You are on page 1of 31

BAB I

STATUS PASIEN
A. IDENTITAS
Nama : Ny. M
Umur : 49 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Sukorejo, Ponorogo
Pekerjaan : Iu rumah tangga
Status perka!inan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Ja!a
"anggal masuk #S : $$ Septemer $%&$
"anggal pemeriksaan : $' Septemer $%&$
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Sesak Napas
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien (atang ke Poli jantung #SU) )r *arjono (iantar keluarganya
pa(a tanggal $$ Septemer $%&$, kemu(ian pasien masuk I++U (engan
keluhan sesak na,as.
Seelum masuk rumah sakit pasien mengaku na,asnya sesak, (a(a
er(ear (an mu(ah lelah (irasakan su(ah sejak & minggu yang lalu. Sesak
hilang timul (an iasanya sesak timul saat pasien merasa kelelahan, (an
sesak hilang saat pasien se(ang istirahat. Pasien juga mengeluh mu(ah lelah
(an pusing saat melakukan akti-itas.
Selain itu juga ter(apat enjolan (i lehernya, ti(ak nyeri tekan (an
apaila menelan enjolan terseut ikut ergerak. .ata pasien enjolan itu
timul se/ara perlahan0lahan. Pasien mengaku sering merasa kegerahan,
1
pusing, susah ti(ur, na,su makan meunurun, merasa kelelahan, napas
terengah0engah (an (a(a merasa sering er(ear0(ear (an a(an terasa
gemetar.
Pasien juga mengakui ah!a memiliki ri!ayat penyakit jantung sejak
1 tahun yang lalu 2tahun $%%'3, (an saat itu pasien pertama kali ra!at inap (i
#S (engan keluhan sesak karena sakit jantung. Pasien juga kontrol ke spesialis
jantung hanya ila sesaknya kamuh.
Pasien juga mengeluhkan atuk ketika merasa sesak, namun tanpa
(isertai (ahak. Mual 243 muntah 203. Na,su makan 243. 5A5 243, hitam 203,
len(ir 203, (arah 203. 5A. 243 (engan kateter, !arna normal jernih kekuningan,
(arah 203, uih 203. (emam 203, lemas 243.
. Riwayat !enyakit "ahulu
#i!ayat hipertensi : (iakui
#i!ayat maag : (isangkal
#i!ayat sakit jantung : (iakui
#i!ayat (iaetes mellitus : (isangkal
#i!ayat asma : (isangkal
#i!ayat sakit ginjal : (isangkal
#i!ayat sakit hepar : (isangkal
#i!ayat alergi : (iakui
#i!ayat opname : (iakui
#. Riwayat Pri$a"i
Merokok : (isangkal
.onsumsi kopi : (isangkal
Makan pe(as : (isangkal
.onsumsi minuman eralkohol : (isangkal
.onsumsi oat : (isangkal
%. Riwayat keluarga
#i!ayat hipertensi : (isangkal
2
#i!ayat sakit serupa : (isangkal
#i!ayat sakit jantung : (isangkal
#i!ayat stroke : (isangkal
#i!ayat (iaetes mellitus : (isangkal
#i!ayat asma : (isangkal
#i!ayat atopi : (isangkal
&. PEMERIKSAAN 'ISIK (22 Se!tem$er 2)12*
Kea"aan Umum + "ampak lemah
Ke,a"aran + +ompos Mentis 26+S 7
4
8
1
M
9
3
-ital ,ign, +
"ekanan (arah &:%;'% mm*g : 2eraring, lengan kanan3
Na(i '%<&%% =; menit : ,rekuensi takikar(i> irama ireguler> esar pengisian
pulsus par-us 2isi ke/il3 une?ual (engan pengisian seelumnya>
peran(ingan (engan (enyut jantung pulsus (e,isit
Respiratory rate @%=; menit
Suhu @',1A +
1. Pemerik,aan .i,ik +
a. Kulit
Ikterik 203, pete/hiae 203, a/ne 203, turgor kulit menurun 203, hiperpigmentasi
203, ekas garukan 203, kulit kering 203, kulit hiperemis 203, sikatrik ekas
operasi 203
$. Ke!ala
5entuk meso/ephal, ramut !arna putih, mu(ah rontok 203, luka 203
/. Mata
K0n1ungti2a !u/at (343*5 sklera ikterik 20;03, e=o,talmus 20;03, per(arahan
sukonjungti-a 20;03, pupil isokor (engan (iameter @ mm;@ mm, re,lek
/ahaya 24;43 normal, oe(em palpera 20;03, straismus 20;03.
". 6i"ung
Na.a, /u!ing hi"ung (3*5 (e,ormitas 203, (arah 20;03, sekret 20;03
3
e. Telinga
)e,ormitas 20;03, (arah 20;03, sekret 20;03
,. Mulut
Sianosis 203, gusi er(arah 203, kering 203, stomatitis 203, pu/at 203, li(ah
ti,oi( 203, papil li(ah atropi 203, luka pa(a su(ut iir 203
g. 7eher
J8P #%, trakea (i tengah, simetris, !em$e,aran tir0i" (3*5 nyeri tekan 203,
pemesaran kelenjar getah ening 203.
a. Th0ra8 +
1* Pulm0 +
a* In,!ek,i + .elainan entuk 203, simetris, ti(ak a(a ketinggalan
gerak ke(ua sisi paru, retraksi otot0otot na,as ti(ak (itemukan,
spi(er nae-i 203.
$* Pal!a,i :
.etinggalan gerak:
Anterior : Posterior :

Bremitus:
Anterior : Posterior :
4
0 0
0 0
0 0
N N
N N
N N
N N
N N
N N
/* Perku,i
Anterior : Posterior :
"* Au,kulta,i
Anterior : Posterior :
Suara tamahan : !heeCing 20;03, rhonki 20;03
$. 9antung
&3 In,!ek,i + I/tus /or(is ti(ak tampak
$3 Pal!a,i + I/tus /or(is ti(ak kuat angkat
* Perku,i
5atas kiri jantung :
Atas : SI+ III sinistra (i linea parasternalis sinistra
5a!ah : SI+ 8 sinistra & /m lateral linea mi(/la-i/ula sinistra
5atas kanan jantung
5
S S
S S
S S
S S
S S
S S
8 8
8 8
8 8
Atas : SI+ III (e=tra (i sisi lateral linea parasternalis (e=tra
5a!ah : SI+ I8 (e=tra (i sisi lateral linea parasternalis (e=tra
43 Au,kulta,i + 5unyi jantung I0II ireguler, intensitas S& ti(ak sama
(engan S$, murmur 203, ti(ak a(a suara tamahan S@0S4 gallop 203
/. A$"0men
In,!ek,i : )in(ing perut simetris, sejajar (in(ing (a(a, (isten(e(
203, /aput me(usae 203
Au,kulta,i + Peristaltik 243 normal, metallic sound 203
Perku,i + "impani, hepatomegali 203, splenomegali 203
Pal!a,i + Supel, nyeri tekan 203, lien, hepar, ren ti(ak teraa
". Ek,tremita, ,u!eri0r + Akral hangat, e(ema 20;03, clubbing finger 203,
pitting e(ema 203, palmar eritem 203, trem0r halu, (3*
e. Ek,tremita, in.eri0r + Akral hangat, clubbing finger 203, pitting e"ema
(3*, palmar eritem 203
.. Pinggang + Nyeri ketok /ostoertera 20;03
D. PEMERIKSAAN PENUN9AN:
a. Pemerik,aan EK: (22 Se!tem$er 2)12*
$. Pemerik,aan
EK: (2
Se!tem$er
2)12*
/. Pemerik,aan
EK: (2#
Se!tem$er
2)12*
". Pemerik,aan EK: (2%
Se!tem$er2)12*
6

e. Pemerik,aan
EK: (2;
Se!tem$er
2)12*
.. Pemerik,aan
EK: (2<
Se!tem$er
2)12*
Bre
kue
nsi
:
99
<
&1% =;menit 2ireguler3
Jenis irama: atrial
#itme : ireguler
6elomang P sulit (ikenali
7
.ompleks D#S sempit
Inter-al #0# (an P0P ireguler
6elomang D#S %,%: (etik
Eona transisi : 84081
Aksis : normal 2Fea( I 243, a8B 2433
Atrial Birilasi 243
$. Pemerik,aan la$0rat0rium (2 Se!tem$er 2)12*
6emat0l0gi
*5 :,% &&,% < &9,% 6;(l
Feukosit 9@%% 4%%% < &%%%% /mm
*itung jenis 0;0;0;'$;$&;@,@ &04;%0&;$01;@9099;$$;4%;@09
7ritrosit 4,@9 @,1 < 1,4 jt;mm
"romosit '9.%%% &%%.%%% < @%%.%%%;/mm
Kimia klinik
.a(ar gula (arah &$% G&$%
Pr0.il lemak
+olesterol total 91 &4% 0 $$%mg;(l
"6 &%4 @9 0 &91 mg;(l
*)F $9 410&1% mg;(l
F)F 4% %0&9% mg;(l
'aal hati
S6H" 94 G @& u;F
S6P" &1,9 G 4& u;F
'aal gin1al
Serum /reatinin %,' %,' < &,$ mg;(l
Urea $9,@: &% 0 1% mg;(l
Uri/ a/i( 9,4 $,4 < 1,' mg;(l
E. RESUME4 DA'TAR MASA7A6
1. Anamne,i,
8
a. Sesak na,as (an lemas saat erakti-itas
. )a(a er(ear
/. 5enjolan (i leher
(. Susah ti(ur, mu(ah kegerahan, na,su makan menurun, tremor, (an mual
2. Pemerik,aan 'i,ik
a. -ital ,ign
&. "ekanan (arah &:%;'% mm*g : 2eraring, lengan kanan3
$. Na(i '%<&%% =; menit : ,rekuensi takikar(i> irama ireguler> esar
pengisian pulsus par-us 2isi ke/il3 une?ual (engan pengisian
seelumnya> peran(ingan (engan (enyut jantung pulsus (e,i/it
@. Respiratory rate @%=; menit.
$. Pemerik,aan .i,ik
konjungti-a anemis 243, napas /uping hi(ung 243, pemesaran tiroi( 243,
tremor halus 243, pitting oe(em 243,
/. 9antung
Au,kulta,i + 5unyi jantung I0II ireguler, intensitas S& ti(ak sama (engan
S$.
. Pemerik,aan Penun1ang
EK: +
Brekuensi : 99 < &1% =;menit 2ireguler3
Jenis irama: atrial
#itme : ireguler
6elomang P sulit (ikenali
.ompleks D#S sempit
Inter-al #0# (an P0P ireguler
Atrial Birilasi 243
7AB=RAT=RIUM
6emat0l0gi
*5 :,% &&,% < &9,% 6;(l
"romosit '9.%%% &%%.%%% < @%%.%%%;/mm
9
Pr0.il lemak
+olesterol total 91 &4% 0 $$%mg;(l
'aal hati
S6H" 94 G @& u;F
S6P" &1,9 G 4& u;F
'aal gin1al
Uri/ a/i( 9,4 $,4 < 1,' mg;(l
'. ASSESMENT4 DIA:N=SIS KER9A
Atrial Birilasi (engan hipertiroi(
P=MR (Problem Oriented Medical Record*
A,,e,,ment P. Diagn0,i, P. Tera!i P. M0nit0ring
Atrial ,irilasi
*ipertiroi(
6ra-es
Anamnesis, klinis,
pemeriksaan ,isik
7.6
7khokar(iogra,i
Boto #o "hora= PA
Anamnesis, klinis,
pemeriksaan ,isik
"@, "4 (an "S*:
5alan/e /airan 2in,us PE
&$ tpm3
H
$
@ F;menit
Inj Barsi= &0&0%
IS)N @=1mg
)igo=in &=&
Pro=ime %0%0&
5alan/e /airan 2in,us PE
$% tpm3
H
$
$ F;menit
P"U @=$%%mg
#aniti(ine $=& amp
Hn(an/etron @=& amp
.linis, -ital sign,
pemeriksaan ,isik,
7.6
.linis, -ital sign,
pemeriksaan ,isik
G. FOLLOW UP
Tanggal Keluhan -ital ,ign Tera!i
10
Pa,ien $era"a "i I&U
$'0%90&$
Sesak ,
D7I Feukosit I &:%%;uF, * I
:,&?;(l, 7ritrosit I 4,%4=&%
9
;uF,
*+"I $4,9J , M+8 I 9%,9,F ,
M+* I $%pg, M+*+ I @$,9?;(F,
PF" I 1%.%%%;uF,
Kimia I Alumin I $,@
U7 I Protein 243, 7ritrosit
2penuh3, Feukosit 2$043
") &&%;'%
N &%%0&'%
S @',1
## $:
PE &$ tpm
P"U @=$%% mg
$:0%90&$ Sesak ,
U7> Protein 243, 7ritrosit 2:0&%3,
Feukosit 24093, Jamur; 5akteri;
Parasit 243
Kimia I Alumin I $,@,
6loulin I 9,&
Diagn0,i, Sir0,i, 6e!ati, 3
Anemia (Alih rawat S!.PD*
") &&%;'%
N '%0&$%
S @',1
#r $4
"erapi lanjut
$90%90&$
Sesak , muntah0muntah
Kimia I * I : mg;(l
") &&%;9%
N '%0&&%
S @',1
## $$
P"U @=$%%mg
Aluphenil $%J
@%0%90&$ .on(isi memaik ") &$%;:%
N '$
S @9,9
## $%
Pa,ien !ulang
BAB II
TIN9AUAN PUSTAKA
11
A. ATRIA7 'IBRI7ATI=N
1.DE'INISI
Birilasi atrium a(alah suatu aritmia yang (itan(ai oleh (isorganisasi (ari
(epolarisasi atrium sehingga erakiat pa(a gangguan ,ungsi mekanik atrium.
Pa(a elektrokar(iogram 27.63, ,irilasi atrium (ikenali (engan pergantian
konsisten gelomang P oleh gelomang ,irilasi atau osilasi /epat yang
er-ariasi (alam hal entuk, amplitu(o maupun inter-al, (iikuti (engan
respons -entrikel yang ti(ak eraturan sementara kon(uksi atri-entrikular 2A83
masih intak 2Hlgin, $%%'3.
Atrial ,irilasi a(alah suatu gangguan pa(a jantung 2aritmia3 yang (itan(ai
(engan keti(akteraturan irama (enyut jantung (an peningkatan ,rekuensi
(enyut jantung, yaitu seesar @1%091% =;menit 2Pristo!sky, $%%$3.
2. K7ASI'IKASI
Menurut A*A 2 American Heart Association3, klasi,ikasi (ari atrial ,irilasi
(ie(akan menja(i 4 jenis, yaitu :
a. AB (eteksi
Semua pasien (engan AB selalu (ia!ali (engan tahap AB (eteksi
pertama, tahapan ini menunjukkan elum pernah ter(eteksi AB seelumnya.
. Paroksismal AB
AB yang erlangsung kurang (ari ' hari atau AB yang mempunyai
episo(e pertama kali kurang (ari 4: jam (inamakan (engan paroksismal AB.
AB jenis ini juga mempunyai ke/en(erungan untuk semuh sen(iri (alam
!aktu kurang (ari $4 jam tanpa antuan kar(io-ersi
/. Persisten AB
AB yang si,atnya menetap (an erlangsung leih (ari 4: jam tetapi
kurang (ari ' hari. 5ere(a (engan paroksismal AB, persisten AB perlu
penggunaan (ari kar(io-ersi untuk mengemalikan irama sinus kemali
normal.
(. .ronik;permanen AB
12
AB yang si,atnya menetap (an erlangsung leih (ari ' hari. Pa(a
permanen AB, penggunaan kar(io-ersi (inilai kurang erarti, karena (inilai
/ukup sulit untuk mengemalikan ke irama sinus yang normal
)isamping klasi,ikasi menurut A*A 2 American Heart Association3, AB juga
sering (iklasi,ikasikan menurut lama !aktu erlangsungnya, yaitu :
. AB akut, yaitu onset AB yang kurang (ari 4: jam
/. AB kronik, yaitu AB yang erlangsung leih (ari 4: jam.
. ETI=7=:I
7tiologi terkait (engan AB teragi menja(i eerapa ,aktor, (iantaranya a(alah:
&. Peningkatan tekanan 2resistensi3 atrium: Penyakit katup jantung, kelainan
pengisian (an pengosongan ruang atrium, hipertro,i jantung, kar(iomiopati,
hipertensi pulmo 2chronic obstructive pulmonary disease (an cor pulmonal
chronic) (an tumor intra/ar(ia/
$. Proses in,iltrati, (an in,lamasi: Peri/ar(itis;myo/ar(itis, Amiloi(osis (an
Sar/oi(osis
@. Proses in,eksi 2(emam (an segala ma/am in,eksi3
4. .elainan 7n(okrin 2*ipertiroi( (an Beokromositoma3
1. Neurogenik 2Stroke (an per(arahan suara/hnoi(3
9. Iskemik Atrium 2In,ark myo/ar(ial3
'. Hat0oatan 2Alkohol (an .a,ein3
:. 6enetik 2Narrumiya, $%%@3.
#. TANDA DAN :E9A7A
Pa(a (asarnya AB, ti(ak memerikan tan(a (an gejala yang khas pa(a
perjalanan penyakitnya. Umumnya gejala (ari AB a(alah peningkatan (enyut
jantung, keti(akteraturan irama jantung (an keti(akstailan hemo(inamik.
)isamping itu, AB juga memerikan gejala lain yang (iakiatkan oleh penurunan
oksigenisasi (arah ke jaringan, seperti pusing, kelemahan, kelelahan, sesak na,as
(an nyeri (a(a. "etapi, leih (ari 9%J episo(e (ari AB ti(ak menimulkan gejala0
gejala terseut 2Nasution, $%%93.
13
%. 'AKT=R RESIK=
5eerapa orang mempunyai ,aktor resiko terja(inya AB, (iantaranya
a(alah (iaetes melitus, hipertensi, penyakit jantung koroner, penyakit katup
mitral, penyakit tiroi(, penyakit paru0paru kronik , post. operasi jantung, usia 9%
tahun (an li,e style
;. PAT='ISI=7=:I
5eerapa aspek (ari mekanisme elektro,isiologi yang men(asari
terja(inya ,irilasi atrium masih menja(i kontro-ersi. Pa(a (asarnya, onset
,irilasi atrium memerlukan suatu pemi/u, sementara prasyarat agar ,irilasi (apat
terus erlangsung a(alah a(anya suatu sustrat anatomi 2Buster K Nattel, $%%93
Seagai trigger a(alah automatisme ,okus yang umumnya ersumer (ari (aerah
-ena pulmonalis, se(angkan sirkuit re-entri merupakan sustrat anormal atrial.
Moe (an kolega 2&9193
@
memperkenalkan hipotesis multiple-wavelet seagai
mekanisme re-entran pa(a ,irilasi atrium, suatu hipotesis yang ersama (engan
sejumlah stu(i lanjutannya menekankan akan pentingnya peranan sustrat atrial
anormal untuk memungkinkan suatu ,irilasi atrium (apat terus erlangsung
(alam jangka panjang 2S/heinmann, $%%@3.
6angguan ,ungsi hemo(inamik (apat (itimulkan oleh ,irilasi atrium
(ikarenakan irregularitas (ari akti-itas mekanik atrium, respons -entrikel, (enyut
jantung (an kontraktilitas miokar(. Akiat (ari gangguan hemo(inamik terseut,
cardiac output pa(a pasien (engan ,irilasi atrium (apat erkurang se/ara
signi,ikan. Birilasi atrium juga terukti mengganggu aliran (arah koroner, (an
terutama pasien yang memiliki penyakit jantung koroner seelumnya, (engan
kompensasi -aso(ilatasi koroner yang teratas 2Buster, $%%93.
Stu(i (ari Allessie et al. 2$%%93

menyatakan ah!a ,irilasi atrium kronik
(apat menyeakan regangan (an (ilatasi atrium (ikarenakan gangguan
kontraktilitas (ari atrium, sehingga proses ,irosis pa(a atrium terseut justru
merupakan konsekuensi (ari ,irilasi atrium. Birosis interstisial, (ilatasi atrium
14
(an payah jantung akan mem,asilitasi ,irilasi atrium menja(i persisten, sehingga
hal terseut agaikan suatu lingkaran setan (alam perjalanan klinis aritmia ini.
#espons -entrikuler yang /epat pa(a ,irilasi atrium akan mengganggu
,ungsi katup mitral sehingga meningkatkan risiko regurgitasi mitral. Selain itu,
respons -entrikuler /epat yang persisten pa(a ,irilasi atrium (apat menimulkan
(is,ungsi re-ersiel (ari -entrikel erupa kar(iomiopati (ilatasi, atau (ikenal
seagai tachycardia-induced cardiomyopathy 2Buster, $%%93.
<. DIA:N=SIS
a. Anamnesis
)apat (iketahui tipe AB (engan mengetahui lama timulnya 2episo(e
pertama, paroksisimal, persisten, permanen3
Menentukan eratnya gejala yang menyertai : er(ear0(ear, lemah,
sesak napas terutama saat akti-itas, pusing, gejala yang menunjukkan
a(anya iskemia atau gagal jantung kongesti,
Penyakit jantung yang men(asari, penyea lain AB misalnya hipertiroi(
. Pemeriksaan Bisik
"an(a -ital : (enyut na(i yaitu ke/epatan (an regularitas, tekanan (arah
"ekanan -ena jugularis
#honki paru menunjukkan kemungkinan gagal jantung kongesti,
Irama gallop S@ pa(a auskultasi jantung menunjukkan kemungkinan
gagal jantung kongesti,, a(a ising kemungkinan penyakit katup jantung
*epatomegali : kemungkinan gagal jantung kanan
Spleenomegali : kemungkinan gagal jantung kongesti,
a. Faoratorium :
*ematokrit 2anemia3, "S* 2penyakit gon(ok3, enCim jantung ila (i/urigai
iskemi jantung
. 7lektrokar(iogra,i
Pa(a inter-al yang ti(ak teratur, satu impuls listrik (ihantarkan melalui
atrium (an -entrikel, terja(i (epolarisasi -entrikel (an kompleks D#S. .arena
15
ti(ak mungkin menentukan impuls mana yang (ihantarkan (ari atrium, ti(ak a(a
gelomang P atau inter-al P# yang seenarnya. .ompleks D#S iasanya (alam
kisaran normal %,%40%,&$ (etik, (an interal #0# ti(ak teratur (i seluruh 7.6,
yang merupakan kun/i utama ah!a (isritmia ini a(alah AB.
Lalaupun ,rekuensi atrium jantung @1%01%% impuls listrik;menit,
,rekuensi -entrikel jantung iasanya (alam atas normal 9%0&%% impuls;menit.
.ea(aan ini (iseut M,irilasi atrium terkontrolN. Birilasi atrium (engan
,rekuensi -entrikel kurang (ari 9% impuls;menit (iseut M,irilasi atrium (engan
respon -entrikel lamatN. 5ila (isritmia ini mempunyai ,rekuensi -entrikel &%&0
&1% impuls;menit (iseut M,irilasi atrium (engan respon -entrikel /epatN.
Apaila ,rekuensi -entrikel leih esar (aripa(a &1% impuls;menit (iseut
M,irilasi atrium ti(ak terkontrolN. 2At!oo(, Stanton K Storey. &99:3
e. Boto rontgen thoraks
,. 7khokar(iogra,i
Untuk mengetahui a(anya penyakit primer, antara lain kelainan katup, ukuran
atrium (an -entrikel, hipertro,i -entrikel kiri, ,ungsi -entrikel kiri, ostruksi
out,lo! (an "rans 7sophago 7/ho/ar(iography 2"773 untuk melihat thromus (i
atrium kiri
g. Uji latih : i(enti,ikasi iskemia jantung, menentukan a(ekuat laju irama jantung
h. Pemeriksaan lain yang mungkin (iperlukan a(alah stu(i elektro,isiologi
2Nasution K Ismail, $%%9> PAP)I, $%%13
?. TATA7AKSANA
16
Manajemen ,irilasi atrium meliputi @ ojekti, utama yaitu i(enti,ikasi (an
penanganan ,aktor kausati, terkait 2misalnya hipertensi, penyakit jantung iskemik,
gagal jantung, kelainan katup, tirotoksikosis, (an lain0lain3, pemilihan strategi
terapi rate control atau rhythm control, (an penilaian terha(ap risiko
tromoemoli serta terapi pre-ensinya 2Latson, $%%9> Me(i, $%%'3
Jenis ,irilasi atrium akan menentukan pemilihan strategi terapi (an ,okus
ojekti, manajemen. Pa(a kasus ,irilasi atrium paroksismal, target terapi
umumnya a(alah mere(uksi aritmia yang terja(i (an mempertahankan irama
sinus. Se(angkan pa(a ,irilasi atrium permanen, pen(ekatan rate control leih
menja(i pilihan.

Namun apapun jenis ,irilasi atriumnya, upaya pre-ensi risiko
tromoemoli, mere(akan gejala klinis (an hemo(inamik serta penanganan
komori( merupakan aspek penting manajemen keseluruhan 2Buster, $%%93.
Pemilihan Strategi Tera!i
"arget utama (ari pen(ekatan rate control a(alah mere(akan gejala klinis
(an pen/egahan komplikasi hemo(inamik (engan /ara mengontrol respons (etak
-entrikel.

Upaya terseut (apat (i/apai (engan penggunaan oat0oatan
,armakologis maupun tin(akan non ,armakologis erupa alasi no(us A8 (an
pacing. "ingkat kesuksesan rate control se/ara ,armakologis a(alah sekitar :%J.
"arget terapi a(alah (etak -entrikel antara 9%0:% kali per menit saat istirahat (an
9%0&&1 kali per menit saat erakti-itas se(ang.

Hat yang menja(i lini pertama
a(alah golongan penyekat eta 2metoprolol (an atenolol3.

Jika monoterapi elum
erhasil, maka agen ke(ua atau ketiga (apat (itamahkan. 6olongan antagonis
kalsium non0 (ihi(ropiri(in seperti (iltiaCem (an -erapamil (apat menja(i pilihan
lini ke(ua pa(a pasien yang kontrain(ikasi atau nontoleransi (engan penyekat
eta. )igo=in (apat (ija(ikan pilihan seagai rate control pa(a pasien payah
jantung (engan ,irilasi atrium. Namun (igo=in kurang e,ekti, (alam mengontrol
(enyut jantung pa(a saat erakti-itas atau (alam kon(isi hipera(renergik seperti
(emam, tirotoksikosis (an pas/a operasi. Alasi no(us A8 (an pacing (apat
menja(i pilihan yang e,ekti, (alam rate control agi pasien yang gagal terapi
(engan agen0agen ,armakologis 2Latson, $%%9> Buster, $%%93
17
Rhythm control atau kar(io-ersi menga/u pa(a upaya re-ersi (an
mempertahankan irama sinus (alam !aktu panjang. .esuksesan ergantung pa(a
eerapa ,a/tor seperti (urasi ,irilasi atrium 2prognosis uruk pa(a ,irilasi
atrium yang telah erlangsung O & tahun3, a(anya penyakit struktural jantung, (an
a(anya (ilatasi atrium kiri. Rhythm control (apat (i/apai se/ara ,armakologis
(engan menggunakan agen anti0aritmia maupun (engan kar(io-ersi elektrik.
.ar(io-ersi se/ara ,armakologis kurang e,ekti, jika (ian(ingkan (engan
kar(io-ersi elektrik i,asik. Namun meto(e kar(io-ersi manapun akan mema!a
risiko tromoemoli, terutama jika aritmia telah erlangsung O4: jam, ke/uali jika
pro,ilaksis (engan antikoagulan telah (ierikan seelumnya. Agen ,armakologik
yang merupakan rekomen(asi kelas & seagai rhythm control sesuai (engan
Guidelines of the American ollege of ardiology, American Heart Association
and !uropean "ociety of ardiology #$$% 2A++;A*A;7S+ $%%93 a(alah
,le/aini(e, (o,etili(e, propa,enone, (an iutili(e. Se(angkan Amio(aron, agen
anti0aritmia yang paling umum (igunakan, (imasukkan ke (alam kelas $A.
Seaiknya kar(io-ersi ,armakologik (imulai kurang (ari ' hari setelah onset
,irilasi atrium agar e,ekti-itasnya leih aik 2Latson, $%%9> Buster, $%%93.
Pilihan terapi non0,armakologik (ipertimangkan pa(a kasus agen anti0
aritmia yang kurang e,ekti, (alam mengontrol respons -entrikel maupun gejala
pasien.

Pilihan terapi non,armakologik umumnya erupa alasi erasiskan
kateter (an terka(ang juga alasi operati, 2prose(ur MaCe3. 5eerapa teknik lain
yang (i/oa (ikemangkan erupa pa/u atrial (an (e,irillator atrial internal,
!alaupun penggunaan ke(uanya masih teratas. "eknik alasi ra(io,rekuensi
memiliki angka keerhasilan er-ariasi, umumnya sekitar '1J, !alaupun
prose(ur multipel mungkin (iperlukan. Birilasi atrium masih mungkin terja(i
kemali setelah prose(ur (ilakukan (an ersi,at ti(ak ergejala, sehingga
antikoagulan jangka panjang (iperlukan agi pasien 2Latson, $%%9> Buster, $%%93.
Strati.ika,i Ri,ik0 "an Pen/egahan Tr0m$0em$0li
#isiko stroke tahunan pa(a ,irilasi atrium paroksismal maupun permanen
a(alah sama esarnya, sehingga tromopro,ilaksis (iperlukan pa(a ke(ua kon(isi
terseut. Pan(uan A++;A*A;7S+ tahun $%%9 merekomen(asikan terapi
18
antitromotik seagai pen/egahan tromoemolik pa(a semua pasien (engan
,irilasi atrium, ke/uali untuk kasus ,irilasi atrium lone atau jika a(a
kontrain(ikasi. "erapi antitromotik juga (irekomen(asikan kepa(a pasien
(engan atrial flutter. Pemilihan agen antitromotik 2antikoagulan atau
antiplatelet3, (i(asarkan pa(a esarnya risiko stroketromo emolik (ian(ingkan
komplikasi per(arahan yang mungkin terja(i 2Latson, $%%9> Me(i, $%%'3.
Salah satu /ara pemilihan agen antitromotik (apat (i(asarkan pa(a
in(eks risiko +*A)S$.

Pasien (engan skor +*A)S$ % ti(ak memerlukan
antikoagulan (an (apat (iterapi (engan aspirin :&0@$1 mg 2I;A3. Antikoagulan
(iperlukan untuk skor +*A)S$ $ atau leih esar, (engan mempertimangkan
risiko per(arahan. Untuk pasien (engan skor +*A)S$ &, aik aspirin maupun
!ar,arin (apat (igunakan. Pemilihan agen antitromotik (i klinis leih lanjut
(apat er(asarkan Pan(uan A++;A*A;7S+ tahun $%%9 2Latson, $%%93.
Lar,arin merupakan agen yang sangat e,ekti, (alam pen/egahan stroke
pa(a pasien (engan ,irilasi atrium (engan mengurangi risiko relati, stroke
seesar 9$J, (ian(ingkan (engan $$J oleh aspirin. *al ini juga (iperkuat
(engan stu(i ABBI#M yang memaparkan ah!a keanyakan stroke yang terja(i
(alam stu(i terseut (ikarenakan IN# 2International Normalise( #atio3 yang
suterapeutik atau setelah penghentian terapi !ar,arin.

Lar,arin juga masih leih
superior (ian(ingkan klopi(ogrel '1 mg plus aspirin '10&%% mg pa(a pasien
,irilasi atrium (engan risiko tinggi stroke. Sementara itu, kominasi antara
antikoagulan (an antiplatelet terseut ti(ak menunjukkan e,ekti-itas yang leih
aik (aripa(a terapi (engan antikoagulan semata, malah kominasi (emikian akan
meningkatkan risiko per(arahan 2+onolly, $%%9> 5la/kshear, $%%@3.
Lalaupun memiliki e,ekti-itas yang tinggi, an/aman komplikasi
per(arahan !ar,arin merupakan permasalahan tersen(iri terutama pa(a pasien
usia lanjut, sehingga mematasi rekomen(asi penggunaannya oleh klinisi.
$$
Namun stu(i the &irmingham Atrial 'ibrillation (reatment of the Aged
25AB"A3
$@
, yang meliatkan 9'@ pasien erusia O'1 tahun (engan ,irilasi
atrium, memaparkan ah!a !ar,arin 2IN# $.%0@.%3 leih superior (ian(ing
aspirin 2'1 mg3 (alam pen/egahan stroke 2&,:J -s @,: J per tahun3 (an ti(ak
19
leih erahaya (ian(ingkan aspirin (alam menimulkan komplikasi per(arahan
2&,9J -s $,%J per tahun3. )engan (emikian, pa(a kelompok usia erapapun,
man,aat (ari terapi !ar,arin se/ara terkontrol meleihi risiko yang (apat
(itimulkannya. Lar,arin (engan target IN# leih ren(ah 2kisaran &.90$.13 (apat
(ierikan seagai pen/egahan primer tromoemolik agi pasien ,irilasi atrium
yang erusia O'1 tahun (an ti(ak isa mentoleransi antikoagulan pa(a target IN#
$.%0@.% 26ar/ia, $%%'> Buster, $%%93.
"erapi antikoagulan harus tetap (ilanjutkan hingga minimal & ulan
setelah irama sinus ter/apai pa(a strategi rhythm control karena utuh !aktu
untuk menormalkan kemali ,ungsi mekanik (ari atrium !alaupun re-ersi telah
ter/apai. )alam kasus penghentian temporer antikoagulan oral (iperlukan untuk
prose(ur operasi atau in-asi, lainnya, terapi (engan heparin unfractionated atau
low-molecular-weight perlu (ipertimangkan, terutama agi pasien yang erisiko
tinggi tromoemolik.

Permasalahan lainnya a(alah terapi pasien (engan ,irilasi
atrium pas/a sin(rom koroner akut maupun )rimary oronary *ntervention 2P+I3.
Pan(uan A++;A*A;7S+ tahun $%%9 merekomen(asikan pemerian aspirin (osis
ren(ah 2G&%% mg;hari3 atau klopi(ogrel 2'1 mg; hari3, atau ke(uanya, ersamaan
(engan terapi antikoagulan untuk pen/egahan keja(ian iskemia miokar( ulangan.
Seagai terapi rumatan, pan(uan yang sama merekomen(asikan klopi(ogrel 2'1
mg;hari3 plus !ar,arin 2IN# $.%0 @.%3 2Buster, $%%93.
@. K=MP7IKASI
Pasien (engan ,irilasi atrium aik jenis paroksismal maupun persisten
memiliki peningkatan risiko terkena stroke. Birilasi atrium merupakan penyea
paling sering keja(ian stroke emoli pa(a pasien usia lanjut, (engan peningkatan
risiko stroke lima kali leih esar (ian(ingkan (engan ,aktor0,aktor risiko lain
seperti penyakit jantung koroner, hipertensi maupun gagal jantung kongesti,.
&&
)isamping itu, ,irilasi atrium juga menyeakan kasus stroke yang leih erat,
yang (itan(ai (engan tingginya angka kematian maupun pera!atan (i rumah sakit
yang leih lama (ian(ingkan kasus stroke (engan penyea lainnya.
&$
.eanyakan mori(itas (an mortalitas pasien (engan ,irilasi atrium merupakan
20
konsekuensi (ari keja(ian tromoemolisme sehingga tatalaksana pre-ensi
tromoemolisme merupakan suatu komponen penting (alam manajemen pasien
(engan ,irilasi atrium 2*ar(in, $%%:> Pap, $%%:3.
1). KESIMPU7AN
Birilasi atrium merupakan aritmia yang anyak menimulkan
permasalahan seagai konsekuensinya. )eteksi serta manajemen pasien (engan
,irilasi atrium se/ara akurat penting untuk (ilakukan karena terkait (engan
peningkatan mori(itas (an mortalitas serta penurunan kualitas hi(up pasien.
Pasien pa(a kasus ini memiliki mani,estasi klinis yang umum terja(i pa(a
AB yaitu (itemukan (ari anamnesis erupa perasaan er(ear0(ear, sesak na,as
(an /epat lelah saat istirahat. )ari pemeriksaan penunjang erupa 7.6 (itemukan
irama yang irregular, gelomang P sulit (ikenali, kompleks D#S sempit (an
inter-al #0# (an P0P ireguler
#en/ana pengoatan yang komprehensi, harus menangani tiga pilar terapi
,irilasi atrium yaitu mengemalikan ke irama sinus, mengontrol laju irama
-entrikel (an pen/egahan komplikasi tromoemoli. )alam penatalaksanan atrial
,irilasi perlu (iperhatikan apakah pa(a pasien terseut (apat (ilakukan kon-ersi
ke irama sinus atau /ukup (engan pengontrolan laju irama -entrikel. Pa(a pasien
yang masih (apat (ikemalikan ke irama sinus perlu segera (ilakukan kon-ersi,
se(angkan pa(a atrial ,irilasi permanen se(ikit sekali kemungkinan atau ti(ak
mungkin (ikemalikan ke irama sinus, alternati, pengoatan (engan menurunkan
laju irama -entrikel harus (ipertimangkan. Pa(a pasien kasus ini hanya (apat
(ilakukan pengoatan mengontrol laju irama -entrikel menggunakan (igo=in (an
pen/egahan komplikasi tromoemoli.
.eanyakan mori(itas (an mortalitas terseut merupakan konsekuensi
(ari keja(ian stroke0tromoemolisme yang merupakan suatu komplikasi (ari
,irilasi atrium sehingga upaya tromopro,ilaksis merupakan komponen penting
(alam manajemen ,irilasi atrium. Pemilihan terapi antikoagulan harus
mempertimangkan segi man,aat (an risiko personal, serta memutuhkan kontrol
yang a(ekuat.
21
B. 6IPERTIR=ID DISEASE
1. DE'INISI
*ipertiroi( a(alah respon jaringan0jaringan tuuh terha(ap pengaruh
metaolik hormone tiroi( yang erleihan 2Su(oyo, $%%93. Penyakit 6ra-es
2goiter (i,usa toksika3 merupakan penyea tersering hipertiroi(isme yang
memiliki gejala0gejala khas yaitu pemesaran kelenjar tiroi(;struma (i,us,
o,tamopati 2ekso,talmus ; mata menonjol3 (an ka(ang (engan (ermopati.
&
2. ETI=7=:I
Feih (ari 9%J hipertiroi( a(alah akiat penyakit 6ra-es (an no(ul
tiroi( toksik. Baktor0 ,aktor resiko antara lain : ,aktor genetik, ,aktor
imunologis, in,eksi, ,aktor trauma psikis, io( 5ase(o!, penurunan erat a(an
se/ara (rastis, /horioni/ gona(otropin, perio(e post partum, kromosom Q, (an
ra(iasi eksternal.
@
. PAT=:ENESIS
.eleihan hormon tiroi( akan menyeakan kon(isi hipermetaolik yang
(isertai peningkatan akti,itas simpatis, sehingga menyeaakan:
a. Peningkatan /ar(ia/ output, peningkatan konsumsi oksigen,
peningkatan aliran (arah tepi (an peningkatan suhu tuuh.
b. .eleihan tiroi( juga mempengaruhi metaolisme karohi(rat, lemak
(an protein: Peme/ahan protein meleihi sintesis, penurunan tolertansi
glukosa, peningkatan peme/ahan triglisri(a 2.ekurangan lipi(3
)e,isiensi nutrisi (an kalori.
c. 5ila hipertiroi( terja(i seelum (e!asakelamatan pertumuhan
seksual. Jika terja(i setelah puertas: menstruasi ti(ak tertaur,
in,ertility, penurunan lii(o
4,1
Pa(a penyakit 6ra-es, lim,osit " mengalami perangsangan terha(ap
antigen yang era(a (i(alam kelenjar tiroi( yang selanjutnya akan merangsang
lim,osit 5 untuk mensintesis antio(i terha(ap antigen terseut. Antio(i yang
(isintesis akan ereaksi (engan reseptor "S* (i(alam memran sel tiroi(
22
sehingga akan merangsang pertumuhan (an ,ungsi sel tiroi(, (ikenal (engan
"S*0# antio(y. A(anya antio(i (i(alam sirkulasi (arah mempunyai korelasi
yang erat (engan akti-itas (an kekamuhan penyakit. Mekanisme autoimunitas
merupakan ,aktor penting (alam patogenesis terja(inya hipertiroi(isme,
o,talmopati, (an (ermopati pa(a penyakit 6ra-es.
@
#. MANI'ESTASI K7INIK
a. Pen(erita sering se/ara emosional mu(ah terangsang 2hipereksitael3, iritael
(anterus merasa kha!atir (an ti(ak (apat (u(uk (iam
. )enyut na(i yang anormal yang (itemukan pa(a saat istirahat (an erakti-itas>
yang (iakiatkan peningkatan (ari serum "@ (an "4 yang merangsang epine,rin (an
mengakiatkan kinerja jantung meningkat hingga mengakiatkan *# meningkat.
Peningkatan (enyut na(i erkisar se/ara konstan antara 9% (an &9% kali per menit.
/. "i(ak tahan panas (an erkeringat anyak (iakiatkan karena peningkatan
metaolisme tuuh yang meningkat maka akan menghasilkan panas yang tinngi
(. .ulit pen(erita akan sering kemerahan 2,lusing3 (engan !arna ikan salmon yang
khas(an /en(erung terasa hangat, lunak (an asah.
e. A(anya "remor
,. 7kso,talmus yang (iakiatkan (ari penyakit gra-es, (imana penyakit ini otot0otot
yang menggerakkan mata ti(ak mampu er,ungsi seagaimana mesti, sehingga sulit
atau ti(ak mungkin menggerakkan mata se/ara normal atau sulit
mengkor(inir gerakan mata akiatnya terja(i pan(angan gan(a, kelopak mata ti(ak
(apat menutup se/ara sempurna sehingga menghasilkan ekspresi !ajah seperti
!ajah terkejut.
g. Peningkatan selera makan namun mengalami penurunan erat a(an yang
progresi, (an mu(ah lelah.
h. Peruahan (e,ekasi (engan konstipasi (an (iare
23
i. Pa(a usia lanjut maka akan mempengaruhi kesehatan jantung.
9
6ejala (an tan(a hipertiroi( atau ti(ak juga (apat (ilihat atau (itentukan
(engan in(eks !ayne, (iseut (engan *ipertiroi( jika in(eks R $%.
"ael &: In(eks Layne
N0 Tan"a A"a Ti"ak A"a
& "yroi( teraa 4@ 0@
$ 5ising tyroi( 4$ 0$
@ 7=optalmus 4$ 0
4 .elopak mata tertinggal gerak ola mata 4& 0
1 *iperkinetik 44 0$
9 "remor jari 4& 0
' "angan panas 4$ 0$
: "angan asah 4& 0&
24
In"ek, Aayne
N0
:e1ala Bang Baru Tim$ul Dan
Atau Bertam$ah Berat
Nilai
& Sesak saat kerja 4&
$ 5er(ear 4$
@ .elelahan 4$
4 Suka u(ara panas 01
1 Suka u(ara (ingin 41
9 .eringat erleihan 4@
' 6ugup 4$
: Na,su makan naik 4@
9 Na,su makan turun 0@
&% 5erat a(an naik 0@
&& 5erat a(an turun 4@
9 Birilasi atrial 44 0
&%
Na(i teratur
G :%= per menit
:% < 9%= per menit
O 9%= per menit
0
0
4@
0@
0
0
%. DIA:N=SIS
Seagian (engan (emikian (iagnosis penyakit gra-es (apat (itegakkan
(engan /ara seagai erikut:
a. Menegakkan (iagnosis klinis (engan in(eks (iagnosis klinis
. Memastikan tirotoksikosis (engan "4 tinggi (an "S*s tersupresi.
/. A(a eerapa pemeriksaan rutin yang sering memerikan petunjuk kearah
(iagnosis ini yaitu hiperkalsemi, ka(ar kolesterol ren(ah atau (ia!ah
normal (an alkali ,os,atase meningkat.
;. PENATA7AKSANAAN
"ujuan pengoatan hipertiroi(isme a(alah mematasi pro(uksi
hormone tiroi( yang erleihan (engan /ara menekan pro(uksi 2oat antitiroi(3
atau merusak jaringan tiroi( 2yo(ium ra(ioakti,, tiroi(ektomi sutotal3.
a. Hat antitiroi(
)igunakan (engan in(ikasi
&3 "erapi untuk memperpanjang remisi atau men(apatkan remisi
yang menetap,pa(a pasien mu(a (engan struma ringan sampai
se(ang (an tirotoksikosis.
$3 Hat untuk mengontrol tirotoksikosis pa(a ,ase seelum
pengoatan, atau sesu(ah pengoatan pa(a pasien yang men(apat
yo(ium ra(ioakti,.
@3 Persiapan tiroi(ektomi
25
43 Pengoatan pasien hamil (an orang lanjut usia.
13 Pasien (engan krisis tiroi(.
Hat (ieri (alam (osis esar pa(a permulaan sampai eutiroi(isme lalu
(ierikan (osis ren(ah untuk mempertahankan eutiroi(isme.
"ale $. Hat antitiroi( yang sering (igunakan
Hat )osis a!al
2mg;hari3
Pemeliharaan
2mg;hari3
.arimaCol @%09% 10$%
MetilmaCol @%09% 10$%
Propiltiourasil @%%09%% 1%0$%%
.etiga oat ini mempunyai kerja imunosupresi, (an (apat menurunkan
konsentrasi thyroi( stimulating antio(y 2"SA3 yang ekerja pa(a sel tiroi(.
Hat0oatan ini umumnya (ierikan sekitar &:0$4 ulan. Pemakaian oat0
oatan ini (apat menimulkan e,ek samping erupa hipersensiti-itas (an
agranulositosis. Apaila timul hipersensiti-itas maka oat (iganti, tetapiila
timul agranulositosis maka oat (ihentikan.
7,ek eragai oat yang (igunakan (alam pengelolahan tirotoksikosis.
.elompok Hat 7,eknya In(ikasi
Hat Anti "iroi(
Propiltiourasil
2P"U3
MetilmaCol 2MMI3
.arimaCol 2+ME
MMI3
Antagonis
a(renergi/0S
Menghamat
sintesis hormone
tiroi( (an ere,ek
imunosupresi,
2P"U juga
menghamat
kon-ersi "4 "@
Pengoatan lini
pertama pa(a
6ra-es. Hat
jangka pen(ek
prae(ah;pra0#AI
50a(renergi/0
antagonis
Propanolol
Metoprolol
Atenolol
Na(olo
Mengurangi
(ampak hormone
tiroi( pa(a
jaringan
Hat tamahan
ka(ang seagai
oat tunggal pa(a
tiroi(itis
26
5ahan mengan(ung
Io(ine
.alium io(i(a
Solusi Fugol
Natrium Ipo(at
Asam Iopanoat
Menghamat
keluarnya "4 (an
"@.
Menghamat "4
(an "@ serta
pro(uksi "@
ekstratiroi(al
Persiapan
tiroi(ektomi. Pa(a
krisis tiroi( ukan
untuk penggunaan
rutin.
Pa(a pasien hamil iasanya (ierikan propiltiourasil (engan (osis
seren(ah mungkin yaitu $%%mg;hari atau leih lagi. Pengoatan (engan
yo(ium ra(ioakti,. )igunakan P
&@&
(engan (osis 10&$ m+i peroral. )osis ini
(apat mengen(alikan tirotoksikosis (alam@ ulan, namu
&
;
@
pasien menja(i
hipotiroi(isme, eksaserasi hipertiroi(isme, (an tiroi(itis 2Su(oyo,$%%93.
Hperasi "iroi(ektomi sutotal e,ekti, untuk mengatasi hipertiroi(isme.
<. K=MP7IKASI
.risis tiroi( 2"hyroi( storm3 merupakan eksaserasi akut (ari semua
gejala tirotoksikosis yang erat sehingga (apat mengan/am kehi(upan
pen(erita. Baktor pen/etus terja(inya krisis tiroi( pa(a pen(erita tirotoksikosis
antara lain tin(akan operati,, terapi yo(ium ra(ioakti,, persalinan pa(a
pen(erita hamil (engan tirotoksikosis yang ti(ak (ioati se/ara a(ekuat.
Mani,estasi klinis (ari krisis tiroi( (apat erupa tan(a0tan(a
hipermetaolisme erat (an respons a(renergik yang heat, yaitu meliputi:
a. )emam tinggi, (imana suhu meningkat (ari @:T+ sampai men/apai
4&T+ (isertai (engan ,lushing (an hiperhi(rosis.
. "akikar(i heat, atrial ,irilasi sampai payah jantung.
/. 6ejala0gejala neurologik seperti agitasi, gelisah, (elirium sampai
koma.
(. 6ejala0gejala saluran /erna erupa mual, muntah,(iare (an ikterus.
?. KESIMPU7AN
27
*ipertiroi( a(alah respon jaringan0jaringan tuuh terha(ap pengaruh
metaolik hormone tiroi( yang erleihan. Pengaruh hormone tiroi( pa(a
jantung (igolongkan menja(i @ kategori: e,ek terha(ap jantung se/ara
langsung, e,ek terha(ap sara, simpatis (an e,ek sekun(er terha(ap peruahan
hemo(inamik.
*ipermetaolisme (i jaringan0jaringan peri,er menamah ean sirkulasi
aik yang metaolik maupun yang non0metaolik 2hilangnya panas3,
se(angkan e,ek langsung (ari hormon0hormon tiroi( terha(ap miokar(ium
menamah kekuatan, ke/epatan (an kontraksi -entrikel. Akiatnya a(alah
pekerjaan jantung (an output jantung ertamah. Selain (ari itu irritaility (ari
atrium meningkat (an isa menyeakan takhi(isritmia, (an yang paling
penting (iantaranya a(alah ,irilasi atrium.
Pemerian terapi P"U ti(ak selalu (ierikan seagai tahap a!al pa(a
pasien (engan hipertiroi(, namun pa(a pasien ini langsung (ierikan terapi
P"U karena pa(a pasien ini ter(apat atrial ,irilasi sehingga peningkatan
hormon tiroi( harus segera (iturunkan. P"U merupakan terapi hipertiroi(
(engan /ara kerja menurunkan ka(ar "4 se/ara /epat sehingga (iharapkan pa(a
pasien ini isa segera men/apai eutiroi( untuk menghin(ari terja(inya
kar(iomiopati akiat atrial ,irilasinya. Pemerian P"U seaiknya maksimal &0
$ minggu sampai ke/epatan asal kemali normal karena penggunaan P"U
(alam !aktu lama (apat menimulkan e,ek hepatotoksik.
DA'TAR PUSTAKA C ATRIA7 'IBRI7ASID
&. UAtrial Birillation 2,or Pro,essionals3U. Ameri/an *eart Asso/iation, In/.
$%%:0&$0%4. Ar/hi-e( ,rom the original on $%%90%@0$:.
$. 7S+ 6ui(elines. $%&%. Guidelines for the Management of Atrial
'ibrilation. )iakses 1 Hktoer $%&$ melalui es/ar(io.org;gui(elines0
sur-eys;es/0gui(elines;6ui(elines)o/uments;gui(elines0a,i0B".p(, :
!uropean "ociety of ardiology.
@. Narumiya ", Sakamaki ", Sato P, .anmatsuse . 2January $%%@3.
VRelationship between left atrial appendage function and left atrial
28
thrombus in patient withnonvalvular chronic atrial fibrillation and atrial
flutter+.irculation ,ournal 9'
4. Nasution SA, Ismail ). $%%9. &u-u A.ar *lmu )enya-it /alam ,ilid *** 0
'ibrilasi Atrial. Jakarta : B. UI, pp &1$$ < $9.
1. P5 PAP)I. $%%1. "tandar )elayanan Medi-. Jakarta : PAP)I, pp 4: < 9
9. San,ilippo AJ, Aas/al 8M, Sheehan M, Hertel F5, *arrigan P, *ughes
#A (anLeyman A7 2&99%3. UAtrial enlargement as a /onse?uen/e o,
atrial ,irillation A prospe/ti-e e/ho/ar(iographi/ stu(yU . +ir/ulation :$
2@3: '9$'
'. Lattigney LA, Mensah 6A, +ro,t J5 2$%%$3. UIn/rease( atrial
,irillationmortality: Unite( States, &9:%0&99:U. Am. J. 7pi(emiol.&11
293: :&9$9.
:. Hlgin J7, Eipes )P. Spesi,i/ Arrhythmias )iagnosis an( "reatment. In:
Fiy, 5ono!, Mann, Eipes e(itors, 5raun!al(Ws *eart )isease. :th
e(ition, 8olume &. Phila(elphia> Saun(ers> $%%'.p.:9@09$@.
9. Prysto!sky 7N, .atC AM, Atrial Birillation. In: "opolWs "e=took o,
+ar(io-as/ular Me(i/ine. $n( e(ition. Phila(elphia: Fippin/ott Lilliams
K Lilkins> $%%$.........94.
&%. S/heinman MM, Atrial Birillation, In: urrent /iagnosis and (reatment
in ardiology. $n( e(ition. M/6ra!0*ill ;Appleton K Fange>
$%%$.........$%.
&&. Lang "J, Parise *, Fe-y ). Hesity an( the risk o, ne!0onset atrial
,irillation. ,AMA $%%4>$9$:$4'&.
&$. Allessie M, Ausma J, S/hotten U. 7le/tri/al, /ontra/tile an( stru/tural
remo(eling (uring atrial ,irillation. +ar(io-as/ #es $%%$>14:$@%<49.
&@. 7-erett "*, Fi *, Mangrum JM. 7le/tri/al, morphologi/al, an(
ultrastru/tural remo(eling an( re-erse remo(eling in a /anine mo(el o,
/hroni/ atrial ,irillation. +ir/ulation $%%%:&%$:&41409%.
&4. Buster 8, #y(en F7, +annom )S, 7llenogen .A, et al. A++;A*A;7S+
$%%9 6ui(elines ,or the management o, patients !ith atrial ,irillation: a
report o, the Ameri/an +ollege o, +ar(iology 2Lriting +ommittee to
29
#e-ise the $%%& 6ui(elines ,or the Management o, Patients Lith Atrial
Birillation3. +ir/ulation. $%%9>&&4:e$1'0e@14.
&1. Latson ", Fip 6P*. Management o, Atrial Birillation. *erC
$%%9:@&::49<19.
&9. Me(i +, *ankey 6J, Bree(man S5. +lini/al Up(ate: Atrial ,irillation.
MJA $%%'>&:9243:&9'0$%$.
&'. Fip 6P*, "se *B. Management o, Atrial Birilation. (he 1ancet. Fon(on:
Aug &:0Aug $4, $%%'. 8ol. @'%, Iss. 91:'>pg. 9%4,&1pgs.
&:. 5la/kshear JF, Sa,,or( #7. ABBI#M an( #A+7 "rials: Impli/ation ,or
the management o, atrial ,irillation. +ar(ia/ 7le/trophysiology #e-.
$%%@>':@9909.
&9. +onnolly S, Pogue J, *art #6. +lopi(ogrel plus aspirin -ersus oral
anti/oagulation ,or atrial ,irillation in the Atrial ,irillation +lopi(ogrel
"rial !ith Iresartan ,or pre-ention o, 8as/ular 7-ents 2A+"I87
L3:ran(omise( /ontrolle( trial. Fan/et $%%9> @9':&9%@0&$.
$%. 6ar/ia ), *ylek 7. Stroke pre-ention in el(erly patients !ith atrial
,irillation. Fan/et. $%%'>@'%,291:93>49%04.
DA'TAR PUSTAKA C6IPERTIR=IDD
&. *arrison. $%%%. )rinsip-)rinsip *lmu )enya-it /alam, alih ahasa
Pro,.)r.Ahma( *. As(ie, Sp.P)0.7, 7(isi &@, 8ol.1, 76+, Jakarta :
hal $&44 < $&1&
$. Su(oyo (kk. $%%9. &u-u A.ar *lmu )enya-it /alam !disi 2eempat
,ilid **. Pusat Peneritan IP) B.UI. Jakarta
@. Shaha A, $%%$, )enya-it Graves 3"truma /iffusa (o-si-) /iagnosis
dan )enatala-sanaannya, 5ulletin PI..I: Seri 7n(okrinologi0
Metaolisme, 7(isi Juli $%%$, PI..I, Jakarta, $%%$: hal 9 < &:
30
4. )jokomoeljanto. (iroto-si-osis-)enya-it Graves. /alam (iroidologi
-lini- !disi 4. 5a(an Penerit Uni-ersitas )iponegoro, Semarang,
$%%'. *al $$%0$:&
1. +or!in. 7 J, $%%&. )atofisiologi, 7(isi &, 76+, Jakarta: hal $9@ < $91
9. Mansjoer A, et all,$%%9. 2apita "ele-ta 2edo-teran, ,ilid 4, !disi 5,
Me(ia Aes/ulapius, Bakultas .e(okteran UI, Jakarta, : hal 194 < 19:
'. Noer *MS. $%%9. &u-u A.ar *lmu )enya-it /alam, ,ilid 4, !disi 5,
5alai Penerit Bakultas .e(okteran UI, Jakarta: hal '$1 < '':
:. Pri/e A.S. K Lilson M.F., $%%1. )atofisiologi )roses-)roses
)enya-it, Alih 5ahasa Anugerah P., 7(isi 4, 76+, Jakarta: hal &%49 <
&%1:, &%'% < &%:%
31

You might also like