You are on page 1of 27

1

BAB I
PENDAHULUAN


I.1 Latar Belakang
Metode seismik merupakan salah satu bagian dari metode geofisika
eksplorasi yang dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran
dilakukan dengan menggunakan sumber seismik buatan misalnya palu, ledakan,
dll. Setelah diberikan gangguan (sumber seismik), terjadi gerakan gelombang di
dalam tanah/batuan yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan
mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan
kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut dapat di
rekam sebagai fungsi waktu. Berdasar data rekaman inilah dapat diperkirakan
bentuk lapisan/struktur di dalam tanah.
Pemakaian awal observasi seismik untuk eksplorasi minyak dan mineral
dimulai pada tahun 1920an. Teknik seismik refraksi digunakan secara intemsif di
Iran untuk membatasi struktur yang mengandung minyak. Tetapi, sekarang
seismik refleksi merupakan metode terbaik yang digunakan di dalam eksplorasi
minyak bumi. Metode ini pertama kali didemonstrasikan di Oklahoma pada tahun
1921.

Dasar teknik seismik dapat digambarkan sebagai berikut. Suatu sumber
gelombang dibangkitkan di permukaan bumi. Karena material bumi bersifat
elastik maka gelombang seismik yang terjadi akan dijalarkan ke dalam bumi
dalam berbagai arah. Pada bidang batas antar lapisan, gelombang ini sebagian
dipantulkan dan sebagian lain dibiaskan untuk diteruskan ke permukaan bumi.
Dipermukaan bumi gelombang tersebut diterima oleh serangkaian detektor
(geophone) yang umumnya disusun membentuk garis lurus dengan sumber
ledakan (profil line), kemudian dicatat/direkam oleh suatu alat seismogram.
Dengan mengetahui waktu tempuh gelombang dan jarak antar geophone dan
2

sumber ledakan, struktur lapisan geologi di bawah permukaan bumi dapat
diperkirakan berdasarkan besar kecepatannya.
Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada
tanah/batuan dari posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada
metode ini, gelombang yang terjadi setelah gangguan pertama (first break)
diabaikan, sehingga sebenarnya hanya data first break saja yang dibutuhkan.
Parameter jarak (offset) dan waktu jalar dihubungkan oleh cepat rambat
gelombang dalam medium. Kecepatan tersebut dikontrol oleh sekelompok
konstanta fisis yang ada di dalam material dan dikenal sebagai parameter
elastisitas batuan.

I.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dari Praktikum Seismik Refraksi menggunakan Metode T-X
(Waktu-Jarak) yang terdiri dari Metode Intercept Time dan Metode Critical
Distance (Jarak Kritis) ini, yaitu agar kita bisa memahami perambatan gelombang
seismik di dalam medium serta penjalaran gelombang yang terbiaskan pada
bidang batas serta bisa menginterpretasi dan mengolah data seismik refraksi
dengan benar berdasarkan Metode T-X.
Tujuan dari Praktikum Seismik Metode T-X ini adalah untuk menentukan
kecepatan rambat gelombang pada suatu medium, baik itu satu lapisan maupun
banyak lapisan, menghitung kedalaman tiap lapisan dan sudut kritisnya sehingga
dapat melakukan interpretasi keadaan bawah permukaan.





3

BAB II
DASAR TEORI


II.1 Metode I ntercept Time
Pada sistem dua lapis datar seperti yang ditunjukkan pada gambar 8, lintasan
rambat gelombang biasnya adalah ABCD yaitu AB+BC+CD, dan AB = CD =
z
1
/cos o serta BC = x 2z
1
tan o, dengan z
1
adalah ketebalan lapisan pertama dan
o adalah sudut kritis dari gelombang datang.
Waktu rambat gelombang bias tersebut diberikan oleh,
2 2 1
1
2
1
1
1
2 1
cos
sin
cos
1
2
tan 2
cos
2

V
x
V V
z
V
z x
V
z
V
BC
V
CD AB
T
+
|
|
.
|

\
|
=

+ =
+
+
=
o
o
o
o
o

2 2 1
1 2
1
cos
sin
2
V
x
V V
V V
z +
|
|
.
|

\
|
=
o
o
(3)
Menurut Hukum Snellius, yang menyatakan bahwa pada sudut kritis berlaku
sin o = V
1
/V
2
, sehingga persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai,
2 2 1
2
1 1
2 2 1
1 1
cos sin
sin 1
2
cos
sin
sin
1
2
V
x
V V
V z
V
x
V V
V z T
+
|
|
.
|

\
|

=
+
|
|
|
|
.
|

\
|

=
o o
o
o
o
o

4


cos 2

atau
cos sin
cos 2
2 1
1
2 2
2
1
V
x
V
z
V
x
V
z
+ =
+ =
o
o o
o
(4)
Bila x = 0, maka akan diperoleh T
i
(x=0) dan nilai tersebut dapat dibaca
pada kurva T-X yang disebut sebagai intercept time. Kecepatan lapisan pertama
dapat dihitung langsung dari slope gelombang langsung, sedangkan untuk
kecepatan lapisan kedua diperoleh dari slope gelombang bias pertama. Kedalaman
lapisan pertama ditentukan dengan menuliskan persamaan di atas menjadi
2
1
2
2
2 1
1
2
1 1
1 1
1
2

z atau
sin cos 2

cos 2

V V
V V T
V
V
V T V T
z
i i i

=
|
|
.
|

\
|
= =

o
(5)
Untuk banyak lapis, analisis metode intercept time dapat dikembangkan
lebih jauh. Hanya saja proses penurunan rumusnya tidak diberikan di sini karena
banyak pengulangan penulisan yang panjang-panjang. Bagi pembaca yang
berminat lebih jauh dapat melihat pada referensi atau buku-buku teks seperti,
Dobrin (1960) atau Jakosky (1957).
Dengan menggunakan informasi pada kurva T-X, dapat dihitung
kedalaman/ketebalan lapisan pertama melalui persamaan,
sumber) (kedalaman
2
1

sin cos 2

2
1 1
1 2
1
+
|
|
.
|

\
|
=

V
V
V T
z
i
(6)
Penambahan suku terakhir adalah bila sumber gelombang seismik di tanam
kedalam lapisan pertama. Apabila sumber gelombangnya ada di permukaan maka
suku terakhir ini bernilai nol. Untuk ketebalan lapisan kedua,
5


2
3
2 1
2
1 1
3
1 1
i2 3
2
sin cos 2
}
sin cos
sin cos
{T -
V
V
V
V
V
V
V
T
z
i

(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(

|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
=

(7)
Untuk ketebalan lapisan ketiga,
3
4
3 1
2
4
2 1
2
2
1 1
4
1 1
i2 4
3
sin cos 2
sin cos 2
sin cos
sin cos
T -
V
V
V
V
V
V
z
V
V
V
V
T
z
i

(
(
(
(
(
(
(
(
(
(
(

|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|

|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|
=

(8)
Bila kontras kecepatan cukup tinggi, misalnya paling tidak 2 kalinya, maka
perhitungan ketebalan lapisan kedua dan ketiga dapat didekati dengan,

|
|
.
|

\
|
A
=

3
2 1
2 2
2
sin cos 2
) (
V
V
V T
z dan
|
|
.
|

\
|
A
=

4
3 1
3 3
3
sin cos 2
) (
V
V
V T
z (9)

II.2 Metode Jarak Kritik
a) Lapisan Datar
Jarak kritis yang dimaksud adalah jarak dari shot point (sumber gelombang
seismik) ke titik dimana energi gelombang yang diterima di permukaan adalah
gelombang yang (mulai) terbias. Jarak kritis merupakan titik perpotongan antara
garis gelombang langsung dengan garis gelombang bias. Melalui pendekatan dan
6

penurunan yang serupa pada metode intercept time, dapat diturunkan kedalaman
(ketebalan) lapisan pertama sebagai,
|
|
.
|

\
|
|
|
.
|

\
|

2
1 1
2
1
1
sin cos
1
2
V
V
V
V
x
z
c
(10)
Kecepatan lapisan V
1
dan kecepatan V
2
diperoleh dari slope kurva
gelombang langsung dan slope kurva gelombang bias pertama.
b) Lapisan Miring
Untuk sistem lapisan miring dengan sudut kemiringan , perlu penembakan
dua arah (bolak-balik). Ploting antara waktu rambat terhadap jarak akan
memberikan kecepatan semu pada gelombang biasnya. Jika kecepatan semu
pembias dari arah penembakan down-dip adalah V
2D
, maka menurut hukum
Snellius berlaku,
) sin(
1
2
o +
=
V
V
D
(11)
Dengan adalah sudut kemiringan lapisan kedua terhadap horizontal
permukaan, dan o adalah sudut kritis. Untuk penembakan pada arah up-dip,
kecepatan semunya adalah V
2U
yang besarnya
) sin(
1
2
o
=
V
V
U
(12)
Kedua persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai
|
|
.
|

\
|
=
|
|
.
|

\
|
= +

U
D
V
V
V
V
2
1 1
2
1 1
sin
sin
o
o
(13)

7

Sehingga besarnya sudut kemiringan lapisan tersebut dapat ditentukan
sebesar,
(

=

U D
V
V
V
V
2
1 1
2
1 1
sin sin
2
1
(14)
Kecepatan V
2
yang sesungguhnya adalah bukan rata-rata dari V
2D
dan V
2U
,
melainkan kecepatan yang diperoleh dari kombinasi kedua kecepatan tersebut
(harmonisasi rata-rata) dikali dengan cosinus sudut kemiringannya, yaitu
cos
2
2 2
2 2
2
-
+
=
D U
D U
V V
V V
V (15)

Kecepatan harmonisasi ini atau kecepatan sesungguhnya pada umumnya
lebih akurat dari pada kecepatan rata-rata. Untuk kedalaman lapisan harus
dihitung dengan menggunakan kecepatan V
2
yang sesungguhnya. Apabila tetap
digunakan kecepatan semu atau kecepatan rata-rata akan diperoleh kesalahan yang
cukup signifikan.
Untuk menghitung kedalaman digunkan rumus
c
V T
h
down up
| cos 2
1 /
= (16)
Dan c | adalah sudut kritis dengan rumus :
(

+ =

U D
V
V
V
V
c
2
1 1
2
1 1
sin sin
2
1
| (17)




8

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN


III.1 Tabel Pengolahan Data
Tabel 1. Satu Lapisan Tabel 2. Banyak Lapisan






9

Tabel 3. Lapisan Datar Tabel 4. Lapisan Miring









10

III.2 Perhitungan Manual





















11























12























13























14























15

III.3 Hasil Pengolahan Data
a. Metode Intercept Time Untuk 1 Lapisan




















16























17

b. Metode Intercept Time Untuk Banyak Lapisan





















18























19

c. Critical Distance Method Untuk Lapisan Datar





















20























21

d. Critical Distance Method Untuk Lapisan Miring





















22























23

III.4 Pembahasan





















24

































25

BAB IV. PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
IV.2 Saran





























26

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

27

1. Hasil dan Pembahasan
- Tabel Pengolahan Data computer
- Perhitungan manual :
- Hasil pengolahan data : semua grafik dibuat manual di kertas
millimeter blok tiap metode (grafik Jarak vs Waktu dan Profil Bawah
Permukaan)
- Pembahasan : per metode

Lampiran A: table data lapangan
Lampiran B : Grafik-grafik pengolahan data komputer

You might also like