You are on page 1of 8

1

POTENSI BIOMASSA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF MASA DEPAN


DI INDONESIA

Menipisnya cadangan bahan bakar fosil dan meningkatnya populasi manusia sangat bertolak
belakang dengan kebutuhan energi bagi kelangsungan hidup manusia beserta aktivitas ekonomi
dan sosialnya. Dalam tahun-tahun terakhir Indonesia mengalami penurunan produksi minyak
nasional akibat menurunnya secara alamiah cadangan minyak pada sumur-sumur produksi.
Padahal semakin bertambahnya jumlah penduduk meningkat pula kebutuhan energi di Indonesia.
Sumber energi dari bahan tambang seperti minyak bumi dan gas bumi diperkirakan akan
habis dalam waktu yang relatif singkat. Indonesia harus mencari sumber energy terbarukan
(renewable energy) untuk masa depan. Potensi energi terbarukan di Indonesia sangat besar sebagai
pengganti energi fosil yang telah menipis. Sumber energi terbarukan yang dapat dikembangkan
antara lain adalah surya, angin, air, laut, dan biomassa. Pada kenyataannya Indonesia belum
mampu memanfaatkan secara maksimal sumber energi tersebut. Penggunaan teknologi dan
sosialisasi terhadap sumber energi baru masih belum maksimal. Pemanfaatan energi terbarukan
sebagai sumber energi baru yang terbarukan sangat tergantung dari teknologi dan cara
konversinya. Perbedaan cara konversi mempengaruhi jenis energi yang dihasilkan. Polusi yang
dihasilkannya pun relatif rendah dibandingkan dengan sumber yang tak terbarukan. Sumber energi
terbarukan merupakan sumber energi masa depan.
Salah satu sumber energi terbarukan di Indonesia yang belum banyak dimanfaatkan dan masih
dalam proses pengembangan adalah energi dari biomassa. Biomassa adalah bahan organik yang
dihasilkan melalui pross fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa
antara lain adalah tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, tinja dan
kotoran ternak. Selain digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan, pakan ternak, miyak
nabati, bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga digunakan sebagai sumber energi (bahan
bakar).Kelebihan yang dimiliki dari sumber energi biomassa adalah merupakan sumber energi
yang dapat diperbaharui (renewable) sehingga dapat menyediakan sumber energi secara
berkesinambungan (suistainable). Biomassa di Indonesia termasuk sumber daya alam yang sangat
penting yang terdapat pada berbagai produk primer sebagai serat, kayu, minyak, bahan pangan dan
lain-lain yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik juga diekspor dan menjadi
tulang punggung penghasil devisa negara. Permasalahnnya selain belum banyak pemanfaatan
biomassa secara maksimal di seluruh wilayah Indonesia, perlu dikaji juga untuk potensi masa
depan penggunaan biomassa di Indonesia yang sangat kaya dengan sumber daya alam serta sangat
memungkinkan menjadikan biomassa sebagai penghasil energi.












2

ANALISA POTENSI MASA DEPAN BIOMASSA DI INDONESIA

Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang memiliki iklim tropis dan sangat kaya
dengan sumber daya alamnya. Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk energi
terbarukan karena kekayaan sumber daya alam yang dimiliki. Energi terbarukan yang sangat
berpotensi tersebut antara lain : energi geotermal, energi surya, energi angin dan energi biomassa.
Indonesia telah mencanangkan untuk mengurangi energi Indonesia juga telah
mencanangkan untuk mengurangi energi fossil, yakni pada tahun 2025 dengan porsi bahan bakar
fossil 83% & renewable energy sekitar 17% secara khusus biomasa mendapat porsi kurang dari
5%. Potensi energi biomasa di Indonesia sangat besar yakni setara 49.810 MW listrik tetapi yang
termanfaatkan masih kurang dari 4% atau kurang lebih setara 1.680,4 MW. Lahan kritis dan lahan
tidur yang luasnya mencapai jutaan hektar, juga potensi luar biasa untuk dijadikan kebun energi
sebagai sumber energi biomasa tersebut. Optimalisasi potensi tersebut akan mendukung
tercapainya target yang dicanangkan pemakaian energi biomasa sebagai energi terbarukan dalam
bauran energi total. Akhirnya terciptanya ekonomi yang rendah karbon bisa sebagai solusi bagi
kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan kualitas lingkungan, dengan komoditas yang paling
populer yakni wood pellet. Global pasar pellet ini diprediksi akan meningkat dari 16 juta tons
(2010) menjadi 46 juta ton pada 2020.
Di Indonesia hingga saat ini, untuk energi terbarukan masih sangat kecil pemanfaatannya
yaitu hanya sebesar 5% dari total bauran energi nasional, padahal potensi dari energi terbarukan
sangat besar seperti energi bersumber panas bumi 29 GW, biomassa 49 GW, tenaga air 76 GW,
energy angina dan energ surya yang ketersediaannya menyebar di seluruh Indonesia. Pemanfaatan
sampah kota, kelapa sawit dan industry pertanian menjadi listrik dapat mengurangi ketergantungan
penyediaan listrik dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil.( Ferial, 2014).Potensi biomassa
yang besar di Indonesia ini apabila dapat kita maksimalkan dengan menambah jumlah kapasitas
terpasangnya, akan mampu menjadi enrgi alternatif terbarukan sebagai tumpuan penggunaan
energi. Dengan pemanfaatan yang maksimal juga dapat membantu perekonomian Indonesia.
Indonesia yang memiliki banyak jenis tanaman serta limbah-limbah rumah tangga dan
berbagai sumber lain yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi energy biomassa sangat perlu untuk
dimanfaatkan untuk ketahanan energi nasional. Biomassa adalah satu-satunya sumber energi
terbarukan yang dapat diubah menjadi bahan bakar cair yaitu Biofuel yang dipergunakan untuk
keperluan transportasi (mobil, truk, bus, pesawat terbang dan kereta api). Di antara jenis biofuel
yang banyak dikenal adalah biogas, biodiesel dan bioethanol.
Di Indonesia tanaman Biomassa terdiri dari berbagai jenis tanaman yang mencapai sekitar
54 jenis tanaman yang dapat dimakan maupun yang tidak dapat dimakan.








3

Jenis Tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai Biomassa (Bio diesel)
No Nama Indonesia Nama Latin Sumber %Minyak Kering DM/TDM
1 Jarak Kaliki Ricinus communis Seed 45-50 TDM
2 Jarak Pagar Jatropha curcas Kernel 40-60 TDM
3 Kacang SUUk Arachis hypogea Kernel 35-55 TDM
4 Kapok/Randu Ceiba pentandra Kernel 24-40 DM
5 Karet Hevea brasiliensis Kernel 40-50 TDM
6 Kecipir Psophocarpus tetrag Seed 15-20 TDM
7 Kelapa Cocos nucifera Kernel 60-70 DM
8 Kelor Moringa oleifera Seed 30-49 DM
9 Kemiri Aleuritas moluccana Kernel 57-69 TDM
10 Kusambi Sleichera trijuga Kernel 55-70 TDM
11 Nimba Azadirachta indica Kernel 40-50 TDM
12 Saga Utan Adenanthera panovina Kernel 14-28 DM
13 Sawit Elais guineensis Pulp+Kernel 45-70+ 46-54 DM
14 Akar Kepayang Hodgosonia macrocarpa Seed 65 DM
15 Alpukat Perse gratissima Fr.Pulp 40-80 DM
16 Cokelat Theobroma cacao Seed 54-58 DM
17 Gatep pait Samadera indica Seed 35 TDM
18 Kepoh Sterculia foetida Kernel 45-55 TDM
19 Ketiau Madhuca mottleyana Kernel 50-57 DM
20 Nyamplung Callophyllum inophyllum Kernel 40-73 TDM
21 Randu alas/ agung Bombax malabaricum Seed 18-26 TDM
22 Seminai Madhuca utilis Kernel 50-57 DM
23 Siur Xanthophylum lanceatum Seed 35-40 DM
24 Tengkawang tungkul Shorea stenoptera Kernel 45-70 DM
25 Tengkawang Tindakgkul Isoptera borneensis Kernel 45-70 DM
26 Wijen Sesamum orientale Seed 45-55 TDM
27 Bidaro Ximenia americana Kernel 49-61 TDM
28 Bintaro Carberamanghas/odollam Seed 43-64 TDM
29 Bulangan Gmelina asiatica Seed TDM
30 Cerakin/Kroton Croton Tiglium Kernel 50-60 TDM
31 Kampis Hermandia peltata Seed TDM
32 Kemiri Cina Aleurites trisperma Kernel TDM
33 Labu Merah Cucurbita moschata Seed 35-38 DM
34 Mayang Batu Madhuca cuneata Kernel 45-55 DM
35 Nagasari (gede) Mesua ferrea Seed 35-50 TDM
36 Pepaya Carica papaya Seed 20-25 DM
37 Pulasan Nephelium mutabile Kernel 62-72 DM
38 Rambutan Nephelium lappaceum Kernel 37-43 DM
39 Sirsak Nephelium Lappaceum Kernel 20-30 TDM

4



Sumber : Raw Material Aspects of Biodiesel Production in Indonesia, Tatang H.S.

Diantara berbagai jenis tanaman di atas, kelapa sawit merupakan tanaman yang telah
dibudidayakan secara intensif di Indonesia, khususnya dalam pembuatan CPO (crude plam oil)
sebagai bahan dasar pembuatan minyak goreng, sabun di dalam negeri atau dieskpor. Oleh karena
itu, bila ditinjau terhadap kesiapan ketersediaan bahan baku, maka kelapa sawit merupakan bahan
yang paling potensial untuk dipergunakan sebagai bahan baku pembuatan biomassa. Hanya
pemanfaatan CPO sebagai bahan baku untuk produksi biodiesel perlu dilaksanakan secara
bijaksana dan hati-hati, karena fungsinya saat ini sebagai bahan baku minyak goreng yang
termasuk bahan makanan. Mungkin akan lebih baik bila dikembangkan lahan kelapa sawit untuk
produksi biodiesel, diluar terpisah lahan kelapa sawit saat ini yang diperuntukkan sebagai bahan
baku minyak goreng, kosmetik dan ekspor.

Di zaman modern sekarang ini telah dilakukan peningkatan manfaat biomassa sebagai bahan bakar
dengan teknologi konversi. Beberapa penerapan teknologi konversi yaitu :

1. Densifikasi
Praktek yang mudah untuk meningkatkan manfaat biomassa adalah membentuk menjadi briket
atau pellet. Briket atau pellet akan memudahkan dalam penanganan biomassa. Tujuannya adalah
untuk meningkatkan densitas dan memudahkan penyimpanan dan pengangkutan. Secara umum
densifikasi (pembentukan briket atau pellet) mempunyai beberapa keuntungan (Bhattacharya dkk,
1996) yaitu : menaikan nilai kalor per unit volume, mudah disimpan dan diangkut, mempunyai
ukuran dan kualitas yang seragam.

2. Karbonisasi
Karbonisasi merupakan suatu proses untuk mengkonversi bahan orgranik menjadi arang . pada
proses karbonisasi akan melepaskan zat yang mudah terbakar seperti CO, CH4, H2, formaldehid,
methana, formik dan acetil acid serta zat yang tidak terbakar seperti seperti CO2, H2O dan tar cair.
Gas-gas yang dilepaskan pada proses ini mempunyai nilai kalor yang tinggi dan dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan kalor pada proses karbonisasi.(Netshare.net, 2008)

3. Pirolisis
Pirolisis atau bisa di sebut thermolisis adalah proses dekomposisi kimia dengan menggunakan
pemanasan tanpa kehadiran oksigen. Proses ini sebenarnya bagian dari proses karbonisasi yaitu
roses untukmemperoleh karbon atau aran, tetapi sebagian menyebut pada proses pirolisis
merupakan high temperature carbonization (HTC), lebih dari 500 oC. Proses pirolisis
menghasilkan produk berupa bahan bakar padat yaitu karbon, cairan berupa campuran tar dan
beberapa zat lainnya. Produk lainn adalah gas berupa karbon dioksida (CO2), metana (CH4) dan
beberapa gas yang memiliki kandungan kecil. (Netshare.net,2008)

41 Kenaf Annoma Squamosa Seed 18-20 TDM
42 Kopi Arab Hibiscus Cannabinus seed 16-22 TDM
43 Rosela Hibiscus Sabdariffa Seed 17 TDM
44 Kayu manis Cinnamomum burmanni Seed 30 DM
45 Padi Oryza Sativa Bran 20 DM
46 Jagung Zea Mays Germ 33 DM
47 Tangkalak Litsea Sebifera Seed 35 DM
48 Tidak Jelas Taractogenos kurzii Kernel 48-55 TDM
49 Kursani Venomia anthelmintica Seed 19 TDM
5

4. Anaerobic digestion
Proses anaerobic igestion yaitu proses dengan melibatkan mikroorganisme tanpa kehadiran
oksigen dalam suatu digester. Proses ini menghasilkan gas produk berupa metana (CH4) dan
karbon dioksida (CO2) serta beberapa gas yang jumlahnya kecil, seperti H2, N2, dan H2S. Proses
ini bisa diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu anaerobic digestion kering dan basah.
Perbedaan dari kedua proses anaerobik ini adalah kandungan biomassa dalam campuran air. pada
anaerobik kering memiliki kandungan biomassa 25 30 % sedangkan untuk jenis basah memiliki
kandungan biomassa kurang dari 15 % (Sing dan Misra, 2005).

5. Gasifikasi
Proses gasifikasi biomas merupakan proses konversi secara termo-kimia bahan biomas padat
menjadi bahan gas. Proses gasifikasi pada dasarnya merupakan proses pirolisa pada suhu sekitar
150 900 C, diikuti oleh proses oksidasi gas hasil pirolisa pada suhu 900 1400 C, serta proses
reduksi pada suhu 600 900 C (Abdullah, et al 1998). Baik proses pirolisa maupun reduksi yang
berlangsung dalam reaktor gasifikasi terjadi dengan menggunakan panas yang diperoleh dari
proses oksidasi. Gasifikasi berlangsung dalam keadaan kekurangan oksigen. Dengan kata lain,
gasifikasi biomas boleh dipahami sebagai reaksi oksidasi parsial biomas menghasilkan campuran
gas yang masih dapat dioksidasi lebih lanjut (bersifat bahan bakar). Gasifikasi adalah suatu proses
konversi untuk merubah material baik cair maupun pada menjadi bahan bakar cair dengan
menggunakan temperatur tinggi. Proses gasifikasi menghasilkan produk bahan bakar cair yang
bersih dan efisien daripada pembkaran secara langsung, yaitu hidrogen dan karbon monoksida.
Gas hasil dapat di bakar secara langsung pada internal combustion engine atau eaktor pembakaran.
Melalui proses Fische-Tropsch gas hasil gasifikasi dapat di ekstak menjadi
metanol.(Netshare.net,2008)

Dari sekilas penerapan teknologi biomassa di atas, Indonesia mempunyai potensi yang sangat
besar untuk menghasilkan dan memanfaatkan teknologi biomassa mengingat begitu besarnya
sumber daya hayati yang ada baik di darat maupun di perairan sehingga pemanfaatan biomassa
sebagai sumber bahan bakar nabati masih dapat dikembangkan lagi menjadi biokerosene (minyak
tanah), biodiesel, bioetanol bahkan biopower (untuk listrik).

Gambar 1. Penerapan Teknologi Biomassa dan Outputnya (http://web.ipb.ac.id)



6

Potensi biomassa dapat diukur dengan pemetaan melalui metode SWOT sebagai berikut :

Kekuatan :
a. Sumber energi alternatif
b. Energi yang ramah lingkungan
c. Penggunaan biomassa dapat menghasilkan pupuk organik
4. Harga yang lebih murah dibandingkan dengan BBM
5. Ramah lingkungan
6. Pemerintah mendukung
7. Jumlahnya yang selalu tersedia
6. Adanya dukungan pemerintah

Kelemahan
d. Pengelolaannya masih belum optimal
e. Kemampuan SDM (Sumber Daya Manusia) yang masih terbatas
3. Keterbatasan infrastruktur energi
4. Subsidi pemerintah masih tinggi untuk migas fosil.
5. Pelaksanaan swasembada untuk energi di daerah belum optimal
6. Pemanfaatan biomassa belum serentak di seluruh daerah
7. Pemasaran untuk hasil biomassa masih belum maksimal.
6. Lahan perkebunan terbatas
8. Teknologi untuk pengolahan yang masih sangat minim.

Peluang
1. Terjadinya krisis energi di Indonesia
2. Naiknya pendapatan per kapita dan daya beli masyarakat Indonesia
3. Adanya dukungan pemerintah untuk menghasilkan energi yang ramah lingkungan
4. Menciptakan lapangan kerja baru
5. Mendorong maju dan berkembangnya sektor perkebunan
6. Potensi lahan dan limbah rumah tangga yang bias dimanfaatkan sangat banyak jumlahnya

Ancaman
1. Masih kurangnya kesadaran masyarakat
2. Adanya sumber energi alternatif lain sebagai pengganti biomassa.
3. Masih bergantungnya masyarakat pada energi fosil sebagai sumber energy.
4. Pola hidup masyarakat Indonesia yang konsumtif dan kurangnya kesadaran untuk hemat energi
5. Berkurangnya lahan perkebunan sebagai lokasi sumber bahan baku penghasil biomassa

Dari analisa SWOT di atas, peluang dan kekuatan untuk pemanfaatan biomassa sebagai
energi terbarukan dapat dilakukan secara optimal oleh pemerintah dan dimanfaatkan untuk
kepentingan seluruh rakyat Indonesia maka masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir dengan
ketersediaan energi untuk masa depan dan juga akan berdampak pada berkurangnya ekspor energi
serta meningkatnya perekonomian Indonesia.
Target pemerintah Indonesia atas pemenuhan suplai energi 17% dari sumber energi non
fosil juga akan terpenuhi dengan baik.Keberhasilan pengembangan potensi biomassa sebagai
energi terbarukan akan berkontribusi terhadap pertumbuhan berkelanjutan ekonomi Indonesia,
7

karena biomassa akan berdampak positif terhadap terjaminnya kebutuhan energi. Pentingnya
pemanfaatan energi biomassa sebagai energi terbarukan yang mutlak dibutuhkan sebagai
pengganti sumber energi fosil, pengembangan dan pengusahaan biomassa sangat memiliki potensi
yang sangat baik untuk pertumbuhan ekonomi serta ketersediaan energi di Indonesia. Selain itu
dengan harga yang lebih ekonomis, maka produksinya akan terserap oleh pasar secara langsung.

Opini Penulis terhadap teknologi Biomassa
Untuk pengembangan biofuel, banyak hal harus dipertimbangkan antara lain :

1. Dibandingkan dengan minyak bumi dan gas yang ketersediaannya terbatas dan pengelolaannya
dikuasai oleh pihak-pihak yang sangat terbatas,
2. Biomassa relatif melimpah di Indonesia dan masyarakat dapat memanfaatkannya secara
langsung namun permasalahannya adalah keterbatasan teknologi, keterbatasan lahan dan
keterbatasan pasar atau penggunanya.Karena kurangnya jaringan distribusi dan infrastruktur
menyulitkan pemasaran biodiesel dan bioetanol di pasar domestik. Akibatnya adalah sebagian
besar biodiesel dan bioetanol yang diproduksi di Indonesia sekarang digunakan untuk pasar
ekspor.

3. Dibutuhkan modal yang besar untuk membiayai budi daya bahan baku baik dari segi
pengadaan lahan, bibit, pupuk maupun obat-obatan. Maka diharapkan untuk dapat menjadi
penggerak dalam usaha budi daya pada perusahaan besar yang bergerak di bidang pertanian
maupun perkebunan terkait keterbatasan modal masyarakat.
4. Belum adanya kesadaran semua pihak menyadari potensi biomassa yang sangat melimpah ini.
Sehingga pemerintah diharapkan lebih serius dan memberikan arahan dan program-progam
kepada masyarakat untuk memanfaatkan biomassa.
5. Ketahanan pangan (food security), yang harus dilakukan adalah :
a. Meningkatkan produktivitas lahan melalui program intensifikasi yang meliputi pemilihan
bibit, peningkatan kualitas kultur teknis hingga pengelolaan pasca panen. Melalui aktivitas
diharapkan produktivitas tanaman meningkat signifikan, sehingga tidak ada lagi
kekhawatiran akan kekurangan bahan pangan.
b. Meningkatkan produksi dan perluasan lahan dengan memanfaatkan lahan-lahan
kritis/marjinal.
c. Perlu segera dilakukan diversifikasi untuk menemukan jenis-jenis tumbuhan baru
penghasil energi. Beberapa tumbuhan yang sedang diteliti dan dikembangkan di Indonesia
antara lain : jambu mete, widuri, kerandang, kacang-kacangan, nyamplung, algae dan
masih banyak lagi.





8

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, K, AK Irwanto, N Siregar, E Agustina, AH Tambunan, M Yamin, E Hartulistyoso,
YA Purwanto, D Wulandari, LO Nelwan; 1998; Energi dan Listrik Pertanian; JICA
DGHE / IPB Project / ADAET.
Bhattacharya, S.C.,Leon, M.A. and Rahman, M.M.,1996. A Study on Improved Biomass
Briquetting, Energy Program, SERD-AIT, Pathumthani, Thailand.
Singh, R.K and Misra, 2005, Biofuels from Biomass, Department of Chemical Engineering
National Institue of Technology, Rourkela
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), 2014. PLT Biogas
Belitung Diresmikan, (Online). http://www.ebtke.esdm.go.id/id/energi/energi-
terbarukan/bioenergi/1062-plt-biogas-belitung-diresmikan.html. Diakses 8 April 2014
MigasReview.com. 2013. Manfaatkan limbah kelapa sawit, PLN Bangun PLT Biomassa.
http://migasreview.com/manfaatkan-limbah-kelapa-sawit-pln-bangun-plt-biomassa.html,
diakses 7 April 2014
Nugroho Agung Pambudi. 2008. Energi itu bernama
Biomassa.http://netsains.net/2008/03/energi-alternatif-itu-bernama-biomassa/ (Diakses
tanggal 6 April 2014)
Rohmat, 2014. Bangun PLT Biomassa di Bali ESDM Siapkan Rp.10 M.
http://ekbis.sindonews.com/read/2014/04/07/34/851388/bangun-plt-biomassa-di-bali-esdm-
siapkan-rp10-m , diakses 7 april 2014
Tatang, H.S., Material Aspects of Biodiesel Production in Indonesia, Seminar Business
Opportunities of Biodiesel into the fuel market in Indonesia, BPPT, Jakarta,8 Maret 2006.
web.ipb.ac.id Energi
Biomassa.http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Energi%20dan%20Listrik%20Perta
nian/MATERI%20WEB%20ELP/Bab%20III%20BIOMASSA/indexBIOMASSA.htm.
(Diakses 7 April 2014)

You might also like