You are on page 1of 19

2

1. Pendahuluan

Dunia Teknologi Informasi saat ini telah mengalami perkembangan yang
sangat pesat dan masih akan terus berkembang, hal ini memungkinkan berbagai
teknologi untuk dapat di padukan sehingga menghasilkan sebuah kinerja yang
lebih optimal tidak terkecuali terhadap Sistem Informasi Geografis (SIG).
Salah satu teknologi yang berkaitan erat dengan SIG adalah teknologi
Geolocation yang merupakan sebuah API dari HTML5 yang diperuntukan untuk
Layanan Berbasis Lokasi (LBS), dengan adanya teknologi ini pengguna sistem
dimungkinkan untuk mengetahului lokasinya berdasarkan latitude dan longitude
keberadaannya, Geolocation melacak kebaradaan perangkat yang kita gunakandan
disimpulkan dengan memanfaatkan RFID, WiFi dan Bluetooth MAC alamat, dan
GSM / CDMA ID sel, serta input pengguna.
Berbagai macam metode dan persamaan atau formulla yang digunakan
untuk mengetahui jarak antara dua titik, Haversine Formulla merupakan salah
satu persamaan yang sangat akurat untuk menentukan jarak antara dua titik di
bumi karena sudah memperhitungkan bahwa bumi bukanlah sebuah bidang datar
namun adalah sebuah bidang yang memiliki derajat kelengkungan tertentu,
Haversine Formulla menghitung jarak antara dua titik di bumi berdasarkan
panjang garis lurus antara dua titik tanpa mengabaikan kelengkungan yang di
miliki bumi, dengan menerapkan teknologi tersebut dalam sebuah SIG pengguna
sistem dapat mengetahui posisinya terhadap lokasi tertentu walupun masih
mengabaikan relief bumi yang sebanarnya.
Pemanfaatkan Geolocation dan Haversine Formulla dalam sebuah SIG
bertujuan agar pengguna sistem dapat melakukan perhitungan seberapa jarak kita
terhadap suatu objek, kemudian dengan Direction Service dari Google, pengguna
Sistem juga dimungkinkan untuk mengetahui jalur yang bisa tempuh untuk
mencapai lokasi tersebut.
Penelitian ini akan menyajikan suatu bentuk media promosi yang diharapkan
memberikan informasi yang mencakup objek wisata dan beberapa sarana pokok
kepariwisataan yang meliputi objek wiasata, penginapan, restoran, dan
transportasi dalam bentuk Sistem Informasi Geografis. Penelitian ini akan
memanfaatkan teknologi Geolocation, Haversine Formulla dan Direction Service
dari Google sehingga mendapatkan manfaaat yang lebih optimal, penyajian data
yang seperti ini diharapkan akan membantu wisatawan dalam melakukan atau
merencanakan kegiatan wisatanya.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumya, persamaanan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana memanfaatkan Geolocation dan
Haversine Formulla dalam perancangan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus
: Pariwisata Kabupaten Semarang).
Menyikapi masalah tersebut, maka penelitian ini di lakukan dengan tujuan
untuk merancang sebuah Sistem Informasi Geografis pariwisata Kabupaten
Semarang berbasis WebGIS dengan memanfaatkan Google Direction Service,
Geolocation dan Haversine Formulla.


3

2. Kajian Pustaka

Banyak sumber acuan yang digunakan untuk mengembangkan Sistem
Informasi Geografis ini. Sumber acuan ini dapat berupa buku-buku penunjang dan
penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh pihak lain.
Penelitian yang berjudul Aplikasi Pelayanan dan Pencarian Taxi Terdekat
dengan Cell ID dan Pengiriman Pesan Berbasis SMS Gateway, penelitian ini
memanfaatkan Geolocation untuk mengetahui lokasi (latitude dan longitude) dari
sebuah perangkat mobile yang yang dilacak berdasarkan lokasi informasi dari Cell
ID, penelitian ini di lakukan untuk mengimplementasikan suatu Aplikasi Berbasis
Lokasi dengan biaya yang lebih murah daripada memanfaatkan Global
Potitioning System (GPS) untuk melakukan pencarian taxi terdekat yang
kemudian ditindak lanjuti dengan pengiriman sms yang berbasis sms gateway[1].
Jurnal yang berjudul Analisis dan Perancangan Sistem Pencarian Taksi
Terdekat dengan Pelanggan menggunakan Layanan Berbasis Lokasi di
rancanglah sebuah aplikasi yang memberikan lokasi-lokasi pelanggan pemesan
taksi. Sistem tersebut menangkap lokasi pemesan taksi yang menggunakan
smartphone BlackBerry dengan memanfaatkan layanan GPS didalamnya dan
membandingkan jaraknya dengan taksi terdekat dengan cara menghitung lokasi
koordinat taksi dan pelanggan menggunakan Haversine Formula. Sistem
pemesanan taksi konvensional tidak bisa menemukan taksi-taksi terdekat dengan
pemesan. Permasalahan yang telah di identifikasi menggunakan metode Observasi
dan Kuesioner tersebut ditindak lanjuti dengan merancang sebuah sistem
pencarian taksi terdekat dengan pemesan menggunakan layanan berbasis lokasi,
yang diimplementasikan menggunakan GPS dan teknologi BlackBerry Push[2].
Situs YogYES.com adalah salah satu contoh Website pariwisata yang
membantu wisatawan dalam merencanakan kunjungan ke Yogyakarta dan
menikmati pesona terbaik dari tempat ini. YogYES menyediakan informasi yang
kaya tentang hal-hal untuk dilihat dan dilakukan dan semua informasi yang
Wisatawan butuhkan untuk melakukan perjalanan ke Jogja/Yogyakarta.
Didirikan pada tahun 2003, misi YogYES.COM adalah untuk memberdayakan
ekonomi lokal dengan mempromosikan pariwisatanya melalui internet. Sebagai
sebuah situs perjalanan, YogYES.COM telah menerima apresiasi dari banyak
wisatawan dan media nasional dan internasional, termasuk The Washington Post
dan Lonely Planet.[3]
Penelitian Pemanfaatan Geolocation dan Haversine Formulla dalam
Perancangan Sistem Informasi Geografis (Studi Kasus : Pariwisata Kabupaten
Semarang) akan melakukan pelacakan lokasi user akan diperkirakan
menggunakan Geolocation sehingga akan didapatkan latitude dan longitude yang
dimiliki user, kemudian koordinat tersebut akan dibandingkan dengan koordiat
berbagai objek wisata di kabupaten menggunakan Haversine Formula sehingga
akan diadapatkan objek-objek wisata yang ada pada radius tertentu dari lokasi
user. Jalur yang harus ditempuh dari lokasi user menuju objek wisatapun akan
ditentukan menggunakan bantuan dari Google Direction Service setelah koordinat
user dan objek wisata diketahui. Penelitian ini juga akan memberikan data lokasi
4

untuk beberapa sarana prasarana yang dapat digunakan wisatawan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengunjungi objek wisata di Kabupaten Semarang.
Pariwisata. Istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian
perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat tinggal sementara
seseorang diluar tempat tinggalnya karena suatu alasan dan bukan untuk
melakukan kegiatanyang menghasilkan upah. Kesimpulanya dapat dikatakan
bahwa perjalanan wisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh seorang
atau lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan
memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu. Hal ini dapat juga karena
kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olah raga untuk kessehatan,
konvensi, keagamaan dan keperluan usaha yang lainya. Istilah pariwisata
berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu
perubahan tempat tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena
suatu alasan bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah.
Sarana wisata dapat bibagi dalam tiga unsur pokok, yaitu :
Sarana pokok kepariwisataan meliputi biro perjalanan umum dan agen
perjalanan, transportasi wisata, restorant, objek wisata dan atraksi wisata.
Sarana pelengkap kepariwisataan meliputi fasilitas rekreasi dan olah raga dan
prasarana umum.
Sarana penunjang kepariwisataan meliputi Nightclub dan steambath. Casino
dan entertainment,Souvenir shop, mailing service dan lain sebagainya [4].
Sistem Informasi Geografis (SIG). Sistem Informasi Geografis
merupakan aplikasi yang memiliki banyak kegunaan. Banyak aktivitas manusia
dalam berbagai bidang yang akan sangat terbantu apabila aplikasi GIS
diimplementasikan dengan baik. Sistem informasi geografis saat ini menjadi
sistem yang penting dan menarik dan sedang banyak dipelajari di berbagai bidang
kebutuhan kerja. Sistem Informasi Geografi memiliki kemampuan dasar sebagai
mapping system dengan kemampuan kartografinya dalam menjawab hal-hal
terkait analisis (query) [5].
J ava Web. Java memiliki beberapa teknologi yang digunakan untuk
mengembangkan aplikasi web. Pertama diawali dengan adanya teknologi servlet.
Perkembangan selanjutnya adalah teknologi JSP atau Java Server Pages. Servlet
adalah class java yang mempunyai kemampuan sebagai servar dan bekerja
berdasarkan model request-respand. JSP dikembangkan berdasarkan teknologi
servlet yang mempunyai fitur untuk meggabungkan antara content statis dan
content dinamis dalam satu halaman web [6].
Direction Service. Objek Direction Service dapat memperkirakan arah
(menggunakan berbagai metode transportasi). Objek ini berkomunikasi dengan
Layanan Google Maps API Arah yang menerima permintaan arah dan
mengembalikan hasil dihitung. Anda juga dapat menangani hasil ini arah diri
sendiri atau menggunakan objek Directions Renderer untuk membuat hasil ini.
Direction Service dapat menentukan asal-usul dan tujuan baik sebagai string teks
(misalnya "Chicago" atau "Darwin, NSW, Australia") atau sebagai LatLng nilai.
Layanan Arah dapat kembali multi-bagian petunjuk menggunakan serangkaian
titik arah. Arah ditampilkan sebagai polyline menggambar rute pada peta, atau
5

tambahan sebagai rangkaian deskripsi tekstual dalam elemen <div> (misalnya
"Belok kanan menuju jalan Jembatan Williamsburg")[7].
Geolocation. Geolocation mengacu pada identifikasi lokasi geografis dari
pengguna atau perangkat komputasi melalui berbagai mekanisme collecton data.
Biasanya, Geolocation kebanyakan menggunakan alamat jaringan internal routing
atau perangkat GPS untuk menentukan lokasi ini. Geolocation adalah perangkat-
spesifik API, beberapa browser ada yang mendukungnya ada juga yang tidak
support, sehingga bisa disimpulkan, Geolocation tidak selalu bisa untuk aplikasi
web [8].

Gambar 1 Geolocation API [8]

HaversineFormula. Suatu posisi di bumi dapat direpresentasikan dengan
posisi garis lintang (latitude) dan bujur (longitude). Memperkirakan jarak antara
dua titik di bumi berdasarkan letak garis lintang dan bujur bisa dilakukan dengan
beberapa persamaan yang digunakan. Semua persamaan yang digunakan
berdasarkan bentuk bumi yang bulat (spherical earth) dengan menghilangkan
faktor bahwa bumi itu sedikit elips (elipsodial factor). Untuk metode ini,
kemungkinan kesalahan hanya mencapai 0.5%. Formulasi ini menggunakan
persamaan Haversine sebagai dasar. Persamaan ini dapat digunaka untuk
menghitung jarak lingkaran yang jauh antara dua titik. Berikut Haversine formulla
seperti pada persamaan 1.
a = sin(lat/2) + cos(lat1).cos(lat2).sin(long/2)
c = 2.atan2(a, (1a)) (1)
d = R.c
keterangan :
R = earths radius (mean radius = 6,371km)
lat1= latitude objek 1
lat2= latitude objek 2
long1 = longitude objek 1
long2 = longitude objek 2
lat = lat2 lat1
long = long2 long1
d = jarak (Km)[2].


6

3. Metode Penelitian dan Perancangan Sistem


Gambar 2 Prototype Model [9]

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode perancangan
sistem dengan menggunakan model Prototype. Prototype merupakan model
perancangan sistem dimana kebutuhan diubah menjadi sistem yang bekerja
(Working System) yang diperbaiki secara terus menerus sesuai dengan kebutuhan
dari kerjasama antara analis dengan pengguna (user). Proses dari perancangan
sistem dengan menggunakan prototype model, dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Tahap pertama dari metode prototype ini adalah mengidentifikasi
kebutuhan dasar pengguna melalui proses requirement dan analisis. Pada tahap ini
ditemuilah staff pemasaran dari pihak Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang
untuk menggumpulkan data kebutuhan dari Dinas Pariwisata di Kabupaten
Semarang yang hasilnya harus bisa mengenalkan dan menunjukan jalur menuju
objek wisata. Setelah mendapatkan data dilakukanlah analisa kebutuhan sistem
yang akan dikembangkan berdasarkan permintaan Dinas Pariwisata Kabupaten
Semarang.
2. Setelah mengidentifikasi kebutuhan user, data yang didapat sebelumnya
kemudian dijadikan acuan untuk menggembangkan prototype untuk merancang
system, langkah berikutnya dalam perancangan sistem ini penulis membuat
sebuah prototype yang telah disesuaikan berdasarkan requirement dari user,
sehingga sistem yang dibuat sesuai dengan kebutuhan.
3. Pada tahap selanjutnya, developer didorong untuk bekerja dengan
useruntuk menentukan seberapa baik prototype itu memenuhi kebutuhannya, dan
untuk memberikan saran-saran bagaimana memperbaiki prototype tersebut.
Developer kemudian menggunakan feedback ini untuk memperbaharui prototype
yang telah dibuat sebelumnya. Setelah itu, developer akan memperbaiki prototype
sesuai dengan feedback yang telah didapat pada proses evaluasi. Hasil revisi dari
prototype selanjutnya diberikan kembali pada user untuk dievaluasi dan dinilai
kembali, apakah tujuan umum dari pembuatan aplikasi telah tercapai. Apabila
prototype belum memenuhi kebutuhan pengguna, tahap selanjutnya kembali ke
tahap paling awal, begitu seterusnya sampai tujuan umum tercapai dan pengguna
merasa puas.
Perancangan sistem dalam penelitian ini dibuat 3 buah prototype yaitu :
Prototypesatu
Developer membuat rancangan awal dari sistem dan dievaluasikan kepada
Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang. Setelah mencoba aplikasi yang ada, Dinas
7

Pariwisata Kabupaten Semarang menganjurkan untuk menambahkan menu sarana
wisata seperti hotel, tempat makan dll.
Prototypedua
Menu sarana wisata telah ditambahkan, user setuju dengan tampilan daftar
kategori dan tampilan profil objek wisata, user menganjurkan menambahkan Vsi
dan Misi mereka sebagai Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang.
Prototypetiga
Aplikasi sudah sesuai dengan harapan Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang
dan layak untuk diujikan.
Tahap selanjutnya dilakukan perancangan untuk menganalisa sistem
secara lebih detail baik proses, prosedur, dan fungsi sesuai data-data yang telah
dikumpulkan. Salah satu tool/model untuk merancang sistem adalah dengan
menggunakan UML (Unified Modelling Language). Penulis menggunakan UML
karena model tersebut pertama bersifat Scalability, yaitu objek lebih mudah
dipakai untuk mengGambarkan sistem yang besar dan komplek, kedua bersifat
dynamic modelling, yaitu model dapat untuk pemodelan sistem dinamis dan real
time.

Use Case Diagram

Gambar 3 Use Case Diagram Sistem

Pada Gambar 3 disini dapat kita lihat adanya dua aktor yaitu pengunjung
dan administrator, disini pengunjung dapat mengakses peta objek wisata lalu
mencari objek berdasar keyword, mencari objek berdasar radius pencarian,
mencari obyrk berdasarkan kategori dan melihat detail pariwisata. Administrator
adalah aktor yang dapat dapat mengakses halaman admin untuk melakukan
pengaturaan terhadap objek dan kategori atau mengganti password.

ActivityDiagram

Dari rancangan use case yang telah dibuat, dirancang activity diagram
untuk pengunjung dan administrator.
8


Gambar 4 Activity Diagram Pengunjung

Pada Gambar 4 dapat kita lihat saat user mulai melihat antarmuka WebGIS,
pengunjung dapat mengisi kriteria terhadap hasil yang di inginkan oleh
pengunjung meliputi keyword dan memilih radius pencarian. Sestem akan
memproses data dan menampilkan kepada pengunjung. Pengunjung dapat
melakukan lihat detil yang kemudian akan di proses oleh sistem dan
menampilkanya kepada pengunjung.
Pada activity diagram admin terdapat kesamaan action yang dilakukan
admin untuk mengatur data baik menghapus, menambah maupun mengubah data,
jadi secara umum activity diagram admin dapat dilihat sebagai berikut.


Gambar 5 Activity Diagram Administrator Tambah Objek

Gambar 5 dapat dijelaskan sebagai berikut: setelah administrator
melakukan login terlebih dahulu. Setelah sistem melakukan validasi data, apabila
data benar maka akan ditampilkan halaman admin dan bila data salah maka akan
dialihkan kembali ke halaman login. Pada akun admin, administrator dapat
melakukan tambah data objek dengan cara memilih lokasi dengan memilih lokasi
pada peta dan mengisi form tambah objek, kemudian sistem akan melakukan
validasi, bila benar data akan di simpan dan berlanjut menampilkan data baru.
9



SequenceDiagram


Gambar 6 Sequence Diagram User Cari Tempat Pariwisata.

Pada Gambar 6 dapat dijelaskan sebagai berikut: Dimulai saat pengunjung
berada pada halaman utama. Untuk menemukan tempat pariwisata yang
dimaksud, user hanya perlu memasukan keyword tentang tempat pariwisata yang
dicari dan memilih radius pencarian yang ada pada halaman utama. Selanjutnya
sistem mencari dan mengolah data pada database. Kemudian sistem menampilkan
hasil pemrosesan kepada pengunjung.


Gambar 7 Sequence Diagram Admin Tambah Tempat Pasriwisata

Gambar 7 dapat dijelaskan sebagai berikut: untuk menambah data baru,
admin memilih menu tambah pada Tampilan manage objek, kemudian sistem
akan menampilkan form isian untuk diisi oleh admin, setelah itu data akan
disimpan di database dan diolah oleh sistem yang kemudian akan ditampilkan
kembali pada admin.



10

Class Diagram


Gambar 8 Class Diagram

Gambar 8 menjelaskan bahwa Entity yang dimiliki oleh sistem adalah
Objekdan Kategori. Kedua entity tersebut diwakili oleh class Objek dan
classKategori. Hubungan antara kedua class tersebut adalah Kategori tidak
memiliki atau memiliki banyak Objek.

Diagram Alir Pencarian Objek Berdasarkan Radius


Gambar 9 Flowchart Pencarian Berdasarkan Radius

11

Gambar 9 menunjukan proses pencarian objek berdasarkan radius.
Pengunjung memilih radius pencarian dan atau tanpa memasukan keyword.
Sistem akan menentukan lokasi pengunjung dengan Geolocation ataupun
pengunjung dapat memilih lokasi. Kemudian sistem mencari objek berdasarkan
kriteria yang dimasukan lalu menampilkanya kepada pengunjung.

Desain Antarmuka

Langkah selanjutnya adalah membuat rancangan tampilan user interface.
Rancangan User Interface ini berisi desain tampilan yang akan muncul pada
WebGIS. Desain tampilan user interface ini akan memuat informasi tentang judul,
review, Gambar, google maps.

Desain Halaman Home


Gambar 10 Desain Halaman Home

Keterangan :
1. LinkHome
2. Link Visi dan Misi
3. Link Login Administrator
4. Nama Aplikasi
5. Kategori
6. Peta
7. List Objek
Pada Gambar 10 menjelaskan tentang desain user interface halaman menu
utama pada aplikasi. Pada bagian satu merupakan linkmenuju halaman Home.
Pada bagian dua merupakan linkmenuju halaman Visi dan Misi. Pada bagian tiga
merupakan linkmenuju halaman Login Administrator. Pada bagian empat
merupakan teks yang bertuliskan nama aplikasi. Pada bagian lima berisi list
kategori yang dapat dipilih oleh pengunjung. Pada bagian enam berisi peta dan
lokasi berbagai objek dalam peta. Pada bagian tujuh berisi list objek wisata yang
dapat dipilih pengunjung.


12

Desain Halaman Pencarian


Gambar 11 Desain Halaman Hasil Pencarian
Keterangan :
1. LinkHome
2. Link Visi dan Misi
3. Link Login Administrator
4. Nama Aplikasi
5. Kategori
6. Peta hasil pencarian
7. List Objek hasil pencarian
Pada Gambar 11 menjelaskan tentang desain user interface halaman Hasil
Pencarian pada aplikasi. Pada bagian satu merupakan linkmenuju halaman Home.
Pada bagian dua merupakan linkmenuju halaman Visi dan Misi. Pada bagian tiga
merupakan linkmenuju halaman Login Administrator. Pada bagian empat
merupakan teks yang bertuliskan nama aplikasi. Pada bagian lima berisi list
kategori yang dapat dipilih oleh pengunjung. Pada bagian enam berisi peta dan
lokasi berbagai objek hasil pencarian dalam peta. Pada bagian tujuh berisi list
objek wisata yang merupakan hasil pencarian.

Desain HalamanDetail


Gambar 12 Desain Halaman Detail

13

Keterangan :
1. LinkHome
2. Link Visi dan Misi
3. Link Login Administrator
4. Nama Aplikasi
5. Peta Radius
6. List Objek berdasarkan Radius
7. Gambar dan Keterangan Objek
8. Form pencarian Radius
Pada Gambar 12 menjelaskan tentang desain user interface halaman detail
objek pada aplikasi. Pada bagian satu merupakan linkmenuju halaman Home.
Pada bagian dua merupakan linkmenuju halaman Visi dan Misi. Pada bagian tiga
merupakan linkmenuju halaman Login Administrator. Pada bagian empat
merupakan teks yang bertuliskan nama aplikasi. Pada bagian lima merupakan peta
yang berisi letak objek-objek yang berada dalam radius 10km dari objek utama .
Pada bagian enam merupakan list objek-objek yang berada dalam radius 10km
dari objek utama. Pada bagian tujuh berisi keterangan dan Gambar mengenai
detail objek utama. Pada bagian delapan berisi form untuk pencarian objek dalam
radius tertentu dari objek utama.

4. Hasil dan Pembahasan Sistem

Tampilan yang dihasilkan WebGIS ini berupa form seperti yang telah
dirancang pada bab sebelumnya. Tampilan saat pertama WebGIS dijalankan
adalah form home yang dapat dilihat pada Gambar 13. Setelah membuka halaman
ini lokasi pengunjung akan langsung dibaca oleh sistem dan ditandai dengan
sebuah marker kemudian lokasi pengunjung dibandingkan dengan lokasi-lokasi
objek pariwisata yang telah si simpan dalam database sehingga pengunjung dapat
mengetahui jarak dan posisi objek- objek wisata di Kabupaten Semarang.

Gambar 13 Tampilan Home

14

Menu yang digunakan pengunjung untuk mencari objek wisata
berdasarkan keyword dan radius pencarian dihitung dari posisi pengunjung
ditunjukan oleh gambar 14.

Gambar 14 Form Pencarian

Setelah pengunjung mengisikan keyword dan menekan tombol cari maka
sistem akan melakukan penyeleksian jarak dengan cara menghitung jarak antara
dua titik yang merupakan jarak antara pengunjung yang telah di lacak dengan
Geolocation dan lokasi objek wisata yang telah di catat dalam database
menggunakan Haversine Formulla sesuai dengan ketentuan yg ditentukan
pengunjung da menampilkanya seperti pada gambar 15.


Gambar 15 Hasil Pencarian

Hasil pencarian akan ditampilkan pada bagian divcontent. Pengujian
pencarian berdasarkan kata kunci candi, maka akan muncul jawaban seperti
pada Gambar 15. Hasil pencarian yang manggunakan kata kunci candi dan
menggunakan radius pencarian dengan nilai 10km, maka akan muncul jawaban
seperti pada Gambar 16.
15


Gambar 16 Hasil Pencarian dengan menggunakan Radius.

Kode Program 1 Haversine Formulla
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
function getDistance(lat1, lon1, lat2, lon2)
{
var R = 6371; // Radius of earth in km
var dLat = toRad(lat2-lat1);
var dLon = toRad(lon2-lon1);
var a = Math.sin(dLat/2)
* Math.sin(dLat/2) +
Math.cos(toRad(lat1))
* Math.cos(toRad(lat2))
* Math.sin(dLon/2)
* Math.sin(dLon/2);
var c = 2
* Math.atan2(
Math.sqrt(a), Math.sqrt(1-a));
var d = R * c;
return d;
}
function toRad(Value) {
return Value * Math.PI / 180;
}

Kode Program 1 merupakan kode program yang digunakan untuk
menghitung jarak antara dua titik dipermukaan bumi. Jarak yang dihasilkan dalam
satuan kilometer. Kode program 1 merupakan implementasi dari Haversine
Formulla.
Kemudian ketika user mengklik salah satu icon objek wisata pada daftar
objek yang muncul, maka akan muncul jendela informasi berupa gamber objek
wisata dan icon untuk melihat detail dan jalur menuju objek tersebut, seperti pada
Gambar 17.
16


Gambar 17 Jendela Informasi Objek Wisata

Pada Gambar 17 terdapat link detail yang apabila diklik maka akan
menuju halaman yang berisi detail informasi mengenai objek wisata yang
dipilih oleh pengunjung dan terdapat link jalur yang apabila diklik maka akan
menuju halaman yang berisi jalur untuk mencapai objek wisata yang dipilih
oleh pengunjung. Lihat Gambar 18 Untuk lebih jelasnya.

a b
Gambar 18 a) Menu Detail Objek Wisata. b) Menu jalur

Kode Program 2 merupakan kode program yang digunakan untuk
menampilkan jalur antara dua titik pada peta. Titik awal merupakan titik
keberadaan pengunjung sedangkan titik akhir merupakan titik tujuan yang dipilih
oleh pengunjung. Pencarian jalur menggunakan teknologi Google Directions
Service. Google Directions Service akan menggunakan Google Map untuk
menampilkan jalur antara dua titik (baris 21 s/d 26).










17

Kode Program 2 Untuk Menampilkan Jalur
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
function showDirection(lat, lng){
var currentLat
= document.getElementById(
"latText").value;
var currentLng
= document.getElementById(
"lngText").value;
var awal
= new google.maps.LatLng(
currentLat, currentLng);
var akhir
= new google.maps.LatLng(
lat, lng);

var request = {
origin:awal,
destination:akhir,
travelMode:
google.maps.TravelMode.DRIVING
};

directionsService.route(request,
function(result, status) {
if (status ==
google.maps.DirectionsStatus.OK)
{
directionsDisplay
.setDirections(result);
}
});
return false;
}

Pengujian Aplikasi yang dibuat menggunakan metode alpha testing dan beta
testing. Pengujian dengan metode alpha testing adalah pengujian yang dilakukan
oleh pemakai yang terkendali pada lingkungan pengembang. Pada pengujian
menggunakan alpha testing akan dicek apakah masih terdapat kesalahan di dalam
aplikasi. Selanjutnya pengembang akan memperbaiki error dan kesalahan-
kesalahan yang terdapat pada aplikasi hingga aplikasi berjalan dengan sempurna
dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Dalam pengujian alphatesting, digunakan metode black-box untuk testing
aplikasi apakah masih terdapat error. Dengan metode black-box testing,
memungkinkan pengembang software untuk membuat himpunan kondisi input
yang akan melatih seluruh syarat-syarat fungsional suatu program. Walau didesain
untuk menemukan kesalahan, uji coba black-box ini digunakan untuk
mendemonstrasikan fungsi software yang dioperasikan. Tujuan dari pengujian ini
adalah membuktikan bahwa hasil output sesuai seperti yang diharapkan. Output
tersebut berupa kategori, nama objek wisata, Gambar, deskripsi, google maps, dan
Geolocation.
18

Berikut hasil pegujian yang dilakukan oleh pengembang softwaredan Dinas
Pariwisata Kabupaten Semarang dari Sistem Informasi Geografis Pariwisata
Kabupaten Semarang denganmenggunakan black-box testing.

Tabel 1 Black-box TestingDinas Pariwisata Kabupaten Semarang
Pengujian Valid/Invalid
Administrator dapat masuk dan memanipulasi data
sistem.
Valid
Tampilan mapview dengan Google Maps dapat muncul
pada aplikasi sistem.
Aplikasi bisa mendapatkan titik lokasi
pengunjungmenggunakan Geolocation dan
menampilkannya ke Google Maps.
Valid

Valid
Pengunjung dapat memfilter hasil pencarian berdasakan
radius pencarian yang di inginkan.
Valid
Profil objek wisata berupa nama, Gambar, dan deskripsi
dapat muncul pada sistem.
Valid
Aplikasi bisa mendapatkan titik lokasi objek
wisataberdasarkan nilai longitude dan latitude dari
database dan menampilkannya ke Google Maps.
Valid
Aplikasi dapat menampilkan jalur antara dua titik yaitu
titik awal dari lokasi user dan titik akhir dari lokasi
objek wisata pada Google Maps.
Valid

Hasil black-box testing menunjukan bahwa dari pengujian validasi seluruh
item menunjukan hasil valid, karena sudah berjalan secara fungsional dan
memberikan informasi sesuai dengan yang diharapkan.
Setelah itu dilakukan pengujian secara beta testing. Beta testing adalah
pengujian yang dilakukan oleh pemakai. Jadi dalam pengujian ini, semua
lingkungan perangkat lunak yang ada tidak dapat dikendalikan lagi oleh
pengembang. Pengujian aplikasi secara betatesting dilakukan kepada 30
responden.Responden tersebut adalah masyarakat yang tinggal di seputar Salatiga
dan Kabupaten Semarangpada umumnya. Pengujian dilakukan dengan cara para
responden menggunakan aplikasi terlebih dahulu, setelah selesai, para responden
diminta untuk mengisi kuesioner. Responden diminta mengisi kuesioner untuk
mengetahui feedback terhadap aplikasi.
Tabel 2 merupakan jumlah jawaban dari hasil kuesioner uji responden yang
diisi oleh 30 responden. Masing-masing jawaban dibandingkan dengan total
semua jawaban sehingga diperoleh persentase dari setiap jawaban dan dibuat
dalam diagram dengan penjelasan seperti berikut :
1. Jawaban A (Sangat Baik) : 51 dari 150 (51/150x 100% = 34 %)
2. Jawaban B (Baik) : 66 dari 150 (66/150 x 100% = 44%)
3. Jawaban C (Cukup) : 31 dari 150(31/150 x 100% = 20,67%)
4. Jawaban D (Kurang) :2 dari 150(2/150 x 100% = 1,33%)
5. Jawaban E (Sangat Kurang) : 0 dari 150 (0/150 x 100% = 0 %)

19

Tabel 2 Jumlah hasil kuesioner responden

Soal
jawaban
A
jawaban
B
jawaban
C
jawaban
D
jawaban
E
Jumlah
koresponden
1 8 17 5 0 0 30
2 12 15 3 0 0 30
3 4 14 10 2 0 30
4 10 12 8 0 0 30
5 17 8 5 0 0 30
Jumlah 51 66 31 2 0 150



Gambar 19 Diagram hasil pengisian kuisioner
Dari diagram diatas dapat diketahui persentase terbesar adalah jawaban B
(baik) karena memiliki persentase sebesar 44%, sedangkan jawaban A (sangat
baik) sebesar 34%, jawaban C (cukup) sebesar 20,67%, jawaban D (kurang)
sebesar 1,33% dan jawaban E (sangat kurang) sebesar 0%.

5. Simpulan

Geolocation adalah salah satu teknologi yang dapat di implementasikan ke
dalam sebuah Sistem Informasi Geografis (SIG), Geolocation berfungsi untuk
melacak lokasi pengguna sistem yang mengaksesnya melalui pelacakan IP
perangkat yang digunakanya dan Haversine Formulla berguna untuk menghitung
jarak antara user dengan berbagai objek wisata di Kabupaten Semarang sehingga
user dimungkinkan untuk menyeleksinya berdasarkan jarak tertentu, dengan
memadukan Geolocation dengan Haversine Formulla dalam sebuah SIG dapat
menambah fungsi dari Sistem Informasi Geografis.


6. Daftar Pustaka

[1] Istirokha, 2011, Aplikasi Pelayanan dan Pencarian Taxi Terdekat dengan
Cell ID dan Pengiriman Pesan Berbasis SMS Gateway. http://www.eepis-
its.edu/uploadta/downloadmk.php?id=1542. Diakses tanggal 20 mei 2012.
0
10
20
30
40
50
60
70
Jawaban A Jawaban B Jawaban C Jawaban D Jawaban E
Series1
20

[2] Gintoro, 2010, Analisis dan Perancangan Sistem Pencarian Taksi Terdekat
dengan Pelanggan Menggunakan Layanan Berbasis Lokasi.
http://www.journal.uii.ac.id/index.php/Snati/article/download/1885/1663.
Diakses tanggal 21 Mei 2012.
[3] YogYES.com, 2012.http://www.yogyes.com/en/about/. Diakses tanggal 20
mei 2012
[4] Suwantoro, 2004, Dasar-Dasar Pariwisata, Yogyakarta : Andi.
[5] Burrough, McDonnell, 1998, Principles of Geographical Information
System. http://dds.cepal.org/infancia/guia-para-estimar-la-pobreza-
infantil/bibliografia/capitulo-
IV/Burrough%20Peter%20A%20y%20McDonnell%20Rachael%20A%20(1
998)%20Principles%20of%20geographical%20information%20systems.pdf.
Diakses tanggal 32 Mei 2012.
[6] Luwis, 2011, Pemrograman Web Aplikatif dengan Java, Yogyakarta : Elex
Media Komputindo.
[7] Google Developers, 2012, Direction Service.
https://developers.google.com/maps/documentation/javascript/directions.
Google Developer. Diakses tanggal 1 Mei 2012.
[8] Popescu, 2012, Geolocation API Specification.
http://dev.w3.org/geo/api/spec-source.html. W3C. Diakases tanggal 1 Mei
2011.
[9] Pressman, 1999, Software Enginering. http://cunruiwang-
se.googlecode.com/files/%E8%BD%AF%E4%BB%B6%E5%B7%A5%E7
%A8%8B%E2%80%94%E5%AE%9E%E8%B7%B5%E8%80%85%E7%9
A%84%E7%A0%94%E7%A9%B6%E6%96%B9%E6%B3%95.pdf.
Diakses pada tanggal 25 Mei 2012.

You might also like