You are on page 1of 86

PENGARUH PENGGUNAAN

MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL


BELAJAR BIOLOGI KONSEP SISTEM EKSRESI SISWA KELAS VII
SEMESTER 2 SMP NEGERI 2 DEMPET
TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010

Diajukan Guna Memenuhi Salah
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN
PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL
BELAJAR BIOLOGI KONSEP SISTEM EKSRESI SISWA KELAS VII
SEMESTER 2 SMP NEGERI 2 DEMPET
TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan Strata 1
Sarjana Pendidikan Biologi








OLEH
R I N A F A R I D A
NPM : 06320222

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
IKIP PGRI SEMARANG
2011
1
PEMBELAJARAN JIGSAW DAN
PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL
BELAJAR BIOLOGI KONSEP SISTEM EKSRESI SISWA KELAS VIII
Satu Persyaratan Menyelesaikan Strata 1
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM



PENGARUH PENGGU
MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL
BELAJAR BIOLOGI KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS VIII
SEMESTER 2 SMP NEGERI 2 DEMPET
TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
Diajukan kepada fakultas pendidikan matematika da
alam IKIP PGRI Semarang untuk memenuhi sebagian dari syarat guna
memperoleh derajat sarjana pendidikan

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA
DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM





PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN
MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL
BELAJAR BIOLOGI KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS VIII
SEMESTER 2 SMP NEGERI 2 DEMPET
TAHUN PELAJARAN 2009 / 2010
SKRIPSI

Diajukan kepada fakultas pendidikan matematika dan ilmu pengetahuan
alam IKIP PGRI Semarang untuk memenuhi sebagian dari syarat guna
memperoleh derajat sarjana pendidikan
RINA FARIDA
NPM.06320222

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA
DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IKIP PGRI SEMARANG
2011
1
NAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN
MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL
BELAJAR BIOLOGI KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS VIII
n ilmu pengetahuan
alam IKIP PGRI Semarang untuk memenuhi sebagian dari syarat guna
2


LEMBAR PERSETUJUAN


Kami selaku pembimbing I dan II dari Mahasiswa IKIP PGRI Semarang.
Nama : Rina Farida
NPM : 06320222
Jurusan : Pendidikan Biologi
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Judul : Pengaruh Penggunaan model pembelajaran jigsaw dan model
pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar biologi konsep
sistem eksresi siswa kelas VIII semester 2 SMP Negeri 2 Dempet
tahun pelajaran 2009 / 2010


Dengan ini menyetujui skripsi yang dibuat oleh mahasiswa tersebut di atas dan
siap untuk diujikan.





Semarang, 2010

Pembimbing I Pembimbing II



Dra. Mei Sulistyoningsih, M.Si. Dra. Endah Rita S.D., S.Si, M.Si
NPP.936701099 NPP.





3

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi Berjudul
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN
MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL TERHADAP HASIL
BELAJAR BIOLOGI KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS VIII
SEMESTER 2 SMP NEGERI 2 DEMPET TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Yang disusun dan diajukan oleh
RINA FARIDA
NPM. 06320222
Telah dipertahankan dihadapan dewan penguji
Pada hari Selasa, tanggal 15 Maret 2011
Dewan Penguji

Ketua Sekertaris




Drs. Nizaruddin, M.Si
NIP.19680325 199403 1 004
Endah Rita S.D, S.Si, M.Si
NPP.937001100

Anggota Penguji

1. Dra. Mei Sulistyoningsih,
M.Si
NPP. 9367011099

(.)
2. Endah Rita S.D, S.Si, M.Si.
NPP. 937001100

(.)
3. Fibria Kaswinarni, S.Si, M.Si
NPP. 088101209


(.)
4


ABSTRAK


Farida, R. 2011. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Jigsaw dan Model
Pembelajaran Konvensional Terhadap hasil Belajar Biologi Konsep Sistem
Ekskresi Siswa Kelas VIII Semester 2 SMP NEGERI 2 Dempet Tahun Ajaran
2009-2010. Skripsi. Pembimbing 1 Dra. Mei Sulistyoningsih, M. Si., Pembimbing
II Endah Rita SD.,S.Si, M.Si.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan model
pembelajaran jigsaw dan model pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar
siswa pada pokok bahasan sistem Ekskresi.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Dempet yang terdiri dari 7 kelas. Sampel
dalam penelitian ini adalah kelas VIIIF dan VIIIG. Kelas VIIIG pembelajaran
dengan menggunakan metode ceramah pembelajaran dan kelas VIIIF
pembelajaran dengan menggunakan model jigsaw. Interpretasi data dilakukan
dengan uji t untuk menentukan adanya perbedaan antara pembelajaran dengan
menggunakan model jigsaw dengan metode ceramah pada materi sistem ekskresi
pada manusia.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model jigsaw
lebih baik daripada pembelajaran menggunakan metode ceramah. Dimana t
hitung
=3,24 lebih besar daripada t
tabel
=1,99 dengan dk=78 dan =5% artinya ada
perbedaan yang signifikan pembelajaran menggunakan model jigsaw dengan
metode ceramah. Hasil nilai rata-rata kelas VIIIG dengan menggunakan model
ceramah adalah 69,3 sedangkan nilai rata-rata pada kelas VIIIF dengan
menggunakan model jigsaw adalah 77,8.

Hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan ada perbedaan hasil
prestasi siswa pada pembelajaran dengan menggunakan model jigsaw dengan
metode ceramah pada materi sistem ekskresi kelas VIII semester II SMP Dempet
tahun ajaran 2009-2010. Nilai pada model jigsaw lebih efektif daripada
menggunakan metode ceramah.

5

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat
dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi
ini.
Selama penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari
banyak pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima
kasih kepada :

1. Drs. Mei Sulistyoningsih, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang telah ikhlas
mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk membantu penulis dalam
menyusun Skripsi ini.
2. Endah Rita S.D., S.Si, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah ikhlas
mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk membantu penulis dalam
menyusun Skripsi ini.
3. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam
peningkatan mutu dan bermanfaat bagi para pembaca khususnya.


Semarang, 2011

penulis







6

DAFTAR ISI

Hal.
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iii
ABSTRAK .................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ................................................................................ v
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan masalah......................................................................... 2
C. Tujuan dan manfaat penelitian ..................................................... 2
D. Penegasan istilah .......................................................................... 3
E. Sistematika skripsi......................................................................... 4
BAB II TELAAH PUSTAKA
A. Belajar ......................................................................................... 6
B. Hasil belajar.................................................................................. 6
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar ................................. 7
D. Metode pembelajaran .................................................................. 9
E. Metode Diskusi ........................................................................... 10
F. Metode ceramah .......................................................................... 12
G. Media pembelajaran .................................................................... 14
H. Media CD pembelajaran............................................................... 15
I. Media charta.................................................................................. 17
J. Sistem pencernaan makanan pada manusia................................... 18
K. Hipotesis penelitian........................................................................ 22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian ....................................................................... 23
B. Subjek penelitian ........................................................................ 23
7

C. Alat yang digunakan ................................................................... 23
D. Metode yang digunakan .............................................................. 24
E. Prosedur penelitian ...................................................................... 24
F. Analisis dan interpretasi data....................................................... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Hasil penelitian ........................................................................... 32
B. Pembahasan ............................................................................... 34
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 39
B. Saran............................................................................................ 39
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 40

LAMPIRAN-LAMPIRAN


















8


DAFTAR LAMPIRAN



( Lampiran 1) Daftar nama siswa uji coba instrumen
( Lampiran 2 ) Daftar nama siswa yang menggunakan penbelajaran jigsaw
( Lampiran 3 )Daftar nama siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional
( Lampiran 4) Daftar nilai pretes kelas eksperimen
( Lampiran 5 ) Daftar Nilai pretes kelas kontrol
( Lampiran 6 ) Daftar nilai hasil penelitian
( Lampiran 8 ) Perhitungan validatas soal
Lampiran 9 ) Perhitungan reliabilitas
( Lampiran 10) Perhitungan taraf kesukaran soal
( Lampiran 11) Perhitungan daya pembeda soal
( Lampiran 12 ) Rencana pelaksanaan pembelajaran
(Lampiran 13) Penghitungan Homogenitas
( Lampiran 14) Penghitungan uji t
( Lampiran 16) Surat ijin Resarch
( Lampiran 17) Surat keterangan Resarch


1



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pembentukan kepribadian manusia Indonesia seutuhnya, diperlukan
proses pendidikan yang merupakan proses untuk meningkatkan harkat serta
martabat bangsa. Melalui usaha pendidikan ini diharapkan dapat mengarahkan
perkembangan anak di dalam pembentukan suatu pribadi yang mandiri.
Tujuan pendidikan diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan tertentu. Tujuan
pendidikan ini bisa menyangkut kepentingan peserta didik sendiri,
kepentingan masyarakat dan tuntutan lapangan pekerjaan atau ketiga-
tiganya peserta didik, masyarakat dan pekerjaan sekaligus. Proses pendidikan
terarah pada peningkatan penguasaan pengetahuan, kemampuan,
keterampilan, pengembangan sikap dan nilai-nilai dalam rangka pembentukan
dan pengembangan diri peserta didik. Pengembangan diri ini dibutuhkan,
untuk menghadapi tugas-tugas dalam kehidupannya sebagai pribadi, sebagai
siswa, karyawan, profesional maupun sebagai warga masyarakat
(Sukmadinata, 2004: 4).
Banyak guru, khususnya SMP Negeri 2 Dempet Kabupaten Demak,
tidak memanfaatkan model pembelajaran jigsaw karena dianggap sulit dalam
pembelajaran. Banyak guru tidak bisa karena tidak diajari atau tidak mau
belajar sendiri untuk menggunakannya, serta tidak mau mencoba. Suatu sikap
yang harus diterapkan di kalangan guru adalah mencoba belajar
1
2



menggunakannya. Guru akan langsung merasakan manfaatnya setelah
mencoba.
Model pembelajaran dapat digunakan untuk keperluan pembelajaran
baik secara klasikal maupun individual. Model pembelajaran menjadi bagian
integral dari proses pembelajaran itu sendiri, didalam pembelajaran klasikal.
Melalui penggunaan model pembelajaran, siswa dapat terlibat langsung
dengan materi yang sedang dipelajari misalnya, penggunaan model
pembelajaran terpadu akan memberikan pengalaman belajar (learning
experiences) kepada siswa..
Berbagai model pembelajaran yang ada ternyata belum digunakan
dengan baik oleh guru. Kondisi ini bisa saja terjadi karena banyaknya
model pembelajaran yang harus dipilih, sehingga guru merasa kerepotan
untuk menggunakannya. Terlebih lagi jika media yang tersedia di sekolah
kurang lengkap, sedangkan dana untuk pengadaannya tidak tersedia.
Keengganan guru menggunakan model pembelajaran juga disebabkan guru-
guru kurang pengetahuan mengenai model pembelajaran, kurangnya
membuat dan menggunakan model pembelajaran itu sendiri. Salah satu
fungsi model pembelajaran adalah membangkitkan dan meningkatkan
motivasi belajar siswa, namun demikian belum semua guru menyadari hal
ini. Berpangkal tolak dari belakang diatas, dipandang perlu untuk dilakukan
penelitian apakah penggunaan model pembelajaran khususnya model
pembelajaran jigsaw dapat mempengaruhi hasil belajar mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam di kelas VII SMP Negeri 2 Dempet Kabupaten Demak
3

B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :
Apakah ada perbedaan model pembelajaran jigsaw dan model
pembelajaran konvensional menggunakan model ceramah terhadap hasil
belajar siswa mata pelajaran biologi pokok bahasan ekskresi kelas VIII di
SMP Negeri 2 Dempet Kabupaten Demak.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar antara model pembelajaran jigsaw dan
pembelajaran konvensional terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran
biologi kelas VIII di SMP Negeri 2 Dempet Kabupaten Demak.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat praktis dan teotiris.
1. Manfaat Praktis
a. Sebagai motivasi penulis untuk selalu menggunakan model
pembelajaran jigsaw dalam setiap pembelajaran.
b. Untuk meyakinkan kepada guru SMP khususnya pelajaran Biologi
terhadap Hasil belajar siswa di SMP Negeri 2 Dempet Kabupaten
Demak.

2. Manfaat Teoretis
Untuk menambah wawasan Ilmu Pengetahuan khususnya program studi
Biologi IKIP PGRI Semarang
4

F. Penegasan Istilah
1. Pengertian belajar
Menurut bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
pengalaman dan latihan, Rohani ( 1990 : 18 ).
2. Hasil Belajar
Hasil belajar (achievement) merupakan realisasi atau pemekaran dari
kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.
Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya,
baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan
berpikir maupun keterampilan motorik, Rohani ( 1990 : 18 ).
3. Model Jigsaw
Model Jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif di mana terjadi
interaksi antar anggota kelompok, semua anggota harus turut terlibat
karena keberhasilan kelompok ditunjang aktivitas kelompoknya, sehingga
anggota kelompok saling membantu. Pembelajaran kooperatif model
jigsaw ini, tiap anggota kelompok mempelajari materi yang berbeda untuk
disampaikan atau diajarkan pada teman kelompoknya (Rustaman dkk,
2003). Secara garis besar dilihat pada gambar ilustrasi model jigsaw.

G. Sistematika Penyusunan Skripsi
Secara garis besar penulisan skripsi yang akan dibuat nanti mencakup
tiga bagian yang masing masing terdiri dari beberapa bab dan sub bab yaitu
5

1. Bagian pertama yang memuat halaman judul, halaman pengesahan,
abstraksi motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel
dan daftar lampiran
2. Bagian kedua ( isi ) yang dibagi atas lima sub bab
Bab I yakni pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta
sistematika skripsi.
Bab II Landasan teori dan hipotesis, yang memuat tentang landasan
teori, yang dibagi atas pengertian model pembelajaran,
pengertian model pembelajaran jigsaw, pengertian belajar,
pengertian hasil belajar, kerangka berfikir dan hipotesis.
Bab III Model penelitian yang terdiri atas : tempat dan waktu penelitian,
sumber data, populasi dan sample, variable dan definisi
operasional, teknik pengumpulan data, instrument penelitian,
teknik analisis data.
Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan, yang memuat tentang hasil
penelitian dan pembahasan
Bab V Penutup, merupakan akhir dari penugasan skripsi, yang terdiri
atas simpulan dan saran.
3. Bagian penutup yang merupakan akhir penugasan skripsi yang meliputi
daftar pustaka dan lampiran lampiran.


6



BAB II
LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori
1. Pengertian belajar
Menurut Rohani (1990:18) bahwa belajar adalah proses perubahan
tingkah laku berkat pengalaman dan latihan. Pengalaman dan latihan
sangat sedikit, proses belajar mengajar dapat berlangsung.
Pengalaman adalah suatu interaksi antara individu dengan lingkungan
pengamatnya, dalam suatu interaksi itulah individu belajar, ia memperoleh
pengertian, sikap, ketrampilan dan sebagainya.
Faktor faktor yang mempengaruhi hasil belajar
a. Faktor dari dalam siswa yang meliputi :
1) Kesehatan
Siswa yang tidak sehat akan mempengaruhi belajarnya, karena
gangguan kesehatan akan menyebabkan tidak dapatnya melakukan
kosentrasi dengan baik.
2) Cacat badan
Yang termasuk cacat badan antara lain buta, setengah buta, tuli dan
gangguan dalam bicara. Apabila dalam alat indera mengalami
gangguan, maka daya tangkap pun berkurang.


6
7

3) Intelegensi
Faktor intelegensi atau kecerdasan merupakan salah satu faktor
indogen yang sangat besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar
siswa. Siswa yang intelegensinya rendah sulit untuk mencapai
prestasi yang baik.
4) Perhatian
Adanya perhatian siswa terhadap pelajaran yang dihadapi sangat
penting untuk menjamin hasil belajar yang baik.
5) Minat
Apabila bahan pelajaran sesuai dengan keinginan siswa, maka
siswa akan belajar dengan sungguh sungguh.
6) Bakat
Mengarahkan pendidikan dan pelajaran sangat diperlukan karena
pelajaran dengan paksaan tanpa memperhatikan bakat bakat yang
ada akan menjauhkan siswa dari kemungkinan tercapainya tujuan
yang diharapkan.
b. Faktor dari luar siswa
1) Faktor keluarga
Lingkungan keluarga adalah yang paling dekat dengan siswa
sehingga orang tua dalam mendidik harus memperhatikan beberapa
faktor yaitu:
a). Cara mendidik
b). Hubungan orang tua dengan anak
8

c). Ekonomi keluarga
2) Faktor sekolah
Sekolah tempat siswa menuntut pelajaran juga ikut menentukan
hasil belajar siswa
3) Faktor masyarakat
Didalam masyarakat sangat diperlukan pengawasan dan
kebijaksanaan orang tua dalam membina anak anaknya.
4) Faktor penentu lainnya
Faktor penentu lainnya meliputi : (1) pembagian waktu belajar, (2)
cara belajar yang salah, (3) tugas tugas rumah yang sangat
banyak, (4) model pembelajaran yang digunakan dalam belajar.

2. Model pembelajaran jigsaw
a. Model Jigsaw sebagai salah satu model pembelajaran kooperatif
Model adalah seperangkat langkah operasional yang direkayasa
sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan
belajar tertentu. Model jigsaw merupakan salah satu bentuk
pembelajaran kooperatif.
Jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif di mana terjadi
interaksi antar anggota kelompok, semua anggota harus turut terlibat
karena keberhasilan kelompok ditunjang aktivitas kelompoknya,
sehingga anggota kelompok saling membantu. Pembelajaran kooperatif
model jigsaw ini, tiap anggota kelompok mempelajari materi yang
9

berbeda untuk disampaikan atau diajarkan pada teman kelompoknya
(Rustaman dkk, 2003). Secara garis besar dilihat pada ilustrasi
pertemuan I di bawah ini.
Kelompok Asal Kelompok Asal Kelompok Asal

dst



Kelompok Ahli Kelompok Ahli Kelompok Ahli Kelompok Ahli
Gambar I. Ilustrasi pertemuan I dalam model Jigsaw
Sumber ( Rustam dkk, 2003)

Model pembelajaran ini siswa berperan sebagai pengajar bagi
teman satu kelompoknya. Alur belajar tidak harus berasal dari guru
menuju siswa. Siswa juga saling mengajar dengan sesama siswa
lainnya. Bahkan banyak penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh
teman sebaya (peer teaching) ternyata lebih efektif daripada pengajaran
oleh guru (Lie, 2002). pembelajaran kooperatif dapat menciptakan
suasana yang mendukung pencapaian kemajuan belajar siswa bersama.
Penggunaan model jigsaw ini menuntut keaktifan siswa dan
menggali pengetahuan siswa yang sudah dimiliki untuk ditransfer ke
teman kelompoknya. Model pembelajaran jigsaw ini, didalam
kelompoknya siswa bekerja kelompok yang heterogen dengan diskusi
atau belajar kelompok biasa, pembelajaran ini jika diterapkan dengan
10

benar, banyak kelebihan dari model pembelajaran ini (Rustaman dkk,
2003).
Kelebihan dari model pembelajaran jigsaw adalah :
a. Meningkatkan keaktifan siswa.
b. Memupuk rasa kekeluargaan dan sikap saling menghargai, karena
memiliki anggota kelompok yang heterogen.
c. Meningkatkan rasa tanggung jawab individu karena masing-
masing individu harus memahami materi untuk ditransfer ke
anggota kelompoknya.
d. Memperdalam pemahaman materi, karena masing-masing individu
harus menjelaskan materi yang ditugaskan kepada anggota
kelompoknya.
e. Menambah motivasi dan percaya diri, karena kelas tidak hanya
dikuasai siswa-siswa tertentu dan semuanya berperan aktif.
Pembelajaran model jigsaw ini dapat digunakan sebagai
alternatif model pembelajaran, karena mempunyai banyak kelebihan.
Pembelajaran jigsaw ini juga mempunyai kelemahan-kelemahan yaitu
apabila guru tidak terampil mengelola kelas terutama dalam hal
pengelolaan waktu dan prosedur penerapan. Pelaksanaannya nanti agar
tidak terjadi kegaduhan atau hal yang membingungkan, guru perlu
membuat prosedur penerapan, prosedur tersebut perlu diketahui oleh
siswa. Langkah-langkahnya secara umum (Rustaman dkk, 2003) adalah
sebagai berikut :
11

a. Mengkondisikan kelas agar siswa siap dengan topik yang akan
dibicarakan.
b. Membagi materi pelajaran menjadi beberapa bagian kecil.
c. Membagi siswa satu kelas menjadi kelompok-kelompok kecil
sesuai jumlah materi (kelompok asal).
d. Dalam kelompok asal tersebut setiap anggota mendapat bagian
materi yang berbeda.
e. Setiap anggota dari kelompok asal yang mendapat materi sama
bertemu dalam suatu kelompok untuk membahas materi yang sama
(kelompok ahli).
f. Masing-masing anggota harus menguasai materi yang ditugaskan
sampai ahli.
g. Anggota kelompok-kelompok ahli kembali kekelompok asal
masing-masing dan menjelaskan bagiannya pada teman
sekelompoknya.
3. Model Konvensional
Menurut Djamarah (1996) model pembelajaran konvensional
adalah model pembelajaran tradisional atau disebut juga dengan model
ceramah, karena sejak dulu model ini telah dipergunakan sebagai alat
komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar dan
pembelajaran. Pembelajaran dalam sejarah model konvensional ditandai
dengan ceramah yang diiringi dengan penjelasan, serta pembagian tugas
dan latihan.
12

Selanjutnya menurut Roestiyah N.K. (1998) cara mengajar yang
paling tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah Pendidikan
ialah cara mengajar dengan ceramah. Sejak duhulu guru dalam usaha
menularkan pengetahuannya pada siswa, ialah secara lisan atau ceramah.
Pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran yang
biasa dilakukan oleh para guru. Pembelajaran konvensional (tradisional)
pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, misalnya lebih mengutamakan
hapalan daripada pengertian, menekankan kepada keterampilan berhitung,
mengutamakan hasil daripada proses, dan pengajaran berpusat pada guru.
Model yang digunakan dalam pembelajaran konvensional yaitu
sebagai berikut:
a. Model Ceramah
Model ceramah merupakan model pembelajaran tradisional atau
konvensional, karena banyak menuntut keaktifan guru daripada anak
didik (Djamarah, 2002:109). Meski demikian, model ini tetap tidak
bisa ditinggalkan begitu saja dalam kegiatan pembelajaran apalagi
dalam pendidikan di pedesaan, yang kekurangan fasilitas. Model
ceramah yaitu penuturan bahasa secara lisan (Djamarah, 2002:110).
Guru menggunakan model ceramah, apabila guru memberkan
penjelasan secara lisan kepada sejumlah siswa dan siswa
mendengarkan serta mencatat sepenuhnya. Model ini menyebabkan
siswa tidak aktif, karena mendengarkan dan mencatat saja, sehingga
siswa cenderung menjadi malas, mengantuk, dan bosan.
13

b. Model Tanya Jawab
Model tanya jawab yaitu cara penyajian dalam bentuk pertanyaan
yang harus dijawab terutama dari guru kepada siswa (Djamarah
2002:107). Model ini meliputi cara penggunaan pertanyaan yang bisa
dilakukan di dalam pelaksanaan mengajar sehari-hari. Model ini
menjadi kurang efektif, karena memerlukan waktu yang tidak sedikit
di dalam mengukur dan mengetahui kemampuan siswa dalam
menjawab pertanyaan yang diajukan.
c. Model Pemberian Tugas
Model pemberian tugas yaitu model penyajian bahan di mana guru
memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar-
mengajar (Djamarah, 2002:98). Pemberian tugas tidak sama dengan
pekerjaan rumah. Model ini diberikan karena dirasakan bahan
pelajaran terlalu banyak dan waktu sedikit. Menurut Djamarah
(2002:98), model ini kurang efektif terutama karena biasanya untuk
tugas kelompok yang mengerjakan hanya beberapa siswa, selain itu
tugas yang diberikan terkesan monoton sehingga dapat menimbulkan
kebosanan siswa
Pembelajaran konvensional, guru memegang peran utama
mengendalikan kegiatan belajar-mengajar, peran aktif siswa kurang
diperhatikan. Guru dianggap pemberi informasi, sedangkan siswa sebagai
penerima informasi, tetapi kurang memperhatikan kemampuan siswa
dalam menerima dan menyerap materi yang disampaikan. Evaluasi yang
14

dilaksanakan bersifat menghafal. Peserta didik kurang bisa
menghubungkan antara materi pembelajaran dengan fenomena yang
terjadi dalam masyarakat atau kehidupan masyarakat sehari-hari. Hal ini
sesuai dengan apa yang dikatakan Fajar (2004:27), yaitu dalam
pembelajaran konvensional, peserta didik kurang dapat menghubungkan
pengetahuan yang diperolehnya dengan teknologi masa kini. Hal ini
diduga karena proses evaluasi hanya pada penyerapan atau pemahaman
materi yang disampaikan dan mengabaikan hubungan antara materi yang
disampaikan dengan kemampuan siswa dalam menganalisis suatu
permasalahan atau kasus, meskipun demikian model pembelajaran ini
tidak dapat ditinggalkan begitu saja.
Model konvensional, dalam hal ini menggunakan model
ceramah, karena model ini dinilai lebih praktis, mudah dilaksanakan dan
tidak perlu peralatan serta dapat dilakukan untuk mengajar siswa yang
jumlahnya relatif besar. Pengajaran konvensional, guru dianggap sebagai
gudang ilmu, guru bertindak otoriter, guru mendominasi kelas, guru
mengajarkan ilmu, guru langsung membuktikan dalil-dalil, guru
memberikan contoh-contoh soal. Siswa harus duduk rapi mendengarkan,
meniru pola-pola yang diberikan guru,mencontoh cara-cara guru dalam
menyelesaikan soal-soal yang dapat mengakibatkan siswa bertindak pasif.
Hal ini dapat menimbulkan kurangnya kemandirian siswa,sehingga
kemampuan siswa untuk menganalisa suatu permasalahan kurang
berkembang. Model belajar ini perlu melibatkan siswa lebih aktif dalam
15

proses belajar mengajar, apalagi dalam mengerjakan akuntansi, siswa
harus dapat aktif sehingga dapat memahami materi yang diajarkan
sehingga tujuan pengajaran tercapai. Salah satu model pembelajaran yang
masih berlaku dan sangat banyak digunakan oleh guru adalah model
pembelajaran konvensional. Model ini sebenarnya sudah tidak layak lagi
kita gunakan sepenuhnya dalam suatu proses pengajaran, dan perlu diubah.
Mengubah model pembelajaran ini sangat susah bagi guru, karena guru
harus memiliki kemampuan dan keterampilan menggunakan model
pembelajaran lainnya.
Model pembelajaran kovensional ini tidak serta merta kita
tinggal, dan guru mesti melakukan model konvensional pada setiap
pertemuan, setidak-tidak pada awal proses pembelajaran di lakukan. Awal
kita memberikan kepada anak didik sebelum kita menggunakan model
pembelajaran yang akan kita gunakan. Menurut Djamarah (1996) model
pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran tradisional atau
disebut juga dengan model ceramah, karena sejak dulu model ini telah
dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik
dalam proses belajar dan pembelajaran. Model konvensional dialam
pembelajaran sejarah ditandai dengan ceramah yang diiringi dengan
penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan.

4. Hasil Belajar
Perubahan dalam belajar mencakup dimensi yang sangat luas.
Masing-masing individu menunjukkan perkembangan yang berbeda
16

dalam proses belajar. Waktu, model serta sarana pembelajaran mungkin
dapat sama, tetapi hasil belajar dari individu yang belajar belum tentu
menunjukkan kualifikasi yang sama pula. Perbedaan perubahan sebagai
proses belajar ini kemudian sering diistilahkan sebagai Hasil belajar.
Istilah ini secara implisit telah menunjukkan keberadaan, bahwa
seseorang yang melakukan proses belajar menunjukkan hasil belajar
yang berbeda.
Hasil belajar (achievement) merupakan realisasi atau pemekaran
dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki
seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari
perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,
keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hasil belajar
merupakan sebagian terbesar dari kegiatan atau perilaku yang
diperlihatkan seseorang (N, Syaodih, 2007: 102).
Evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai
belajar siswa melalui kegiatan penilaian dan pengukuran hasil belajar.
Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang
dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, di mana
tingkat keberhasilan tersebut kemudian ditandai dengan skala nilai berupa
huruf, kata atau simbol. Kegiatan evaluasi hasil belajar ini sudah
terealisasi, maka hasilnya dapat difungsikan dan ditujukan untuk berbagai
keperluan sebagai berikut (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 200).
a. Diagnostik dan pengembangan, yang dimaksud dengan hasil dari
17

kegiatan evaluasi diagnostik dan pengembangan adalah penggunaan
hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar sebagai dasar pendiagnosisan
kelemahan dan keunggulan siswa beserta sebab-sebabnya berdasarnya
pendiagnosisan inilah guru mengadakan pengembangan kegiatan
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Hasil dari kegiatan evaluasi seringkali digunakan sebagai seleksi dasar
untuk menentukan siswa-siswa yang paling cocok untuk jenis jabatan
atau jenis pendidikan tertentu.
c. Menentukan kenaikan kelas apabila siswa dapat dinaikkan ke kelas
yang lebih tinggi atau tidak, untuk itu memerlukan informasi yang
dapat mendukung keputusan yang dibuat guru. Berdasarkan hasil dari
kegiatan evaluasi hasil belajar siswa mengenai sejumlah isi pelajaran
yang telah disajikan dalam pembelajaran, maka guru dapat dengan
mudah membuat keputusan kenaikan kelas berdasarkan ketentuan yang
berlaku.
d. Hal penempatan siswa, agar dapat berkembang sesuai dengan tingkat
kemampuan dan potensi yang mereka miliki, maka perlu dipikirkan
ketepatan penempatan siswa pada kelompok yang sesuai.
Menempatkan siswa pada kelompok, guru dapat menggunakan hasil
dari kegiatan evaluasi hasil belajar sebagai dasar pertimbangan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 456), hasil diartikan
sebagai pencapaian hasil dari suatu yang telah dikerjakan sebelumnya.
Istilah hasil ini masih bersifat umum, yang secara luwes dapat dirangkai
18

dengan istilah lain sebagai penjelasan pencapaian hasil tertentu. Hasil
kerja berarti capaian kerja, hasil belajar capaian belajar dan selanjutnya
secara khusus dan mengandung pengertian penguasaan, pengetahuan atau
ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Prestasi belajar Biologi merupakan kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar Biologi. prestasi
belajar Biologi adalah hasil yang telah diperoleh oleh individu yang
dapat diwujudkan lewat nilai / angka setelah melalui proses belajar,
dengan melalui evaluasi pembelajaran.
Evaluasi adalah suatu proses pembuatan pertimbangan dan
pertimbangan itu dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat rencana.
Pertimbangan-pertimbangan itu dapat berupa: meningkatkan tujuan,
mengumpulkan bukti tentang pertumbuhan atau kemunduran dalam
mencapai suatu tujuan, dan merevisi prosedur dan tujuan berdasarkan
pertimbangan yang jelas itu. Evaluasi merupakan prosedur untuk
memperbaiki hasil, proses, bahkan tujuan itu sendiri. Hal tersebut
mempunyai arti bahwa semakin tinggi evaluasi yang dilakukan oleh guru,
maka guru dapat memperbaiki hasil, proses, bahkan tujuan pembelajaran.




19











Gambar 2.
Kerangka dasar pemikiran



Siswa
Model pembelajaran
Jigsaw

Model pembelajaran
konvensional

Hasil belajar tinggi Hasil belajar rendah
Prestasi
belajar tinggi
Prestasi
belajar rendah
20

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 2 Dempet Kabupaten Demak pada
semester 2 tahun pelajaran 2009 / 2010.
B. Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila
seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah
penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi (Suharsini
A, 2002: 108). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP
Negeri 2 Dempet Kabupaten Demak kelas VII yang berjumlah 7 kelas
( 280 siswa ).
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2003: 91). Teknik pengambilan sampel
dengan menggunakan teknik cluster random sampling, yaitu suatu
teknik pengambilan sampel dengan menentukan sampel bila obyek yang
akan diteliti atau sumber data sangat luas (Sugiyono, 2003: 94).
Menentukan sampel penelitian. Dengan menggunakan teknik cluster
random sampling diperoleh kelas VIII.F SMP N 2 Dempet sebagai
kelompok eksperimen atau kelas yang menggunakan Model jigsaw dan
20
21

kelas VIII.G SMP N 2 Dempet sebagai kelompok kontrol atau kelas yang
menggunakan Model konvensional(metode ceramah)
3. Variabel dan Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat dua variable yaitu :
a. Variabel bebas / independent variable ( X ) yaitu variable yang
mempengaruhi. Variable ini disebut juga variable penyebab. Dalam
penelitian ini yang merupakan variable bebas adalah penggunaan
model pembelajaran dalam pembelajaran ( model pembelajaran jigsaw
dan model pembelajaran konvensional )
b. Veriabel terikat / dependent variable ( Y ) yaitu variable yang
dipengaruhi, adapun yang menjadi variable terikat adalah hasil belajar
siswa
4. Teknik Pengumpulan Data
Tes Hasil belajar siswa, diukur dari hasil tes Biologi yang diberikan
kepada siswa kelas VII oleh guru Biologi.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes untuk
memperoleh data tentang hasil belajar Biologi.
Melakukan uji coba instrumen penelitian pada sub pokok bahasan
Eksresi. Butir soal yang digunakan sebanyak 20 soal dengan alokasi waktu
40 menit. Setelah melakukan uji coba instrumen kemudian dilakukan
perhitungan untuk menentukan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran,
22

dan daya pembeda soal yang selanjutnya instrumen atau soal tes tersebut
digunakan sebagai bahan untuk penelitian.
Model tes yang digunakan adalah tes pilihan ganda. Sebelum tes ini
digunakan terlebih dahulu diadakan uji coba untuk mengetahui validitas
dan reliabilitas instrumen tes tersebut. soal tes Biologi diujicobakan
kemudian dilakukan analisis butir soal tes sebagai berikut:
a. Uji Validitas Isi
Untuk instrumen ini supaya tes mempunyai validitas isi, harus
diperhatikan hal-hal berikut (Budiyono, 2003: 58):
1) Tes harus dapat mengukur sampai berapa jauh tujuan
pembelajaran tercapai ditinjau dari materi yang diajarkan.
2) Penekanan materi yang akan dijadikan seimbang dengan
penekanan materi yang diajarkan
3) Materi pelajaran untuk menjawab soal-soal ujian sudah dipelajari
dan dapat dipahami oleh tester.
Dalam penelitian ini pengujian validitas tes yang diberikan
kepada siswa digunakan rumus korelasi product moment dengan
menggunakan angka kasar sebagai berikut:
r
xy
=


} ) ( . }{ ) ( . {
) )( ( .
2 2 2 2
y y N x x N
y x xy N

(Suharsimi A, 2002: 160 )
Keterangan rumus:
r
xy
: koefisien korelasi antara xy
23

N : jumlah subjek

x : jumlah variabel x

y : jumlah variabel y

xy : jumlah dari variabel xy



Berdasarkan kebiasaan yang digunakan dalam penelitian, nilai
korelasi pearson dianggap sahih / valid jika r hitung > r tabel
(Suharsimi A, 2002: 160 )

b. Uji Reliabilitas
Penelitian tes prestasi belajar yang penulis gunakan adalah tes
obyektif, dengan setiap jawaban benar diberi skor 1, dan setiap
jawaban salah diberi skor 0. Sehingga untuk menghitung tingkat
reliabilitas tes ini digunakan rumus Kuder-Richardson dengan KR-20,
yaitu
) )(
1
(
2
2
11
t
i i t
s
q p s
n
n
r

= (Suharsimi A, 2001 : 100 )


keterangan:
r
11
= indeks reliabilitas instrumen
n = banyaknya butir instrumen
s
t
2
= variansi total
p
i
= proporsi subyek yang menjawab benar pada butir ke-i
q
i
= 1 - p
i

Soal dikatakan reliabel jika r
11
> 0,7

24

c. Daya Pembeda
Daya pembeda digunakan untuk mengetahui memadai tidaknya
butir soal. Daya pembeda yang dipakai penulis adalah:


D = Daya Pembeda
Ba = Jumlah jawaban benar kelompok
atas
Bb = Jumlah jawaban benar kelompok bawah
n = Jumlah peserta tes

d. Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang
memadai artinya tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Untuk
memenuhi tingkat kesukaran tiap-tiap tes digunakan rumus :
Rumus:


P = indeks kesukaran
B = banyak peserta tes yang menjawab benar
Js = jumlah peserta tes

n
Bb Ba
DP
2
1

=
J
B
P =
25

6. Tehnik Analisis Data
a. Uji Prasyarat
1) Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah bahwa variansi populasi kelompok satu
sama besar dengan variansi populasi kelompok dua. Asumsi ini dapat
diuji secara empirik dengan menggunakan berbagai teknik statistik,
yaitu menguji hipotesis nol bahwa
2
2
2
1
= (Furqon, 2002: 169).
2
) 1 ( ) 1 (
2 1
2
2 2
2
1 1 2
+
+
=
n n
S n S n
S
gab

Keterangan:
2
gab
S = asumsi homogenitas variansi
2
1
S dan
2
2
S = variansi sampel
n = jumlah subyek
Untuk pengujian homogenitas menggunakan bantuan SPSS
b. Uji Hipotesis
1) Analisis deskriptif prosentase
Digunakan untuk mendeskripsikan variabel variabel pada
penelitian yang terdiri dari hasil belajar Biologi dengan model
pembelajaran jigsaw maupun dengan model pembelajaran
konvensional. Adapun rumus yang digunakan adalah :


% 1000 % x
N
n
=
26

Keterangan :
% = Tingkat keberhasilan yang dicapai
n = Skor yang diperoleh
N = Jumlah seluru
h skor
( Ali, 1985 : 184 )

2) Uji kesamaan dua varians
Rumus yang digunakan adalah :
Varians terbesar
F = ________________
Varians terkecil
Kriteria pengujiannya adalah :
Jika F
hitung
> F
tabel
maka varians kedua kelompok sampel berbeda
Jika F
hitun
< F
tabel
Maka varians kedua kelompok sampel sama.

3) Uji kesamaan dua rata rata
Uji yang digunakan adalah uji t, adapun yang diuji adalah :
a) Ho : e = k ; Nilai rata rata hasil akhir kelompok
eksperimen sama dengan nilai rata rata hasil akhir
kelompok kontrol.
b) Ho : e = k ; Nilai rata rata hasil akhir kelompok
eksperimen lebih besar dengan nilai rata rata hasil akhir
kelompok kontrol
27

Rumus t-test yang digunakan sebagai berikut
a) Jika varian kedua sampel sama




dengan







Keterangan :
X
e
= Rata rata kelompok eksperimen
X
k
= Rata rata kelompok kontrol
n
e
= Jumlah anggota kelompok eksperimen
n
k
. = Jumlah anggota kelompok kontrol
S
e
2
= Varians kelompok eksperimen
S
k
2
= Varians kelompok kontrol
Kriteria pengujian sebagai berikut :
t
hitung
< t
tabel
= Ho diterima
t
hitung
> t
tabel
= Ho tolak
nk ne
s
Xk Xe
t
1 1
+

=
2
) 1 ( ) 1 (
2 2
2
+
+
=
k e
k k e e
n n
S n S n
S
) 1 (
) (
2
2

=

e e
e e
e
n n
X n
S
) 1 (
) (
2
2

=

k k
k k
k
n n
X n
S
28


b) Jika varian tidak sama



Keterangan
X
k
= Nilai rata rata kelompok kontrol
S
e
2
= Varians kelompok eksperimen
S
k
2
= Varians kelompok kontrol
n
e
. = Jumlah siswa kelas eksperimen
n
k
. = Jumlah siswa kelas kontrol
Kriteria pengujian yang digunakan adalah jika hipotesis Ho ditolak
8. Hipotesis
Secara statistik hipotesis penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Ho = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan
model pembelajaran jigsaw dengan model ceramah.
b. Ha = Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan
model pembelajaran jigsaw dengan model ceramah.


k
k
e
e
k e
n
S
n
S
X X
t
2 2
+

=
& & & & & &
29



BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Dari penelitian yang telah dilaksanakan, maka berikut ini adalah data
yang diperoleh dan selanjutnya akan diolah yaitu diuji dan dibahas. Data hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.Tabel Rekapitulasi Hasil Belajar Kelompok Eksperimen
Kriteria Pretest Posttest Keterangan
Jumlah Tuntas 17 31 Naik 14
Klasikal Tuntas (%) 42,5 % 77,5 % Naik 55%
Jumlah Tidak tuntas 23 9 Turun 14
Klasikal Tidak Tuntas (%) 57,5 % 22,5 % Turun 35%

2. Tabel Rekapitulasi Hasil Belajar Kelompok Kontrol
Kriteria Pretest Posttest Keterangan
Jumlah Tuntas 5 19 Naik 14
Klasikal Tuntas (%) 12,5 % 47,5 % Naik 35%
Jumlah Tidak tuntas 35 21 Turun 14
Klasikal Tidak Tuntas (%) 87,5 % 52,5 % Turun 35%





29
30

B. Pembahasan
Setelah dilakukan analisis data awal yang diperoleh dari uji
homogenitas dan dilanjutkan dengan analisis data akhir dengan menggunakan
uji t diperoleh t
hirung
sebesar 3,24 sedangkan harga t
tabel
sebesar 1,99. Dengan
taraf signifikan 5 % untuk db = (n
1
1) + (n
2
1) = 39 + 39 = 78.
Ternyata jika dibandingkan hasilnya adalah t
hitung
> t
tabel
yaitu 3,24 >
1.99. Hal ini berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan dengan pembelajaran
dengan model jigsaw pada materi sistem ekskresi terhadap hasil belajar siswa
kelas VIII SMP 2 Denpet.
Peningkatan hasil belajar ini karena model pembelajaran nilai-nilai
praktis dan proses pembelajaran akan lebih menarik. Penggunaan model
jigsaw dalam pembelajaran biologi pada sistem ekskresi dapat membuat
siswa senang mengikuti kegiatan pembelajaran karena kegiatan pembelajaran
menjadi menarik dan tidak membosankan, bahan ajar dapat dipahami dengan
lebih mudah karena siswa berperan sebagai pengajar bagi teman satu
kelompoknya. Siswa juga saling mengajar dengan sesama siswa lainnya.
Bahkan banyak penelitian menunjukkan bahwa pengajaran oleh teman sebaya
(peer teaching) ternyata lebih efektif dari pada pengajaran oleh guru (Lie,
2002).
Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajar. Hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil akhir
penyelesaian masalah atau mengerjakan soal yang berhubungan dengan materi
yang dipelajari oleh siswa maupun aktivitas siswa selama proses pembelajaran
31

berlangsung akan memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa,
khususnya kemampuan kognitisnya.
Pembelajaran dengan model jigsaw dapat membuat siswa lebih aktif ,
meningkatkan rasa tanggung jawab individu karena masing-masing individu
harus memahami materi untuk ditransfer ke anggota kelompoknya sehingga
mampu memperdalam materi dan meningkatkan hasil belajar siswa
(Rustaman:2003)
Pencapaian hasil pembelajaran yang sesuai dengan harapan dibutuhkan
kreatifitas guru dalam menggunakan model pembelajaran yang sesuai.
Penggunaan model pembelajaran jigsaw sangat efektif sehingga dapat
membangkitkan minat belajar siswa dalam mengikuti pelajaran karena
dengan model pembelajaran jigsaw siswa lebih aktif dan kreatif terhadap
proses pembelajaran sistem ekskresi, sebagaimana karakteristik pada kelas
VIIIF, sebagian besar lebih suka pembelajaran yang mengikutsertakan
keaktifan dan kekreatifan siswa, indikator pencapaian materi yang diajarkan
dapat tersampaikan kepada siswa yang bertujuan supaya siswa lebih faham
pada materi sistem ekskresi, sehingga mengakibatkan hasil belajar menjadi
meningkat.
Kelompok kontrol yang diberi pembelajaran tradisional dengan
ceramah hasil belajar yang diperoleh kurang memenuhi kriteria ketuntasan
minimum (KKM) dikarenakan pembelajaran dengan metode ceramah dan
media charta dimana semua kegiatan berpusat pada guru atau guru dianggap
sebagai pemberi informasi. Biasanya guru menjelaskan materi kemudian
32

memberikan contoh pertanyaan sekaligus jawabannya bila semua siswa tidak
dapat menjawab, sehingga apabila ada pertanyaan yang sedikit dirubah siswa
menjadi kesulitan. Kemungkinan inilah yang menjadikan siswa kurang
mendapat pengatahuan karena semua berpatok pada dari apa yang diajarkan
oleh guru, ini membuktikan bahwa pembelajaran ini membuat siswa kurang
aktif dan kreatif karena bersifat monoton sehingga siswa cenderung bosan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada kelompok
eksperimen yaitu kelompok yang diberi perlakuan dengan pembelajaran
model jigsaw dan kelompok kontrol dengan pembelajaran tradisional dengan
metode ceramah didapatkan perbedaan ketuntasan belajar siswa. Rata-rata
hasil belajar pada kelompok eksperimen sebesar 77,8 sedangkan rata-rata
hasil belajar pada kelompok kontrol sebesar 69,3.
Kelompok kontrol yang diberi pembelajaran tradisional dengan
ceramah hasil belajar yang diperoleh kurang memenuhi kriteria ketuntasan
minimum (KKM). Sedangkan pada kelompok eksperimen yang diberi
pembelajaran dengan pembelajaranmodel jigsaw hasil belajarnya lebih tinggi
dan dapat memenuhi kriteria minimum (KKM), berarti dapat dikatakan bahwa
ada peningkatan hasil belajar. Peningkatan hasil belajar ini disebabkan oleh
adanya perlakuan yaitu pembelajaran dengan pembelajaran model jigsaw.
Pendekatan ini dapat dikatakan berhasil karena skor ketuntasan belajar
siswa yang diperoleh kelompok eksperimen lebih tinggi dari skor ketuntasan
belajar kelompok kontrol.
33

Jadi pembelajaran dengan model jigsaw pada materi sistem ekskresi
dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

34

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa pembelajaran biologi dengan menggunakan model jigsaw
lebih baik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII SMP 2
Dempet dibandingkan pembelajaran tradisional dengan menggunakan metode
ceramah.

B. Saran
1. Dalam proses belajar mengajar biologi khususnya pada materi sistem
ekskresi, guru hendaknya menggunakan model pembelajaran jigsaw yang
dapat membuat siswa menjadi aktif dalam proses pembelajaran.
2. Guru sebaiknya selalu membantu dan membimbing siswa dalam proses
pembelajaran sehingga dapat mendukung peningkatan hasil belajar






34
35

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. 1988. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Model. Bandung : Angkasa.

Anonim. 1990. Model pembelajaran Besar dan Model pembelajaran Kecil.
Jakarta. Depdikbud.

Arikunto. 1984. Dasar dasar Evaluasi Pendidikan, Yogyakarta : Bina Aksara

Budiyono. 2003. Statistik, Surakarta: UNS Press

Furqon. 2002. Statistika Terapan untuk Penelitian: Alfabeta, Bandung;

Gunarsa, 1982. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT. BPK. Gunung Muria.

Rohani, A. 1990. Pengelolaan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Rohani, A. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Smaldino, Sharon, James D. Russel, Robert Heinich, Michael Molenda. 2005.
Instructional Technology and Model pembelajaran for Learning,
Colombus. OH: Pearson, Merrill Prentice Hall.
Sudjana, N. 2004. Model Pembelajaran. Surabaya. Usaha Nasional.

Sudjana, N. 1990. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja
Rosda Karya.
Sugiyono. 2003. Model Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.

Sukardi, 2007. Metodologi Penelitian . Bandung : Remaja Rosda Karya.
36


Lampiran 1

DAFTAR PESERTA UJICOBA
INSTRUMEN PENELITIAN


NO NAMA KODE

1 Abaul Abas UC-01

2 Andreawan Duta Wignu UC-02

3 Heri Kurniawan UC-03

4 Eni Yuliani UC-04

5 Miftakhul Khasanah UC-05

6 Nugroho Mulyo UC-06

7 Kristanto UC-07

8 Qarina Munfarikah UC-08

9 Rudi Setiawan UC-09

10 Ulil Khikam UC-10

11 Supriyanto UC-11

12 Zaenal Arif UC-12

13 Siti Nia Rahayu UC-13

14 Zahrun Nafiah UC-14










37

Lampiran 2
DAFTAR SISWA YANG MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN MODEL JIGSAW
KELAS VIII F SMP NEGERI 2 DEMPET
TAHUN PELAJARAN 2009-2010

NO NAMA KODE

1
Abdul Abas
MJ-01

2
Aenur Rofiah
MJ-02

3
Agung Syarif Hidayatullah
MJ-03

4
Ahmad Miftahkudin
MJ-04

5
Aliful Madzkuri
MJ-05

6
Andriawan Duta Wignu
MJ-06

7
Bahrotul Muniroh
MJ-07

8
Denny Rianul Kakhim
MJ-08

9
Dian Fatmaeati
MJ-09

10
Edy Suprayetno
MJ-10

11
Elicha Rahmanari
MJ-11

12
Eni Yulian
MJ-12

13
Ervin Setiawan
MJ-13

14
Fila Dwi Jayanti
MJ-14

15
Herbibka Jwinta
MJ-15

16
Heri Kurniawan
MJ-16

17
Ira Puji Prasetyo
MJ-17

18
Iwan Gunawan
MJ-18

19
Khoirul Linayah
MJ-19

20
Kristanto
MJ-20

21
LailiYuniwati
MJ-21

22
M. Ichwanur Ridwan
MJ-22

23
Miftahul Khasanah
MJ-23

24
Miftakus Surur
MJ-24

25
Muhammad Irsyat
MJ-25

26
Muhammad nur Ali
MJ-26

27
Nugroho Mulyo
MJ-27

28
Nur Kasanah
MJ-28

29
Pilipus Joko
MJ-29

30
Qarina Mufarikhah
MJ-30

31
Retno Ayu Widiyana
MJ-31

32
Rizka Septian
MJ-32

33
Rudi Stiawan
MJ-33

34
Sarif Hidayatullah
MJ-34

35
Shofia Nuri
MJ-35

36
Siti Nia Rahayu
MJ-36

37
Siti Zulaekah
MJ-37
38

38
Supriyanto
MJ-38

39
Ulil Khalim
MJ-39

40
Umi Saedatur Rohmah
MJ-40
39



Lampiran 3

DAFTAR SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL KONVENSIONAL
KELAS VIII G SMP NEGERI 2 DEMPET
TAHUN PELAJARAN 2009-2010


NO NAMA KODE

1
Achmad Riyanto
MK-01

2
Ahlun Naja
MK-02

3
Ahmad Syafii
MK-03

4
Anang Dwi Bagus
MK-04

5
Anwar Husen
MK-05

6
Arina Zusrona
MK-06

7
Deni Crisna Ginanjar
MK-07

8
Dessy Ratna Susilo
MK-08

9
Dwi Ariani
MK-09

10
Dwi Sulistyawan
MK-10

11
Eko Budi Santoso
MK-11

12
Eni Rahmawati
MK-12

13
Galih Ramadhan
MK-13

14
Halina Hanum
MK-14

15
Imron Amrullah
MK-15

16
Indah Wulan Sari
MK-16

17
Ita Sulistyoningsih
MK-17

18
Kasan Santoso
MK-18

19
Koirul Afidah
MK-19

20
Lilis Maulida
MK-20

21
M. Abdul rokim
MK-21

22
Moh Labib Nur
MK-22

23
Muh Koirul Basyar
MK-23

24
Muhammad Iksan
MK-24

25
Muhammad Wage
MK-25

26
Nining Andriyani
MK-26

27
Nur Rokhim
MK-27

28
Oki Handayani
MK-28

29
Rani Haryanti
MK-29

30
Risa Wardiana
MK-30

31
Riski Wahyu Ramadan
MK-31

32
Sandi Eko
MK-32

33
Siti Fitriyana
MK-33

34
Siti Sriyati
MK-34

35
Sri Endah S
MK-35

36
Sugeng Waluyo
MK-36
40



37
Sumarto
MK-37

38
Umar Fahrul
MK-38

39
Umi Khamdanah
MK-39

40
Veli Prasetyo
MK-40
41






Lampiran 4

DAFTAR NILAI PRETEST SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW
NILAI BIOLOGI SEMESTER 2 KELAS VIII F SMP NEGERI 2 DEMPET
TAHUN PELAJARAN 2009-2010


NO KODE NILAI

1 MJ-01 55

2 MJ-02 66

3 MJ-03 70

4 MJ-04 98

5 MJ-05 67

6 MJ-06 72

7 MJ-07 86

8 MJ-08 60

9 MJ-09 58

10 MJ-10 64

11 MJ-11 66

12 MJ-12 72

13 MJ-13 72

14 MJ-14 66

15 MJ-15 90

16 MJ-16 55

17 MJ-17 60

18 MJ-18 62

19 MJ-19 78

20 MJ-20 50

21 MJ-21 55

22 MJ-22 70

23 MJ-23 75

24 MJ-24 70

25 MJ-25 55

26 MJ-26 60

27 MJ-27 60

28 MJ-28 64

29 MJ-29 55

30 MJ-30 58

31 MJ-31 58

32 MJ-32 60

33 MJ-33 70

34 MJ-34 58
42



35 MJ-35 96

36 MJ-36 50

37 MJ-37 52

38 MJ-38 62

39 MJ-39 62

40 MJ-40 50
43









Lampiran 5








DAFTAR NILAI PRETEST SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL KONVENSIONAL
NILAI BIOLOGI SEMESTER 2 KELAS VIII G SMP NEGERI 2 DEMPET
TAHUN PELAJARAN 2009-2010


NO KODE NILAI

1 MK-01 66

2 MK-02 72

3 MK-03 50

4 MK-04 62

5 MK-05 55

6 MK-06 58

7 MK-07 86

8 MK-08 58

9 MK-09 68

10 MK-10 86

11 MK-11 50

12 MK-12 56

13 MK-13 67

14 MK-14 74

15 MK-15 56

16 MK-16 72

17 MK-17 90

18 MK-18 67

19 MK-19 55

20 MK-20 70

21 MK-21 55

22 MK-22 50

23 MK-23 50

24 MK-24 50

25 MK-25 62

26 MK-26 80

27 MK-27 66

28 MK-28 60

29 MK-29 50

30 MK-30 64

31 MK-31 62

32 MK-32 50
44



33 MK-33 62

34 MK-34 60

35 MK-35 55

36 MK-36 64

37 MK-37 68

38 MK-38 74

39 MK-39 70

40 MK-40 60
45




Lampiran 6

DAFTAR NILAI HASIL PENELITIAN

NO KODE NILAI NO KODE NILAI
1 MJ-01 60 1 MK-01 60
2 MJ-02 80 2 MK-02 67
3 MJ-03 87 3 MK-03 87
4 MJ-04 100 4 MK-04 60
5 MJ-05 80 5 MK-05 67
6 MJ-06 87 6 MK-06 60
7 MJ-07 93 7 MK-07 60
8 MJ-08 73 8 MK-08 67
9 MJ-09 80 9 MK-09 60
10 MJ-10 73 10 MK-10 60
11 MJ-11 80 11 MK-11 93
12 MJ-12 80 12 MK-12 53
13 MJ-13 93 13 MK-13 60
14 MJ-14 80 14 MK-14 67
15 MJ-15 93 15 MK-15 60
16 MJ-16 67 16 MK-16 73
17 MJ-17 67 17 MK-17 93
18 MJ-18 73 18 MK-18 67
19 MJ-19 93 19 MK-19 60
20 MJ-20 60 20 MK-20 73
21 MJ-21 60 21 MK-21 60
22 MJ-22 87 22 MK-22 53
23 MJ-23 93 23 MK-23 60
24 MJ-24 87 24 MK-24 73
25 MJ-25 60 25 MK-25 67
26 MJ-26 73 26 MK-26 93
27 MJ-27 67 27 MK-27 60
28 MJ-28 80 28 MK-28 80
29 MJ-29 60 29 MK-29 67
30 MJ-30 80 30 MK-30 67
31 MJ-31 73 31 MK-31 80
32 MJ-32 80 32 MK-32 53
33 MJ-33 87 33 MK-33 80
34 MJ-34 67 34 MK-34 53
35 MJ-35 100 35 MK-35 73
46





36 MJ-36 87 36 MK-36 80
37 MJ-37 60 37 MK-37 80
38 MJ-38 73 38 MK-38 93
39 MJ-39 80 39 MK-39 80
40 MJ-40 60 40 MK-40 73
47


PERHITUNGAN UJI VALIDITAS BUTIR SOAL/ITEM

NOMOR ITEM
Skor
Total (Y)
Kuadrat Skor
Total (Y
2
)
2
X
3
X
4
X
5
X
6
X
7
X
8
X
9
X
10
X
11
X
12
X
13
X
14
X
15
X
16
X
17
X
18
X
19
X
20

0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 5 25
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 17 289
0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 14 196
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 17 289
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18 324
1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 256
0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 3 9
0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17 289
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 7 49
0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 9 81
0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 5 25
1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 16
1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 5 25
1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 10 100
8 9 8 9 7 8 8 7 7 3 10 7 8 8 8 7 9 6 147 1973
8 9 8 9 7 8 8 7 7 3 10 7 8 8 8 7 9 6
25 64 81 64 81 49 64 64 49 49 9 100 49 64 64 64 49 81 36
73 94 121 112 111 97 106 108 86 98 50 126 89 113 111 99 98 119 87
0.552 0.259 0.713 0.73 0.444 0.606 0.573 0.625 0.322 0.632 0.581 0.599 0.4 0.756 0.704 0.391 0.632 0.659 0.625
0.532 0.532 0.532 0.532 0.532 0.532 0.532 0.532 0.532 0.532 0.532 0.532 0.532 0.532 0.532 0.532 0.532 0.532 0.532
id invalid valid valid invalid valid valid valid invalid valid valid valid invalid valid valid invalid valid valid valid
48


PERHITUNGAN UJI RELIABILITAS BUTIR SOAL

NOMOR ITEM
Skor
Total
(Y)
Kuadrat Skor
Total (Y
2
)
2
X
3
X
4
X
5
X
6
X
7
X
8
X
9
X
10
X
11
X
12
X
13
X
14
X
15
X
16
X
17
X
18
X
19
X
20

0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 5 25
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 17 289
0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 14 196
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 17 289
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18 324
1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 256
0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 3 9
0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17 289
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 7 49
0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 9 81
0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 5 25
1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 16
1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 5 25
1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 10 100
8 9 8 9 7 8 8 7 7 3 10 7 8 8 8 7 9 6 147 1973
0.357 0.571 0.643 0.571 0.643 0.5 0.571 0.571 0.500 0.5 0.214 0.7 0.500 0.571 0.571 0.6 0.500 0.643 0.429
0.571 0.286 0.357 0.429 0.357 0.5 0.429 0.429 0.429 0.5 0.537 0.5 0.786 0.429 0.429 0.5 0.429 0.643 0.643
0.204 0.163 0.23 0.245 0.23 0.25 0.245 0.245 0.215 0.25 0.115 0.36 0.393 0.245 0.245 0.29 0.215 0.41 0.28

Reliabel
49


PERHITUNGAN UJI TARAF KESUKARAN SOAL

NOMOR ITEM
Skor
Total
(Y)
Kuadrat
Skor
Total (Y
2
)
X
3
X
4
X
5
X
6
X
7
X
8
X
9
X
10
X
11
X
12
X
13
X
14
X
15
X
16
X
17
X
18
X
19
X
20

0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 5 25
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 17 289
0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 14 196
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 17 289
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18 324
1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16 256
0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 3 9
0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17 289
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 7 49
0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 9 81
0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 5 25
1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 16
1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 5 25
1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 10 100
8 9 8 9 7 8 8 7 7 3 10 7 8 8 8 7 9 6 147 1973
8 9 8 9 7 8 8 7 7 3 10 7 8 8 8 7 9 6
14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
0.357 0.571 0.643 0.571 0.643 0.500 0.571 0.571 0.500 0.500 0.214 0.714 0.500 0.571 0.571 0.571 0.500 0.643 0.429
sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang sukar mudah sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang
50


PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA SOAL


NOMOR ITEM
X
1
X
2
X
3
X
4
X
5
X
6
X
7
X
8
X
9
X
10
X
11
X
12
X
13
X
14
X
15
X
16
X
17
X
18
X
19
X
20

0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1
0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0
1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1
5 4 5 7 7 6 5 6 6 4 6 3 7 4 6 6 5 5 7 5
0.714 0.571 1 1 1
0.85
7
0.714 0.857 0.857 0.571 0.857 0 1.000 0.571 0.857
0.85
7
0.714 0.714
1.00
0
0.71
4
0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1
0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0
0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0
0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0
0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
0 1 3 2 1 3 2 2 2 3 1 0 3 3 2 2 3 2 2 1
0.000 0.143 0.429
0.2
86 0.143
0.42
9 0.286 0.286 0.286 0.429 0.143
0.00
0 0.429 0 0.286
0.28
6 0.429 0.286 0
0.14
3
0.714 0.429 0.286
0.7
14 0.857
0.42
9 0.429 0.571 0.571 0.143 0.714
0.42
9 0.571 0.143 0.571
0.57
1 0.286 0.429
0.71
4
0.57
1
Baik
sekali
Baik Cukup
Baik
seka
li
Baik
sekali
Baik Baik Baik Baik Jelek
Baik
sekali
Baik Baik Jelek Baik Baik Cukup Cukup
Baik
Seka
li
Baik
51

52




REKAPITULASI HASIL UJI COBA INSTRUMEN TES

NO r
xy
Ket. R
xy
D Ket. D P Ket. P Keterangan Soal
1 0.606 Valid 0.714 Baik sekali 0.357 Sedang Digunakan
2 0.552 Valid 0.429 Baik 0.357 Sedang Digunakan
3 0.259 invalid 0.286 Cukup 0.571 Sedang Tidak Digunakan
4 0.713 Valid 0.714 Baik sekali 0.643 Sedang Digunakan
5 0.73 Valid 0.857 Baik sekali 0.571 Sedang Digunakan
6 0.444 invalid 0.429 Baik 0.643 Sedang Tidak Digunakan
7 0.606 Valid 0.429 Baik 0.500 Sedang Digunakan
8 0.573 Valid 0.571 Baik 0.571 Sedang Digunakan
9 0.625 Valid 0.571 Baik 0.571 Sedang Digunakan
10 0.322 invalid 0.143 Jelek 0.500 Sedang Tidak Digunakan
11 0.632 Valid 0.714 Baik sekali 0.500 Sedang Digunakan
12 0.581 Valid 0.429 Baik 0.214 Sukar Digunakan
13 0.599 Valid 0.571 Baik 0.714 Mudah Digunakan
14 0.4 invalid 0.143 Jelek 0.500 Sedang Tidak Digunakan
15 0.756 Valid 0.571 Baik 0.571 Sedang Digunakan
16 0.704 Valid 0.571 Baik 0.571 Sedang Digunakan
17 0.391 invalid 0.286 Cukup 0.571 Sedang Tidak Digunakan
18 0.632 Valid 0.429 Cukup 0.500 Sedang Digunakan
19 0.659 Valid 0.714 Baik Sekali 0.643 Sedang Digunakan
20 0.625 Valid 0.571 Baik 0.429 Sedang Digunakan





53


Lampiran 16
UJI NORMALITAS
KELAS YANG MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW
L.tabel = 0,1402
No X
1
Z
1
F(Z
1
) S(Z
1
) | F(Z
1
) - S(Z
1
) |
1 50 -1.30 0.0968 0.075 0.0218
2 50 -1.30 0.0968 0.075 0.0218
3 50 -1.30 0.0968 0.075 0.0218
4 52 -1.13 0.1292 0.1000 0.0292
5 55 -0.87 0.1922 0.2250 0.0328
6 55 -0.87 0.1922 0.2250 0.0328
7 55 -0.87 0.1922 0.2250 0.0328
8 55 -0.87 0.1922 0.2250 0.0328
9 55 -0.87 0.1922 0.2250 0.0328
10 58 -0.62 0.2676 0.3250 0.0574
11 58 -0.62 0.2676 0.3250 0.0574
12 58 -0.62 0.2676 0.3250 0.0574
13 58 -0.62 0.2676 0.3250 0.0574
14 60 -0.44 0.3300 0.4500 0.1200
15 60 -0.44 0.3300 0.4500 0.1200
16 60 -0.44 0.3300 0.4500 0.1200
17 60 -0.44 0.3300 0.4500 0.1200
18 60 -0.44 0.3300 0.4500 0.1200
19 62 -0.27 0.3936 0.5250 0.1314 *)
20 62 -0.27 0.3936 0.5250 0.1314 *)
21 62 -0.27 0.3936 0.5250 0.1314 *)
22 64 -0.10 0.4602 0.5750 0.1148
23 64 -0.10 0.4602 0.5750 0.1148
24 66 0.07 0.5279 0.6500 0.1221
25 66 0.07 0.5279 0.6500 0.1221
26 66 0.07 0.5279 0.6500 0.1221
27 67 0.15 0.5279 0.6500 0.1221
28 70 0.41 0.6591 0.7750 0.1159
29 70 0.41 0.6591 0.7750 0.1159
30 70 0.41 0.6591 0.7750 0.1159
31 70 0.41 0.6591 0.7750 0.1159
32 72 0.58 0.7190 0.8500 0.1310
33 72 0.58 0.7190 0.8500 0.1310
34 72 0.58 0.7190 0.8500 0.1310
35 75 0.84 0.7996 0.8750 0.0754
54

36 78 1.09 0.8621 0.9000 0.0379
37 86 1.78 0.9625 0.9250 0.0375
38 90 2.12 0.9830 0.9500 0.0330
39 96 2.63 0.9957 0.9750 0.0207
40 98 2.81 0.9975 1 0.0025
Kesimpulan Jadi L
0
> L
tabel

Keterangan: *) bertindak sebagai L
0

31



Lampiran 18
UJI NORMALITAS
KELAS YANG MENGGUNAKAN MODEL KONVENSIONAL
L. Tabel = 0,1402
No X
1
Z
1
F(Z
1
) S(Z
1
) | F(Z
1
) - S(Z
1
) |
1 50 -1.22 0.1112 0.2000 0.0888
2 50 -1.22 0.1112 0.2000 0.0888
3 50 -1.22 0.1112 0.2000 0.0888
4 50 -1.22 0.1112 0.2000 0.0888
5 50 -1.22 0.1112 0.2000 0.0888
6 50 -1.22 0.1112 0.2000 0.0888
7 50 -1.22 0.1112 0.2000 0.0888
8 50 -1.22 0.1112 0.2000 0.0888
9 55 -0.75 0.2266 0.3000 0.0734
10 55 -0.75 0.2266 0.3000 0.0734
11 55 -0.75 0.2266 0.3000 0.0734
12 55 -0.75 0.2266 0.3000 0.0734
13 56 -0.65 0.2578 0.3500 0.0922 *)
14 56 -0.65 0.2578 0.3500 0.0922 *)
15 58 -0.48 0.3192 0.4000 0.0808
16 58 -0.48 0.3192 0.4000 0.0808
17 60 -0.28 0.3897 0.4500 0.0603
18 60 -0.28 0.3897 0.4500 0.0603
19 62 -0.09 0.4641 0.5500 0.0859
20 62 -0.09 0.4641 0.5500 0.0859
21 62 -0.09 0.4641 0.5500 0.0859
22 62 -0.09 0.4641 0.5500 0.0859
23 64 0.09 0.5359 0.6000 0.0641
24 64 0.09 0.5359 0.6000 0.0641
25 66 0.28 0.6103 0.6500 0.0397
26 66 0.28 0.6103 0.6500 0.0397
27 67 0.37 0.6443 0.7000 0.0557
28 67 0.37 0.6443 0.7000 0.0557
29 68 0.47 0.6808 0.7500 0.0692
30 68 0.47 0.6808 0.7500 0.0692
31 70 0.65 0.7422 0.8000 0.0578
32 70 0.65 0.7422 0.8000 0.0578
33 72 0.84 0.7996 0.8500 0.0504
34 72 0.84 0.7996 0.8500 0.0504
35 74 1.03 0.8485 0.9000 0.0515
36 74 1.03 0.8485 0.9000 0.0515
37 80 1.59 0.9441 0.9250 0.0191
32

38 86 2.15 0.9842 0.9250 0.0592
39 86 2.15 0.9842 0.9250 0.0592
40 90 2.53 0.9943 1 0.0057
Kesimpulan Jadi L
0
> L
tabel

Keterangan: *) bertindak sebagai L
0










































33

Lampiran 21

DAFTAR NILAI HASIL PENELITIAN

NO X X
2
NO X X
2

E-01 60 3600 K-01 60 3600
E-02 80 6400 K-02 67 4489
E-03 87 7569 K-03 87 7569
E-04 100 10000 K-04 60 3600
E-05 80 6400 K-05 67 4489
E-06 87 7569 K-06 60 3600
E-07 93 8649 K-07 60 3600
E-08 73 5329 K-08 67 4489
E-09 80 6400 K-09 60 3600
E-10 73 5329 K-10 60 3600
E-11 80 6400 K-11 93 8649
E-12 80 6400 K-12 53 2809
E-13 93 8649 K-13 60 3600
E-14 80 6400 K-14 67 4489
E-15 93 8649 K-15 60 3600
E-16 67 4489 K-16 73 5329
E-17 67 4489 K-17 93 8649
E-18 73 5329 K-18 67 4489
E-19 93 8649 K-19 60 3600
E-20 60 3600 K-20 73 5329
E-21 60 3600 K-21 60 3600
E-22 87 7569 K-22 53 2809
E-23 93 8649 K-23 60 3600
E-24 87 7569 K-24 73 5329
E-25 60 3600 K-25 67 4489
E-26 73 5329 K-26 93 8649
E-27 67 4489 K-27 60 3600
E-28 80 6400 K-28 80 6400
E-29 60 3600 K-29 67 4489
E-30 80 6400 K-30 67 4489
E-31 73 5329 K-31 80 6400
E-32 80 6400 K-32 53 2809
E-33 87 7569 K-33 80 6400
E-34 67 4489 K-34 53 2809
E-35 100 10000 K-35 73 5329
34



E-36 87 7569 K-36 80 6400
E-37 60 3600 K-37 80 6400
E-38 73 5329 K-38 93 8649
E-39 80 6400 K-39 80 6400
E-40 60 3600 K-40 73 5329
x = 3113 x
2
=247789 x = 2772 x
2
=197558
35

Lampiran 7
PERHITUNGAN VALIDITAS ITEM
Untuk menghitung validitas item atau kuesioner digunakan rumus korelasi
product moment dengan angka kasar, sebagai berikut :
) ) ( )( ) ( (
) )( (
2 2 2 2
Y Y N X X N
Y X XY N
r
xy


=
sebagai contoh perhitungan untuk validitas item :
soal nomor 19
diketahui
N = 14; X = 9; X
2
= 9; (X)
2
= 81
XY = 119; Y = 147; Y
2
= 1973; (Y)
2
= 21609
) ) ( )( ) ( (
) )( (
2 2 2 2
Y Y N X X N
Y X XY N
r
xy


=
} ) 147 ( 1973 . 14 }{ ) 9 ( 9 . 14 {
) 147 )( 9 ( 119 . 14
2 2

=
} 21609 27622 ){ 81 126 {
1323 1666

=
} 6013 }{ 45 {
343
=
270585
343
=
18 , 520
343
=
659 , 0 =

dengan harga r
hitung
(r
xy
) = 0,659 dan harga r
tabel
= 0,532, maka r
hitung
> r
tabel
dengan
taraf sifnifikan = 5%. Dengan demikian kuesioner nomor 19 dinyatakan valid.
Untuk validitas item secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran



36


lampiran 9
PERHITUNGAN RELIABILITAS BUTIR SOAL
Untuk menghitung/menentukan reliabilitas instrumen dalam penelitian
menggunakan rumus K-R.20, sebagai berikut :

=
2
2
11
S
pq S
1 n
n
r
dari data lampiran 9.
Diketahu :
N = 14; Y= 147; Y
2
= 1973; (Y)
2
= 21609
dengan
N
N
X
X
S
2
) (
2


=
14
14
21609
1973

=
14
5 , 1543 1973
=
14
5 , 429
=
= 30,7
Jadi r
11
dapat dihitung dengan cara :

=
2
2
11
S
pq S
1 n
n
r

=
30,7
687 , 4 7 , 0 3
1 4 1
14

=
30,7
013 , 26
13
14

= [0,77] [0,847]
= 0,912

37

Untuk instrumen penelitian didapat r
11
= 0,912. setelah dikonsultasikan/
diinterpretasikan dengan tabel product moment (r
tabel
) dengan taraf signifikan
(=5%) didapat r
tabel
= 0,532, maka r
11
> r
tabel
, maka instrumen dinyatakan reliabel
dengan tingkat reliabilitasnya sangat tinggi. Perhitungan uji reliabilitas butir soal
dapat dilihat pada lampiran .

38

Lampiran 11
PERHITUNGAN TARAF KESUKARAN TES
Untuk menentukan taraf kesukaran soal atau tingkat kesukaran tes
digunakan rumus :
Js
B
P =
Sebagai contoh perhitungan untuk taraf kesukaran soal sebagai berikut :
Soal nomor 5
Diketahui :
B = 8
Js = 14
Maka :
Js
B
P =
14
8
=
= 0,571 (kategori soal sedang)
Hasil selengkapnya dapat dilihat lebih jelas pada lampiran 12.

PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA BUTIR SOAL
Untuk dapat mencari/menentukan daya pembeda butir soal dapat
menggunakan rumus :
B A
B
B
A
A
P P
J
B
J
B
D = =
Sebagai contoh perhitungan daya pembeda butir soal sebagai berikut :
Soal nomor 19
Diketahui :
B
A
= 7
B
B
= 2
J
A
= J
B
= 7, maka didapat :
39

B A
B
B
A
A
P P
J
B
J
B
D = =
6
2
7
7
=
= 1 0,286
= 0,714
Jadi untuk soal nomor 19 mempunyai daya pembeda butir soal yang baik sekali.
Dan untuk keterangan butir soal/nomor yang lain dapat dilihat secara jelas pada
lampiran 13.

40

Lampiran 15
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS KELAS YANG MENGGUNAKAN
MODEL JIGSAW
NO X X
2

MAV-01 55 3025
MAV -02 66 4356
MAV -03 70 4900
MAV -04 98 9604
MAV -05 67 4489
MAV -06 72 5184
MAV -07 86 7396
MAV -08 60 3600
MAV -09 58 3364
MAV -10 64 4096
MAV -11 66 4356
MAV -12 72 5184
MAV -13 72 5184
MAV -14 66 4356
MAV -15 90 8100
MAV -16 55 3025
MAV -17 60 3600
MAV -18 62 3844
MAV -19 78 6084
MAV -20 50 2500
MAV -21 55 3025
MAV -22 70 7900
MAV -23 75 5625
MAV -24 70 4900
MAV -25 55 3025
MAV -26 60 3600
MAV -27 60 3600
MAV -28 64 4096
MAV -29 55 3025
MAV -30 58 3364
MAV -31 58 3364
MAV -32 60 3600
MAV -33 70 4900
MAV -34 58 3364
MAV -35 96 9216
MAV -36 50 2500
MAV -37 52 2704
MAV -38 62 3844
MAV -39 62 3844
MAV -40 50 2500
X=2067 X
2
=175243

Diketahui :
N = 40; X = 2607
X
2
= 175243; (X)
2
= 6796449
Dimana :
2 , 65
40
2607
= =

=
N
X
X
) 1 (
) (
2 2
2


=
N N
X X N
S
) 1 40 ( 40
) 2607 ( 175243 . 40
2

=
) 39 ( 40
6796449 7009720
=
1560
213271
=
= 136,7
7 , 136 = S
= 11,69

41

Karena X dan S sudah diketahui, maka Zi dapat dicari dengan
menggunakan rumus :
S
X X
Zi

= ; contoh perhitungan Zi adalah sebagai berikut :
S
X X
Zi

=
69 , 11
2 , 60 60
16

= Z
69 , 11
2 , 5
=
= -0,44
Untuk mencari F(Zi) menggunakan daftar distribusi normal baku. Bila
nilai Zi bernilai negatif maka nilai F(Zi) dicari dengan cara menggunakan Z
tabel

dengan 0,5. Sedangkan bila Zi yang bernilai positif, maka nilai F(Zi) dicari
dengan menjumlahkan Z
tabel
dengan 0,5.
Contoh untuk i = 16 diketahui Z
18
= -0,44, maka pada tabel distribusi
normal baku diperoleh Z
tabel
= 0,1700.
Sehingga F(Zi) = 0,5 Z
tabel

F(Z
18
) = 0,5 0,1700
= 0,3300
Sedangkan S(Zi) dicari dengan :
n
Zi yang Zn Z2,..., Z1, banyaknya
S(Zi)

=
Contoh perhitungan nomor 16 :
Diketahui : banyaknya Xi yang bernilai 60, pada nomor 18 dengan N = 40
Maka : 4500 , 0
40
18
) ( = = Zi S
Jadi | F(Zi) S(Zi) | = 0,3300 0,4500 = 0,1200
42

Karena N = 40 (N > 30), maka untuk nilai kritis L untuk uji Liliefors diperoleh
dari :
N
L
886 , 0
=
1402 , 0
32 , 6
866 , 0
40
886 , 0
= = =

Berdasarkan pada lampiran 15 tersebut, dari harga mutlak selisih
| F(Zi) S(Zi) | terbsesar adalah L
0
= 0,1314. Bila harga tersebut dibandingkan
dengan nilai kritis L Uji Liliefors dengan taraf signifikan ( = 0,05), L = 0,1402
maka
L
0
< L
tabel
. Karena L
0
< L
tabel
atau 0,1314 < 0,1402 dengan demikian Ho diterima.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang normal. Hasil
secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 16.

43

Lampiran 17
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS KELAS YANG MENGGUNAKAN
MODEL KONVENSIONAL
NO X X
2

K-01 55 3025
K-02 50 2500
K-03 50 2500
K-04 50 2500
K-05 62 3844
K-06 80 6400
K-07 66 4356
K-08 60 3600
K-09 50 2500
K-10 64 4096
K-11 62 3844
K-12 50 2500
K-13 62 3844
E-14 60 3600
K-15 55 3025
K-16 64 4096
K-17 68 4624
K-18 74 5476
K-19 70 4900
K-20 60 3600
K-21 66 4356
K-22 72 5184
K-23 50 2500
K-24 62 3844
K-25 55 3025
K-26 58 3364
K-27 86 7396
K-28 58 3364
K-29 68 4624
K-30 86 7396
K-31 50 2500
K-32 56 3136
K-33 67 4489
K-34 74 5476
K-35 56 3136
K-36 72 5184
K-37 90 8100
K-38 67 4489
K-39 55 3025
K-40 70 4900
X=2520 X
2
=163218

Diketahui :
N = 40; X = 2520
X
2
= 163218; (X)
2
= 6350400
Dimana :
63
40
2520
= =

=
N
X
X
) 1 (
) (
2 2
2


=
N N
X X N
S
) 1 40 ( 40
) 2520 ( 163218 . 40
2

=
) 39 ( 40
6350400 6528720
=
1560
178320
=
= 225,31
31 , 114 = S
= 10,69

44

Karena X dan S sudah diketahui, maka Zi dapat dicari dengan
menggunakan rumus :
S
X X
Zi

= ; contoh perhitungan Zi adalah sebagai berikut :
S
X X
Zi

=
69 , 10
63 50
18

= Z
69 , 10
13
=
= -1,22
Untuk mencari F(Zi) menggunakan daftar distribusi normal baku. Bila
nilai Zi bernilai negatif maka nilai F(Zi) dicari dengan cara menggunakan Z
tabel

dengan 0,5. Sedangkan bila Zi yang bernilai positif, maka nilai F(Zi) dicari
dengan menjumlahkan Z
tabel
dengan 0,5.
Contoh untuk i = 18 diketahui Z
18
= -1,22, maka pada tabel distribusi
normal baku diperoleh Z
tabel
= 0,3888.
Sehingga F(Zi) = 0,5 Z
tabel

F(Z
8
) = 0,5 0,3888
= 0,1112
Sedangkan S(Zi) dicari dengan :
n
Zi yang Zn Z2,..., Z1, banyaknya
S(Zi)

=
Contoh perhitungan nomor 8 :
Diketahui : banyaknya Xi yang bernilai 50, pada nomor 8 dengan N = 40, jadi :
Maka : 2000 , 0
40
8
) ( = = Zi S
Jadi | F(Zi) S(Zi) | = 0,1112 0,2000 = 0,0888
45

Karena N = 40 (N > 30), maka untuk nilai kritis L untuk uji Liliefors diperoleh
dari :
N
L
886 , 0
=
1402 , 0
32 , 6
866 , 0
40
886 , 0
= = =

Berdasarkan pada lampiran 15 tersebut, dari harga mutlak selisih
| F(Zi) S(Zi) | terbsesar adalah L
0
= 0,0922. Bila harga tersebut dibandingkan
dengan nilai kritis L Uji Liliefors dengan taraf signifikan ( = 0,05), L = 0,1402
maka
L
0
< L
tabel
. Karena L
0
< L
tabel
atau 0,0922< 0,1402 dengan demikian Ho diterima.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang normal. Hasil
secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 18.

46

Lampiran 19
PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS SAMPEL
Perhitungan uji homogenitas sampel digunakan uji kesamaan dua variabel
dengan rumus sebagai berikut :
2
2
2
1
S
S
F
hitung
=
Dari hasil nilai ujian akhir semester I (Lampiran 4) diperoleh hasil bahwa
untuk kelompok eksperimen diperoleh data sebagai berikut :
n
1
= 40
X
1
= 2607
X
1
2
= 175243
Sehingga diperoleh :
) 1 (
) (
2 2
1


=
N N
Xi X N
Si
) 1 40 ( 40
) 2607 ( 175243 . 40
2

=
) 39 ( 40
6796449 7009720
=
1560
21327
=
= 136,7
69 , 11 7 , 136 = = S
Sedangkan untuk kelompok kontrol diperoleh data (lampiran 5) sebagai berikut :
N
2
= 50
X
2
= 2520
X
2
2
= 163218
Sehingga diperoleh :
) 1 (
) (
2 2
1


=
N N
Xi X N
Si
) 1 40 ( 40
) 2520 ( 163218 . 40
2

=
47

) 39 ( 40
6350400 6528720
=
1560
178320
=
= 114,31
69 , 10 31 , 114 = = S
Sehingga diperoleh :
2
2
2
1
S
S
F
hitung
=
31 , 114
7 , 136
=
= 1,20
Dari F
hitung
yang diperoleh dikonsultasikan F
tabel
yang mempunyai db
pembilang = n
b
1 = 40 - 1 = 39 dan db penyebut = n
k
-1 = 40 1 = 39, dengan
taraf signifikan 5% maka diperoleh F
0,05(39,39)
. Karena F
tabel
= F
(30,30)
tidak ada,
maka dicari dengan menggunakan interpolasi sebagai berikut :
F(30,30) = (1,84)
F(40,40) = (1,69)
F(39,39) = 184 +
30 40
84 , 1 69 , 1

(39-30)
= 1,64 +
10
15 , 0
(9)
= 1,84 0,135
= 1,705
= 1,70 (pembulatan menjadi dua desimal)
kriteria pengujian : terima Ho jika F
hitung
< F
tabel
. Karena F
hitung
< F
tabel
atau
1,20 < 1,70 maka Ho diterima (berada pada daerah penerimaan). Hasil ini dapat
diartikan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti dari besarnya varians pada
kedua kelompok.


48

Kesimpulan : Terdapat kesamaan varians dari dua kelompok atau dapat
dikatakan b ahwa kelompok kelas yang menggunakan Model
Jigsaw dan kelompok yang menggunakan Model konvensional
mempunyai varians yang sama atau berasal dari populasi yang
homogen.


49

Lampiran 20
ANALISIS DESKRIPTIF PROSENTASE
Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel pada
penelitian yang terdiri dari hasil belajar siswa dengan perlakuan yang berbeda.
Adapun rumus yang digunakan adalah :
% 100 % x
N
n
=
Sebagai contoh
% 100
10
8
% x =
= 80 (cara memperoleh prosentase dari suatu nilai)
Hasil keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 6
Sedangkan untuk mengetahui bagaimana pengaruh hasil belajar yang
diperoleh antara kedua kelompok yang mendapat perlakuan berbeda (lampiran 6)
adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Biologi pada kelas yang menggunakan
MODEL Jigsaw
No Kelas Frekuensi Klasifikasi
1 80 100 23 tinggi
2 67 - 73 10 sedang
3 53 60 7 rendah
Jumlah 40

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Biologi pada kelas yang menggunakan
MODEL konvensional
No Kelas Frekuensi Klasifikasi
1 80 100 11 tinggi
2 67 - 73 13 sedang
3 53 60 16 rendah
Jumlah 40

Untuk dapat menentukan prosentase hasil belajar digunakan rumus
% 100 % x
N
n
=
50


Sebagai contol tabel 1 (nomor 1)
Diketahui
n = 23
N = 40, maka :
% 100 % x
N
n
=
% 100
40
23
x =
= 57,5%
Hasil keseluruhan dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Prosentase Hasil Belajar Biologi dengan Perlakuan Berbeda
No Klasifikasi hasil Belajar Kelas dengan MJ Kelas dengan MK
1 Tinggi 57,5% 27,5%
2 Sedang 25% 32,5%
3 Rendah 17,5% 40%
Jumlah 100% 100%

Dari tabel 3, kita dapat mencari atau menafsirkan deskriptif prosentase
dengan cara melihat deviasi prosentase (%d), yang diperoleh dengan rumus :
%d =%
1
- %
2

Contoh perhitungannya adalah sebagai berikut :
Pada kelompok tinggi yang mendapat pembelajaran dengan Model Jigsaw =
57,5% dan yang mendapat pembelajaran dengan Model konvensional = 27,5%.
Sehingga diperoleh :
%d =%
1
- %
2

= 57,5% - 27,5%
= 30%
Ini berarti hasil belajar Biologi yang mendapat pembelajaran dengan Model
Jigsaw adalah 30% lebih baik dari pada pembelajaran dengan Model
konvensional. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh penggunaan Model
Jigsaw terhadap hasil belajar Biologi pokok bahasan optik pada siswa kelas VIII
SMP N 2 Dempet tahun pelajaran 2009/2010.
51

Dari hasil penelitian berupa tes seperti pada lampiran 21 selanjutnya
dianalisis untuk menguji hipotesis. Dari lampiran tersebut diperoleh data :
Untuk kelas yang menggunakan Model Jigsaw
n
1
= 40
X
1
= 3113
X
1
2
= 247789
8 , 77
40
3113
1
1
1 = =

=
N
X
X
) 1 (
) (
1 1
2
1
2
1 1
2
1


=
N N
X X N
S
) 1 40 ( 40
) 3113 ( 247789 . 40
2

=
) 39 ( 40
9690769 9911560
=
1560
220791
=
= 141,5
9 , 11 5 , 141
1
= = S
Sedangkan untuk kelompok kontrol
N
2
= 40
X
2
= 2772
X
2
2
= 197558
3 , 69
40
2772
2
2
2 = =

=
N
X
X
) 1 (
) (
2 2
2
2
2
2 2
2
2


=
N N
X X N
S
) 1 40 ( 40
) 2772 ( 197558 . 40
2

=
) 39 ( 40
7683984 7902320
=
52

1560
218336
=
= 139,96
83 , 11 96 , 139
2
= = S
Sehingga diperoleh :
2
2
2
1
S
S
F
hitung
=
96 , 139
5 , 141
=
= 1,01
Ternyata F
hitung
< F
tabel
atau 1,01 < 1,70, maka dapat disimpulkan bahwa sampel
dalam keadaan homogen.
Maka simpangan baku dapat dicari dengan rumus :
2
) 1 2 ( ) 1 (
2 1
2
2
2
1 1 2
+
+
=
N N
S N S N
S
2 40 40
96 , 139 ) 1 40 ( 5 , 141 ) 1 40 (
+
+
=
78
4 , 5458 5 , 5518 +
=
78
9 , 10976
=
= 140,7
9 , 11 7 , 140 = = S
Sedangkan nilai uji kesamaan dua rata-rata (uji-t) adalah sebagai berikut:
2 1
2 1
1 1
N N
S
X X
t
+

=
40
1
40
1
9 , 11
3 , 69 8 , 77
+

=
53

22 , 0 . 9 , 11
5 , 8
=
62 , 2
5 , 8
=
= 3,24
Hasil perhitungan jika dikonsultasikan pada kriteria pengujian hipotesis yaitu Ho
akan diterima bila t berada diantara
) 1 ( ) 1 (
2
1
2
1

< < t t t dengan = 5%. Dari hasil
perhitungan diperoleh t
hitung
= 3,24 t
(0,975)(78)
= 1,99 (diperoleh dari perhitungan
interpolasi).
t
(0,975)(60)
= 2,00
t
(0,975)(120)
= 1,98
t
(0,975)(78)
= 2,00 +
60 120
00 , 2 98 , 1

(78 60)
18 .
60
) 02 , 0 (
00 , 2

+ =

60
36 , 0
00 , 2 =
= 2,00 0,006
= 1,99
Ini berarti t
hitung
berada diluar penerimaan karena t
hitung
> t
tabel
atau
3,24 > 1,99, maka Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa
ada pengaruh hasil belajar yang signifikan antara kelas yang menggunakan Model
Jigsaw dengan kelas yang menggunakan Model Konvensional

You might also like