Pada dasarnya kejadian penyakit itu dibagi menjadi tiga kelompok yaitu sebagian kecil disebabkan oleh genetik, sebagian kecil lainoleh faktor lingkungan(nutrisi, aktivitas fisik, polutan, maupun faktor lingkungan lain), dan yang paling besar adalah dipengaruhi oleh interaksi dari kedua penyebab tersebut yaitu genetik dan lingkungan. Dalam hubungan genetik dan nutrisi ada dua istilah epigenetik dan nutrigenomik. Epigenetik adalah pada orang yang memiliki genetik yang berbeda diberi nutrisi yang sama maka akan menghasilkan manifestasi yang berbeda sedangkan nutrigenomik adalah pada orang yang memiliki genetik yang sama diberi nutrisi yang berbeda maka akan menghasilkan manifestasi yang berbeda juga. Hal ini menunjukan bahwa genetik dan nutrisi saling berpengaruh. Dan setiap orang akan memiliki respon yang berbeda. Sindrom metabolik adalah kumpulan dari beberapa tanda dan gejala (faktor) yang meningkatkan faktor resiko untuk terjadinya penyakit kardiovaskuler. Tanda dan gejalanya (faktor) mencangkup Tekanan darah tinggi Obesitas sentral Resistensi insulin Dislipidemia Hiperglikemia Kalau beberapa faktor tersebut terjadi bersamaan maka akan meningkatkan terjadinya penyakit kardiovaskuler dibanding dengan hanya memiliki satu faktor. Tapi kita lihat juga untuk satu faktor saja banyak sekali penyebab yang mempengaruhinya baik genetik maupun lingkungan. Kita ambil contoh tekanan darah tinggi/hipertensi. Dari penelitian terkini ada sekitar 150 gen yang terkait dengan hipertensi. Selain itu juga ada faktor dari luar misalnya konsumsi natrium, aktivitas fisik, konsumsi asam lemak jenuh. Begitu juga dengan faktor yang lainnya. Resistensi insulin (90% DM tipe 2) sangat terkait dengan faktor lingkungan. Faktor makanan untuk waktu sekarang sangat berpengaruh terhadap suatu sindrom metabolik, karena makanan sekarang mengandung banyak zat yang mempengaruhi aktivitas seluler tubuh. Misal sirup saja. Bukan hanya aspartam saja yang ditakuti tetapi juga frukotsa yang dibuat secara pabrik karena dapat menginduksi resistensi insulin. Fruktosa dalam jumlah banyak akan menginduksi peptida C yang menginduksi resistensi insulin. Hubungan hipertensi dengan asam folat dan genetik. Hipertensi dipengaruhi oleh gen MTHFR(metil tetra hidro folat reduktase) dan diet asam folat (salah satu vitamin yang dibutuhkan tubuh tapi tidak diproduksi. Tubuh hanya bisa mensistesis niasin dari triptofan sebagai vitamin). MTHFR mengatur folat dari makanan menuju sintesis DNA atau homocystein remethylation. Aktivitas MTHFR berperan dalam reaksi remetilasi dati homosistein menjadi metionin. dari gambar disamping diketahui pengaruh mutasi C677T pada gen MTHFR terhadap kejadian hipertensi memiliki OR 1,36 dan defisiensi asam folat memiliki OR 1,40 dimana keduanya kurang berpengaruh karena dibawah 1,5 terhadap terjadinya hipertensi. Sedang jika keduanya terjadi secara bersamaan maka akan memiliki OR 2,30 yang menunjukan pengaruhnya cukup besar.
Polimorfisme gen MTHFR yang paling umum adalah C677T (insersi residu valine di residu alanine). Hal ini menyebabkan stabilitas dan aktivitas dari enzim MTHFR menjadi rendah. Bila MTHFR rendah, dapat menyebabkan penurunan reaksi remetilasi perubahan homocystein menjadi metionin, sehingga kadar homosistein meninggi dan menyebabkan hiperhomosistein. Selain itu kekurangan folat juga menyebabkan homosistein meninggi dalam darah. Keadaan hiperhomosistein menyebabkan keadaan stress oksidatif, dan radikal bebas meningkat. Radikal bebas yang ada akan bereaksi dengan Nitrous Oxide (NO), sehingga kadar NO di sirkulasi menurun. Turunnya kadar NO ini dapat merusak vasodilatasi, sehingga hypertensi pun terjadi karena pembuluh darah yang berkonstriksi. gambar disamping menujukan fungsi dari MTHFR yang dipengaruhi asam folat dan B12 dalam remetilasi homosistein menjadi metionin. Bila asupan asam folat kurang maka aktivitas MTHFR juga berkurang yang menyebabkan hiperhomosistein. Kenapa yang banyak diteliti adalah asam folat bukan B12? Karena B12 dapat diproduksi flora normal dalam tubuh.
Jadi intinya, walaupun seseorang memiliki kelainan genetik selama kita bisa mengendalikan faktor lingkungan terutama pola hidup dan nutrisi maka penyakit itu tidak akan muncul. Fruktose
Selanjutnya kita bahas tentang fruktosa sebagai pemain yang berpengaruh dalam resistensi insulin. Dari grafik diatas, fruktosa berpengaruh pada lipid yaitu meningkatkan lipolisis yang menjadikan TG darah meningkat dan tertimbun di hepar yang menyebab resistensi insulin. Sebenarnya insulin cukup, gulanya cukup tapi terjadi penurunan sensitivitas reseptor insulin sehingga gula tidak bisa masuk atau bisa juga karena transporternya GLUT4 tidak mau translokasi ke permukaan membran. Selanjutnya sel lapar walaupun dalam darah banyak, sehingga melakukan glukoneogenesis dan glikogenolisis. Selain berpengaruh kepada insulin fruktosa juga berpengaruh kepada leptin dan insulin prodominan. TG dan HDL digunakan untuk mengetahui indeks aterogenik dengan rumus TG/HDL. Dari gambar diatas TG membuat VLDL dan LDL tinggi sehingga terjadi penimbunan lemak dan terjadi perlemakan hepar. Dari gambar kedua stress oksidative terjadi karena ketidakseimbangan antara oksidan dengan antioksidan. Yang nantinya akan mempengaruhi metabolisme tubuh baik dari perubahan DNA sampai protein dan enzim. Sehingga hal ini juga berpengaruh dalam proses sindrom metabolik. Sehingga anti oksidan ini sangat penting. Oleh karena itu kita perlu mengkonsumsi sayur dan buah yang berwarna ungu (kulit manggi, ubi jalar ungu) tetapi ingat pada orang DM harus dengan indeks glikemi yang rendah. Dibawah ini adalah contoh antioksidan yang penting dalam proses sindrome metabolik yaitu Cianida 3 Glukose (C3G)
C3G berperan menigkatkan AMPK salah satu enzim kinase yang mengawali aktivasi dengan phosphorilasi sehingga meningkatkan GLUT4 dalam sel yang translokasi ke membran sehingga berikatan dengan glukosa secara pasif terfasilitasi. Selanjutnya Glukosa dalam darah rendah dan menurunkan RBP4 yang berpengaruh pada otot dan Liver menekan glukoneogenesis sehingga serum glukosa rendah dan sensitivitas insulin tinggi. Salah satu contoh vitamin sebagai antioksidan adalah vitamin E. Vitamin E merupakan antioxidant larut lemak yang paling penting. Vitamin E adalah nama umum untuk dua kelas molekul (tocopherol dan tocotrienol) yang memiliki aktivitas vitamin E dalam nutrisi. Pada level transkripsional, Vitamin E berperan dalam memodulasi: Ekspresi Hepatic a-Tocopherol Transfer Protein. Ekspresi gen kolagenase. Alpha Tropomyosine Gene. Pada penelitian, vitamin E dalam sel yang sudah dikultur ternyata dapat menginhibisi faktor- faktor yang dapat mengakibatkan artherosclerosis, seperti inflamasi, adesi sel, agregasi platelet, dan proliferasi otot polos. Konsumsi asam lemak jenuh (misal pada sate/daging merah) menginduksi kenaikan berat badan, resistensi insulin, hiperlipidemia baik di manusia maupun hewan yang menyebabkan atherosklerosis. Sebaliknya kalau kita konsumsi asam lemak tidak jenuh efeknya adalah menghambat beberapa enzim yang berkeja pada sintesis asam lemak sehingga tidak menimbulkan obese dan inflamasi. Obese terkait 600 gen dalam tubuh. 90% lebih mutasi tidak akan mempengaruhi kita karena efeknya tergantung dimana mutasi itu terjadi. Kalau mutasi itu terletak pada gen yang mengkode asam amino ditempat yang mempunyai fungsional misalnya enzim disisi katalitik biasanya berpengaruh tinggi dibanding pada sisi lain. Jadi walaupun ada 600 gen tu tidak akan mempengaruhi obese secara langsung.
asam lemak tidak jenuh ganda akan mempengaruhi metabolisme lemak terutama kolesterol faktor transkripsinya. Atau bisa menghambat enzim glukokinase atau glukosa 6 phosphate dehidrogenase. Nah bagaimana kita mengatasi sindrome metabolik, misal dengan mengkonsumsi protein, karbohidrat dengan indeks glikemi rendah, dan asam lemak omega 3.
Yang cukup lebih baik dari yang kerurangan atau berlebihan.