You are on page 1of 2

Biosintesis Hormon Steroid

Berdasarkan target organnya, hormon steroid terbagi menjadi dua sub kelompok
yakni hormon seksual termasuk hormon progestasional (progestin dan estrogen) dan hormon
adrenal. Kedua kelompok tersebut berasal dari kolesterol yang mempunyai struktur dasar
siklopentanoperhidrofenantren. Struktur kerangka C-27 pada kolesterol berasal dari Acetil-
CoA yang telah mengalami serangkaian peristiwa sebagai berikut : diawali dari pembentukan
asestat menjadi mevalonat yang membutuhkan enzim HMG-CoA reduktase kemudian diubah
menjadi squalene dilanjutkan dengan lanosterol. Selanjutnya, lanosterol akan diubah menjadi
kolesterol sebagai produk intermediate dengan mengambil tiga gugus karbon. Selai sebagai
prekursor hormon steroid, kolesterol yang banyak terdapat di membran sel juga merupakan
salah satu komponen bagi kelangsungan hidup sel.















Biosintesis hormon steroid termasuk testoteron dimulai dari perubahan kolesterol
menjadi pregnenolon. Pengaturan biosintesis hormon steroid diperantarai oleh peningkatan
cAMP intaselular ataupun oleh Ca
+2
melalui jalur inositol trifosfat. Rangsangan terhadap
cAMP dapat bersifat akut maupun kronis. Rangsangan akut dimulai sejak pengiriman
kolesterol ke dalam inner mitokondria dengan perantaraan steroidogenic acute regulatory
(StAR), sedangkan rangsangan kronis terjadi pada saat pengubahan kolesterol menjadi
pregnenolon. Dalam stadium ini, proses konversi berlangsung di dalam mitokondria dengan
membubuhkan enzim side chain cleavage (scc). NADPH, oksigen serta sitokrom P450 secara
terbatas sesuai dengan kebutuhan . Berbeda dengan reseptor hormon protein, reseptor steroid
terletak di dalam sitoplasma sel atau inti sel. Mula-mula hormon masuk kedalam sel dengan
cara difusi dan segera mengikat reseptor protein spesifikdi dalam sitoplasma. Reseptor
hormon streroid secara inaktif berada dalam suatu heat shock protein 90 (hsp 90). Apabila
terjadi ikatan antara hormon dan reseptor, maka hsp 90 menjadi aktif dan melepaskan diri.
Kemudian ikatan hormon dan reseptor akan segera menuju ke nukleus. Di dalam nukleus,
ikatan kompleks hormone reseptor akan mempengaruhi koaktivator dan faktor transkripsi
secara menyeluruh untuk menghasilkan suatu kompleks transkripsional aktif yang nantinya
akan mempertinngi ekspresi gen dan menimbulkan efek hormon steroid.

Mekanisme Kerja Hormon Steroid
1. Hormon steroid melewati membran sel masuk ke dalam sitoplasma setiap sel, baik sel
target hormon steroid maupun sel lain. Tetapi reseptor hormon steroid hanya terdapat di
dalam sel target yaitu dalam sitoplasmanya.
2. Bila hormon steroid berikatan dengan reseptor sitoplasma maka kompleks hormon
reseptor tersebut dengan atau tanpa modifikasi akan ditransportasi ke tempat kerjanya
(sites of action) di dalam inti sel yaitu pada kromatin. Selanjutnya terjadilah beberapa hal
yang berhubungan dengan peningkatan sintesis protein sesuai dengan fungsi masing-
masing sel target.

You might also like