Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Nama : Arni Khurnia Suci
NIM : B0A013041
Rombongan : II
Kelompok : 2
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR II
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2014
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Darah merupakan jaringan ikat yang mempunyai dua komponen, yaitu komponen
cair yang disebut plasma darah dan komponen sel-sel darah atau korpuskula
darah.Korpuskula darah terdiri dari 3 macam yaitu eritrosit, leukosit, dan trombosit.
Eritrosit mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk mengedarkan oksigen dan
karbondioksida, serta berperan juga dalam menentukan golongan darah, leukosit
yang berfungsi sebagai ketahanan tubuh dan trombosit untuk homeostasis. Darah dianggap
sebagai jaringan khusus yang menjalani sirkulasi. Aliran darah dalam seluruh tubuh
menjamin lingkungan yang tetap, supaya semua sel serta jaringan mampu melaksanakan
fungsinya (Frandson, 1992).
Beragam hewan vertebrata, baik yang hidup di perairan seperti ikan maupun yang
hidup di daratan seperti unggas, reptilia dan mamalia dapat dikatakan memiliki komposisi
darah yang yang hampir sama. Darah hewan tersebut terdiri atas cairan plasma kurang
lebih 55%, komponen primer cairan tersebut adalah air dan benda korpuskula yang berada
dalam plasma kurang lebih 45%.
Menurut Soetrisno (1987), korpuskula darah terdiri dari eritrosit, leukosit, dan
trombosit. Korpuskula kecil yang memberi warna merah pada darah disebut eritrosit atau
sel darah merah, biasanya semua sel darah adalah sel darah merah, dan fungsi utamanya
adalah untuk mentransport oksigen dari paru-paru ke jaringan. Sel darah merah pada
mamalia tidak berinti dan tidak memiliki organel. Berbeda dengan sel darah putih memiliki
inti dan tidak mengandung hemoglobin. Sel darah putih berperan dalam menjaga tubuh
dari serangan organisme penyebab penyakit.
Eritrosit merupakan sel yang terdapat dalam darah dengan bentuk bikonkaf yang
berwarna merah kekuningan serta bersifat elastis dan lunak. Eritrosit yang terdapat dalam
pembuluh darah tidak memiliki inti sel. Salah satu kandungan eritrosit yang sangat penting
adalah hemoglobin, hemoglobin inilah yang menyebabkan darah berwarna merah. Eritrosit
yang banyak mengikat oksigen akam berwarna merah terang, jika sedikit maka akan
berwarna merah pucat. Sel eritrosit rata-rata berumur 120 hari, dimana sel eritrosit yang
sudah tua akan dirombak akan menjadi bilirubin, yaitu pigmen warna empedu yang
berfungsi dalam proses pencernaan. Hemoglobin merupakan metaloprotein yang berfungsi
sebagai pengangkut oksigen yang mengandung besi dalam sel darah merah mamalia dan
hewan lainnya (Kimball, 1988).
Hemoglobin adalah senyawa organik yang kompleks yang terdiri dari empat pigmen
porfirin merah, masing-masing mengandung atom Fe ditambah globulin yang merupakan
protein globuler yang terdiri atas empat asam amino. Kadar hemoglobin dan kadar glukosa
setiap species berbeda-beda, hal ini tergantung pada kebutuhan metabolisme species itu
sendiri. Hemoglobin bergabung dengan oksigen paru-paru disebut oksihemoglobin
(Hoffbrand dan pettit, 1987).
Eritrosit dan leukosit memiliki beberapa perbedaan antara lain eritrosit dihasilkan
oleh kapiler endothelium di dalam sumsum tulang, berfungsi utuk transport oksigen,
berbentuk lonjong, mempunyai inti kecuali pada mamalia dewasa dan jumlahnya paling
banyak dibandingkan dengan sel-sel darah lainnya. Leukosit dihasilkan dari sel retikulo
endotelium di luar sel-sel kapiler, berfungsi untuk ketahanan tubuh, memiliki bentuk khas,
nukleus, sitoplasma, organela dan semuanya bersifat mampu bergerak dalam keadaan
tertentu dari pembuluh darah menuju jaringan. Jumlah seluruh leukosit jauh dibawah
jumlah eritrosit dan bervariasi tergantung dari jenis hewannya, umur, kondisi lingkungan
dan musim. Ikan yang aktif eritrositnya lebih kecil dari ikan yang tidak aktif, ukuran yang
kecil memungkinkan jumlah eritrosit lebih banyak. Fluktuasi dalam jumlah leukosit pada
tiap individu cukup besar pada kondisi tertentu misalnya stress, aktifitas fisiologis, gizi,
umur, dan lain-lain (Hadikastowo, 1982).
Darah mempunyai beberapa fungsi yang sangat vital bagi tubuh, fungsi
terpenting darah yaitu mengangkut oksigen dan karbondioksida dari atau ke seluruh tubuh.
Secara umum darah berfungsi mengangkut bahan-bahan yang dibutuhkan ke seluruh tubuh
dan yang tidak dibutuhkan ke alat ekskresi, menjaga keseimbangan lingkungan dalam
tubuh, mengatur suhu, pertahanan tubuh dari benda-benda asing yang masuk ke tubuh,
dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak.
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum kali ini adalah untuk memberikan keterampilan pada
mahasiswa tentang cara pengambilan darah hewan, mengetahui perbedaan bentuk sel
darah pada berbagai hewan, serta cara melakukan perhitungan sel darah merah dan putih
serta hemoglobin darah hewan.
II. MATERI DAN CARA KERJA
2.1 Materi
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah darah Manusia, Katak
(Fejervarya Cancrivora), larutan Turk, larutan Hayem, larutan 0.1 N HCl.
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah haemositometer,
haemometer, tabung sahli, pipet kapiler, mikroskop, objek gelas dan kaca penutup, spuit
dan hand counter.
2.2 Metode
2.2.1 Menghitung jumlah leukosit (pengenceran 20 kali):
1. Ujung jari telunjuk dibersihkan dengan alkohol 70%, kemudian ujung jari
ditusuk menggunakan lancet steril dengan kedalaman yang cukup hingga darah
keluar secara perlahan.
2. Darah diteteskan ke gelas objek dengan dipijit ke arah ujung jari.
3. Sediaan darah manusia di dapatkan dengan menusuk jari menggunakan lancet
steril lalu ditampung
4. Sediaan darah dihisap dengan menggunakan mikropipet hingga menunjukan
angka 1, kemudian ujungnya dibersihkan menggunakan kertas isap.
5. Larutan turk yang telah dituang terlebih dahulu ke dalam tabung reaksi sampai
angka 11.
6. Pipa karet diambil dari pipet, kemudian pipet dipegang pada kedua ujungnya
dan dikocok selama 2 menit.
7. Dibuang 1-2 tetes, kemudian tetes berikutnya dipakai untuk perhitungan.
8. Bilik hitung disiapkan. Cairan dalam pipet diteteskan sehingga dapat masuk
kedalam bilik hitung dengan sendirinya.
9. Diamati dibawah mikroskop dari perbesaran terkecil sampai yang besar.
10. Semua leukosit yang terdapat pada bujur sangkar pojok dihitung. Jadi jumlah
yang dihitung menjadi 4 x 16 = 64 bujur sangkar dengan sisi masing-masing =
mm.
11. Dengan menggunakan rumus:
2.2.2 Menghitung jumlah eritrosit (pengenceran 100 kali)
Menghitung eritrosit, cara kerjanya sama dengan cara kerja menghitung
leukosit bedanya hanya :
1. Pengenceran 200 kali.
2. Cairan pengencernya yaitu larutan Hayem.
3. Semua eritrosit yang dihitung terdapat di dalam bujur sangkar kecil dengan sisi
1/20 atau dengan volume masing-masing 1/4000 mm
3
.
4. Rumus perhitungannya adalah :
2.2.3 Pengukuran kadar Hb dengan metode Sahli
1. Ke dalam tabung sahli diteteskan 0,1 larutan HCl hingga batas 10.
2. Jari yang telah dibersihkan dan kering,ditusuk dengan lancet.
3. Darah yang keluar dihisap dengan menggunakan pipet hingga skala 20 m.
Darah yang tersisa diujung pipet dibersihkan dengan kapas.
4. Darah diteteskan ke tabung sahli yang berisi HCl. Kemudian tabung diletakkan
pada komparator.
5. Darah diaduk dengan menggunakan batang pengaduk. Setelah sekitar satu
menit diteteskan akuades.
6. Penambahan akuades dilakukan tetes demi tetes sampai warna darah sama
dengan warna pembanding pada komparator.
7. Dicatat hasilnya.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Tabel Kadar hemoglobin, Jumlah Eritrosit dan Leukosit pada Hewan Uji dan Manusia.
Sampel Darah Kelompok
Kadar
Hemoglobin
(gr/dl)
Eritrosit
(sel/mm
3
)
Leukosit
(sel/mm
3
)
Katak
1 2 2.875.000 48.600
3
Manusia
2 4 1.110.00 15.675
4
Perhitungan :
Leukosit =
x 160 x 10 = 25 L
1. Leukosit
Dik : L1 : 158
L2 : 149
L3 : 140
L4 : 180
Dit : Jumlah Leukosit?
Jwb : =25 (L1+L2+L3+L4)
=25 (158+149+140+180)
=15675 sel/mm
3
Eritrosit =