You are on page 1of 97

STRUKTUR DAN ORGANISASI

BAKTERI
Kelompok 3
Anni Kholilah. Dlth (3415100157)
Rizky Rachmania Amanda (3415100161)
Reza Rindani (3415102424)


Pendidikan Biologi Reguler 2010
FMIPA UNJ
Morfologi dan Struktur Halus Bakteri
Pokok Bahasan :
Morfologi Kasar Sel Bakteri
Ukuran
Bentuk
Struktur Halus Sel Bakteri
Struktur di luar dinding sel
Struktur di sebelah dalam dinding sel
Protoplas dan Sferoplas
Spora
Endospora
Morfologi Kasar Sel Bakteri
1. Ukuran
Satuan ukuran bakteri = mikrometer (m)
1 m = 1/1000 mm
Bakteri yang paling umum dipelajari dalam
praktikum mikrobiologi berukuran kira-kira
0,5-1,0 x 2,0-5,0 m.


Morfologi Kasar Sel Bakteri
2. Bentuk
Pengelompokan bakteri berdasarkan bentuknya,
yaitu :
a. Kokus (bulat)
b. Basilus (silinder)
c. Spirilum (spiral

a. Kokus (Bulat)
Bakteri kokus biasanya berbentuk bulat tetapi dapat pula oval.
Di bawah mikroskop Bentuknya seperti buah beri
Hidup secara soliter dan berkoloni
Dapat membelah dalam satu atau banyak bidang
Berdasarkan koloninya, dibedakan menjadi :
Monokokus Monococcus gonorho
Dikokus Diplococcus pneumoniae
Sarcina Sarcina ventriculi
Streptokokus Streptococcus pyogenes
Stafilokokus Stafilokokus aureus



Bentuk Bulat (Kokus)

b. Basilus
Bentuk menyerupai batang, namun ada yg berbentuk
gelendong
Ukuran beragam.
membelah dalam satu bidang
Ujung beberapa basilus tampak persegi, bundar,
meruncing atau lancip
Berdasarkan koloninya dibedakan atas :
Monobasilus Escherichia coli
Diplobasilus Salmonella typhi
Streptobasilus Streptpbacillus moniliformis, Azotobacter


Bentuk Batang (Basilus)

c. Spirilus (Spiral)
Merupakan bakteriyang berbentuk berbelok-belok/spiral.
Dikelompokkan lagi menjadi beberapa bentuk, yaitu:
Vibrio = Batang melengkung yang menyerupai koma.
Misalnya: Vibrio cholerae penyebab penyakit kolera.
Spiril (Spirillum) = Berbentuk spiral sempurna atau lilitan.
Misalnya : Spirillium.
Spirochaeta = kelenturan tubuh tinggi
Misalnya: Spirochaeta palida, penyebab penyakit sifilis.


Bentuk Spiral (Spirilus)

KONDISI FISIK dan REPRODUKSI
BAKTERI
Kondisi Fisik untuk pertumbuhan Bakteri
Suhu :
Psikrofil = hidup pd suhu 0-30
Mesofil = hidup pd suhu 25-40
Termofil = hidup pd suhu > 50

Atmosfer Gas :
Aerobik = hidup bila ada oksigen bebas
Anaerobik = hidup tanpa oksigen
aerobik fakultatif = tumbuh dalam keadaan aerobik &
anaerobik
Mikroaerofilik = tumbuh bila ada oksigen bebas dalam
jumlah kecil
Lanjutan..
Kemasaman/kebasaan :
pH optimum antara 6,5-7,5
pH minimum = 0,5
pH maksimum = 9,5

Salinitas
Halofilik obligat
tumbuh dalam lingkungam berkadar garam, namun tidak
dalam konsentrasi tinggi
Halofilik fakultatif
tumbuh dalam lingkungan berkadar garam tinggi

Reproduksi Vegetatif
Pembelahan Biner
Reproduksi Generatif Paraseksual
Prosesnya :
1. Transformasi =
perpindanhan materi
genetik
2. Konjugasi =
pembentukan
jembatan utuk
pemindahan materi
genetik
3. Transduksi =
pemindahan materi
genetik

STRUKTUR HALUS BAKTERI
Struktur Halus Bakteri
Struktur di
sebelah luar
dinding sel
Struktur
dinding sel
Struktur di sebelah
dalam dinding sel
Struktur di Luar Dinding Sel
Flagelum
Pili (Fimbriae)
Kapsul
Selongsong
Tangkai
Flagellum
Struktur seperti rambut yang sangat tipis
mencuat menembus dinding sel
Dibuat dari subunit-subunit protein yang disebut
flagelin
Menyebabkan motilitas (pergerakan) pada sel
bakteri
Terdiri dari 3 bagian: tubuh dasar, struktur
seperti kait, dan sehelai filamen panjang di luar
dinding sel
Biasanya panjangnya beberapa kali lebih panjang
dari selnya dan memiliki diameter yang jauh
lebih kecil dibanding selnya
Banyak dijumpai pada bakteri berbentuk basilus
dan spirilum
Contoh: Pseudomonas, Escherichia
Penataan Flagela Pada Bakteri


Pili (Fimbriae)
Berukuran lebih kecil , lebih pendek, dan
lebih banyak
Tidak berfungsi sebagai pergerakan
Dijumpai pada spesies non-motil maupun
motil
Jenis Pilus F berfungsi sebagai pintu gerbang
bagi masuknya bahan genetik selama
berlangsungnya perkawinan antar bakteri
Berfungsi juga sebagai alat melekatkan diri
pada jaringan hewan/tumbuhan yang
merupakan sumber bakteri
Contoh: Shigella flexneri, Salmonella typhi
Kapsul
Ukurannya dipengaruhi oleh medium tempat
ditumbuhkannya
Tebalnya kapsul hanya sepersekian diameter selnya,
beberapa ada yang ukurannya jauh lebih besar dari
selnya
Berfungsi sebagai pelindung dan cadangan makanan
Diekskresikan oleh sel itu sendiri. Tidak mudah lepas
dari sel karena kekentalannya.
Kapsul dapat membuat kental medium tempat
bakteri tersebut dibiakan
Contoh: Klebsiella pneumoniae
Terdapat pada bakteri yang hidup di lingkungan
marine, air tawar, atau pembuangan limbah
terdiri dari senyawa-senyawa logam tidak larut,
seperti feri dan mangan okside yang mengendap
di sekeliling sel sebagai produk dari kegiatan
metaboliknya
sel-sel yang terbungkus selongsong itu terdapat
tunggal secara berkala mereka menyembul dari
suatu ujung terbuka selongsongnya.
bukanlah suatu bagian yang amat diperlukan sel
Selongsong
Tangkai
Struktur setengah kaku yang memanjang dari sel
Diameter lebih kecil dari diameter selnya
Berfungsi untuk melekat pada permukaan padat
karena memiliki suatu substansi yang lengket
pada ujung yang jauh dari sel
Banyak di jumpai di lingkungan air tawar dan
marin karena di lingkungan semacam itu
kemampuan untuk melekat pada permukaan
padat amat penting bagi pertumbuhan dan
ketahanan hidupnya.
Dinding Sel
Komposisi kimiawi dinding sel
Perbedaan komposisi dan struktur
dinding sel

Terletak dibawah substansi ekstraseluler seperti kapsul
atau lendir dan diluar membran sitoplasma
Merupakan struktur yang amat kaku (kecuali pada
sitoplasma) yang memberikan bentuk pada sel
Fungsi utama dari dinding sel adalah menyediakan
komponen struktural yang kaku dan kuat yang dapat
menahan tekanan tinggi, suhu yang amat rendah atau
kondisi fisik lain di tempat hidupnya dan bagi
reproduksi sel
Kebanyakan memiliki tebal 10-35 nm dan berat
mencapai 10-40% dari berat kering selnya keseluruhan
Dinding Sel

Yang menyebabkan kakunya dinding sel ialah peptidoglikan yang
terdiri dari 3 macam bahan pembangun, yaitu:
1) N-asetilglukosamin (AGA)
2) N-asetilmuramat (AAM)
3) Peptida yang terdiri dari 4 atau 5 asam amino, yaitu: L-alanin,
D-alanin, asam D-glutamat, dan lisin atau asam
diaminopimelat
Dinding sel yang utuh juga mengandung komponen-komponen
kimiawi lain seperti asam tekoat, protein, polisakarida,
lipoprotein, dan lipopolisakarida yang terikat pada peptidoglikan.


Komposisi kimiawi dinding sel

N-asetilglukosamin dan N-asetilmuramat merupakan
komponen konstan peptidoglikannamun terdapat
keragaman pada sifat ikatan dan asam amino itu sendiri
Susunan kimiawi serta struktur peptidoglikan bervariasi
pada berbagai spesies bakteri
Peptidoglikan bersama dengan asam diaminopimelat
dan asam tekoat hanya dijumpai pada prokariota


Komposisi kimiawi dinding sel


Berdasarkan mekanisme pewarnaan gram yang didasari oleh
struktur dan komposisi dinding sel, bakteri terbagi menjadi bakteri
gram positif dan gram negatif.
Bakteri gram negatif mengandung substansi lipid dalam
presentase yang lebih tinggi dibanding bakteri gram positif.
Peptidoglikan pada dinding sel gram negatif jauh lebih sedikit
dengan ikatan silang yang jauh kurang ekstensif dibanding
bakteri gram positif
Bakteri gram negatif lebih rentan terhadap antibiotik seperti
streptomisin, sedangkan bakteri gram positif lebih rentan
terhadap antibiotik penisilin dan kurang rentan terhadap
disintegrasi oleh perlakuan mekanis

Perbedaan komposisi dan struktur dinding sel

CIRI
PERBEDAAN RELATIF
GRAM POSITIF GRAM NEGATIF
Struktur dinding sel Tebal (15-80 nm)
Berlapis tunggal
Tipis (10-15 nm)
Berlapis tiga (multi)
Komposisi dinding sel Kandungan lebih rendah (1-4%)
Peptidoglikan ada sebagai
lapisan tunggal; komponen
utama merupakan lebih dari 50%
berat kering pada beberapa sel
bakteri
Asam tekoat
Kandungan lipid tinggi (11-22%)
Peptidoglikan ada di dalam
lapisan kaku sebelah dalam;
jumlahnya sedikit, merupakan
sekita 10% berat kering

Tidak ada asam tekoat
Kerentanan terhadap
penisilin
Lebih rentan Kurang rentan
Pertumbuhan dihambat
dihambat , misalnya ungu
kristal
Pertumbuhan dihambat dengan
nyata
Pertumbuhan tidak begitu
dihambat
Persyaratan nutrisi Relatif rumit pada banyak
protein
Relatif sederhana
Resistensi terhadap
gangguan fisik
Lebih resisten Kurang resisten
Struktur di
sebelah
dalam
dinding sel
Membran
sitoplasma
Mesosom
Sitoplasma dan
struktur-struktur di
dalam sitoplasma
Protoplasma dan
sferoplas
Spora
Membran Sitoplasma
Berada di bawah dinding sel berupa membran
tipis
Disebut membran protoplasma atau
sederhananya membran plasma
Ketebalannya sekitar 7,5 nm
Mengendalikan lalu lalangnya substansi kimiawi
dalam larutan, masuk ke dalam dan ke luar sel
Tempat terjadinya lalu lalang lintas membran
yaitu transpor pasif atau transpor aktif.
Mesosom
Merupakan membran plasma yang berinvaginasi ke dalam
sitoplasma
Mesosom selalu menyambung dengan membran plasma
Berfungsi dalam sintesis dinding sel dan pembelahan
nukleus
Sitoplasma dan struktur-struktur di
dalam sitoplasma
Daerah sitoplasma
Daerah nukleus
Inklusi sitoplasma


Terdapat ribosom yang tersebar di seluruh daerah sitoplasma
Daerah sitoplasma

Bakteri tidak memiliki alat mitosis untuk pembelahan sel,
nukleolus, dan membran nukleus
DNA pada sel bakteri menempati posisi dekat pusat sel dan
terikat pada sistem mesosom-membran sitoplasma
DNA terdiri dari kromosom tunggal berbentuk bulat (biasa
disebut plasmid)
Bahan nukleus bakteri disebut tubuh kromatin, nukleoid, atau
kromosom bakteri

Daerah nukleus


Merupakan substansi kimiawi dapat menumpuk dan membentuk granul
serta globul di dalam sitoplasma
Contoh bakteri belerang menumpuk sejumlah besar belerang yang tampak
sebagai globul di dalam sitoplasma
Tubuh-tubuh inklusi lain yang dijumpai pada bakteri terdiri dari polifosfat,
lipid, glikogen, atau pati
Inklusi sitoplasma
Protoplas dan sferoplas
Protoplas merupakan struktur hidup yang
mempertahankan hidup bakteri bila dinding sel hilang.
Struktur ini berupa isi sitoplasma yang dikelilingi oleh
membran sitoplasma, sama sekali tidak memiliki
dinding sel, tidak bergerak, berbentuk bola, tidak dapat
membelah diri, tidak mampu membentuk dinding sel,
dan tidak rentan terhadap infeksi bakteriophage.
Sferoplas merupakan lapisan peptidoglikan yang
menempel pada membran sitoplasma. Bagian tersebut
berada pada dinding sel bakteri gram negatif dan tidak
seluruhnya bebas dari dinding sel.

Spora
Eksospora (di luar sel vegetatif)
Endospora (di dalam sel vegetatif)
Spora
Terdapat pada spesies-spesies tertentu
Bersifat dorman. Dihasilkan saat fase yang
lanjut pertumbuhan sel dan pada kondisiyang
sesuai akan berkecambah dan menghasilkan
sel yang sama percis seperti asalnya
(vegetatif)
Bersifat tahan pada bahan fisik dan kimiawi


Menghasilkan spora ke luar sel
Contoh: Streptomyces yang menghasilkan serangkaian spora
(disebut konidia) yang disangga di ujung hifa
Proses pembentukannya sama dengan proses pembentukan
spora pada cendawan
Eksospora (di luar sel vegetatif)


Hanya terdapat pada bakteri
Struktur berdinding tebal, sangat refraktif, dan sangat resisten
Dihasilkan pada bakteri bacillus, clostridium dan sporosacrina
Bakteri yang mampu membentuk endospora dapat tumbuh dan
bereproduksi selama banyak generasi sebagai sel vegetatif.
Namun pada beberapa tahapan pertumbuhannya terjadi
sintesis protoplasma baru di dalam sitoplasma vegetatifnya
yang akan menjadi spora
Endospora (di dalam sel vegetatif)




Langkah-langkah utama didalam proses tersebut adalah sebagai
berikut :
a) Penjajaran kembali bahan DNA menjadi filamen dan
invaginasi membawa sel ke dekat satu ujung sel membentuk
suatu struktur yang disebut bakal spora.
b) Pembentukan sederetan lapisan yang menutupi bakal
spora, yaitu korteks spora diikuti dengan selubung spora
berlapis banyak.
c) Pelepasan spora bebas seraya sel mengalami lisis.
Salah satu ciri unik endospora bakteri ialah susunan kimiawinya.
Semua endospora bakteri mengandung sejumlah besar asam
dipikolinat (subtansi yang tidak terdeteksi pada sel vegetatif).


Endospora (di dalam sel vegetatif)



Spora yang matang memiliki kemampuan bereproduksi, dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Aktivasi spora dengan panas atau pengusangan
2) Berkecambah
3) Pertumbuhan menjadi sel vegetatif
Ukuran endospora tidak sama pada setiap sel. Ada yang di tengah
sel (sentral), di ujung (terminal) dan dekat ujung (sub terminal)
Diameternnya dapat lebih besar atau lebih kecil dari selnya.
Sangat resisten terhadap kondisi fisik yang kurang
menguntungkan seperti suhu tinggi, kekeringan dan bahan-bahan
kimia seperti desinfektan, dsb. Dikarenakan selubung spora yang
impermeabel akibat kompleks dipikolonat-kalsium-peptidoglikan
Endospora (di dalam sel vegetatif)
Tabel Fungsi Struktur Permukaan Sel
Bakteri
STRUKTUR FUNGSI KOMPOSISI KIMIAWI
Flagela Lokomosi Protein
Pili Tabung konjugasi
Pelekatan sel
Protein
Kapsul dan bahan
ekstraselular
Penutup lindung
Pelekatan sel
Makanan cadangan
Polisakarida, polipeptida
Dinding sel Penutup lindung
Permeabilitas
Peptidoglikan, asam tekoat,
polisakarida, lipid, dan
protein
Membran sitoplasma dan
mesosom
Penutup semipermeabel
Mekanisme transpor
Pembelahan sel
Sintesis makromolekul
biologis
KLASIFIKASI BAKTERI
Divisi Cyanobacteria
Prokariotik fototrofik yang melangsungkan
fotosintesis seperti yang digunakan tumbuhan
hijau lainnya.
Fotopigmen: klorofil dan fikobiliprotein.
Uniseluler, sedang yang multiseluler terdiri dari
rantaian sel atau filament yang lurus atau
bercabang.

lanjutan...
Reproduksi dapat dengan pembelahan biner,
dengan pembelahan bahurangkap, atau
dengan pembebasan eksospora secara
berturut-turut, sedang yang berbentuk
filament dengan frag-mentasi filamennya atau
dengan pembebasan ujung rantai pendek sel-
sel motil.
Divisi Bacteria
Bersel satu, kadang memperlihatkan penataan
yang sederhana
Motilitas disebabkan adanya flagella dan pada
yang lain karena mekanisme lain
Endospora dihasilkan oleh beberapa spesies
Spesies yang mampu berfotosintesis
prosesnya anaerob dan donor elektronnya
adalah substansi yang bukan air
Fotopigmennya adalah Bacterioklorofil
Perkembangbiakan: pembelahan biner


Kelompok Bakteri
Menurut Bergeys Manual bakteri
dikelompokkan menjadi 19 kelompok:
1. Bakteri fototrofik
Mengandung pigmen klorofil
Ciri-ciri:
Morfologi sel: bulat, batang, vibrio, atau spiral.
Lanjutan...
Perkembangbiakan: pembelahan biner
Memiliki flagel atau nonmotil
Fotosintetik: anaerobik dan tidak terbentuk
oksigen
Berpigmen: ungu-lembayung, ungu, merah,
coklat-jingga, hijau
Habitat: lingkungan akuatik
Contoh: Chlorobium sp.
Chlorobium sp
2. Bakteri luncur
Ciri-ciri:
Bentuk sel: batang, bola atau filamen
Gram negatif
Myxobacteriales (miksobacter) menghasilkan
tubuh buah terdiri dari lendir dan sel.
Sel individu dapat meluncur pada permukaan
padat tetapi tidak punya flagella.
Habitat: tanah, bahan tumbuhan membusuk,
lingkungan akuatik.


Lanjutan...
Contoh: Myxobacteriales, Cytophagales,
memperlihatkan gerakan meluncur.

Cytophaga sp
3. Bakteri berselongsong
Ciri-ciri:
Sel terbungkus dalam selongsong yang terbuat
dari deposit senyawa-senyawa besi dan
mangan yang tidak larut.
Bentuk sel: batang atau seperti filamen
Motil karena flagela atau nonmotil
Lanjutan...
Memiliki pelekap (dasar penghisap) untuk
menempelkan diri pada permukaan
Habitat: lingkungan akuatik lumpur
Contoh: Sphaerotilus, Leptothrix,
Haliscomenobacter, Lieskeella,
Phragmidiothrix, Crenothrix

Sphaerotilus
4. Bakteri kuncup/ bakteri berapendiks
Ciri-ciri:
Sel dengan prosteka atau pelekap (tonjolan
berbentuk filamen dari tubuh selnya).
Perbanyakan dengan berkuncup dan
membelah.
Beberapa spesies motil karena flagela
nonmotil.
Bentuk sel : bola, oval, ginjal, batang dengan
ujung meruncing, beberapa menunjukkan
pertumbuhan seperti hifa atau filamen.
Lanjutan...
Habitat : tanah dan lingkungan akuatik.
Contoh: Caulobacter

Caulobacter
5. Bakteri spiroket
Ciri-ciri:
Dinding sel : lentur dan tidak kaku.
Morfologi sel : langsing, terpilin (spiral),
ukuran, bentuk ujung, dan derajat pilinnya
merupakan ciri pembeda.
Perbanyakan dengan pembelahan melintang.
Motil karena rotasi cepat sepanjang sumbu
panjang spiralnya ataupun karena lenturan
sel-selnya.
Banyak spesies Gram negatif.

Lanjutan...
Habitat : tanah dan lingkungan akuatik, setiap
jaringan atau organ vaskular pada tubuh
termasuk daerah genital (alat kelamin), dan
sistem saraf pusat pada manusia dan binatang
lain.

Lanjutan...
Patogenisitas : beberapa spesies patogenik
terhadap manusia dan binatang lain.
Contoh: Treponema pallidum

Treponema pallidum
6. Bakteri spiral dan lengkung
Ciri-ciri:
Dinding sel: kaku
Bentuk sel : batang terpilin-pilin, beberapa
dengan satu atau lebih putaran lengkap.
Motil karena flagela.
Gram negatif.
Habitat: lingkungan akuatik, organ reproduksi,
saluran pencernaan, rongga mulut manusia
dan hewan
Lanjutan...
Patogenisitas : beberapa spesies patogenik
terhadap binatang (termasuk manusia).
Contoh: Campylobacter fetus, Spirillum sp.

Spirillum sp.
7. Bakteri batang dan kokus aerobik
gram negatif
Ciri-ciri:
Morfologi sel : batang, lonjong, bola, dimensi
khas untuk bakteri yaitu 0,5 1,0 x 1,5 3,0 m.
Motil karena flagela atau nonmotil, Aerobik,
Gram negatif
Habitat : tanah dan lingkungan akuatik, dan air
asin.
Patogenisitas : beberapa spesies patogenik bagi
manusia dan binatang lain.
Lanjutan...
Contoh: Francisella Tularensis,
Pseudomonadaceae, Azotobacteraceae,
Rhizobiaceae, Methylococcaceae,
Halobacteriaceae, Acetobacteriaceae,
Legionellaceae, Neisseriaceae

Azotoba Azotobacter sp
Legionella pneumophila
8. Bakteri batang anaerobik fakultatif
gram negatif
Ciri-ciri:
Morfologi sel: batang pendek
Motil, sel-sel peritrikus (flagela secara merata
tersebar di seluruh permukaan sel), nonmotil
Anaerobik fakultatif
Garam negatif
Habitat: lingkungan akuatik, tanah, makanan,
air seni, tinja

Lanjutan...
Patogenitas : beberapa spesies patogenik bagi
manusia, binatang, dan tumbuhan.
Contoh: Salmonella, Yersinia pestis,
Escherichia. coli


Escherichia. coli
9. Bakteri batang gram negatif
anaerobik
Ciri-ciri:
Morfologi sel: batang, lurus atau lengkung,
kadang memperlihatkan pleomorfik (adanya
berbagai bentuk dalam spesies yang sama)
Motil selnya peritriks atau monotrik, dan
beberapa spesies nonmotil.

Lanjutan...
Ciri biokimiawi banyak sekali produk yang
dihasilkan dari fermentasi glukosa
Anaerob obligat: beberapa spesies sangat
peka terhadap oksigen bebas.
Habitat: saluran pencernaan serangga
Patogenisitas : beberapa spesies patogenik
bagi manusia dan hewan lain.

Lanjutan...
Contoh: Bacteriodes, Fusobacterium,
Leptotrichia

Fusobacterium sp
10. Bakteri kokobasilus dan kokus
gram negatif
Ciri-ciri:
Morfologi sel : kokus, berpasangan (diplokokus)
beberapa kokobasillus; terdapat tunggal dan
berpasangan.
Nonmotil, Gram negatif, Aerobik
Habitat: selaput lendir manusia dan hewan
Patogenisitas : beberapa spesies patogenik terutama
manusia. Terutama Neisseria sp.

Lanjutan..
Contoh: Neisseria, Branhamella, Moraxella,
Acinetobacter, Paracoccus, Lumpropedia

Neisseria meningitidis

11. Bakteri kokus anaerobik gram
negatif
Ciri-ciri:
Morfologi sel : sangat kecil (0,3 0,5 m) sampai sel-sel bulat
yang lebih besar (2,5 m) berpasangan, dalam massa, atau
rantai.
Non motil, Anaerobik
Habitat : saluran pernafasan dan saluran pencernaan manusia
dan hewan- hewan lain.
Parasitik (tidak patogen)
Lanjutan...
Contoh: Veillonella, Acidaminococcus,
Megasphaera, Gemmiger

Veillonella sp
12. Bakteri kemolitotrofik gram negatif
Energi diperoleh dari oksidasi senyawa anorganik,
misalnya amoniak dan nitrit, belerang dan
senyawa-senyawa belerang tereduksi, atau besi.
Morfologi sel : bulat, batang, spiral, membran
berlapis banyak pada beberapa spesies : bakteri
pengoksidasi belerang dapat menyimpan butir-
butir belerang.
Lanjutan...
Motil karena flagella atau non motil.
Gram negatif.
Habitat : tanah, limbah, lingkungan akuatik,
lingkungan-lingkungan alamiah yang banyak
mengandung belerang : besi atau mangan misalnya air
tambang asam atau sumber air panas belerang.
Tidak patogen.
Lanjutan...
Contoh: Nitrobacter, Nitrosomonas,
Thiobacillus, Siderocapsa, Siderococcus
Siderococcus sp Thiobacillus sp
13. Bakteri penghasil metan (metanogenik)
Ciri-ciri:
Autotrofik atau heterotrofik : energi yang dihasilkan
dari oksidasi hydrogen / format / asetat dengan
pembentukan metan.
Morfologi sel : bola, batang, spiral.
Motil karena flagella kutub atau nonmotil.
Gram negatif atau positif, Anaerobik.
Beberapa spesies termofilik.

Lanjutan...
Habitat : saluran gastrointestinal pada
binatang, endapan pada lingkungan akuatik,
dan limbah.
Contoh:
Metanobacteriaceae
14. Bakteri kokus gram positif
ciri-ciri:
Morfologi sel : kokus terdapat tunggal atau
berpasangan, dalam rantai paket, atau gerombol.
Non motil, Gram positif
Anaerobik fakultatif atau mikroaerofilik.
Heterotrofik : persyaratan nutrient berkisar luas.
Habitat : tanah, air tawar, kulit, dan selaput lendir pada
binatang berdarah panas termasuk manusia.
Lanjutan...
Patogenisitas : beberapa spesies merupakan
patogen penting pada hewan (termasuk
manusia), banyak yang saprofitik
Contoh: Micrococcus, Staphylococcus,
Planococcus, Streptococcus, Pediococcus,
Leuconostoc
Streptococcus pneumoniae sp.
Staphylococcus sp
Sarcina sp
15. Bakteri batang dan kokus pembentuk
endosperma
Ciri-ciri
Morfologi sel : batang kecuali satu spesies mempunyai sel
sel bulat dan dalam bentuk paket.
Motil karena flagella atau non motil.
Reaksi Gram : kebanyakan spesies Gram +.
Aerobik, anaerobik fakultatif, anaerobik atau mikroaerofilik.
Endospora : dibentuk oleh semua spesies.
Habitat : tanah, air, lingkungan akuatik, saluran pencernaan
hewan termasuk manusia.
Lanjutan...
Patogenisitas : beberapa spesies patogenik bagi hewan
(termasuk manusia) dan beberapa spesies
menyebabkan keracunan makanan.
Contoh : Bacillus,
Sporolactobacillus,
Clostridium,
Desulfotomoculum
Sporosarcina
Thermoactinomyces


Bacillus sp.
16. Bakteri batang gram positif tak membentuk
spora
Ciri-ciri:
Morfologi sel : basilus terdapat tunggal atau dalam rantai.
Non motil, Gram positif, anaerobik atau anaerobik fakultatif.
Ciri-ciri metabolik : asam laktat merupakan produk akhir
yang khas dalam fermentasi.
Habitat : produk susu, produk dari daging dan butiran, air,
limbah, serta produk peragian rongga mulut, vagina, saluran
pencernaan hewan termasuk manusia.
Lanjutan...
Contoh: Lactobacillus, Listeria, Erysipelothrix,
Caryophanon

Listeria monocytogenes
17. Bakteri aktinomisetes dan organisme
yang sekerabat
Ciri-ciri:
Morfologi sel : sangat beragam dan pleomorfik, bentuk batang tak
beraturan, filament bercabang struktur miselium.
Non motil, Gram positif
Aerobik, anaerobik fakultatif atau anaerobik.
Habitat : tanah, lingkungan akuatik, air, dan binatang (termasuk
manusia).
Patogenisitas : banyak patogen penting bagi hewan (termasuk manusia
dan tumbuhan).
Lanjutan...
Contoh : Frankia, Actinoplanes, Spirillospora,
Dermatophilus, Streptomyces, Micromonospora
Streptomyces sp.
18. Riketsia
Ciri-ciri:
Morfologi sel : batang pendek, atau lonjong, acapkali
pleomorfik, beberapa membentuk tubuh kokoid (tubuh
elementer) yang berkembang menjadi tubuh yang lebih
besar dalam daur hidup yang khas.
Gram negatif, parasit obligat intraselular.
Habitat : serangga pembawa, burung, dan mamalia
(manusia).

Lanjutan...
Patogenisitas : kebanyakan patogen pada
manusia dan hewan lain.
Contoh: Chlamydia
Chlamydia sp.
19. Mikoplasma
Ciri-ciri
Morfologi sel : tidak ada dinding sejati, kandungan sel
terbungkus oleh membran berlapis tiga, tidak kaku.
Beberapa sel sangat kecil (0,2 m), sangat pleomorfik.
Biasanya non motil.
Gram negatif, anaerob fakultatif.
Reproduksi : pembelahan biner, fragmentasi, berkuncup.
Habitat : selaput lendir saluran pencernaan dan saluran alat
kelamin.
Lanjutan...
Patogenisitas : parasit pada mamalia, patogen
pada tumbuhan.
Contoh: Mycoplasma molare

You might also like