You are on page 1of 3

Gua merupakan habitat bawah tanah yang secara langsung dapat dieksplorasi oleh

manusia. Gue disebut juga dengan lingkungan hypogean, yaitu merupakan bagian dari biosphere
yang ditemukan dibawah tanah. Lingkungan hypogean bukan merupakan lingkungan dengan sistem
yang tertutup. Tidak hanya makhluk gua saja yang keluar masuk dari lingkungan ini, tetapi juga
elemen abiotik seperti air, udara dan berbagi senyawa kimia secara konstan mengalir melewati
ekosistem ini dengan baik. Habitat hypogean termasuk didalamnya adalah karsts, terowongan lava,
gua es, danau bawah tanah, dan juga sungai yang tidak dapat diakses oleh manusia secara langsung.
Gua yang paling sering didiskusikan adalah gua karst, yang merupakan gua dengan area dipenuhi
batu kapur (batu karbonat). Gua ini merupakan hasil dari penghancuran bebatuan oleh air asam
(Romero, 2009).
Beberapa peneliti telah menyepakati bahwa kehidupan di gua itu keras karena
kekurangan nutrien. Namun, dari data-data yang ditemukan banyak juga spesies hewan yang
mampu hidup di dalam gua. Banyak hewan yang berkoloni di dalam gua dapat menemukan
makanan, memiliki tempat bereproduksi, dapat terlindung dari predator, terlindung dari kekeringan,
dan memiliki tempat untuk berhibernasi (Romero, 2009). Gua menyediakan habitat subteran untuk
banyak spesies makhluk hidup, beberapanya sangat bergantung dengan gua untuk dapat bertahan
hidup. Karakteristik unik dari lingkungan menyediakan kondisi spesifik yang dibutuhkan oleh banyak
hewan. Pada awalnya,habitat ini dapat terlihat terisolir dari dunia luar, dengan adanya lapisan
batuan yang menghalangi dari cahaya matahari, presipitasi, dan angin. Namun, jika dilihat lebih
dekat lagi maka dapat ditemukan bahwa antara permukaan luar dengan kehidupan di gua ini,
terhubung dengan jalan yang bervariasi (Baker et al., 2013).
Karakteristik tertentu dari lingkungan gua menjadi tantangan bagi makhluk hidup untuk
mendapatkan kenyamanan dan untuk dapat bertahan hidup. Lingkungan gua sangat gelap, memiliki
kelembaban yang tinggi (80-100%), rendah dan jarangnya sumber nutrien, basah dan terdiri dari
substrat yang licin. Banyak gua juga mengandung campuran gas berbahaya yang dapat bersifat lethal
untuk makhluk hidup yang tidak berhabitat di dalam gua, seperti manusia. Namun, gua
menunjukkan kondisi lingkungan yang stabil, dengan variasi yang sangat minim pada temperatur
udara, tekanan udara dan kadar karbon dioksida. Adanya kondisi yang stabil pada lingkungan gua
menjadi kondusif bagi hewan yang tidak mampu meregulasi temperatur tubuhnya sendiri (National
Park Service, 2004). Lingkungan dalam gua relatif stabil karena gua terlindung dari lingkungan luar,
sehingga tidak terpengaruh oleh perubahan lingkungan, cuaca dan iklim di luar gua. Gua dapat
terbentuk dari berbagai macam tipe bebatuan.
Lingkungan gua dapat dibagi menjadi empat zona, yaitu zona masuk, zona twilight, zona
transisi, dan zona dalam. Zona masuk merupakan zona yang berhubungan langsung dengan
lingkungan luar (lingkungan permukaan), menjadi pintu masuk menuju gua yang lebih dalam. Zona
twilight merupakan zona dengan pencahayaan yang sangat kurang, pada zona ini tumbuhan seperti
pakis, lumut, dan algae tidak dapat tumbuh karena keterbatasan cahaya yang masuk. Zona transisi
adalah zona yang tidak ada cahaya, walaupun fluktuasi lingkungan luar seperti temperatur dan
kelembaban masih dapat dirasakan. Zona yang terakhir dan terdalam adalah deep zone adalah zona
yang paling jauh dari pintu masuk, lingkungan gelap secara total dan umumnya kelembaban pada
zona ini relatif sangat tinggi dan penguapan rendah. Temperatur pada zona ini mendekati konstan
sepanjang tahunnya. Makhluk hidup yang tinggal pada zona ini telah teradaptasi tinggal ditempat
gelap, tidak lagi membutuhkan penglihatan. Hanya sedikit sekali jumlah makanan yang terdapat
pada zona ini, sehingga hewan yang terdapat pada deep zone harus dapat bertahan hidup tanpa
makanan dalam jangka waktu yang cukup panjang (Department of Primary Industries, Parks, Water
and Environtment, 2011).
Salah satu eksplorasi gua telah dilakukan oleh Hoyos et al (1998) terhadap Gua
Candamo yang terletak di sebelah utara Spanyol. Temperatur di luar gua ini diketahui bervariasi,
mulai dari temperatur minimum pada saat musim dingin (9,5
o
C) dan maksimum pada saat musim
panas (31,5
o
C). Di bagian dalam gua, temperatur udara lebih homogen sepanjang tahunnya, berkisar
sekitar 14,25
o
-14,75
o
C. Fluktuasi temperatur udara di dalam gua ini kurang dari 0,03
o
C dan variasi
tersebut dapat dianggap tidak berarti dibandingkan dengan fluktuasi cuaca yang terjadi di luar gua.
Adapun kelembaban relatif di dalam gua ini memiliki variasi yang pendek, yaitu sekitar 94% - 100%.
Sementara kelembaban bagian exterior gua berkisar antara 50% - 95% tergantung pada cuaca diluar
gua.
Terdapat tiga kategori hewan yang hidup di dalam gua, yaitu trogloxenes, troglophiles,
dan troglobites. Trogloxenes merupakan kelompok hewan yang hidup di dalam gua hanya separuh
waktu, seperti kelelawar dan rodensia. Hewan golongan ini menggunakan gua untuk sarang, untuk
hibernasi, atau untuk tempat bersalin, tetapi mereka harus keluar dari gua untuk mencari makan.
Kategori kedua yaitu troglophiles yang merupakan kelompok hewan gua yang menghabiskan seluruh
hidupnya di dalam gua, namun mereka juga dapat bertahan hidup di lingkungan luar gua. Contoh
kelompok hewan ini adalah cacing tanah dan laba-laba. Adapun kategori troglobites merupakan
hewan yang telah sangat teradaptasi dengan lingkungan dalam gua, dan mereka hanya mampu
bertahan hidup di dalam gua. Contoh dari hewan troglobites adalah cacing pipih, siput, milipeds,
ikan, dan beberapa jenis amfibi (National Park Service, 2004).
Referensi :
Baker, G.M., S.J. Taylor, S. Thomas, R. Oslon, K. Lavoie, M. Denn, S.C. Thomas, H. Barton, K.L. Helf, R.
Ohms, J. Despain, J. Kennedy, and D. Larson. 2013. National Park Service Cave Ecology
Inventory And Monitoring Framework. National Cave and Karst Management Symposium
3.
Department of Primary Industries, Parks, Water, Environment. 2011. Cave Ecology. State of
Tasmania. Tasmania.
Hoyos, M., V. Soler, J. C. Canaveras, S. Snchez-Moral, and E. Sanz-Rubio. 1998. Microclimatic
Characterization Of A Karstic Cave: Human Impact On Microenvironmental Parameters Of
A Prehistoric Rock Art Cave (Candamo Cave, Northern Spain). Environmental Geology 33.
National Park Service. 2004. Great Basin Cave Life. National Park Service U.S. Department of the
Interior.
Romero, A. 2009. Cave Biology Life in Darkness. Cambridge University Press. New York. pp. 130,159-
160.

You might also like