 cm adalah untuk
memudahkan perawatan pada saat penyemprotan, pemasangan ajir,
maupun penalian.
107
Pengapuran
Dengan pengapuran akan menambah unsur hara kalsium yang
diperlukan untuk dinding sel tanaman. Pengapuran dapat menggunakan
dolomit/calmag (CaCO3 MgCO3) kalsit/kaptan (CaCO3). Setelah
diperoleh pH rata-rata, penentuan kebutuhan dapat dilakukan dengan
menggunakan data berikut ini :
- 10,24 ton/ha
- 4,2 (sangat asam): jumlah kapur 9,28 ton/ha
- 4,6 (asam): jumlah kapur 7,39 ton/ha
- 5,4 (asam): jumlah kapur 3,60 ton/ha
- 5,6 (agak asam): jumlah kapur 2,65 ton/ha
- 6,1 6,4 (agak asam): jumlah kapur <0,75 ton/ha

8. Pemasangan Mulsa Plastik Hitam-Perak (PHP)
Mulsa PHP yang terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan berwarna
perak di bagian atas dan warna hitam dibagian bawah dengan berbagai
keuntungan. Warna perak pada mulsa akan memantulkan cahaya
matahari sehingga proses fotosintesis menjadi lebih optimal, kondisi
pertanaman tidak terlalu lembab, mengurangi serangan penyakit, dan
mengusir serangga-serangga penggangu tanaman seperti Thirps dan
Aphids. Sedangkan warna hitam pada mulsa akan menyerap panas
sehingga suhu di perakaran tanaman menhadi hangat. Akibatnya,
perkembangan akar akan optimal. Selain itu warna hitam juga mencegah
sinar matahari menembus ke dalam tanah sehingga benih-benih gulma
tidak akan tumbuh (kecuali teki dan anak pisang). Pemasangan mulsa
PHP sebaiknya dilakukan pada saat panas matahari terik agar mulsa
dapat memuai sehingga menutup bedengan dengan tepat. Teknis
pemasangannya cukup oleh 2 orang untuk satu bedengan. Caranya
tariklah kedua ujung mulsa pada bedengan, kaitkan salah satu ujungnya
pada bedengan menggunakan pasak penjepit mulsa kemudian ujung yang
satunya. Setelah kedua ujung mulsa PHP terkait erat pada bedengan,
108
dengan cara bersamaan tariklah mulsa pada kedua sisi bedengan setiap
meternya secara bersamaan. Kaitkan kedua sisi mulsa dan bedengan
dengan pasak penjepit tadi sehingga seluruh sisi mulsa terkait rapat pada
bedengan. Setelah selesai pemasangan, bedenganbedengan dibiarkan
tertutup mulsa PHP selama 35 hari sebelum dibuat lubang tanam. Tujuan
agar pupuk kimia yang diberikan dapat berubah menjadi bentuk tersedia
sehingga dapat diserap tanaman.

9. Teknik Penanaman
a. Penentuan Pola Tanam
Tanaman melon merupakan tanaman semusim yang biasa ditanam
dengan pola monokultur.

b. Pembuatan Lubang Tanam
Untuk membuat lubang tanam dengan menggunakan pelat
pemanas atau memanfaatkan bekas kaleng susu kental. Plat pemanas
yang berupa potongan besi dengan diameter 10 cm, dibuat sedemikian
rupa hingga panas yang ditimbulkan dari arang yang dibakar mampu
melubangi mulsa PHP dengan cepat. Model penanaman dapat berupa
dua baris berhadap-hadapan membentuk segi empat ati dia baros
berhadap-hadapan membentuk segi tiga.

c. Cara Penanaman
Bibit yang telah di semai + 3 minggu dipindahkan kedalam besar
beserta medianya. Akar tanaman diusahakan tidak sampai rusak saat
menyobek polibag kecil. Cetakan tanah yang telah berisi bibit melon,
diletakkan pada lubang yang telah ditugal dan diusahakan agar tidak
pecah/hancur karena bisa mengakibatkan kerusakan akar dan tanaman
akan layu jika hari panas.


109
10. Pemeliharaan Tanaman
a. Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan dan penyulaman dilakukan bila dalam waktu 2 (dua)
minggu setelah tanam bibit tidak menunjukkan pertumbuhan normal.
Tanaman dicabut beserta akarnya kemudian diganti dengan bibit/tanaman
baru. Hal ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar tanaman muda ini
dapat lebih beradaptasi dengan lingkungan barunya. Penyulaman dan
penjarangan biasanya dilakukan selama 3 5 hari, karena kemungkinan
dalam seminggu pertama masih ada tanaman lainnya yang perlu di sulam.
Saat setelah selesai penjarangan dan penyulaman tanaman baru harus
disiram air.

b. Penyiangan
Pada budidaya melon sistem mulsa PHP penyiangannya dilakukan
pada lubang tanam dan parit di antara dua bedengan. Gulma yang tidak
dibersihkan menyebabkan lingkungan pertanaman lembab sehingga
merangsang penyakit. Gulma juga dapat sebagai inang hama dan
nematoda yang merugikan.

c. Pembubunan
Untuk pembubunan pertama-tama kita lakukan adalah pemupukan
awal dan mensterilkan lahan di situ. Tujuannya adalah setelah tanah
diolah dan dipupuk, tanah akan menjadi subur dan akan terbebas dari
hama dan penyakit. Saat melakukan pemupukan, tanah yang sebelumnya
sudah diolah, telah dikelentang
selama 2 minggu. Dengan begitu, diharapkan tanah yang cukup lama
terkena terik matahari tersebut, cukup sehat untuk ditanami.

c. Perempalan
Perempelan dilakukan terhadap tunas/cabang air yang bukan
merupakan cabang utama.
110

d. Pemupukan
Pemupukan diberikan sebanyak 3 kali, yaitu 20 hari setelah
ditanam, tanaman berusia 40 hari (ketika akan melakukan penjarangan
buah) dan pada saat tanaman berusia 60 hari (saat menginjak proses
pematangan). Caranya sebarkan secara merata di atas tanah bedengan
pada pinggiran kiri dan kanannya (1015 cm). Kemudian tanah dibalik
dengan hati-hati supaya tidak merusak perakaran tanaman, dan agar
pupuk tersebut bisa aman terpendam dalam tanah. Untuk memudahkan
dalam pemupukan, dibuat data mengenai rangkaian pemupukan sejak
awal.
- Pupuk kandang/kompos: pupuk dasar=1020 ton/ha.
- Urea: pupuk dasar=440 kg/ha; pupuk susulan I=330 kg/ha; pupuk
susulan II=220 kg/ha; pupuk susulan III=440 kg/ha.
- TSP: pupuk dasar=1.200 kg/ha; pupuk susulan I=220 kg/ha; pupuk
susulan II=550 kg/ha.
- KCl: pupuk dasar=330-440 kg/ha; pupuk susulan II=160 kg/ha.
Keterangan pupuk dasar: pemupukan pada pengolahan tanah (sebelum
tanam); pupuk susulan I : umur 20 hari; pupuk susulan II: umur + 40
hari; pupuk susulan III: umur + 60 hari.

11. Pengairan dan Penyiraman
a. Pengairan
Tanaman melon menghendaki udara yang kering untuk
pertumbuhannya, tetapi tanah harus lembab. Pengairan harus dilakukan
jika hari tidak hujan. Pengairan dilakukan pada sore atau malam hari.

b. Penyiraman
Tanaman di siram sejak masa pertumbuhan tanaman, sampai
tanaman akan dipetik buahnya. Saat menyiram jangan sampai air siraman
membasahi daun dan air dari tanah jangan terkena daun dan buahnya.
111
Tujuannya adalah supaya tanaman tidak dijangkiti penyakit yang berasal
dari percikan tersebut, kalau daun basah kuyup akan mengundang jamur
sangat besar. Penyiraman dilakukan pagi-pagi sekali atau malam hari.
Oleh karena itu ada pengairan di sekitar kebun besar sekali manfaatnya.

11. Waktu Penyemprotan Pestisida
- Tindakan preventif, benih direndam dalam larutan bakterisida
Agrimycin (oxytetracycline dan streptomycin sulfate) atau Agrept
(streptomycin sulfate) dengan konsentrasi 1,2 gram/liter dan
penyemprotan bakterisida pada umur 20 HST.
- Penyemprotan fungisida Previcur N (propamocarb hydrochloride)
dengan konsentrasi 23 ml/liter apabila serangan telah melewati
ambang ekonomi.
- Fungisida Derasol 500 SC (carbendazim) dengan konsentrasi 12
ml/liter. Pangkal batang yang terserang dioles dengan larutan
fungisida Calixin 750 EC (tridemorph) dengan konsentrasi 5 ml/liter.

Pemeliharaan Lain
a. Pemasangan Ajir
Ajir atau tongkat dari kayu atau bilahan bambu, untuk rambatan
dapat di pasang setelah selesai membuat pembubunan dan selesai
mensterilkan kebun. Atau dapat juga ajir dipasang sesudah bibit ditanam,
dan bibit sudah mengeluarkan sulur-sulurnya kira-kira tingginya adalah 50
cm. Ajir harus terbuat dari bahan yang kuat sehingga mampu menahan
beban buah dengan bobot kira-kira 23 kg. Tempat ditancapkannya ajir
dengan jarak kira-kira 25 cm dari pinggir guludan baik kanan maupun kiri.
Supaya ajir lebih kokoh lagi, kita bisa menambahkan bambu panjang yang
diletakkan di bagian pucuk segitiga antara bambu atau kayu yang
menyilang, mengikuti barisan ajir-ajir di belakangnya.


112
b. Pemangkasan
Pemangkasan yang dilakukan pada tanaman melon bertujuan
untuk memelihara cabang sesuai dengan yang dikehendaki. Tinggi
tanaman dibuat rata-rata antara titik ke-20 sampai ke-25 (bagian ruas,
cabang atau buku dari tanaman tersebut). Pemangkasan dilakukan kalau
udara cerah dan kering, supaya bekas luka tidak diserang jamur. Waktu
pemangkasan dilakukan setiap 10 hari sekali, yang paling awal dipangkas
adalah cabang yang dekat dengan tanah dan sisakan dua helai daun,
kemudian cabang-cabang yang tumbuh lalu dipangkas dengan
menyisakan 2 helai daun. Pemangkasan dihentikan, jika ketinggian
tanamannya sudah mencapai pada cabang ke-20 atau 25.

12. Hama Dan Penyakit
a. Hama
Kutu aphids (Aphis gossypii Glover ).
- Ciri: Hama ini mempunyai getah cairan yang mengandung madu
dan di lihat dari kejauhan mengkilap. Hama ini menyerang tanaman
melon yang ada di lahan penanaman. Aphids muda yang
menyerang melon berwarna kuning, sedangkan yang dewasa
mempunyai sayap dan berwarna agak kehitaman.
- Gejala: daun tanaman menggulung dan pucuk tanaman menjadi
kering akibat cairan daun yang dihisap hama.
- Pengendalian: (1) gulma harus selalu dibersihkan agar tidak
menjadi inang hama; (2) tanaman yang terserang parah harus
disemprot secara serempak dengan insektisida Perfekthion 400 EC
(dimethoate) dengan konsentrasi 1,02,0 ml/liter; (3) tanaman yang
telah terjangkit virus harus dicabut dan dibakar (dimusnahkan).

Thirps (Thirps parvispinus Karny)
- Ciri: Hama ini menyerang saat fase pembibitan sampai tanaman
dewasa. Nimfa thirps berwarna kekuning-kuningan dan thirps
113
dewasa berwarna coklat kehitaman. Thirps berkembang biak
sangat cepat secara partenogenesis (mampu melahirkan keturunan
meskipun tidak kawin). Serangan dilakukan di musim kemarau.
- Gejala: daun-daun muda atau tunas-tunas baru menjadi keriting,
dan bercaknya kekuningan; tanaman keriting dan kerdil serta tidak
dapat membentuk buah secara normal. Kalau gejala ini timbul
harus diwaspadai karena telah tertular virus yang dibawa hama
thirps.
- Pengendalian: menyemprot dengan racun kontak, 34 hari sekali.

b. Penyakit
Layu bakteri
- Penyebab: bakteri Erwina tracheiphila E.F.Sm. Penyakit ini dapat
disebarkan dengan perantara kumbang daun oteng-oteng
(Aulacophora femoralis Motschulsky).
- Gejala: daun dan cabang layu dan terjadi pengkerutan pada daun,
warna daun menguning, mengering dan akhirnya mati; daun
tanaman layu satu per satu, meskipun warnanya tetap hijau,
kemudian tanaman layu secara keseluruhan. Apabila batang
tanaman yang dipotong melintang akan mengeluarkan lendir putih
kental dan lengket bahkan dapat ditarik seperti benang.
- Pengendalian: (1) sebelum ditanami, lahan disterilisasi dengan
Basamid G dengan dosis 40 g/m2; (2) benih di rendam dalam
bakterisida Agrimyciin (oxytetracycline dan streptomycin sulfate)
atau Agrept (streptomycin sulfate) dengan konsentrasi 1,2
gram/liter ; (3) penyemprotan bakterisida ini pada umur 20 HST.

Penyakit busuk pangkal batang (gummy stem bligt)
- Penyebab: Cendawan Mycophaerekka melonis (Passerini) Chiu et
Walker.
114
- Gejala: pangkal batang yang terserang mula-mula seperti tercelup
minyak kemudian keluar lendir berwarna merah coklat dan
kemudian tanaman layu dan mati; daun tanaman yang terserang
akan mengering apabila diremas seperti kerupuk dan berbunyi
kresek-kresek apabila diterpa angin.
- Pengendalian: (1) penggunaan mulsa PHP untuk mencegah
kelembaban di sekitar pangkal batang dan mencegah luka di
perakaran maupun pangkal batang karena penyiangan; (2) daun-
daun tanaman yang terserang dibersihkan lalu disemprot dengan
fungisida Derasol 500 SC (carbendazim) dengan konsentrasi 12
ml/liter; (3) pangkal batang yang terserang dioles dengan larutan
fungisida Calixin 750 EC (tridemorph) dengan konsentrasi 5 m/liter.

c. Gulma
Gulma (tumbuhan pengganggu) merugikan tanaman, karena
bersaing zat hara, tempat tumbuh dan cahaya. Pencabutan gulma harus
dilakukan sejak tumbuhan masih kecil, karena jika sudah besar akan
merusak perakaran tanaman melon.

13. Panen
a. Ciri dan Umur Panen
- Tanda/ciri Penampilan Tanaman Siap Panen
Ukuran buah sesuai dengan ukuran normal
Serat jala pada kulit buah sangat nyata/kasar
Warna kulit hijau kekuningan.
- Umur Panen + 3 bulan setelah tanam.
- Waktu Pemanenan yang baik adalah pada pagi hari.

b. Cara Panen
Potong tangkai buah melon dengan pisau, sisakan minimal 2,0 cm
untuk memperpanjang masa simpan buah.
115
Tangkai dipotong berbentuk huruf T, maksudnya agar tangkai
buah utuh dan kedua sisi atasnya merupakan tangkai daun yang
telah dipotong daunnya.
Pemanenan dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan
buah yang benarbenar telah siap dipanen.
Buah yang telah dipanen dikumpulkan disuatu tempat untuk disortir.
Kerusakan buah akibat terbentur/cacat fisik lainnya, sebaiknya
dihindari karena akan mengurangi harga jual terutama di swalayan.

c. Periode Panen
Panen dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah
yang benar-benar telah siap panen. Seandainya dalam jangka waktu 3-5
bulan mendatang harga melon diramalkan jatuh. Maka alternatif untuk
rotasi tanaman yang dapat menggunakan lahan bekas menanam melon
adalah cabai. Karena lahan yang tersedia tidak perlu diubah. Hanya mulsa
PHP dibuka dan dosis pemupukan ditambahkan 50%. Bila dalam jangka
waktu 4 bulan berikutnya dinyatakan harga melon meningkat, maka lahan
bekas sawah ditanami padi terlebih dahulu untuk satu musim tanam.
Alasannya adalah dari segi kormesial tanaman padi kurang
menguntungkan, tapi dari segi pemutusan siklus hidup hama dan penyakit
sangat menguntungkan. Hal ini disebabkan karena hama dan penyakit
yang mengisap oksigen (aerob) akan mati dengan kondisi tanah yang
terendam air (anaerob). Setelah menanam padi selesai, tanaman melon
yang ditanam akan berproduksi tinggi dengan risiko serangan hama dan
penyakit yang lebih rendah.

14. Perkiraan Produksi
Untuk mengetahui jumlah produksi yang akan dihasilkan bagian
pemasaran harus melakukan penelitian pasar. Untuk luas satu hektar
tanaman melon diperkirakan akan menghasilkan buah melon 1015 ton,
maka memanennya harus dilakukan secara bertahap. Misalnya minggu I
116
menanam seluas 2.000 m2, minggu II menanam seluas 2.000 m2, dan
seterusnya. Hal ini untuk tingkat kontinuitas produksi akan tercapai dan
resiko tidak terjualnya buah melon akan terhindar.

15. Pascapanen
Pascapanen merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan
setelah melon dipanen. Kesalahan penanganan dalam pascapanen akan
mempengaruhi kwalitas/penampilan buah melon.

a. Pengumpulan
Buah-buah melon yang telah dipanen dikumpulkan pada suatu
tempat untuk segera disortir. Saat panen kerusakan buah sebaiknya
dihindari akibat terbentur atau cacar fisik lainnya, karena akan mengurangi
harga jual terutama untuk konsumsi pasar swalayan.

b. Penyortiran dan Penggolongan
Melon yang telah dipanen, diangkut dan dikumpulkan di suatu
tempat kemudian di sortasi. Buah yang sehat dan utuh dipisahkan dari
buah yang cacat fisik maupun cacat karena serangan hama dan penyakit.
Buah melon yang berkualitas bagus kemudian di lakukan penggolongan
melon berdasarkan tiga kelas.
Kelas M1 yaitu melon berbobot 1,5 kg/lebih jaring berbentuk
sempurna.
Kelas M2 yaitu melon berbobot 11,5 kg jaringnya terbentuk hanya
70% saja.
Kelas M3 yaitu bobot buahnya bervariasi dengan jaring sedikit atau
tidak berbentuk sama sekali. Hal ini terjadi karena tanaman belum
saatnya dipanen tapi telah mati terlebih dahulu akibat serangan
hama.


117
c. Penyimpanan
Buah melon yang sudah dipetik, tidak boleh ditumpuk satu sama
lain, dan buah yang belum terangkut dapat disimpan dalam gudang
penyimpanan. Buah ditata secara rapi dengan dilapisi jerami kering.
Tempat penyimpanan buah harus bersih, kering dan bebas dari hama
seperti kecoa atau tikus. Melon yang sudah terlalu masak jangan
disatukan dengan buah yang setengah masak (mengkal). Bila ada buah
yang mulai busuk harus di jauhkan dari tempat penyimpanan.

d. Pengemasan dan Pengangkutan
Kemasan untuk melon dapat dibuat dari kayu biasa dan banyak
memiliki lubang angin. Cara menyusunnya, bagian dasar kotak diberi
jerami kering yang cukup tebal, kemudian melon diberikan jerami juga
dibagian atas buahnya. Sebelum kotak ditutup, buah melon diberi lapisan
jerami lagi. Selain dari kotak, pengemasan bisa juga menggunakan
rajutan benang yang mirip jala, kemudian dimasukkan dalam kemasan
karton. Dalam karton masih dilapisi dengan jerami kering atau kertas
hancuran. Dengan kemasan seperti ini akan lebih terjamin dibanding
dengan menggunakan kotak dari kayu (cara tradisional). Kendaraan yang
digunakan untuk mengangkut buah melon yang akan dibawa ke pasar
tergantung jarak yang ditempuh. Buah yang akan di ekspor biasanya
dipak secara khusus dengan peti kemas yang terbuat dari kayu, karton
atau kotak plastik. Di kargo pesawat, peti kemas melon dimasukkan ke
dalam kontainer pendingin agar buah tetap segar jika sampai ke tempat
tujuan.






118
H. TUGAS KELOMPOK
Pengetahuan pada Bab I sampai III ini digunakan untuk praktek
Pertanian Pola Greenhouse/shadinghouse. Oleh karena itu tanaman
yang yang dipilih untuk praktek (dalam kelompok) harus benar-benar
dipahami seluk beluknya. Pertanyaan-pertanyaan berikut merupakan
panduan yang dapat digunakan pada praktek di lahan
(greenhouse/shadinghouse), sehingga jawaban yang benar akan
mempermudah saudara dalam praktek.
1. Tanaman apakah yang akan saudara pilih dalah praktek?
2. Apa saja syarat tumbuh yang diperlukan oleh tanaman yang
saudara pilih?
3. Apa saja bahan dan alat yang digunakan mulai dari :
- pembibitan,
- transplanting (pindah tanam)
- pemeliharaan tanaman (penyulaman, pemupukan,
pengajiran, pemilihan cabang dan tunas serta
pemberantasan hama dan penyakit.
- panen dan pasca panen serta
- analisis usaha tani
4. Bagaimana cara kerja dari masing-masing kegiatan pada nomor 3 ?
5. Buatlah perencanaan waktu pelaksanaan selama praktek tersebut !

You might also like