Professional Documents
Culture Documents
A. Korosi Atmosfer
Korosi ini terjadi akibat proses elektrokimia antara dua bagian benda
padat khusunya metal besi yang berbeda potensial dan langsung berhubungan
dengan udara terbuka.
Mekanisme terjadinya karat :
- Elektron mengalir dari daerah anodic ke katodik
Fe Fe++ + 2e- (Reaksi Oksidasi)
- Air banyak terdapat ion hidroksil bermuatan negatif
H 2O (OH)- + H+ atau 4e- + O2 + 2H2O 4(OH)-
- 2H+ + 2e- H2 (Reaksi Reduksi)
- Dalam air terjadi reaksi ion besi dengan ion hidroksil
Fe++ + 2(OH)- Fe(OH)2 (Fero Hidroksida)
- 4Fe + 6H2O +3O2 4Fe(OH)3
2Fe(OH)3 Fe2O3 + 3H2O (I) Feri Oksida
- 2Fe(OH)2 + Fe++2H2O Fe3O4 + 6H+ (II) Magnetik
- Fe(OH)2 + (OH)- FeO(OH) + H2O (III) Karat
Faktor-faktor yang menentukan tingkat karat atmosfer, yaitu :
Jumlah zat pencemar di udara (debu, gas), butir-butir arang, oksida metal,
H2SO4, NaCl, (NH4)2SO4.
Suhu
Kelembaban kritis
Arah dan kecepatan angin
Radiasi matahari
Jumlah curah hujan
B. Korosi Galvanis
Korosi ini terjadi karena proses elektro kimiawi dua macam metal yang
berbeda potensial dihubungkan langsung di dalam elektrolit sama. Dimana
electron mengalir dari metal kurang mulia (Anodik) menuju metal yang lebih
mulia (Katodik), akibatnya metal yang kurang mulia berubah menjadi ion-ion
positif karena kehilangan electron. Ion-ion positif metal bereaksi dengan ion
negatif yang berada di dalam elektrolit menjadi garam metal. Karena peristiwa
tersebut, permukaan anoda kehilangan metal sehingga terbentuklah sumur-
sumur karat (Surface Attack) atau serangan karat permukaan.
Sel galvanic tidak berhubungan langsung walaupun keduanya berada di
dalam elektrolit yang sama (Open Circuit). Standar electromotive ini dapat
berubah akibat pengaruh perubahan suhu, perubahan konsentrasi zat-zat yang
terlarut, kondisi permukaan elektroda, kotoran/sampah pada elektroda dan lain-
lain.
Contoh, suatu tube sheet atau bundle sebuah alat penukar kalori (cooler).
Tube sheet terbuat dari karbon steel (baja karbon), dan tubenya dari paduan
tembaga (Aluminium bronze), kalau ditinjau pada electromotive series jelas
bahwa baja (ferrum) lebih tinggi letaknya daripada tembaga, jadi baja dalam
kondisi ini menjadi lebih anodic terhadap paduan tembaga, karenanya terjadilah
sel karat galvanic dan akibatnya tube sheet baja tersebut berkarat dan kehilangan
metal pada permukaannya.
C. Korosi Regangan
Korosi ini terjadi karena pemberian tarikan atau kompresi yang melebihi
batas ketentuannya. Kegagalan ini sering disebut Retak Karat Regangan (RKR)
atau stress corrosion cracking. Sifat retak jenis ini sangat spontan (tiba-tiba
terjadinya/spontaneous), regangan biasanya bersifat internal yang disebabkan
oleh perlakuan yang diterapkan seperti bentukan dingin atau merupakan sisa
hasil pengerjaan (residual) seperti pengelingan, pengepresan dan lain-lain.
Untuk material kuningan jenis RKR disebut Season Cracking, dan pada
material Low Carbon Steel disebut Caustic Embrittlement (kerapuhan basa),
karat ini terjadi sangat cepat, dalam ukuran menit, yakni jika semua persyaratan
untuk terjadinya karat regangan ini telah terpenuhi pada suatu momen tertentu
yakni adanya regangan internal dan terciptanya kondisi korosif yang
berhubungan dengan konsentrasi zat karat (Corrodent) dan suhu lingkungan.
Zat penyebab karat dan kondisi lingkungan penyebab RKR pada berbagai
system paduan
Sistem Paduan Lingkungan
Paduan Aluminium Klorida
Udara industry yang lembab
Udara laut
Paduan Tembaga (Kuningan dan lain- Ion Amonium
lain) Amine
Paduan Nikel Hidroksida terkonsentrasi dan
panas
Uap asam Hidrofluroida
(hydrofluoric)
Baja Karbon Rendah Hidroksida terkonsentrasi dan
mendidih
Nitrat terkonsentrasi dan
mendidih
Produk penyuling destruktif dari
batu bara
Baja “Oil-Country/Oil Field” H2S dan CO2
Baja paduan rendah berkekuatan tinggi Klorida
Baja nir noda Klorida mendidih
Baja Austentic (seri 300) Hidroksida terkonsentrasi dan
mendidih
Asam politionik
Baja feritik dan baja martensitik (seri Klorida
400) Air pendingin reactor
Baja “maraging” (18%Ni) Klorida
Paduan Titanium Klorida
Metal alcohol
Klorida padat suhu di atas 550oF
Contoh : sebuah paku di masukkan dalam air asin/air laut maka paku
tersebut akan berkarat yang diawali dari bagian kepala dan bagian yang runcing.
Bagian kepala dan bagian runcing paku dibentuk secara paksa dengan system
Cold Forming (pembentukan dingin). Di dalam pengerjaan Cold forming selalu
dihasilkan regangan sisa, akibatnya bagian tersebut akan menjadi anodic
terhadap bagian paku lainnya apabila dihubungkan melalui elektrolit.
D. Korosi Celah
Korosi celah (Crecive Corrosion) ialah sel korosi yang diakibatkan oleh
perbedaan konsentrasi zat asam. Karat ini terjadi, karena celah sempit terisi
dengan lektrolit (air yang pHnya rendah) maka terjadilah suatu sel korosi dengan
katodanya permukaan sebelah luar celah yang basah dengan air yang lebih
banyak mengandung zat asam daripada bagian sebelah dalam celah yang sedikit
mengandung zat asam sehingga akibatnya bersifat anodic.
Proses pengkaratan ini berlangsung cukup lama karena cairan elektrolit
di dalam celah cenderung lama mengeringnya walaupun bagian luar
permukaan/celah telah lama kering. Celah ini sangat banyak pada konstruksi
karoseri kendaraan karena fabrikasinya menggunakan pengelasan electric
resistance (tahanan listrik) system spot pada pelat tipis yang disusun secara
bertumpu (overlap). Overlap inilah yang menimbulkan celah-celah.
Contoh, sebuah logam stainless steel di masukkan ke dalam air laut
dalam waktu yang cukup lama sehingga pada permukaan logam yang semula
rata dan bersih tidak ada karat akan menjadi bergelombang pada permukaannya
dan berkarat, hal itu mencerminkan bahwa terjadi perbedaan konsentrasi zat
asam antara logam dan air laut.
Karat ini biasa terjadi melalui struktur logam dalam dua macam :
1. Logam antara (unsur antara) unsur ini biasa bersifat anoda atau katoda
terhadap logam utama.
2. Senyawa (unsur-unsur bukan logam) unsur ini bersifat katoda terhadap ferit.
Contoh :
1. Dezincification
Yaitu proses pelarutan seng dari metal paduan kuningan yang perpaduan
antara seng dengan tembaga.
Mekanisme :
a. Logam paduan berkarat dan tembaga menuju ke permukaan membentuk
lapisan luar yang keropos.
b. Logam seng menuju ke permukaan paduan dan melakukan reaksi,
sehingga meninggalkan paduan.
2. Grafitasi
Yaitu proses karat yang terjadi pada grafit, contoh besi cor, dimana besi
meninggalkan paduan dari karbon dan grafit, sifat logam ringan, keropos
dan getas.
G. Korosi Erosi
Korosi erosi ialah proses perusakan pada permukaan logam yang
disebabkan oleh aliran fluida yang sangat cepat. Korosi erosi dapat dibedakan
pada 3 kondisi, yaitu :
1. Kondisi aliran laminar
2. Kondisi aliran turbulensi
3. Kondisi peronggaan
Korosi erosi disebabkan oleh beberapa factor, yaitu :
1. Perubahan drastis pada diameter lubang bor atau arah pipa
2. Penyekat pada sambungan yang buruk pemasangannya
3. Adanya celah yang memungkinkan fluida mengalir di luar aliran utama
4. Adanya produk korosi atau endapan lain yang dapat mengganggu aliran
laminer
H. Korosi Bakteri
Korosi ini hanya disebabkan oleh suatu bakteri anaerobic yang hanya
bertahan dalam kondisi tanpa ada zat asam. Bakteri ini mengubah garam sulfat
menjadi asam yang reaktif dan menyebabkan karat.
Anoda 4Fe 4Fe++ + 8e+
Katoda 8H2O 8H + 8OH- - 8e-
8H + Na2SO4 4H2O + Na2S
Na2S + 2H2CO3 2NaHCO3 + H2S (Asam)
4Fe + 2H2O + Na2SO4 + 2H2CO3 (Bakteri)
Adapun mikro organism yang lain yaitu bakteri yang membentuk lapisan
berlendir (slime) menyebabkan deposisi besi, jamur dan alga. Bakteri ini
melubangi filter, menyebabkan karat dengan cara membuntu pipa-pipa
pendingin. Pencegahannya dengan senyawa Quarternary Ammonium dan Phenol
(Pengendali slime), Curri Sulfat (Pengendali Alga).
Nama Jenis
Flavobacterium
Mucoids
Aeorobactery Bakteri pembentuk lender penyebab sel karat
Psedomanas konsentrasi oksigen
B. Subtilis
B. Cereus
Desulfovibrio Bakteri penyebab karat
closfridia
Gallionella Bakteri pendeposisi bakteri
crenothrix
Chroococcus
Oscillatoria
Chlorococcus Algae (Lumut)
Ulothrix
Scenedesmus
Navicula
Aspergillus
Alternaria
Penicillium Jamur
Trichoderma
Torula
monilia